Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

RELATIONSHIP OF CONSUMER DESIRES TO CULINARY IN THE TOURISM AREA OF NUSA DUA, KUTA SELATAN, BADUNG Sukada I K.; I N. Kayana; I G. Suarta
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 23 No 2 (2020): Vol. 23 No. 2 (2020)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIP.2020.v23.i02.p03

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mencari peringkat yang terbaik dari kuliner di wilayah pariwisata Nusa Dua, Kuta Selatan Badung yang menggunakan bahan dasar daging broiler dan daging sapi. Tidak semua wisatawan menyukai produk kuliner tradisional seperti babi guling ataupun ayam betutu. Penelitian ini menggunakan rancangan non parametrik yang dianalisis dengan Kruskal-Wallis. Variabel yang diukur dalam penelitian ini menggunakan sekala edonik melalui beberapa fanalis antara lain: warna, tekstur, rasa, dan bau. Yang diolah dengan SPSS (Statistic Product System Solution). Hasil penelitian bahwa rasa yang paling disukai adalah pada kuliner kebab dan selanjutnya spaghetti dan hamburger yang dilihat dari nilai rank pada analisis (yang terkecil yang paling disukai) yaitu berturut-turut 9,30; 16,80; 20,40. Perbedaan ini sangat signifikan (P<0.01) dengan R=9,598 yang menyatakan bahwa hubungan antar variabel sangat erat. Warna yang paling disukai adalah pada kuliner kebab dan selanjutnya spaghetti dan hamburger yang dilihat dari nilai rank pada analisis (yang terkecil yang paling disukai) yaitu berturut-turut 9,75; 16,50; 20,35 Perbedaan ini signifikan (P<0.05) dengan R= 8,856 yang menyatakan bahwa hubungan antar variabel sangat erat. Diperoleh bau yang paling disukai adalah pada kuliner hamburger dan selanjutnya kebab dan spaghetti yang dilihat dari nilai rank pada analisis (yang terkecil yang paling disukai) yaitu berturut-turut 9,50; 17,30; 19,70. Perbedaan ini signifikan (P<0.05) dengan R= 8,485 yang menyatakan bahwa hubungan antar variabel sangat erat.
KUALITAS ORGANOLEPTIK DAGING SAPI BALI YANG DILAYUKAN DENGAN LAMA WAKTU YANG BERBEDA SINAGA M. O. A.; N. L. P. SRIYANI; I G. SUARTA
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 24 No 2 (2021): Vol. 24 No. 2 (2021)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIP.2021.v24.i02.p05

Abstract

The objective of the research was to know the optimal length time of bali beef aging in order to produce the best quality of its organoleptic. Analyses used was Non Parametric Kruskal Wallis. If the results significantly different, it will be continued to Mann Whitney analyses. Treatments used were fresh beef without aging (P0), aging beef for 6 hours (P1), aging beef for 8 hours (P2) and aging beef for 10 hours (P3) on the same room temperature (28-29oC). Results showed that beef texture score decreased significantly different (P<0.05) from P0 to P3. The highest beef aromatic and colour of P0 significantly different (P<0.05) compare to the P1, P2, and P3. The tenderness of the P3 was the highest with score for 3.92 and significantly different (P< 0.05) than the P0, P1 and P2. The highest taste was the P2 with score for 3.46 significant different (P<0.05) than the P0, P1 and P3. The highest score of the beef acceptance totally was 4.08 of P1 significantly different (P<0.05) compare to the P0, P2, and P3. It can be concluded that the length time of bali beef aging could affect beef organoleptic and the optimal time to produce the best quality organoleptic of the beef is 6 hours.
PERSEPSI PETERNAK TERHADAP PEMANFAATAN SAPI SEBAGAI ATRAKSI WISATA DI KABUPATEN TABANAN, BALI Inggriati N. W. T; I G. Suarta; D. A. Warmadewi
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 22 No 2 (2019): Vol. 22 No.2 (2019)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.067 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2019.v22.i02.p05

Abstract

The study aims at determining the level of behavior and cattle farmers expectation for using cattle as agro touristattraction, analyze the cattle breeders income and the relationship between breeders behavior and expectationincluding their perception of agro-tourism activities using cattle as attraction. It was conducted at Penebel andMarga districts, Tabanan regency. The respondents were collected as quota; 50 breeders were interviewed in 6agro-tourism places such as Somya Pertiwi and Jatiluwih, Taman Sari Buana, Rumah Desa, tourist village of Pinge,and Cau Coklat. The data was analyzed in descriptive qualitative and correlation analysis. It showed that 1) farmersbehavior towards the existence of agro-tourism using cattle as tourist attraction considered to be good; 2) income offarmers participation using cattle as tourist attraction range between Rp. 50.000 - and Rp. 300.000,- in ploughingactivity, and 3) positive relationship between farmers behavior and expectation and their perception towards thedevelopment of agro-tourism business who use cattle as attraction. It can be concluded that 1) breeders have goodbehavior towards the development of agro-tourism business; 2) breeders gained extra income by participating inagro-tourism activities in order to achieve income by selling their cattle; 3) breeders have better behavior and higherexpectation which is the better perception towards the use of cattle in agro-tourism business activities. Finally,suggestions such as 1) investors in agro-tourism business should co-operate with famers in their surroundingsto run the activities; 2) Breeders should encourage raising cows instead of bulls since they are tame and increasepopulation of cattle in their area; 3) local government should play important role in development of agro-tourismbusiness i.e. village roads construction so it can encourage the visitors to come to the location. All of those willpositively affect the prosperity of local breeders
TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI USAHA PETERNAKAN BABI LANDRACE BERBASIS LINGKUNGAN DI DESA WISATA TARO KECAMATAN TEGALLALANG KABUPATEN GIANYAR Krishnayana I.P.A.; N. K. Nuraini; I. G. Suarta
Jurnal Peternakan Tropika Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.893 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penerapan teknologi usaha peternakan babi Landrace berbasis lingkungan di Desa Taro Kabupaten Gianyar, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian berlangsung selama enam bulan. Pemilihan lokasi penelitian ini menggunakan metode “purposive sampling”, dan penentuan responden sejumlah 40 orang peternak babi Landrace diambil secara purposive. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Adapun pengukuran variabel menggunakan skala jenjang 5 (lima). Untuk mengetahui hubungan faktor-faktor penelitian dan perbandingannya menggunakan metode  koefisien korelasi jenjang spearman dan uji jumlah jenjang wilcoxon. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat penerapan teknologi usaha peternakan babi Landrace berbasis lingkungan di Desa Taro memiliki kategori sedang. Variabel pengetahuan dan jumlah pemilikan ternak untuk anggota kelompok memiliki hubungan sangat nyata (P<0,01) dan hubungan yang nyata (P<0,05). Sedangkan variable pengetahuan dan jumlah pemilikan ternak untuk bukan anggota kelompok masing-masing memiliki hubungan sangat nyata (P<0,01). Untuk  variabel umur, tingkat pendidikan formal, sikap dan intensitas komunikasi baik anggota kelompok maupun bukan anggota kelompok ternak babi Landrace di Desa Taro memiliki hubungan yang tidak nyata (P>0,10) dengan tingkat penerapan teknologi usaha peternakan babi Landrace berbasis lingkungan di Desa Taro.
PERSEPSI PETERNAK TENTANG PROGRAM SISTEM PERTANIAN TERINTEGRASI BERBASIS SAPI BALI DI DESA SELUMBUNG DAN DESA MANGGIS, KECAMATAN MANGGIS, KABUPATEN KARANGASEM Ayundarini Pratiwi; N. W. Tatik Inggriati; I G. Suarta
Jurnal Peternakan Tropika Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.53 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Selumbung dan Desa Manggis yang berlangsung selama tiga bulan yaitu dari bulan April sampai Juni 2013. Pemilihan lokasi penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan penentuan responden ditentukan dengan metode sensus. Responden dari penelitian ini berjumlah 37 peternak yang merupakan semua anggota simantri di Desa Selumbung dan Manggis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi peternak tentang program simantri berbasis sapi bali di desa Selumbung dan Desa Manggis serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Adapun pengukuran variabel menggunakan skala jenjang 5 (Singaribun dan Efendi, 1989). Untuk mengetahui hubungan antara factor digunakan metode Koefisien Korelasi Jenjang Spearmen (Siegel, 1977) sedangkan untuk melihat perbedaan dari persepsi, pengetahuan, pengalaman, sikap dan tujuan peternak digunakan metode Uji Mann Whitney (U-Test). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi peternak tentang program simantri berbasis sapi bali di Desa Selumbung lebih baik dibandingkan di Desa Manggis. Variabel pengetahuan, pengalaman, sikap, dan tujuan memiliki perbedaan sangat nyata antara responden di Desa Selumbung dan Desa Manggis.  Persepsi peternak di Desa Manggis berhubungan erat dengan sikap peternak, sedangkan di Desa Selumbung berhubungan erat dengan umur peternak.
TINGKAT PENERAPAN SAPTA USAHA TERNAK SAPI BALI PERBIBITAN DI VILLAGE BREEDING CENTRE (VBC) KABUPATEN BADUNG PROVINSI BALI SUGIANTARA IM.; INGGRIATI N. W. T.; Suarta IG.
Jurnal Peternakan Tropika Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.699 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Village Breeding Centre (VBC) Kabupaten Badung yang berlangsung selama lima bulan yaitu dari bulan Januari sampai Mei 2014. Pemilihan lokasi penelitian dan penentuan responden ditentukan dengan metode sensus (Singaribum dan Effendi, 1989). Responden berjumlah 30 peternak yang merupakan semua pengurus VBC Kabupaten Badung di Desa Darmasaba, Abiansemal, Belok Sidan, Sembung, Sibang Kaja, Werdi Buana, Dalung, dan Penarungan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat penerapan teknologi sapta usaha ternak sapi bali perbibitan di VBC Kabupaten Badung serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Adapun pengukuran variabel menggunakan skala jenjang 5 (Singaribum dan Efendi, 1989). Untuk mengetahui hubungan faktor digunakan metode Koefisien Korelasi Jenjang Spearman (Siegel, 1977). Hasil penelitian menunjukkan: (1) Penerapan sapta usaha ternak sapi bali perbibitan di VBC Kabupaten Badung adalah kurang. (2) Pengetahuan, sikap, dan intensitas komunikasi sangat berpengaruh terhadap tingkat penerapan sapta usaha ternak sapi bali perbibitan di VBC Kabupaten Badung. (3) Pendidikan formal dan jumlah pemilikan ternak berpengaruh terhadap tingkat penerapan sapta usaha ternak sapi bali perbibitan di VBC Kabupaten Badung.
MANAJEMEN PRODUKSI BROILER PARENT STOCK DI PT. JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk. POULTRY BREEDING DIVISION PUPUAN 1 Dewi N. M. A. K.; M. Dewantari; I G. Suarta
Jurnal Peternakan Tropika Vol 6 No 1 (2018): Vol. 6 No. 1 (2018)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to know about production management of broiler parent stock in PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Poultry Breeding Division Pupuan 1, village Batungsel, district Pupuan, Tabanan Regency, Bali Province has been executed for 3 weeks, starting from 16 October-4 November 2017. The data collected in this study consisted of primary data obtained by direct survey, interview and observation techniques, and secondary data obtained through notes or reports from other reliable sources. The variables observed in this study are the general description of the company; maintenance management of broiler parent stock consisting of sanitation, feed, drinking water, litter, lighting, ventilation, and density; as well as the percentage of egg production and hatching egg. The results showed that the management of broiler parent stock production in PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Poultry Breeding Division Pupuan 1 consisting of sanitation, feeding, drinking, litter, lighting, ventilation and density is done well based on the standard operational procedure as well as able to hiigh produce of the percentage egg production and hatching egg. PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Poultry Breeding Division Pupuan 1 is performed well, shown by a high production quantity followed by the percentage of hatching egg produced. Keywords:broilerparent stock, production management, production
TINGKAT PENERAPAN SISTEM PERTANIAN TERINTEGRASI SAPI BALI DAN TANAMAN PALAWIJA DI DESA SELUMBUNG DAN DESA MANGGIS, KECAMATAN MANGGIS, KABUPATEN KARANGASEM N. K. Mita Desimiyanti; K. Nuraini; I G. Suarta
Jurnal Peternakan Tropika Volume 1 No. 2 Tahun 2013
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research aims to find out the level of simantri implementation based Bali cattle and crops and the factors that influence was conducted in Selumbung and Manggis villages, Manggis district, Karangasem regency from January to May 2013. Research site were selection using the purposive sampling method, even though respondents determination by the census method. Study used 37 farmers as respondents who are all simantri group members of Selumbung and Manggis villages. Study were used primary and secondary data and measurement of variables using 5 level scale (Singaribum and Efefendi, 1989). Therefore, to determine the relationship of the factors research methods the researcher used courses Spearmen Correlation Coefficient (Siegel, 1977) and to find out the difference of the implementation level, knowledge and attitudes using the Mann Whitney test (U Test). These results were indicated that the level of application-based Simantri Bali cattle and crops in Selumbung Village better  than in Manggis Village, knowledge and attitude variables  have the marked differences between respondents in Selumbung Village and Manggis village. Knowledge factors, attitude and ages have relationship to application-based simantri in Selumbung village. In Manggis village only knowledge factors that have a relationship with the applications.
TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI SAPTA USAHA TERNAK SAPI OLEH KELOMPOK SIMANTRI DI DESA PEJENG KANGIN DAN PEJENG KELOD KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR ANTARA I K. J.; I G. SUARTA; N. K. NURAINI
Jurnal Peternakan Tropika Vol 3 No 3 (2015)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat penerapan teknologi serta faktorfaktor yang ada hubungannya dengan tingkat penerapan teknologi sapta usaha ternak sapi bali oleh kelompok simantri di Desa pejeng Kangin dan Desa Pejeng Kelod. Penelitian dilakukan di Desa Pejeng Kangin dan Pejeng Kelod, Kecamatan Tampaksiring pada peternak yang tergabung dalam Gapoktan simantri. Responden penelitian sebanyak 40 orang yang terdiri dari 20 orang anggota kelompok simantri di Desa Pejeng Kangin dan 20 orang anggota kelompok simantri di Desa Pejeng Kelod. Pengambilan sampel menggunakan metode sensus yaitu dengan mengambil seluruh unit populasi sebagai responden. Metode pengambilan data adalah wawancara secara langsung, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat penerapan teknologi sapta usaha ternak sapi kelompok  peternak gapoktan Buana Sari (Desa Pejeng Kangin) sangat nyata lebih baik (P<0,01) dibandingkan kelompok peternak gapoktan Sri Sedana Mumbul (Desa Pejeng Kelod); (2) Untuk gapoktan Buana Sari, pengetahuan, sikap, keterampilan, intensitas komunikasi dan pelatihan yang diterima masing-masing berhubungan sangat nyata (P<0,01), umur berhubungan negatif nyata (P<0,05) dengan tingkat penerapan teknologi sapta usaha ternak sapi. Terdapat hubungan sangat nyata (P<0,01) antara sikap dengan tingkat penerapan dan hubungan yang nyata (P<0,05) antara keterampilan dengan tingkat penerapan teknologi sapta usaha ternak sapi pada peternak Gapoktan Sri Sedana Mumbul (Desa Pejeng Kelod).
Pengaruh Lama Waktu Pelayuan terhadap Kualitas Organoleptik Daging Babi Landrace Persilangan yang Dilayukan secara Tradisional Tena M. T.; N. L. P. Sriyani; I G. Suarta
Jurnal Peternakan Tropika Vol 8 No 1 (2020): Issue 8 No. 1 (2020)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ejpt.2020.v08.i01.p02

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelayuan daging secara tradisional terhadap kualitas Organoleptik daging babi Landrace persilangan dan waktu optimal pelayuan daging secara tradisional untuk mendapatkan kualitas daging babi yang baik. Materi penelitian menggunakan daging babi Landrace persilangan pada bagian loin pada otot LD (Longisimus dorsi). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan empat ulangan yaitu P0 = daging segar yang tidak dilayukan, P1 pelayuan daging bagian otot LD (Longisimus Dorsi) selama 8 jam, P2 pelayuan daging bagian otot LD (Longisimus Dorsi) selama 16 jam, P3 pelayuan daging bagian otot LD (Longisimus Dorsi) selama 24 jam pada suhu ruang 28-290C. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah warna daging, aroma daging, tekstur daging, konsistensi dgaing, keempukan daging, citarasa daging dan penerimaaar keseluruhan daging. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik pelayuan secara tradisional daging babi Landrace persilangan berbeda nyata (P<0,05) terhadap warna daging, aroma daging, tekstur daging, konsistensi dgaing, keempukan daging, citarasa daging dan penerimaaar keseluruhan daging. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelayuan daging babi Landrace persilangan secara tradisional dapat meningkatkan kualitas organoleptik daging babi Landrace persilangan. Lama waktu pelayuan daging babi secara tradisional yang optimal untuk menghasilkan kualitas organoleptik daging babi yang baik adalah selama 8 jam dilihat dari warna daging yang merah warna daging yang lebih merah dn aroma daging yang tinggi diikuti dengan konsistensi,keempukan, citarasa, penerimaan secara keseluruhan. Kata kunci: pelayuan tradisional, daging babi, kualitas daging