Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

BEBAN KERJA DAN MIKROKLIMAT RUANG KERJA PERAJIN UANG KEPENG (PIS BOLONG) UD. KAMASAN BALI DI DESA KAMASAN KLUNGKUNG Ariati, Ni Nengah; Dewantari, Ni Made
Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 10, No. 2, Desember 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri kerajinan logam antara lain membuat pis bolong saat ini sedang berkembang di kabupaten Klungkung, sebagai sarana persembahyangan mutlak diperlukan. Selain untuk masyarakat Bali, komoditi ini juga disiapkan untuk diekspor ke luar negeri dengan membuat berbagai macam perhiasan, patung, hiasan dinding, dsb. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui suhu basah, suhu kering, kelembaban udara dan beban kerja pekerja di bagian peleburan logam. Dari hasil penelitian menunjukkan rerata usia pekerja adalah 21,8 tahun dengan simpang baku 3,27 tahun. Rerata pengalaman kerja 4,2 tahun dengan rentangan berkisar antara 3–6 tahun. Beban kerja pekerja di bagian peleburan logam termasuk beban kerja dalam katagori berat dengan rerata denyut nadi kerja 125,54 denyut/menit. Perbedaan denyut nadi istirahat dengan denyut nadi kerja cukup tinggi yaitu 60,16. Rerata % CVL pekerja adalah 90,86% dengan simpang baku 1,89. Kondisi lingkungan kerja di bagian peleburan logam berada pada garis biru yang berarti waktu kerja yang diijinkan adalah 50% bekerja dan 50% istirahat dilakukan setiap jam supaya pekerjaan dapat berlangsung selama 8 jam sehari. Dapat disarankan untuk mengurangi beban kerja, organisasi kerja perlu diperbaiki misalnya dengan istirahat pendek 5 menit setiap jam/setiap sekali periode peleburan logam dan pada saat istirahat pendek pekerja diberikan minuman berkalori seperti teh manis dan kudapan untuk memenuhi kebutuhan gizi pekerja.
Hubungan Asupan Lemak dan Serat dengan Kadar Kolesterol pada Penderita DM Tipe 2 Wiardani, Ni Komang; Dewantari, Ni Made; Ima Purnami, Kadek; Prasanti, P.A.Gita
Jurnal Ilmu Gizi : Journal of Nutrition Science Vol 7, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Denpasar dan DPD PERSAGI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Regulation of fat and fiber intake plays an important role on blood cholesterol levels for patients with DM. Excessive intake of fats especially saturated fat with low fiber intake can increase cholesterol levels in people with type 2 diabetes that trigger the occurrence of cardiovascular complication disease. The aim of this study to know the correlation between fat and fiber intake with blood cholesterol level of DM type 2 patient. The study was an observational study with cross sectional design with subjects of outpatient type 2 diabetes mellitus RSUP Sanglah Denpasar amounted to 97 people. The data collected included total fat intake, saturated fat and fiber with 1 x 24 hour recall method and total cholesterol level using enzymatic method using multichek parameter. The results showed that 52.6% of the subjects were female and 47.4% male. The average total fat intake was 52.1 g / day, saturated fat 15.0 g / har, fiber 22, 5 g / gari and mean cholesterol levels 210.4 mg / dl. Fat intake found in subjects exceeded the recommended requirement of total fat 77.4% and saturated fat 55.7%, while fiber intake 55.7% less than recommended. A total of 56.7% subjects had high cholesterol levels (> 200 mg / dl). There was a significant relationship between fat and fiber intake with cholesterol levels in the subjects (p <0.05, α = 0.05)Keywords: fat intake, fiber, cholesterol level, type 2 DM
PENGARUH KOMPOSISI DIET DAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN Dewantari, Ni Made; Ambartana, I Wayan
GIZI INDONESIA Vol 40, No 2 (2017): September 2017
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.115 KB)

Abstract

Kemajuan teknologi dan sosial ekonomi pada kelompok masyarakat menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup yaitu perubahan pola diet yang cenderung komposisinya rendah serat, tinggi lemak dan berkurangnya aktivitas fisik. Kondisi tersebut berkontribusi pada meningkatnya prevalensi kegemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi diet dan senam aerobik terhadap penurunan berat badan. Jenis penelitian eksperimental dengan rancanganrandomized pre test-post test control group design. Sampel adalah wanita dewasa di Kota Denpasar, sebanyak 33 orang, umur 30-50 tahun, IMT 25-30  kg/m2. Kelompok 1 menerapkan diet rendah lemak; kelompok 2 diet rendah karbohidrat; kelompok 3 sebagai kontrol. Sebelum dan sesudah intervensi dilakukan pengukuran berat badan. Perubahan berat badan sebelum dan setelah intervensi dianalisis dengan uji paired t-test. Perbedaan rerata penurunan berat badan ketiga kelompok dianalisis dengan uji One Way Anova. Hasil penelitian menunjukkan intervensi diet rendah lemak dan diet rendah karbohidrat dapat menurunkan berat badan secara bermakna (p=0,000). Rerata penurunan berat badan pada diet rendah lemak 3,61 kg dan diet rendah karbohidrat 3,42 kg. Penurunan berat badan pada diet rendah lemak dan diet rendah karbohidrat tidak berbeda bermakna (p=0,547). Penurunan berat badan dapat dilakukan dengan menerapkan diet energi rendah dengan komposisi rendah lemak atau rendah karbohidrat disertai senam aerobik.ABSTRACT The Effect of Diet Composition and Aerobic Exercise on Weight LossAdvances in technology and social economy at particular groups of people, especially in urban communities leads to changes in lifestyle eq. changes in diet that tends composition low in fiber, high in fat and lack physical activity. These conditions contribute to the increasing prevalence of obesity. The research objective was to determine the effect of dietary composition and aerobics to weight decrease. This research is a experimental design with randomized pretest-posttest control group design. Samples are adult women in Denpasar City, as many as 33 people, aged 30-50 years, BMI 25-30 kg/m2. Group 1 apply a low-fat diet; group 2 low-carb diet; group 3 controls. Before and after the intervention measurement of body weight. Changes in body weight before and after the intervention analyzed by paired t-test. The mean differences in weight loss of the three groups were analyzed with One Way Anova. The results showed low-fat diet and low-carbohydrate diets can lose weight is significantly (p=0.000). Mean weight loss on a low-fat diet 3.61 kg and 3.42 kg of low-carbohydrate diets. Weight loss in low-fat diets and low-carbohydrate diets did not differ significantly (p=0.547). Weight loss can be done by applying a low energy diet with low-fat or low-carbohydrate composition with aerobic exercise. Keywords: low-carbohydrate diet, low-fat diet, aerobic exercise, weight  
BEBAN KERJA DAN MIKROKLIMAT RUANG KERJA PERAJIN UANG KEPENG (PIS BOLONG) UD. KAMASAN BALI DI DESA KAMASAN KLUNGKUNG Ariati, Ni Nengah; Dewantari, Ni Made
Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 10, No. 2, Desember 2011
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jiti.v10i2.1256

Abstract

Industri kerajinan logam antara lain membuat pis bolong saat ini sedang berkembang di kabupaten Klungkung, sebagai sarana persembahyangan mutlak diperlukan. Selain untuk masyarakat Bali, komoditi ini juga disiapkan untuk diekspor ke luar negeri dengan membuat berbagai macam perhiasan, patung, hiasan dinding, dsb. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui suhu basah, suhu kering, kelembaban udara dan beban kerja pekerja di bagian peleburan logam. Dari hasil penelitian menunjukkan rerata usia pekerja adalah 21,8 tahun dengan simpang baku 3,27 tahun. Rerata pengalaman kerja 4,2 tahun dengan rentangan berkisar antara 3?6 tahun. Beban kerja pekerja di bagian peleburan logam termasuk beban kerja dalam katagori berat dengan rerata denyut nadi kerja 125,54 denyut/menit. Perbedaan denyut nadi istirahat dengan denyut nadi kerja cukup tinggi yaitu 60,16. Rerata % CVL pekerja adalah 90,86% dengan simpang baku 1,89. Kondisi lingkungan kerja di bagian peleburan logam berada pada garis biru yang berarti waktu kerja yang diijinkan adalah 50% bekerja dan 50% istirahat dilakukan setiap jam supaya pekerjaan dapat berlangsung selama 8 jam sehari. Dapat disarankan untuk mengurangi beban kerja, organisasi kerja perlu diperbaiki misalnya dengan istirahat pendek 5 menit setiap jam/setiap sekali periode peleburan logam dan pada saat istirahat pendek pekerja diberikan minuman berkalori seperti teh manis dan kudapan untuk memenuhi kebutuhan gizi pekerja.
PENGEMBANGAN BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SPP RAMAH LINGKUNGAN DI DESA ANTAPAN KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN M. Dewantari; I.G. Suranjaya
Buletin Udayana Mengabdi Vol 18 No 1 (2019): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.692 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2019.v18.i01.p23

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan di Desa Antapan, Kecamatan Baturiti , Kabupaten Tabanan bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat sasaran melalui peningkatan produktivitas dan pemasaran madunya hasil dari pengembangan lebah madu lokalnya yang ramah lingkungan. Metode kegiatan yang diterapkan dalam pemberdayaan masyarakat pada program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat adalah sebagai berikut: (1)..Koordinasi dan komunikasi dengan mitra sasaran untuk merumuskan program mulai dari perencanaan, operasional dan evaluasi, (2).Penyuluhan teknik tata cara budidaya lebah madu lokal serta penyuluhan produksi madu yang higienis. Disamping itu juga dilaksanakan studi banding ke kelompok lebah madu yang sudah maju di Jembrana, . (3)Pengenalan rancang bangun stup (kotak lebah) sistim kotakyang modern serta penyerahan bantuan 40 stup ke kelompok lebah madu yang sudah ada lebahnya, bersamaan itu juga dilakukan demo cara memperbanyak koloni. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa semua kegiatan yang dilakukan berjalan dengan lancar serta mendapat respon yang positip dari Kepala Desa beserta jajaran aparat desanya serta kelompok lebah madu. Kata kunci : lebah trigona, pengembangan, desa antapan.
PENGEMBANGAN BUDIDAYA LEBAH MADU LOKAL “KELE- KELE” (Trigona Spp) PADA MASYARAKAT PINGGIRAN HUTAN DI KECAMATAN PUPUAN KABUPATEN TABANAN M. Dewantari; N.L.G. Sumardani; I.G. Suranjaya
Buletin Udayana Mengabdi Vol 19 No 1 (2020): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.216 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2020.v19.i01.p02

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan di Desa Kebon Padangan, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat sasaran melalui peningkatan produktivitas dan pemasaran madunya. Metode kegiatan yang diterapkan dalam pemberdayaan masyarakat pada program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat adalah sebagai berikut:(1)Sosialisasi dan koordinasi dengan mitra sasaran (2).Penyuluhan dan pelatihan singkat mengenai teknologi budidaya lebah madu lokal”kele-kele” (Trigona Spp) dan (3) Pendampingan secara berkala dan berkelanjutankepada mitra sasaran hingga iptek yang dialihkan dapat dilaksanakan secara mandiri. Sedangkan pelaksanaan kegiatan alih teknologi budidaya lebah madu lokal “kele-kele” (Trigona Spp) meliputi (1) Koordinasi dan komunikasi secara partisipasif dengan kelompok sasaran untuk merumuskan program mulai dari perencanaan, operasional dan evaluasi ; (2) Penyuluhan teknik budidaya lebah madu “ kele-kele” serta pelatihan manajemen kelompok lebah madu dan (3) Pelatihan pemindahan koloni , rancang bangun stup sistem kotak dan pendampingan budidaya lebah madu lokal “kele-kele’ (Trigona Sp) dan (4) Monitoring dan Evaluasi. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa semua kegiatan yang dilakukan berjalan dengan lancar serta mendapat resppon yang positip dari Kepala Desa beserta jajaran aparat desanya serta kelompok lebah madu. Kata kunci : Budidaya, Lebah Madu Lokal “Kele- Kele”(Trigona Sp), Masyarakat, Pinggiran Hutan
THE PERFORMANCE OF BALI CALVES RESULTED FROMARTIFICIAL INSEMINATION USING SEMEN FROM DIFFERENT BALI BULLS Dewantari M.; A. A. Oka
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 23 No 1 (2020): Vol. 23 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.167 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2020.v23.i01.p07

Abstract

Inseminasi Buatan (IB) adalah salah satu teknologi reproduksi yang telah berhasil meningkatkan mutu genetik ternak, dan dalam waktu pendek dapat menghasilkan anak dengan kualitas baik dalam jumlah yang besar dengan memanfaatkan pejantan unggul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan pedet sapi bali hasil inseminasi buatan dari pejantan yang berbeda. Penelitian menggunakan data primer dan sekunder. Data sekunder berupa catatan berat lahir sapi hasil inseminasi buatan dan data primer merupakan pengukuran berat dan dimensi tubuh anak-anak sapi hasil inseminasi buatan dari pejantan berbeda. Statistik deskriptif digunakan untuk membantu memaparkan keadaan yang sebenarnya dari potensi produksi pejantan yang dipakai sebagai sumber semen sehingga diperoleh data dasar tentang potensi produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bobot lahir pedet sapi dari pejantan berbeda, demikian juga terhadap bobot dan dimensi tubuh pedet sapi pra sapih hasil inseminasi buatan dari pejantan berbeda. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pejantan yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai kualitas yang sama.
HAMBATAN DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PETERNAKAN KAMBING DI KABUPATEN TABANAN, PROVINSI BALI Doloksaribu L.; I. G. N. Kayana; M. Dewantari; G. A. M. K. Dewi
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 22 No 3 (2019): Vol. 22 No.3 (2019)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.6 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2019.v22.i03.p04

Abstract

This study was undertaken to establish a database as consideration for improving goat production in TabananRegency. A survey was conducted from April to September 2018 on 38 smallholder goat farmers integrated withcommodity plantations, owning 142 goats. Data were used to measure constraints to, challenges of, and opportunitiesfor improving goat production, through a hybrid method of Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats andAnalytic Hierarchy Process analyses. Problem priority faced was the competition between average numbers of 2.0± 0.1 family labourers aged 38.8 ± 2.1 years who cultivated average 0.9 ± 0.1 hectare of commodity plantationsintegrated with flock size of 2.5 ± 0.2 goats per household. Goats were housed in battery systems and fed forage.About 33% farmers had just sold all or portion of their goats due to the busy activity of clove and coffee harvestingin July-September and time consuming for cut and carry forage while commercial concentrates were not given totheir goats. Recommendation taken was to providing Pennisetum purpureum silage as sustainable feed resource forgoats thus improved the nutritious content of feed particularly during dry season where feed was limited or duringharvesting and Bali Hindu ceremonies where family labourer was limited.
REPRODUCTION AND PRODUCTION PERFORMANCE OF PIG ON LOCAL FARM AT TWO DIFFERENT LOCATIONS SURANJAYA I G.; M. DEWANTARI; I K. W. PARIMARTHA; I W. SUKANATA; I N. T. ARIANA
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 21 No 2 (2018): Vol 21, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.807 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2018.v21.i02.p06

Abstract

The research was conducted in a survey of farmers on the pig farm business in the Kebek and Penginyahanvillage, Payangan-Gianyar. Purposive random sampling of 20 farmers in each location and explorative approachwas conducted to describe the production and reproduction management applied. Data were analyzed descriptivelyand to study production and reproduction management between the two sites was Two Independent Sample TTest. The results showed the average productivity of pigs in Kebek and Penginyahan that is litter size: 9,50±1,65 vs10,86±1,68 tail, annual litter size : 2,10±0,32 vs 2,29±0,49 times, weaning age: 29,00±2,11 vs 29,00±1,91 day, andthe three variables were not significantly different (P>0,05). The average number of piglet weaned in Kebek andPenginyahan was 7.90±1,45 vs 9,43±1,99 head, weaning weight of piglet 7,20±1,69 vs 5,29±0.57 kg (P <0.05). Thedry period and the age of culled of sow in Kebek is significantly higher than in Penginyahan (P<0.05). Whereas infattening management, early age to fatten and length of maintenance is not different between the two locations(P>0,05), whereas the live and slaughtering weight in Kebek are significantly higher than those in Penginyahan thatis 14.00±1,15 vs. 12.20±1,79 kg and 126,50±11,80 vs. 114±10,84 kg (P<0,05).
IDENTIFICATION OF FACTORS AFFECTING THE INSEMINATOR PERFORMANCE IN SUPPORTING THE SUCCESS OF ARTIFICIAL INSEMINATION AT THE UPSUS SIWAB PROGRAM IN BALI Suranjaya I G.; N. P. Sarini; M. Dewantari
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 23 No 2 (2020): Vol. 23 No. 2 (2020)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIP.2020.v23.i02.p05

Abstract

Penelitian dilaksanakan dengan metoda survei dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja inseminator dan keberhasilan inseminasi buatan (IB) dalam upaya menunjang program Upsus Siwab di Bali. Penetapan responden dilakukan secara purposive sampling terhadap inseminator IB di seluruh Bali. Data diperoleh dari hasil wawancara, catatan dari para inseminator dan informasi dari instansi terkait. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan multiple regression dilanjutkan dengan step-wise untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang paling berperan. Hasil penelitian menunjukkan kinerja inseminator secara bersama-sama dipengaruhi secara nyata (P<0,05) oleh faktor umur (X1), jenjang pendidikan (X2), jumlah keluarga (X3), waktu yang tersedia (X4), lama pelatihan (X5), lama menjadi inseminator (X6), jarak lokasi (X7) dan status kepegawaian (X8). Melalui analisa step-wise, maka diperoleh jumlah ternak yang dapat di IB per periode (Y1) secara nyata dipengaruhi oleh X4, X6 dan X7 dengan persamaann Y1 = 15,35 X4+16,65 X6+28,57 X7 – 142,36 (P<0,05) dengan R2 = 0,575. Untuk servis per conception (Y2) dan conception rate (Y3) secara nyata dipengaruhi oleh X6 dengan persamaan masing-masing Y2 = 1,273 + 0,088 X6 dengan R2 = 0,375 dan Y3 = 44,49 +0,843 X6 dengan R2 = 0,364, sementara calving rate (Y4) dipengaruhi oleh X6 dan X7 dengan persamaan Y4 = 45,28+0,95X6 – 0,368X7 dengan R2 = 0,408. Dari beberapa faktor yang teridentifikasi, ternyata peubah lama menjadi inseminator atau pengalaman sebagai inseminator (X6) adalah paling berperanan terhadap kinerja inseminator untuk menunjang keberhasilan IB pada pelaksanaan program Upsus Siwab di Bali.