Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

STABILIZER CONCENTRATION AND SUCROSE TO THE VELVA TOMATO FRUIT QUALITY Kartika Dewi, Rini
Jurnal Teknik Kimia Vol 4, No 2 (2010): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v4i2.132

Abstract

Tomato is a plants that easy to find and is rich in vitamins C, A, minerals, fiber and phytonutrientssubstances. The benefits of a tomato is can be used as a extra flavor for food, sauces, candied dried, juice, totreat digestive disorders, diarrhea, and can also be used in the beauty industry. In general, tomato susceptibleto damage caused by several factors such as physiological factors, physical, microbiological and chemical sothat such damage can lead to a decreased quality and economic value. To reduce such damage one of thealternatives is using tomato as a raw material in the manufacture of Velva Fruit. Velva Fruit is a kind offrozen food ice cream made from fruits and has an advantage for it low fat level because it isn’t using milk fatand contain lots of fiber and vitamin C. The method is using tomato that has been sorted, washed, blanching,and crushed with blender. Then the tomato juice was mixed with Sucrose, citric acid and stabilizer (CMC).Dough mixture is then cooled at 4 ° C for 24 hours and performed freezing (Hardening) for 24 hours at 10°C.Key words: Velva fruit, tomatoes,vitamin, C, vitamin A, phytonutrients substances
PEMANFAATAN KULIT UBI KAYU SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN DEKSTRIN MELALUI PROSES HIDROLISA ASAM Minah, Faidliyah Nilna; Astuti, Siswi; Dewi, Rini Kartika
Jurnal Industri Inovatif Vol 4 No 2 (2014): Jurnal Industri INOVATIF
Publisher : PRODI TEKNIK INDUSTRI S1 ITN MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di industri pangan dekstrin digunakan sebagai perekat pada jelli, permen, susu dan lain-lain. Dalam penelitian ini pati yang digunakan berasal dari kulit ubi kayu dengan tujuan untuk meningkatkan nilai ekonomis kulit ubi kayu sebagai bahan baku pembuatan dekstrin. Proses yang digunakan adalah proses hidrolisa dengankatalisator asam klorida (HCl). Sebanyak 20 gram pati kulit ubi kayu di campur dan diaduk sampai merata dengan 10 ml HCl kemudian dipanaskan dengan berbagai variasi suhu dan waktu.Hasil hidrolisis berupa filtrat didinginkan, kemudian di tambah natrium hidroksida untuk menetralkan suasana asam. Setelah itu dilakukan proses pengeringan dengan menggunakan cabinet dryer. Ada empat analisa yang akan dilakukan, yaitu: analisa kadar Dextrose Equivalent (DE), kadar abu, kadar air dan gula reduksi. Pati kulit ubi kayu dapat dihidrolisis secara terbatas menjadi dekstrin yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan pangan.Konversi pati menjadi dekstrin meningkat dengan bertambahnya suhu dan waktu. Namun pada saat suhu dan waktu tertentu, konversi akan mengalami penurunan yang diakibatkan oleh terhidrolisanya pati lebih lanjut menjadi senyawa yang lebih sederhana.Kondisi terbaik dicapai pada suhu 90 ºC, konsentrasi 0,25 dan waktu 35 menit dengan nilai Dextrose Equivalent (DE) adalah 6,901 %
PENENTUAN KADAR PROTEIN PADA SPIRULINA PLATENSIS MENGGUNAKAN METODE LOWRY DAN KJELDAH ., Muyassaroh; Dewi, Rini Kartika; Minah, Faidliyah Nilna
Jurnal Teknik Kimia Vol 15, No 1 (2020): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v15i1.2304

Abstract

Kadar protein yang sangat tinggi pada spirulina platensis atau ganggang hijau kebiruan ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber protein untuk bahan baku  industri makanan. Untuk memperoleh kandungan protein yg tinggi, terlebih dahulu dilakukan kultivasi spirulina menggunakan air laut yg dicampur dg air RO dg media pupuk walne Adapun untuk menentukan  kandungan protein yg terdapat pada spirulina platensis hasil kultivasi bisa digunakan  metode Lowry dengan spektrofotometer UV-VIS, panjang gelombang 650 nm, reagen folin dan larutan yg lain sehingga  diketahui kadar protein.nya menggunakan larutan BSA (Bovine  Serum Albumin). dan sebagai pembanding digunakan metode Kjeldahl, karena pada metode ini biasa digunakan secara Internasional dan masih merupakan metode standar untuk perbandingan terhadap semua metode lainnya.  Pada metode ini presisinya tinggi dan biasa digunakan untuk estimasi protein. Sebagai pelarut digunakan HCl karena  jenis pelarut ini  memiliki tekanan osmotik cukup tinggi  sehingga dapat dengan mudah memisahkan protein terhadap komponen yg lain. Dalam penelitian ini digunakan variabel kecepatan sentrifugal, kecepatan magnetic stirer dan lamanya pengadukan pada magnetic stirer, dan hasil penelitian menunjukan bahwa kadar protein tertinggi diperoleh menggunakan metode Lowry.pada kecepatan sentrifugal 6000 rpm, kecepatan magnetic stirrer 500 rpm dan waktunya 15 menit sebesar 37,5144 %  DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v15i1.2304
Bio Briket Cangkang aleurites moluccana Melalui Gelombang Elektromagnetik dengan Varian Daya dan Durasi Waktu Karbonisasi Rini Kartika Dewi; Mohammad Istnaeny Hudha; Ferry Darmawan; Dendy Wono Prasetyo
Equilibrium Journal of Chemical Engineering Vol 4, No 2 (2020): Volume 4 No 2 December 2020
Publisher : Program studi Teknik Kimia UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/equilibrium.v4i2.47912

Abstract

Abstrak. Biobriket adalah sumber energi yang berasal dari biomassa dan dapat digunakan  sebagai bahan bakar padat pengganti  minyak bumi dan energi lain yang berasal dari fosil.  Biobriket merupakan salah satu solusi altenatif yang cukup efektif dan efisien dalam menghadapi krisis sumber energi, salah satu diantaranya adalah dengan mengoptimalkan cangkang kemiri sebagai biobriket.  Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh gelombang elektromagnetik microwave terhadap kualitas  biobriket cangkang kemiri  melalui  varian daya dan durasi waktu karbonisasi. Dari hasil Analisa menunjukkan adanya pengaruh daya dan durasi waktu karbonisasi terhadap karakteristik dari  biobriket cangkang kemiri. Dari analisa didapatkan  hasil sebagai berikut : kandungan kadar air sebesar 6.43 %, kadar abu : 7.48 %,  Total Karbon yang didapatkan : 42.53 %, Volatile  matter : 41.91 % dan nilai kalor dari biobriket  adalah : 5706,24816 kal/gramAbstract. Bio briquette is a source of energy derived from biomass and can be used as a solid fuel instead of petroleum and other energy derived from fossils.  Bio briquettes are one of the alternative solutions that are quite effective and efficient in dealing with the crisis of energy sources, one of which is by optimizing the pecan shell or shell of Aleurites moluccana as a bio briquette.  Pecan shell is a waste that is very abundant in Indonesia and can be used as a solid fuel that is environmentally friendly and has a high calorific value. The purpose of this study was to determine the influence of microwave electromagnetic waves on the bio briquette quality of pecan shells through power variants and the duration of carbonization time. The stages are pecan shell cleaning, carbonization process with microwave electromagnetic waves at predetermined power and duration of time (0.5, 1, 1.5 and, 2 hours), the process of crushing into charcoal with disk mill equipment, mixing with adhesive material with a ratio between the mass of charcoal and adhesive material 80:20 (b/b), bio briquette printing and the last stage is drying with sunlight for 2 days. From the analysis obtained the most optimum results are at 440 watts of power for 1 hour with the following results: water content of 7.30%, ash content: 7.48%, Carbon Bound obtained: 73.31%, Volatile matter: 30.23% and, the calorific value of bio briquette is: 5706.24816 cal/gramKeywords: bio briquette, pecan shell, electromagnetic wave, carbonization, microwave
SELULOSA DARI IMBAH CANGKANG KEMIRI SEBAGAI BAHAN PENGENTAL ALAMI BAHAN BAKAR Rini Kartika Dewi; M. Istnaeny Hudha
PROSIDING SNAST Prosiding SNAST 2018
Publisher : IST AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The gelling agent is a polymer component which is a combination of molecules that will give the desired thick and gel properties. The form of gel fuel can provide benefits in maintenance, is not dangerous, does not impact pollution and is practically handling. The source of thickener raw material that can potentially be derived from biomass. Because Inonesia is a country that is very rich in natural resources. In this study we tried to provide one biomass material that can be used as a thickening agent, namely cellulose from candlenut shell waste. In this study carried out by varying the mass of cellulose powder 1 shell candlenut waste; 2; 3; and 4 grams and 10 trichloroacetate concentrations; 15; 20 and 25%. Judging from the results of pH analysis, degree of substitution, viscosity, flame test and gas emission, the best mass of powdered candlenut thickener powder is found in the powder composition of 3 grams powder and the best trichloroacetate content at 15% level where the values ​​are based on powder mass and the best trichloroacetate content is the pH produced 8.4, with a substitution degree value of 0.29, a viscosity value of 1.43 cP, a flame test time of 4.19 minutes for ethanol gel combustion, with a value of CO gas emission 0.49 % ppm, the value of NOx gas emission produced is 0,0002% ppm, the value of gas emission of SO2 and gas H2S is 0% ppm.
KULTIVASI MIKROALGA SPIRULINA PLATENSIS DENGAN VARIASI PENCAHAYAAN MENGGUNAKAN LAMPU TL DAN MATAHARI Muyassaroh _; Rini kartika dewi; Dwiana Anggorowati
PROSIDING SNAST Prosiding SNAST 2018
Publisher : IST AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Spirulina platensis is one kind of bluish green microalgae classified into cyanobacteria, single celled and spiral shaped. The small size of Spirulina is the opposite with to big benefit from spirulina. Spirulina contain components of proteins, carbohydrates, fats, vitamins and minerals. With high carbohydrate content, spirulina has the potential as an energy feedstock that can be converted into bioethanol. Besides that in spirulina contains polysaccharides which have antitumor and antiviral effects, α-linoleic acid (GLA) which functions in cholesterol lowering, prevention of hepatitis, ficocyanin which is useful as an prevent tumors. Considering the many benefits of spirulina, various food industry, feed, pharmaceutical and other industries, it is necessary to conduct research to develop of spirulina. The cultivation of spirulina platensis was carried out in a laboratory using Walne media, fresh water which was kept at 25 - 270C, pH 7-8 and salinity 16-21, the variable used was lighting with TL light intensity of 2730 lux with a period of lighting bright (T) and dark (G) is: 6T-18G; 12T-12G; 18T-6G; 24T-0G compared to lighting using sunlight. The purpose of this research is to determine the efficient harvest age with maximum cell density. The results showed that for the 6T-18G the highest cell density was obtained on the eighteen day, which was 100,849,2569, for 12T-12G, it was obtained on the twelve day which was 182,324.84, for 18T-6G it was produced on the twelve day which was 218,312, 1019, for 24T-0G, it was found on the seven day that is 190.127,388, whereas with sunlight on the seven day with cell density of 411,624,2038, it can be concluded that with the most efficient sunshine is seven days and the highest cell density is 411,624, 2038.
PEMANFAATAN KULIT UBI KAYU SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN DEKSTRIN MELALUI PROSES HIDROLISA ASAM Faidliyah Nilna Minah; Siswi Astuti; Rini Kartika Dewi
Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri Vol 4 No 2 (2014): inovatif Vol. 4 No. 2
Publisher : Prodi Teknik Industri S1 Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di industri pangan dekstrin digunakan sebagai perekat pada jelli, permen, susu dan lain-lain. Dalam penelitian ini pati yang digunakan berasal dari kulit ubi kayu dengan tujuan untuk meningkatkan nilai ekonomis kulit ubi kayu sebagai bahan baku pembuatan dekstrin. Proses yang digunakan adalah proses hidrolisa dengan katalisator asam klorida (HCl). Sebanyak 20 gram pati kulit ubi kayu di campur dan diaduk sampai merata dengan 10 ml HCl kemudian dipanaskan dengan berbagai variasi suhu dan waktu.Hasil hidrolisis berupa filtrat didinginkan, kemudian di tambah natrium hidroksida untuk menetralkan suasana asam. Setelah itu dilakukan proses pengeringan dengan menggunakan cabinet dryer. Ada empat analisa yang akan dilakukan, yaitu: analisa kadar Dextrose Equivalent (DE), kadar abu, kadar air dan gula reduksi. Pati kulit ubi kayu dapat dihidrolisis secara terbatas menjadi dekstrin yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan pangan.Konversi pati menjadi dekstrin meningkat dengan bertambahnya suhu dan waktu. Namun pada saat suhu dan waktu tertentu, konversi akan mengalami penurunan yang diakibatkan oleh terhidrolisanya pati lebih lanjut menjadi senyawa yang lebih sederhana.Kondisi terbaik dicapai pada suhu 90 ºC, konsentrasi 0,25 dan waktu 35 menit dengan nilai Dextrose Equivalent (DE) adalah 6,901 %
PKM KELOMPOK WARGA RT 06 DAN 07 RW05 di LINGKUNGAN KELURAHAN ARJOSARI KECAMATAN BLIMBING MALANG JAWA TIMUR Faidliyah Nilna Minah; Rini Kartika Dewi; M. Istnaeny Hudha
Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri Vol 10 No 1 (2020): Inovatif Vol. 10 No. 1
Publisher : Prodi Teknik Industri S1 Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/industri.v10i1.2529

Abstract

Kota Malang adalah adalah kota yang terkenal dengan julukan kota pendidikan, kota wisata, kota surga kuliner, kota dingin, kota sejuk, dan kota bunga. Begitu banyak julukan yang mampu menghipnotis warga dari luar kota untuk hadir dikota Malang. Warga kota malang yang rata-rata tinggal di perumahan tentu saja hanya mempunyai lahan yang terbatas untuk bercocok tanam guna memenuhi kebutuhan keluarga pada khususnya. Solusinya adalah berkebun pada lahan terbatas dengan metode polybag atau cara hidroponik. Informasi tentang perkembangan sistem hidroponik di Indonesia masih sangat minim, hal ini disebabkan oleh kurangnya penyuluhan tentang kelebihan sistem hidroponik pada lahan sempit. Dari sisi ekonomi cukup murah, secara teknis pembuatan media tanam hidroponik cukup mudah. Oleh sebab itu kegiatan pengabdian ini dilaksanakan sebagai langkah awal untuk mendukung warga dalam meningkatkan kehidupan masyarakat terutama ekonomi dan kesehatan melalui pelatihan, penyuluhan dan praktek tentang bertanam hidroponik dari pengolahan sampai pemasarannya. Harapan kedepan tidak saja dapat memenuhi kebutuhan keluarga tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan pasar disekitar wilayah RT 06 & RT 07 RW05 kelurahan Arjosari serta dapat menjadi motivasi lingkungan sekitarnya untuk melaksanakan kelanjutan kegiatan positif seperti ini.
BIODIESEL FROM PALM OIL WITH INTERESTERIFICATION PROCESS USING BIO-CATALYST CAJUPUT OIL Elvianto Dwi Daryono; Rini Kartika Dewi
Konversi Vol 11, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v11i2.13982

Abstract

Proses interesterifikasi yang telah dilakukan menggunakan katalis homogen maupun heterogen yang perlu proses pemisahan di akhir reaksi. Minyak atsiri merupakan alternatif pilihan katalis yang lebih efisien sebab tidak perlu proses pemisahan di akhir reaksi karena berfungsi sebagai antioksidan untuk biodiesel dan lebih ramah lingkungan. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan proses pembuatan biodiesel yang lebih efektif dan efisien yaitu dengan tahapan proses yang lebih sedikit sehingga akan mengurangi biaya produksi. Pada penelitian ini reaksi interesterifikasi minyak kelapa sawit dengan metil asetat untuk menghasilkan metil ester dan triasetin, dilakukan dengan bio-katalis  minyak kayu putih. Kondisi operasi penelitian adalah massa minyak kelapa sawit 250 gram, rasio molar minyak kelapa sawit:metil asetat adalah 1:6, suhu reaksi 60oC, kecepatan pengadukan 300 rpm, massa katalis 0,75% massa minyak kelapa sawit dan waktu reaksi (15, 30, 45, 60, dan 75 menit). Minyak kelapa sawit, metil asetat dan katalis direaksikan dalam labu leher tiga sebagai reaktor sesuai dengan kondisi operasi penelitian. Setelah waktu reaksi tercapai, sample sebanyak 50 gram diambil untuk dilakukan proses pemisahan. Hasil penelitian mendapatkan kondisi terbaik proses interesterifikasi minyak kelapa sawit dengan bio-katalis minyak kayu putih pada waktu reaksi 75 menit dengan crude yield 65,88% dan angka asam 0,426 mg KOH/gr sampel yang memenuhi SNI 7182:2015.
PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN BIOAKTIVATOR ALAMI DARI LIMBAH SAYUR DI DESA SUMBEREJO KOTA BATU: Pelatihan Pembuatan POC di Sumberejo Batu Istnaeny Hudha Mohammad; Nanik Astuti Rahman; Rini Kartika Dewi; Elvianto D. Daryono; Jimmy
Jurnal Penamas Adi Buana Vol 6 No 02 (2023): Jurnal Penamas Adi Buana
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/penamas.vol6.no02.a6772

Abstract

Sumberejo merupakan salah satu desa di Kota Batu yang memiliki potensi dibidang pertanian. Sekitar tahun 2020 dicanangkan sebagai desa wisata petik sayur. Untuk mewadahi dan memfasilitasi kegiatan para petani dibentuklah Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Barokah. Meningkatnya permintaan sayur dipasaran menuntut produksi pertanian juga harus ditingkatkan. Konsekuensinya kebutuhan pupuk akan bertambah. Selama ini kebanyakan menggunakan pupuk kimia dan dalam waktu yang panjang. Hal ini akan menimbulkan ketidakseimbangan unsur hara dalam tanah. Untuk itu diperlukan suatu tindakan guna mencari solusi guna memperbaiki unsur hara di lahan pertanian tersebut. Salah satunya adalah memanfaatkan limbah sayur dan limbah organik lainnya sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair. Pelatihan ini melibatkan mahasiswa yang terlibat dalam program Abdimas 2022 sebanyak 12 mahasiswa. Dimana mereka akan memberikan tahapan pelatihan mulai dari pemberian materi pelatihan dan praktek langsung pembuatan pupuk organik cair (POC). POC dibuat dari limbah sayur, limbah keju (whey) dan bioaktivator (Molika) dan ember kapasitas 20 L. Pelatihan ini diikuti oleh anggota BUMDES sebanyak 15 orang, 3 dosen pendamping lapangan. Hasil kegiatan pelatihan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan anggota Bumdes untuk memanfaatkan limbah sayur untuk membuat pupuk organik cair.