Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Eksistensi Budaya Bali di Tengah Kemajemukan Budaya di Kelurahan Tangkiling, Palangka Raya, Kalimantan Tengah Ni Nyoman Rahmawati
Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies) Vol 10 No 2 (2020): TEKS DAN TRADISI BALI
Publisher : Pusat Kajian Bali Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.729 KB) | DOI: 10.24843/JKB.2020.v10.i02.p07

Abstract

This study analyzed forms of social interaction and the existence of Balinese culture in multicultural communities in Tangkiling Village, Palangka Raya City, Central Kalimantan. The issue discussed with intercultural theory interaction with descriptive qualitative method. The results showed that the form of social interaction carried out by Balinese transmigrants in Tangkiling in the religious field was tolerance based on Tat Twam Asi, in the social sector developing a helping attitude, forming a farmer group named Sari Bumi Farmer Group, and actively joined in the membership of the Neighbourhood Security System. Competition and conflict also occur but can be managed properly so that it does not become an open conflict. These affect of Balinese culture existence in the Tangkiling, including the existence of sanggah­-shrine, the concept of ngayah (religious volunteer), the tradition of annual giant-idol of ogoh-ogoh parade, and the use of decorated bamboo penjor usage. These make Balinese culture sustainable in the midst of multicultural and religious plurality.
Komunikasi AntarBudaya Masyarakat Multikultur di Kelurahan Tangkiling Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya Ni Nyoman Rahmawati
Dharma Duta Vol 18 No 2 (2020): Dharma Duta : Jurnal Penerangan Agama Hindu
Publisher : Fakultas Dharma Duta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/dd.v18i2.568

Abstract

This article aims to analyze and describe the articulation and forms of communication carried out by communities of different customs, cultures and religions in Tangkiling Village, Bukit Batu District, Palangkaraya City. The problem is studied using intercultural communication theory. The method used is descriptive qualitative method, in which the data obtained is presented in the form of words which are assembled from information obtained from informants in the field. The data were collected through observation, in-depth interviews, and document study. Informants are selected by purposive sampling by looking at the knowledge and experience they have according to the data to be sought. Then the data is processed through three stages, namely data collection, data reduction, and data presentation. The results showed that the harmony of the multicultural society in Tangkiling Village was seen from the activities carried out in their daily social interactions such as: religious tolerance, mutual respect cooperation, while the articulation of the Tangkiling community towards differences in cultural customs was seeing culture as just another person's way of doing things and culture it is only a habit that has been carried out from generation to generation which is formed from the geographical conditions of the area.The form of intercultural communication carried out by multicultural communities in Tangkiling Village is through cultural adaptations such as language adaptation, food adaptation, and adaptation in cultivating agricultural land.
PENGESAHAN PERKAWINAN BEDA AGAMA DALAM PERSFEKTIF HUKUM HINDU Ni Nyoman Rahmawati
Belom Bahadat Vol 9 No 1 (2019): Belom Bahadat : Jurnal Hukum Agama Hindu
Publisher : Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/bb.v8i1.341

Abstract

Perkawinan beda agama dewasa ini marak terjadi di tengah-tengah masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari adanya pengakuan pluralitas agama yang diakui secara resmi oleh pemerintah Indonesia. Ada enam agama resmi yang diakui di Indonesia yaitu, agama Islam, Kristen, Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu. Namun demikian Perkawinan beda agama di Indonesia belum diatur secara tegas dalam perundang-undangan yang ada. karenanya masih terjadi perbedaan artikulasi dalam melihat dan memahami perkawinan beda agama di tengah-tengah masyarakat. untuk itu dalam karya ilmiah ini penulis mengangkat tentang pengesahan perkawinan beda agama dalam persfektif hukum Hindu, Dengan rumusan masalah (1) Bagaimanakah bentuk Perkawinan secara umum yang diatur dalam UU No 1 Tahun 1974?; (2) Bagaimanakah Pandangan Hindu terhadap sahnya perkawinan beda agama di tengah-tengah masyarakat?; (3) Bagaimanakah Bentuk penyelesaian perkawinan beda agama dalam persfektif hukum Hindu? Karya ilmiah ini menggunakan metode penulisan normative dengan mengacu kepada berbagai literature atau pustaka berupa bahan hukum primer seperti UU Perkawinan No 1 Tahun 1974, dan sekunder. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa bentuk perkawinan dianggap sah sesuai UU RI No. 1 Tahun 1974 pasal 2 ayat 1 jika dilaksanakan sesuai dengan agama dan keyakiannya masing-masing. Ayat 2 perkawinan tersebut harus didaftarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pandangan Hindu terhadap sahnya perkawinan beda agama di tengah-tengah masyarakat dianggap sah apabila dilaksanakan sesuai dengan hukum agama Hindu, dilaksanakan dengan ritual Hindu (pabiokawonan) yang dipimpin oleh seorang pendeta atau pinandita. Penyelesaian perkawinan beda agama dalam hukum Hindu dilaksanakan dengan ritual sudhiwadani (ritual pengukuhan untuk masuk menjadi penganut agama Hindu) bagi pasangan pengantin yang belum menganut agama Hindu
Budaya Bali dan Kedudukan Perempuan Setelah Menikah (Perspektif Hukum Waris Hindu) Ni Nyoman Rahmawati
Satya Dharma : Jurnal Ilmu Hukum Vol 4 No 1 (2021): Satya Dharma : Jurnal Ilmu Hukum
Publisher : IAHN Tampung Penyang Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/sd.v4i1.709

Abstract

Tujuan artikel ini adalah untuk mengkaji pengaruh budaya patriarki terhadap system pewarisan pada masyarakat Bali, pengaruh hukum agama Hindu terhadap system pewarisan pada masyarakat Bali dan mengetahui kedududkan dan peran perempuan setelah menikah dalam sistem pewarisan masyarakat Bali. Artikel ditulis dengan metode kepustakaan dan di sajikan secara deskriptif kualitatif Adapun hasil kajian dari artikel ini adalah pengaruh budaya patriarki dalam system pewarisan masyarakat Bali adalah diutamakannya anak laki sebagai ahli waris dalam keluarga. Demikian juga pengaruh hukum waris Hindu dalam system pewarisan masyarakat Bali, di mana anak laki-laki sebagai status purusa memegang peranan penting dalam keluarga selain sebagai ahli waris dalam artian harta benda juga sebagai penerus keturunan dan kewajiban yang dimiliki oleh orang tuanya. Kedudukan dan peran perempuan setelah menikah dalam system pewarisan masyarakat Bali ada dua yaitu sebagai sentana rajeg (purusa) dan perempuan berstatus predana