Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STROKE DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG Sri Puguh Kristiyawati; Dewi Irawati -; Tutik Sri Hariyati
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 1 (2009): Desember 2009
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1668.014 KB)

Abstract

Stroke adalah suatu sindrom klinis akibat gangguan aliran darah menuju otak, timbul mendadak dan lebih banyak dialami penderita yang berusia 55 tahun. Menurut penyebabnya stroke dibagi dua yaitu stroke hemoragik akibat pecahnya pembuluh darah otak dan stroke iskemik (stroke non hemoragik) akibat adanya trombus atau embolus pada pembuluh darah otak. Stroke terjadi akibat ketidakmampuan penderita atau individu yang mempunyai faktor risiko menghindari atau mengendalikan faktor risiko. Secara umum faktor risiko dibagi dua yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain usia, jenis kelamin, ras atau etnik, riwayat keluarga (keturunan) dan faktor risiko yang dapat diubah antara lain hipertensi, merokok, diabetes melitus, kelainan jantung, dislipidemia, latihan fisik, pola diit dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stroke. Penelitian ini menggunakan rancangan studi potong lintang, dengan jumlah sampel sebanyak 85 responden. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian stroke dengan umur (p = 0.003), hipertensi (p = 0,007), dan diabetes melitus (p = 0,003). Hipenensi merupakan faktor risiko paling dominan yang berhubungan dengan kejadian stroke dengan OR = 22,767. Rckomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan mengembangkan variabel-varabel yang akan diteliti dikaitkan dengan perilaku yang mendukung terjadinya stroke.Kata kunci: stroke, faktor risiko yang tidak dapat diubah, faktor risiko yang dapat diubah
PENGARUH KOMBINASI IMAJINASI TERBIMBING DAN AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN NYERI PASIEN PASCA BEDAH DENGAN GENERAL ANESTESI DI RS TELOGOREJO SEMARANG Via Untari; Sri Puguh Kristiyawati; M. Syamsul Arif
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 1 (2014): Desember 2014
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2166.509 KB)

Abstract

Pembedahan merupakan tindakan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang diakhiri dengan penumpan dan penjahitan luka. Dalam melakukan prosedur pembedahan diperlukan anestesi untuk mengurangi rasa nyeri, salab satunya dengan general anestesi. Pada saat pasien sadar dari anestesi general maka rasa nyeri menjadi sangat terasa. Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang dimanifestasikan sebagai penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman, dan fantasi luka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi imajinasi terbimbing dan aroma terapi lavender terhadap penurunan nyeri pasien pasca bedah dengan general anestesi di Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Metode: Desain penelitian ini menggunakan Pretest-Posttest Design, dilakukan pada 23 responden dengan teknik Accidental sampling. Uji yang digunakan menggunakan paired sampel t-test. Hasil: Hasil uji menunjukkan ada pengaruh kombinasi imajinasi terbimbing dan aroma terapi lavender terhadap penurunan nyeri pasien pasca bedah dengan general anestesi di Rumah Sakit Telogorejo Semarang dengan p-value 0,000<0,05. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan terapi non-farmakologi lainnya dan menggunakan sampel penelitian yang lebih besar lagi sehingga didapatkan hasil lebih baik.Kata Kunci : Pembedahan, Nyeri, Relaksasi Imajinasi Terbimbing, Aroma Terapi Lavender
PENGARUH AROMATERAPI LEMON DAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS MUAL MUNTAH SETELAH KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG Prasetyo Ardhy Widagdo; Sri Puguh Kristiyawati; Supriyadi -
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 1 (2014): Desember 2014
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1342.091 KB)

Abstract

Latar Belakang: Aromaterapi lemon dan relaksasi otot progresif merupakan terapi komplementer pada penderita kanker payudara yang mengalami mual muntah setelah kemoterapi. Mual muntah salah satu efek dari kemoterapi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lemon dan relaksasi otot progresif terhadap penurunan intensitas mual muntah setelah kemoterapi pada pasien kanker payudara. Desain dalam penelitian ini adalah quasy eksperimen dengan pre-post test with control group. Hasil dengan Wilcoxon aromaterapi lemon berpengaruh dalam menurunkan intensitas mual muntah (p=0,001), kelompok kontrol menggunakan uji Dependent t-test nilai p=0,096. Kesimpulannya, aromaterapi lemon dan relaksasi otot progresif ada pengaruh yang signifikan terhadap penurunan intensitas mual muntah setelah kemoterapi. Disarankan aromaterapi dan relaksasi otot progresif dapat diterapkan sebagai intervensi keperawatan dalam menangani mual muntah pada penderita kanker payudara setelah kemoterapi.Kata Kunci: Aromaterapi lemon, relaksasi otot progresif, kemoterapi, mual muntah
PENGARUH TERAPI RELAKSASI MASASE PUNGGUNG TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI BEDAH MAYOR Marina Liyanti Nano; Sri Puguh Kristiyawati; S. Eko Ch. Purnomo
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 9 (2013): Desember 2013
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1096.894 KB)

Abstract

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Secara garis besar pembedahan di bagi menjadi dua yaitu bedah mayor dan minor. Bedah mayor adalah tindakan bedah besar yang menggunakan anestesi umum atau general anestesi. Pembedahan akan menimbulkan respon psikologis yaitu kecemasan, untuk mengurangi kecemasan dapat diatasi dcngan masase punggung, karena masase punggung merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda sakit alami dan juga menciptakan rasa nyaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi masase punggung terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi bedah mayor di RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian ini menggunakan Quasi eksperitnental, dengan rancangan penelitian "one group pre test — post test desing". Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling dengan jumlah 32 responden. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah paired sample Hest Hasil penelitian ini menunjukan Rata-rata skor rentang kecemasan sebelum melakukan relaksasi masase punggung yaitu sebesar 43,44 setelah dilakukan relaksasi masase punggung turun menjadi 29,03, Maka selisihnya sebesar 14,41 artinya ada pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi masase punggung pada pasien pre operasi bedah mayor dengan p= 0,000 atau < 0,05. Rekomendasi penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam mengontrol tingkat kecemasan pasien pre operasi bedah mayor dan Sebagai bahan masukkan dalam proses pembelajaran khususnya pengendalian dan penanganan non farmakologi terutama dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi agar tidak mempengaruhi proses operasi yang akan dilakukan pada plata.Kata kunci: Keeemasan, relaksasi masase punggung, dan pre operasi
EFEKTIFITAS TERAPI AIUEO DAN TERAPI THE TOKEN TEST TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA PASIEN STROKE YANG MENGALAMI AFASIA MOTORIK DI RS MARDI RAHAYU KUDUS Ita Sofiatun; Sri Puguh Kristiyawati; S. Eko Ch. Purnomo
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 4 (2016): Juni 2016
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.448 KB)

Abstract

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia angka kejadian stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. Apabila tidak ada upaya penanggulangan stroke yang lebih baik maka jumlah penderita stroke di Indonesia pada tahun 2020 diprediksikan akan meningkat 2 kali lipat. Apabila terjadi lesi di area broca, pasien akan mengalami gangguan bicara dan akan terjadi afasia motorik. Salah satu penanganannya adalah terapi AIUEO untuk latihan gerak lidah, bibir, pengucapan kata-kata, dan terapi the token test untuk pengucapan kata-kata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi AIUEO dan terapi the token test terhadap kemampuan berbicara pasien stroke iskemik yang mengalami afasia motorik di RS Mardi Rahayu Kudus. Desain penelitian yang digunakan adalah true exsperiment selama 3 hari dengan perlakuan 1 kali sehari terapi wicara AIUEO dan the token test. Sampel yang diambil sebanyak 40 responden dengan menilai tingkat kemampuan bicara sebelum dan sesudah dilakukan terapi wicara untuk kelompok terapi AIUEO dan kelompok terapi the token test. Hasil uji statistik Mann Whitney diperoleh nilai p-value 0,000 (< 0,05), sedangkan nilai z hitung -0,88 > nilai z tabel 0,21. Sehingga dapat disimpulkan efektifitas terapi AIUEO terhadap kemampuan berbicara pasien stroke dengan afasia motorik. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai program pemulihan pasien stroke yang mengalami gangguan bicara pada afasia motorik serta sebagai bahan masukan dalam proses pendidikan ilmu keperawatan dan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya.   Kata Kunci :stroke, terapi AIUEO, terapi the token test, peningkatan kemampuan bicara.
TINGKAT AKURASI PEMERIKSAAN BLADDER SCAN DENGAN KATETERISASI INTERMITTEN PADA PASIEN STROKE DENGAN RETENSI URINE Sri Dini Cempakaningroem; Sri Puguh Kristiyawati; S. Eko Ch. Purnomo
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 3, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.77 KB)

Abstract

Salah satu dampak dari stroke adalah gangguan pengosongan kandung kemih retensi urine. Akibat retensi jika urine tidak dikeluarkan akan mengakibatkan infeksi saluran kemih. Tindakan pemeriksaan bladder scan dan kateterisasi intermitten ini dilakukan sebagai rangkaian proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi terhadap permasalahan pasien dengan retensi urine. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat akurasi bladder scan pada pasien stroke dengan retensi urine di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus tahun 2015. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen post test only design, sejumlah 25 responden. Karakteristik responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 13 (52.0%), distribusi usia pasien usia 61-70 tahun sebanyak 14 (56.0%). Hasil pengukuran volume urine bladder scan dan kateterisasi intermitten diperoleh selisih 14,64 ml. Metodologi penelitian ini dengan uji Paired t-test, setelah dilakukan uji statistik diperoleh nilai p value = 0,001, maka bladder scan masih termasuk akurat sebagai alat deteksi retensi urine. Kesimpulan penelitian ini adalah bladder scan sebagai alternatif untuk mendeteksi retensi urine secara dini terbukti akurat. Rekomendasi dari penelitian ini adalah bladder scan dapat digunakan sebagai deteksi retensi urine selain kateterisasi intermitten.
EFEKTIFITAS FACIAL MASSAGE DAN FACIAL EXPRESSION TERHADAP KESIMETRISAN WAJAH PASIEN STROKE DENGAN FACE DROOPING DI RS MARDI RAHAYU KUDUS Diah Khusnul Khotimah; Sri Puguh Kristiyawati; S. Eko Ch. Purnomo
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 3, No 3 (2018): Juni 2018
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.148 KB)

Abstract

Stroke adalah sindrom klinis yang terdiri dari tanda dan atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit). Di Indonesia, Stroke menjadi penyebab kematian nomor 1 dengan kejadian 328,5 ribu orang pada tahun 2012. Serangan stroke mengakibatkan 8 dari 10 pasien, atau sekitar 80% mengalami kelumpuhan salah satu sisi tubuh, yang berdampak pada tangan, kaki dan wajah. Masalah yang sering terjadi pada penderita stroke dengan face drooping adalah kesulitan untuk menunjukkan ekspresi wajah sesuai dengan emosi, produksi air liur berlebih yang dapat menyebabkan terjadi aspirasi, dan hilangnya kemampuan mengenali rasa. Upaya yang dapat dilakukan adalah diberikan facial exercise (facial massage dan facial expression). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas facial massage dan facial expression untuk mengembalikan kesimetrisan wajah pasien stroke dengan face drooping. Rancangan penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan desain penelitian two group pre-test and posttest. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 32 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji paired t test yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dengan saphiro wilk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa facial expression dan facial massage terbukti efektif dalam peningkatan kesimetrisan wajah dengan nilai p 0,000. Perbedaan rerata facial massage sebesar 33 dan nilai t sebesar 27,3 sedangkan perbedaan rerata facial expression sebesar 18,8 dan nilai t sebesar 21,6. Sehingga facial massage terbukti lebih efektif, dilihat dari perbedaan rerata dan nilai t facial massage lebih besar dari facial expression. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar perawat dapat menerapkan latihan facial massage pada pasien stroke dengan face drooping, dengan harapan terjadi peningkatan kesimetrisan wajah.
PEMBERDAYAAN KADER DALAM PROGRAM GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) DI WILAYAH PUSKESMAS KARANGAYU KOTA SEMARANG Felicia Risca Ryandini; Sri Puguh Kristiyawati; Asti Nuraeni
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 3, No 4 (2018): Desember 2018
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia sedang mengalami transisi epidemiologis, yaitu peningkatan mortalitas dan morbiditas akibat penyakit tidak menular yang mengakibatkan hilangnya potensi / sumber daya manusia dan penurunan produktivitas. Pencegahan penyakit tergantung pada perilaku individu yang didukung oleh lingkungan, fasilitas dan infrastruktur dan dukungan peraturan dari pemerintah dan non-pemerintah, sehingga diperlukan suatu gerakan untuk mendorong perilaku hidup sehat. GERMAS adalah salah satu upaya yang diluncurkan oleh pemerintah, dan perawat memiliki peran dalam upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan kualitas hidup di masyarakat. Adanya masalah mitra belum memberikan upaya untuk melakukan kegiatan GERMAS yang berkelanjutan sehingga muncul gagasan layanan masyarakat dalam bentuk kolaborasi dengan Puskesmas Karangayu dengan membentuk kader GERMAS dan pelatihan kader GERMAS. Hasil dari upaya pemberdayaan kader GERMAS meliputi: pembentukan kader GERMAS, modul pedoman GERMAS, fasilitas sosialisasi untuk masyarakat, dan sosialisasi GERMAS di semua area wilayah kerja Puskesmas Karangayu. Hasil evaluasi menemukan bahwa kader merasa senang diberi kepercayaan untuk mengajarkan sesuatu yang baru kepada masyarakat, sehingga mereka tidak hanya mengerjakan kegiatan kader yang monoton. Selain itu, melalui kegiatan ini mereka bisa lebih kreatif dalam mengundang warga untuk hidup sehat. Sesuai dengan tujuan di awal, pada akhir kegiatan dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan warga terhadap upaya GERMAS telah dicapai dengan upaya tindak lanjut yang direncanakan untuk fokus pada kegiatan GERMAS berikutnya. Kata kunci: Tenaga Kesehatan, GERMAS
PENGARUH ALIH BARING 2 JAM TERHADAP RESIKO DEKUBITUS DENGAN VARIAN BERAT BADAN PADA PASIEN BEDREST TOTAL DI SMC RS TELOGOREJO Zulaikah -; Sri Puguh Kristiyawati; S. Eko Ch. Purnomo Ch. Purnomo
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 5 (2016): Desember 2016
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.928 KB)

Abstract

Dekubitus merupakan luka yang ditimbulkan akibat adanya tekanan yang terus-menerus sehingga daerah yang tertekan akan mengalami kekurangan oksigen. Hal ini menjadi masalah yang serius baik untuk pasien maupun pihak rumah sakit. Salah satu yang mempengaruhi terjadinya dekubitus adalah berat badan/IMT. Peran perawat sangat dibutuhkan dalam menjaga keutuhan integritas kulit. Tindakan pencegahan yang dilakukan adalah dengan melakukan alih baring 2 jam sekali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh alih baring terhadap resiko dekubitus dengan varian berat badan pada pasien bedrest total di SMC RS Telogorejo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen dengan posttest only design. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelasional. Dengan menggunakan cross sectional dimana peneliti melakukan pengukuran dan pengamatan dalam waktu yang bersamaan atau sekali waktu. Populasi dalam penelitian ini adalah 66 pasien yang mengalami bedrest total yang belum terjadi luka tekan. Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel adalah purposive sampling. Hasil uji chi square diperoleh hasil nilai X2 hitung sebesar 13.102, dengan nilai p sebesar 0.011, artinya ada pengaruh antara Indeks Masa Tubuh dengan resiko terjadinya dekubitus. Oleh karena itu perawat diharapkan mampu mengidentifikasi setiap pasien yang mengalami bedrest total dan beresiko dekubitus dengan memperhatikan IMT.   Kata kunci : dekubitus, Indeks Masa Tubuh, alih baring 2 jam  
PENGARUH PEER GROUP TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER Sri Puguh Kristiyawati; Felicia Risca Ryandini
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 3, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker adalah penyakit kronis yang mempengaruhi dimensi fisik, psikologis, sosial, dan ekonomi kehidupan individu. Seseorang dinyatakan menderita kanker, secara khas akan mengalamai ketakutan, kecemasan, depresi dan ketidakberdayaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas hidup pasien tersebut. Kualitas hidup pasien kanker harus selalu dijaga dan ditingkatkan. Kualitas hidup adalah konsep yang mencakup karakteristik fisik, mental, sosial, emosional, yang mencakup komplikasi dan efek terapi suatu penyakit secara luas yang menggambarkan kemampuan individu untuk berperan dalam lingkungannya dan memperoleh kepuasan dari yang dilakukannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan peer group dalam upaya meningkatkan kualitas hidup pada pasien kanker di Komunitas Center Information And Support Center Suluh Hati Semarang. Desain penelitian ini menggunakan quasi-experiment. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah responden adalah 52 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2018. Data dianalisa menggunakan uji t. Hasil penelitian diketahui koefisien determinasi  diperoleh  sebesar 0,064 yang berarti sebesar 6,4% kualitas kehidupan manusia dapat dijelaskan oleh Peer Group sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab lain di luar variabel Peer Group. Peer Group berpengaruh terhadap kualitas kehidupan manusia dengan  koefisien regresi 0,253  dan tingkat  signifikan 0,070 > 0,05 sehingga tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas kehidupan manusia. Sehingga Ha:  Ada pengaruh peer group terhadap peningkatan kualitas hidup pada pasien kanker di Komunitas Center Information And Support Center Suluh Hati Semarang, ditolak. Simpulan yang didapatkan sebesar 6,4% kualitas kehidupan manusia dapat dijelaskan oleh Peer Group sisanya oleh faktor lain. Rekomendasi yang diberikan adaah mengidentifikasi faktor lain yang dominan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.   Kata kunci: pasien kanker, peer group, kualitas hidup manusia Referensi: 28 (2005 – 2017)