Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH TERAPI RELAKSASI MASASE PUNGGUNG TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI BEDAH MAYOR Liyanti Nano, Marina; Kristiyawati, Sri Puguh; Ch. Purnomo, S. Eko
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 5, No 2 (2013): Desember 2013
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Secara garis besar pembedahan di bagi menjadi dua yaitu bedah mayor dan minor. Bedah mayor adalah tindakan bedah besar yang menggunakan anestesi umum atau general anestesi. Pembedahan akan menimbulkan respon psikologis yaitu kecemasan, untuk mengurangi kecemasan dapat diatasi dcngan masase punggung, karena masase punggung merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda sakit alami dan juga menciptakan rasa nyaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi masase punggung terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi bedah mayor di RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian ini menggunakan Quasi eksperitnental, dengan rancangan penelitian "one group pre test — post test desing". Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling dengan jumlah 32 responden. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah paired sample Hest Hasil penelitian ini menunjukan Rata-rata skor rentang kecemasan sebelum melakukan relaksasi masase punggung yaitu sebesar 43,44 setelah dilakukan relaksasi masase punggung turun menjadi 29,03, Maka selisihnya sebesar 14,41 artinya ada pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi masase punggung pada pasien pre operasi bedah mayor dengan p= 0,000 atau 0,05. Rekomendasi penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam mengontrol tingkat kecemasan pasien pre operasi bedah mayor dan Sebagai bahan masukkan dalam proses pembelajaran khususnya pengendalian dan penanganan non farmakologi terutama dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi agar tidak mempengaruhi proses operasi yang akan dilakukan pada plata.Kata kunci: Keeemasan, relaksasi masase punggung, dan pre operasi
EFEKTIFITAS FACIAL MASSAGE DAN FACIAL EXPRESSION TERHADAP KESIMETRISAN WAJAH PASIEN STROKE DENGAN FACE DROOPING DI RS MARDI RAHAYU KUDUS Khotimah, Diah Khusnul; Kristiyawati, Sri Puguh; Ch. Purnomo, S. Eko
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stroke adalah sindrom klinis yang terdiri dari tanda dan atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit). Di Indonesia, Stroke menjadi penyebab kematian nomor 1 dengan kejadian 328,5 ribu orang pada tahun 2012. Serangan stroke mengakibatkan 8 dari 10 pasien, atau sekitar 80% mengalami kelumpuhan salah satu sisi tubuh, yang berdampak pada tangan, kaki dan wajah. Masalah yang sering terjadi pada penderita stroke dengan face drooping adalah kesulitan untuk menunjukkan ekspresi wajah sesuai dengan emosi, produksi air liur berlebih yang dapat menyebabkan terjadi aspirasi, dan hilangnya kemampuan mengenali rasa. Upaya yang dapat dilakukan adalah diberikan facial exercise (facial massage dan facial expression). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas facial massage dan facial expression untuk mengembalikan kesimetrisan wajah pasien stroke dengan face drooping. Rancangan penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan desain penelitian two group pre-test and posttest. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 32 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji paired t test yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dengan saphiro wilk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa facial expression dan facial massage terbukti efektif dalam peningkatan kesimetrisan wajah dengan nilai p 0,000. Perbedaan rerata facial massage sebesar 33 dan nilai t sebesar 27,3 sedangkan perbedaan rerata facial expression sebesar 18,8 dan nilai t sebesar 21,6. Sehingga facial massage terbukti lebih efektif, dilihat dari perbedaan rerata dan nilai t facial massage lebih besar dari facial expression. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar perawat dapat menerapkan latihan facial massage pada pasien stroke dengan face drooping, dengan harapan terjadi peningkatan kesimetrisan wajah.
PENGARUH ALIH BARING 2 JAM TERHADAP RESIKO DEKUBITUS DENGAN VARIAN BERAT BADAN PADA PASIEN BEDREST TOTAL DI SMC RS TELOGOREJO -, Zulaikah; Kristiyawati, Sri Puguh; Ch. Purnomo, S. Eko Ch. Purnomo
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 8, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dekubitus merupakan luka yang ditimbulkan akibat adanya tekanan yang terus-menerus sehingga daerah yang tertekan akan mengalami kekurangan oksigen. Hal ini menjadi masalah yang serius baik untuk pasien maupun pihak rumah sakit. Salah satu yang mempengaruhi terjadinya dekubitus adalah berat badan/IMT. Peran perawat sangat dibutuhkan dalam menjaga keutuhan integritas kulit. Tindakan pencegahan yang dilakukan adalah dengan melakukan alih baring 2 jam sekali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh alih baring terhadap resiko dekubitus dengan varian berat badan pada pasien bedrest total di SMC RS Telogorejo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen dengan posttest only design. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelasional. Dengan menggunakan cross sectional dimana peneliti melakukan pengukuran dan pengamatan dalam waktu yang bersamaan atau sekali waktu. Populasi dalam penelitian ini adalah 66 pasien yang mengalami bedrest total yang belum terjadi luka tekan. Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel adalah purposive sampling. Hasil uji chi square diperoleh hasil nilai X2 hitung sebesar 13.102, dengan nilai p sebesar 0.011, artinya ada pengaruh antara Indeks Masa Tubuh dengan resiko terjadinya dekubitus. Oleh karena itu perawat diharapkan mampu mengidentifikasi setiap pasien yang mengalami bedrest total dan beresiko dekubitus dengan memperhatikan IMT.   Kata kunci : dekubitus, Indeks Masa Tubuh, alih baring 2 jam  
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STROKE DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG Kristiyawati, Sri Puguh; -, Dewi Irawati; Hariyati, Tutik Sri
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 1 (2009): Desember 2009
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stroke adalah suatu sindrom klinis akibat gangguan aliran darah menuju otak, timbul mendadak dan lebih banyak dialami penderita yang berusia 55 tahun. Menurut penyebabnya stroke dibagi dua yaitu stroke hemoragik akibat pecahnya pembuluh darah otak dan stroke iskemik (stroke non hemoragik) akibat adanya trombus atau embolus pada pembuluh darah otak. Stroke terjadi akibat ketidakmampuan penderita atau individu yang mempunyai faktor risiko menghindari atau mengendalikan faktor risiko. Secara umum faktor risiko dibagi dua yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain usia, jenis kelamin, ras atau etnik, riwayat keluarga (keturunan) dan faktor risiko yang dapat diubah antara lain hipertensi, merokok, diabetes melitus, kelainan jantung, dislipidemia, latihan fisik, pola diit dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stroke. Penelitian ini menggunakan rancangan studi potong lintang, dengan jumlah sampel sebanyak 85 responden. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian stroke dengan umur (p = 0.003), hipertensi (p = 0,007), dan diabetes melitus (p = 0,003). Hipenensi merupakan faktor risiko paling dominan yang berhubungan dengan kejadian stroke dengan OR = 22,767. Rckomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan mengembangkan variabel-varabel yang akan diteliti dikaitkan dengan perilaku yang mendukung terjadinya stroke.Kata kunci: stroke, faktor risiko yang tidak dapat diubah, faktor risiko yang dapat diubah
PENGARUH AROMATERAPI LEMON DAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS MUAL MUNTAH SETELAH KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG Ardhy Widagdo, Prasetyo; Kristiyawati, Sri Puguh; -, Supriyadi
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 6, No 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Aromaterapi lemon dan relaksasi otot progresif merupakan terapi komplementer pada penderita kanker payudara yang mengalami mual muntah setelah kemoterapi. Mual muntah salah satu efek dari kemoterapi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lemon dan relaksasi otot progresif terhadap penurunan intensitas mual muntah setelah kemoterapi pada pasien kanker payudara. Desain dalam penelitian ini adalah quasy eksperimen dengan pre-post test with control group. Hasil dengan Wilcoxon aromaterapi lemon berpengaruh dalam menurunkan intensitas mual muntah (p=0,001), kelompok kontrol menggunakan uji Dependent t-test nilai p=0,096. Kesimpulannya, aromaterapi lemon dan relaksasi otot progresif ada pengaruh yang signifikan terhadap penurunan intensitas mual muntah setelah kemoterapi. Disarankan aromaterapi dan relaksasi otot progresif dapat diterapkan sebagai intervensi keperawatan dalam menangani mual muntah pada penderita kanker payudara setelah kemoterapi.Kata Kunci: Aromaterapi lemon, relaksasi otot progresif, kemoterapi, mual muntah
SENAM KAKI DIABETIK DENGAN KORAN EFEKTIF MENURUNKAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI) PASIEN DM TIPE 2 Kristiyawati, Sri Puguh; Fitriyanti, Dwi; Tanujiarso, Bagus Ananta; Putra, Gamaliel Anggriya Dwi
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 9, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes mellitus merupakan penyakit yang dapat mengakibatkan gangguan sirkulasi darah pada daerah kaki. Salah satu upaya untuk mencegah gangguan sirkulasi darah pada kaki dapat dilakukan dengan cara senam kaki diabetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas senam kaki diabetik dengan koran dan senam kaki dengan bola plastik terhadap nilai ankle brachial index (ABI) pada pasien DM tipe 2 di Kelurahan Gisikdrono Semarang. Rancangan penelitian ini menggunakan quasy experimental dengan desain penelitian two group pre test and post test without control group design. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 38 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji Paired t-test untuk mengetahui perbedaan nilai ABI sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney Test untuk mengetahui perbedaan efektifitas antara dua kelompok intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senam kaki diabetik dengan bola plastik dan senam kaki diabetik menggunakan koran sama-sama memiliki perbedaan terhadap nilai ABI sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan p value 0,000. Penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan efektifitas senam kaki diabetik dengan koran dan senam kaki diabetik dengan bola plastik terhadap nilai ABI pada pasien DM tipe 2 di Kelurahan Gisikdrono Semarang dengan nilai p = 0,002 (p0,05). Senam kaki dengan koran lebih efektif dibandingkan senam kaki dengan bola plastik dalam meningkatkan nilai ABI pada pasien DM tipe 2. Rekomendasi hasil penelitian ini agar dilakukan pembentukan kelompok pemerhati penderita DM di wilayah Kelurahan Gisikdrono.
TINGKAT AKURASI PEMERIKSAAN BLADDER SCAN DENGAN KATETERISASI INTERMITTEN PADA PASIEN STROKE DENGAN RETENSI URINE Cempakaningroem, Sri Dini; Kristiyawati, Sri Puguh; Ch. Purnomo, S. Eko
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 7, No 3 (2015): Desember 2015
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu dampak dari stroke adalah gangguan pengosongan kandung kemih retensi urine. Akibat retensi jika urine tidak dikeluarkan akan mengakibatkan infeksi saluran kemih. Tindakan pemeriksaan bladder scan dan kateterisasi intermitten ini dilakukan sebagai rangkaian proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi terhadap permasalahan pasien dengan retensi urine. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat akurasi bladder scan pada pasien stroke dengan retensi urine di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus tahun 2015. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen post test only design, sejumlah 25 responden. Karakteristik responden berjenis kelaminlaki-laki berjumlah 13 (52.0%), distribusi usia pasien usia 61-70 tahun sebanyak  14 (56.0%). Hasil pengukuran volume urine bladder scan dan kateterisasi intermitten diperoleh selisih 14,64 ml. Metodologi penelitian ini  dengan uji Paired t-test, setelahdilakukan uji statistik diperolehnilai p value = 0,001, maka bladder scan masih termasuk akurat sebagai alat deteksi retensi urine. Kesimpulan penelitian ini adalah bladder scan sebagai alternatif untuk mendeteksi retensi urine secara dini terbukti akurat. Rekomendasi dari penelitian ini adalah bladder scan dapat digunakan sebagai deteksi retensi urine selain kateterisasi intermitten   Kata kunci: bladder scan, kateterisasi intermitten, stroke, retensi urine
TINGKAT AKURASI PEMERIKSAAN BLADDER SCAN DENGAN KATETERISASI INTERMITTEN PADA PASIEN STROKE DENGAN RETENSI URINE Sri Dini Cempakaningroem; Sri Puguh Kristiyawati; S. Eko Ch. Purnomo
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 3 (2015): Desember 2015
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.419 KB)

Abstract

Salah satu dampak dari stroke adalah gangguan pengosongan kandung kemih retensi urine. Akibat retensi jika urine tidak dikeluarkan akan mengakibatkan infeksi saluran kemih. Tindakan pemeriksaan bladder scan dan kateterisasi intermitten ini dilakukan sebagai rangkaian proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi terhadap permasalahan pasien dengan retensi urine. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat akurasi bladder scan pada pasien stroke dengan retensi urine di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus tahun 2015. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen post test only design, sejumlah 25 responden. Karakteristik responden berjenis kelaminlaki-laki berjumlah 13 (52.0%), distribusi usia pasien usia 61-70 tahun sebanyak  14 (56.0%). Hasil pengukuran volume urine bladder scan dan kateterisasi intermitten diperoleh selisih 14,64 ml. Metodologi penelitian ini  dengan uji Paired t-test, setelahdilakukan uji statistik diperolehnilai p value = 0,001, maka bladder scan masih termasuk akurat sebagai alat deteksi retensi urine. Kesimpulan penelitian ini adalah bladder scan sebagai alternatif untuk mendeteksi retensi urine secara dini terbukti akurat. Rekomendasi dari penelitian ini adalah bladder scan dapat digunakan sebagai deteksi retensi urine selain kateterisasi intermitten   Kata kunci: bladder scan, kateterisasi intermitten, stroke, retensi urine
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STROKE DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG Sri Puguh Kristiyawati; Dewi Irawati -; Tutik Sri Hariyati
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 1 (2009): Desember 2009
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1668.014 KB)

Abstract

Stroke adalah suatu sindrom klinis akibat gangguan aliran darah menuju otak, timbul mendadak dan lebih banyak dialami penderita yang berusia 55 tahun. Menurut penyebabnya stroke dibagi dua yaitu stroke hemoragik akibat pecahnya pembuluh darah otak dan stroke iskemik (stroke non hemoragik) akibat adanya trombus atau embolus pada pembuluh darah otak. Stroke terjadi akibat ketidakmampuan penderita atau individu yang mempunyai faktor risiko menghindari atau mengendalikan faktor risiko. Secara umum faktor risiko dibagi dua yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain usia, jenis kelamin, ras atau etnik, riwayat keluarga (keturunan) dan faktor risiko yang dapat diubah antara lain hipertensi, merokok, diabetes melitus, kelainan jantung, dislipidemia, latihan fisik, pola diit dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stroke. Penelitian ini menggunakan rancangan studi potong lintang, dengan jumlah sampel sebanyak 85 responden. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian stroke dengan umur (p = 0.003), hipertensi (p = 0,007), dan diabetes melitus (p = 0,003). Hipenensi merupakan faktor risiko paling dominan yang berhubungan dengan kejadian stroke dengan OR = 22,767. Rckomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan mengembangkan variabel-varabel yang akan diteliti dikaitkan dengan perilaku yang mendukung terjadinya stroke.Kata kunci: stroke, faktor risiko yang tidak dapat diubah, faktor risiko yang dapat diubah
PENGARUH KOMBINASI IMAJINASI TERBIMBING DAN AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN NYERI PASIEN PASCA BEDAH DENGAN GENERAL ANESTESI DI RS TELOGOREJO SEMARANG Via Untari; Sri Puguh Kristiyawati; M. Syamsul Arif
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 1 (2014): Desember 2014
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2166.509 KB)

Abstract

Pembedahan merupakan tindakan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang diakhiri dengan penumpan dan penjahitan luka. Dalam melakukan prosedur pembedahan diperlukan anestesi untuk mengurangi rasa nyeri, salab satunya dengan general anestesi. Pada saat pasien sadar dari anestesi general maka rasa nyeri menjadi sangat terasa. Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang dimanifestasikan sebagai penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman, dan fantasi luka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi imajinasi terbimbing dan aroma terapi lavender terhadap penurunan nyeri pasien pasca bedah dengan general anestesi di Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Metode: Desain penelitian ini menggunakan Pretest-Posttest Design, dilakukan pada 23 responden dengan teknik Accidental sampling. Uji yang digunakan menggunakan paired sampel t-test. Hasil: Hasil uji menunjukkan ada pengaruh kombinasi imajinasi terbimbing dan aroma terapi lavender terhadap penurunan nyeri pasien pasca bedah dengan general anestesi di Rumah Sakit Telogorejo Semarang dengan p-value 0,000<0,05. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan terapi non-farmakologi lainnya dan menggunakan sampel penelitian yang lebih besar lagi sehingga didapatkan hasil lebih baik.Kata Kunci : Pembedahan, Nyeri, Relaksasi Imajinasi Terbimbing, Aroma Terapi Lavender