Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Terapi Kelompok Pendukung untuk Meningkatkan Resiliensi pada Ibu yang Memiliki Anak Talasemia Yudi Kurniawan; Fuad Nashori; Indahria Sulistyarini
Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 6, No 1 (2019): PSYMPATHIC
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/psy.v6i1.4207

Abstract

This study aims to increase resilience in mothers who have thalassemia children with support group therapy. Respondents in this study were eight mothers of thalassemia patients who were divided into control groups and experimental groups. The scale used in this study is the Modified Connor-Davidson Resilience Scale. This study used a quasi-experimental design with a pretest-posttest control group design with follow-up. Data obtained in the study were analyzed using the Mann-Whitney nonparametric test to compare scores between groups given Therapy Support Groups and groups not given intervention. The results showed that there were differences in resilience scores between the control group and the experimental group after being given Support Group Therapy, with p = 0.024 (p <0.05). This study concluded that support group therapy was effective for increasing resilience in mothers who had children with thalassemia. 
Peningkatan Resiliensi pada Penyintas Kekerasan terhadap Perempuan Berbasis Terapi Kelompok Pendukung Yudi Kurniawan; N. Noviza
Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Faculty of Psychology and Health - Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3011.046 KB) | DOI: 10.21580/pjpp.v2i2.1968

Abstract

Abstract: This study aims to increase resilience among survivors of violence against women through support group therapy. As resilience increases, survivors of violence against women form a powerless community of women as a vehicle for victims of violence to share experiences. This research is important because the number of violence against women shows an increasing trend from year to year. The hypothesis in this study is that there are differences in resilience of survivors of violence against women in experimental group and control group after group therapy. Subjects in this study were 10 women victims of violence aged between 35-40 years at Seruni Kota Semarang Integrated Service Center and divided into experimental groups and control groups. The measuring tool used is Modified Connor-Davidson Resilience Scale. Modules were taken from the therapy groups of Brabender, Smolar, and Fallon supporters (2004). The study used quasi experiment with non-randomized pretest-posttest control group design. Data were analyzed using different test of independent sample t-test. The result of the research shows that there is difference of resilience scores of survivors against women in experimental group and control group with p = 0,001 (p 0,05). In conclusion, support group therapy is effective to increase resilience to survivors of violence against women.Abstrak: Penelitian ini bertujuan meningkatkan resiliensi pada penyintas kekerasan terhadap perempuan melalui terapi kelompok pendukung. Setelah resiliensi meningkat, penyintas kekerasan terhadap perempuan membentuk komunitas perempuan berdaya sebagai wadah korban kekerasan untuk berbagi pengalaman. Penelitian ini penting karena jumlah kekerasan terhadap perempuan menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan resiliensi penyintas kekerasan terhadap perempuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan terapi kelompok pendukung.Subjek dalam penelitian ini adalah 10 perempuan korban kekerasan berusia antara 35-40 tahun di Pusat Pelayanan Terpadu Seruni Kota Semarang dan dibagi ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Alat ukur yang digunakan adalah Modified Connor-Davidson Resilience Scale. Modul diambil dari terapi kelompok pendukung (Brabender, Smolar, Fallon, 2004). Penelitian menggunakan quasi experiment dengan non randomized pretest-posttest control group design. Data dianalisis menggunakan uji bedaindependent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan skor resiliensi penyintas kekerasan terhadap perempuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan p=0,001 (p0,05). Kesimpulannya, terapi kelompok pendukung efektif untuk meningkatkan resiliensi pada penyintas kekerasan terhadap perempuan.
KEBERMAKNAAN HIDUP PADA LANSIA DI PANTI WREDA Anindita Nova Ardhani; Yudi Kurniawan
Jurnal Psikologi Integratif Vol 8, No 1 (2020): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v8i1.1978

Abstract

The aim of this study was to see the meaning of life in the elderly who live in the nursing home. The benefits that are expected to have in this research include theoretical benefits, which are expected to be a reference material for the development of developmental psychology, especially psychogerontology and practical benefits to be a reference material for psychologists, therapists, counselors, assistants, and readers in an effort to increase the meaning of life. in the elderly in general and in the elderly who live in nursing homes in particular. The subject criteria for the study were the elderly who were still able to communicate with and in good general condition. These criteria are determined on the basis of consideration because this study was conducted using interviews as a method of data collection. The results of this study indicate that the elderly who live in nursing homes have a good life meaning.Keywords: nursing homes, parents, the meaning of life,
Komunitas Sehati (Sehat Jiwa dan Hati) Sebagai Intervensi Kesehatan Mental Berbasis Masyarakat Yudi Kurniawan; Indahria Sulistyarini
INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 2 (2016): INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental
Publisher : Airlangga University Press, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.667 KB) | DOI: 10.20473/jpkm.V1I22016.112-124

Abstract

World Federation of Mental Health (WFMH) sebagai bagian dari World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa masalah kesehatan mental tidak lagi dilihat secara individual, namun harus diintervensi dalam skala makro/sistem. Oleh karena itu, pengetahuan praktis mengenai kesehatan mental selayaknya juga dipahami oleh masyarakat. Partisipan dalam penelitian aksi ini adalah masyarakat Pedukuhan X di Kecamatan Moyudan, Sleman, D.I. Yogyakarta. Tujuan penelitian aksi ini adalah membentuk komunitas masyarakat sehat jiwa dan hati (SEHATI) yang bisa mendeteksi gejala awal masalah kejiwaan dan dapat segera melaporkannya kepada profesional kesehatan mental di Puskesmas. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan dengan melibatkan keluarga pasien dan perangkat pedukuhan (tokoh masyarakat dan pengelola pendidikan). Intervensi dilakukan dengan teknik psikoedukasi yang dibagi dalam tiga materi untuk tiga kelompok berbeda. Hasil utama Penelitian aksi ini adalah pembentukan kader kesehatan mental yang bertugas membantu profesional kesehatan mental di Puskesmas. Oleh karena itu, perlu diadakan pelatihan rutin untuk meningkatkan kemampuan kader kesehatan mental.
Bangkit Pascainfeksi: Dinamika Resiliensi pada Penyintas Covid-19 Yudi Kurniawan; Markus Nanang Irawan Budi Susilo
Philanthropy: Journal of Psychology Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/philanthropy.v5i1.3326

Abstract

Abstract. This study aims to qualitatively understand the dynamics of resilience in survivors of COVID-19. Since the Coronavirus Disease (COVID-19) was declared a pandemic by the World Health Organization, the number of people infected has increased. Until April 2021, the number of positive confirmed COVID-19 cases in Indonesia has reached 1.5 million cases. Of these, 1.3 million people became survivors. In many cases, survivors of COVID-19 are still symptomatic for more than 60 days after the first onset appeared. This condition is known as long COVID. In addition to long COVID-19, survivors also face the risk of stigmatization from the environment that is burdensome for patients who have recovered to be able to return to normal activities. This study uses a phenomenological approach. Researchers conducted in-depth interviews with four respondents who had tested positive for COVID-19 based on the results of PCR swabs and experienced several long symptoms of COVID. The researchers found that the dynamics of resilience in COVID-19 survivors in this study emerged as an interaction between protective factors and risk factors. The protective factor consists of the components I can, I have, and I am plus the empathy and spiritual factors. The risk factors experienced by participants in this study were social stigma and the long-term impact of COVID-19. Collaboration between components of adaptive thinking, the ability to manage emotions, social support and empathy and spiritual factors is the key to achieving psychological resilience.  Keywords: pandemic, COVID-19 survivors, resilience, long COVID, social stigma  Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara kualitatif dinamika resiliensi pada penyintas COVID-19. Sejak Coronavirus Disease (COVID-19) ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia, jumlah masyarakat yang terinfeksi kian meningkat. Hingga April 2021, jumlah konfirmasi positif COVID-19 di Indonesia mencapai 1,5 juta kasus. Dari jumlah tersebut, 1,3 juta orang menjadi penyintas. Pada banyak kasus, penyintas COVID-19 masih bergejala hingga lebih dari 60 hari setelah onset pertama muncul. Kondisi ini dikenal sebagai long COVID. Selain long COVID, penyintas pun menghadapi risiko stigmatisasi dari lingkungan yang memberatkan pasien yang telah pulih untuk dapat kembali berkegiatan secara normal. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap empat responden yang pernah dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil swab PCR dan mengalami beberapa gejala long COVID. peneliti menemukan bahwa dinamika resiliensi pada penyintas COVID-19 dalam penelitian ini muncul sebagai interaksi antara faktor protektif dan faktor risiko. Faktor protektif terdiri atas komponen I can, I have, dan I am ditambah dengan faktor empati dan spiritual. Faktor risiko yang dialami oleh partisipan dalam penelitian ini adalah stigma sosial dan dampak jangka panjang COVID-19. Kolaborasi antara komponen pola pikir adaptif, kemampuan mengelola emosi, dukungan sosial dan faktor empati serta spiritual merupakan kunci untuk mencapai resiliensi psikologis.Kata kunci: pandemi, penyintas COVID-19, resiliensi, long COVID, stigma sosial
PELATIHAN PERMAINAN “BITE & STEP” BAGI GURU DAN TERAPIS SEKOLAH BERKEBUTUHAN KHUSUS Markus Nanang Irawan Budi Susilo; Yudi Kurniawan; Pundani Eki Pratiwi; Gusti Yuli Asih; Umi Farida Febriani
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 5. Kreatifitas Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah dan Perguruan Tinggi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (916.587 KB) | DOI: 10.18196/ppm.35.89

Abstract

Pelatihan permainan “Bite & Step” adalah pelatihan bagi guru dan terapis berkebutuhan khusus yang diberikan oleh tim pengabdian atau tim PkM Fakultas Psikologi Universitas Semarang. Materi pelatihan adalah tentang pengajaran keterampilan sosial bagi siswa berkebutuhan khusus melalui metode bermain yang disebut “Bite & Step”. Harapan pelatihan adalah guru dan terapis dapat mengembangkan metode pengajaran tentang keterampilan sosial kepada siswa dengan cara yang lebih menyenangkan. Metode pelaksanaan program pelatihan adalah melalui ceramah dan simulasi. Untuk mengetahui pemahaman guru mengenai materi yang diberikan, dilakukan cek pemahaman dengan pre-test dan postest. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan bahwa guru dan terapis cukup mengalami peningkatan pemahaman mengenai materi yang diberikan. Di sisi lain, meskipun hasil menunjukkan ada peningkatan, program pengabdian masih perlu evaluasi dan monitoring tindak lanjut. Hal ini dikarenakan pada saat pelaksanaan program pengabdian hanya dihadiri beberapa guru akibat dari protokol kesehatan berkenaan masa pandemi Covid-19.
Gambaran Resiliensi Perempuan Penyintas Kekerasan dalam Rumah Tangga Muhamad Kaisar; Yudi Kurniawan
PSIKODIMENSIA Vol 21, No 2: Desember 2022
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/psidim.v21i2.4669

Abstract

Kekerasan terhadap perempuan adalah tindakan yang melanggar hak asasi manusia. Salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan terjadi di lingkungan rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga adalah perilaku yang dipelajari mencakup perbuatan, perkataan kasar kepada seseorang dengan adanya unsur ancaman, kekuatan, kekerasan fisik, seksual, ekonomi, emosional dan lisan. Responden dalam penelitian ini berjumlah empat orang penyintas yang direkomendasikan oleh lembaga bantuan hukum yang berfokus pada penanganan kasus terhadap perempuan dan anak. Penelitian ini bertujuan untuk memahami gambaran resiliensi pada perempuan penyintas kekerasan dalam rumah tangga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini diambil dengan teknik observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa resiliensi muncul sebagai interaksi antara faktor risiko dan faktor protektif. Keempat responden mampu resilien dengan mengoptimalkan aspek dukungan sosial dan kemampuan adaptasi yang baik terhadap masalah yang dihadapi. Faktor protektif yang dimiliki oleh responden adalah hubungan yang dilandasi kepercayaan, tanggung jawab, inisiatif, pengembangan keterampilan diri, dan kemantapan identitas. Penelitian ini memiliki kebaruan terkait perspektif informan yang berasal dari pendamping perempuan korban kekerasan domestik.
Kecemasan Menjalin Relasi Romantis: Studi Kasus terhadap Perempuan Penyintas Toxic relationship Anindya Rahmawati Putri; Yudi Kurniawan
Philanthropy: Journal of Psychology Vol. 7 No. 1 (2023)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/philanthropy.v7i1.6839

Abstract

Abstract. This study aims to find out empirically anxiety in undergoing romantic relationships among women survivors of toxic relationships and what are the factors that influence anxiety in undergoing romantic relationships among women survivors of toxic relationships. The research method chosen was qualitative research with data collection techniques consisting of interviews and observation. Respondents in this study amounted to 3 respondents with the criteria of female students who are currently studying at both public and private universities, age range 20 to 22, are not currently in a romantic relationship, and have had a toxic relationship in a romantic relationship for at least one year. , and found the dynamics of anxiety in the subject. The results found in this study are toxic relationships in undergoing romantic relationships with forms of physical, psychological, sexual and financial or economic violence can cause a negative impact on the survivor's psychology in the form of anxiety caused by bad past experiences and anxiety about the relationship that will come.Keywords: Anxiety, Toxic relationship, Survivor, Romantic RelationshipAbstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris kecemasan dalam menjalani relasi romantis pada perempuan penyintas toxic relationship dan apa saja faktor yang memengaruhi kecemasan dalam menjalani relasi romantis pada perempuan penyintas toxic relationship.  Dengan metode penelitian yang dipilih adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data adalah wawancara dan observasi. Responden dalam penelitian ini berjumlah 3 responden dengan kriteria mahasiswi yang tengah menempuh pendidikan baik di universitas negeri maupun swasta, rentang usia 20 hingga 22, sedang tidak dalam status menjalin hubungan relasi romantis, dan pernah menjalani toxic relationship dalam relasi romantis pada kurun waktu minimal satu tahun, serta ditemukan dinamika kecemasan pada subjek. Hasil yang ditemukan pada penelitian ini adalah toxic relationship dalam menjalani relasi romantis dengan bentuk kekerasan fisik, psikis, seksual dan finansial atau ekonomi dapat menyebabkan dampak negatif pada psikis penyintas nya berupa kecemasan yang dikarenakan oleh pengalaman masa lalu yang buruk dan rasa cemas mengenai hubungan yang akan datang.Kata kunci: Kecemasan, Toxic relationship, Penyintas, Relasi Romantis
Gambaran Kecemasan Orang Tua pada Karier Anak Berkebutuhan Khusus Cristine Roselvia Tri Amelia; Yudi Kurniawan; Feti Pratiwi
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN, PSIKOLOGI DAN KESEHATAN (J-P3K) Vol 4, No 2 (2023): J-P3K AGUSTUS
Publisher : Mata Pena Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51849/j-p3k.v4i2.207

Abstract

Orang tua manapun pasti menginginkan anaknya dilahirkan dan tumbuh sempurna. Namun dalam kenyataannya, tidak semua harapan orang tua dapat terwujud. Ada beberapa orang tua yang memiliki anak dengan berkebutuhan khusus. Gangguan perkembangan yang dialami anak berkebutuhan khusus menyebabkan sulit tercapainya tugas perkembangan sesuai dengan usia anak. Kondisi yang dimiliki anak membuat orang tua merasa cemas mengenai masa depan dan juga karier anak. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat gambaran kecemasan orang tua terhadap karier anak berkebutuhan khusus serta mengidentifikasi harapan orang tua terhadap karier anak. Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif studi kasus. Adapun teknik analisa data yang digunakan adalah dengan menggunakan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan /verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya kecemasan-kecemasan yang dirasakan oleh para orang tua pada karier anak yang berkebutuhan khusus adalah sama yaitu mengarah kepada adakah perusahaan atau kantor yang mau menerima anak berkebutuhan khusus dengan segala keterbatasannya baik secara kemampuan berpikir ataupun sikapnya, bidang pekerjaan apa yang cocok dan bagaimana anak berkebutuhan khususnya bisa berkomunikasi dengan orang lain di masa kerjanya nanti dengan segala keterbatasan yang dimilikinya baik secara inteligensi ataupun komunikasi. Secara garis   besar dapat disimpulkan bahwa setiap orang tua memiliki kecemasan terhadap karier anak-anak mereka yang berkebutuhan khusus. Namun kecemasan tersebut tidak mematahkan harapan mereka pada kemajuan anak-anak mereka ke arah yang lebih baik.
Pelatihan Service Excellent pada Ibu-Ibu Wirausaha di RT.08 RW.19 Sendangmulyo - Semarang Rusmalia Dewi; Yudi Kurniawan; Gusti Yuli Asih
KREATIF: Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara Vol. 3 No. 4 (2023): Desember : Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/kreatif.v3i4.2379

Abstract

The aim of this community service is to provide training on Service Excellence to entrepreneurial mothers in RT.08 RW.19 to increase their understanding of the challenges, skills and competencies needed to succeed in service. Customer service requires speed, awareness about e-commerce with technology support to face increasingly difficult challenges. Good service improves business reputation. This training will discuss how to improve participants' skills for reliable customer service. Initial observations made showed that most of the women on Rt.08 Rw.19 were entrepreneurs by opening stalls or shops but providing minimal service to customers. This makes the business less developed because customers buy products because they need it, not because there is something more to the business of these entrepreneurial women. This lack of knowledge about providing excellent service to customers made the team want to help find solutions for developing the business of entrepreneurial women RT.08 Rw.19 through Excellent Service Training. The process is that these entrepreneurial women gather in the RT.08 hall and provide material on understanding and practice about Excellent Service in the form of lectures, stories and games as well as joint discussions. It is hoped that the service team for these entrepreneurial mothers will be able to understand the results of the training. By increasing their understanding of Service Excellent, they can improve the abilities of these entrepreneurial mothers to be even better at serving customers, so that they can increase their sales turnover.