Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan

HEMATOLOGI IKAN PATIN SIAM (Pangasius hypophthalmus) YANG DIBERI PAKAN DENGAN PENAMBAHAN LARUTAN BIJI MANGGA HARUMANIS (Mangifera indica L) Muhammad Ridwan; Iesje Lukistyowati; Henny Syawal
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 8, No 2 (2020): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v8i2.2120

Abstract

ABSTRAKDarah merah memiliki peran mengangkut oksigen, hormon, nutrien, dan hasil metabolisme tubuh, biji mangga harumanis merupakan limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai antimikroba/antibakteri, antivirus, antijamur serta immune modulator karena mengandung senyawa sekunder seperti tannin, flavonoid, saponin serta asam ascorbat. Penelitian ini bertujuan untuk mencari dosis terbaik penambahan larutan biji mangga harumanis (Mangifera indica L) pada pakan dan pengaruhnya terhadap profil darah merah dan pertumbuhan ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus). Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari Satu faktor dengan empat taraf perlakuan, P0 tanpa penambahan larutan biji mangga harumanis, P1 penambahan larutan biji mangga harumanis dengan dosis 1,6 mL/kg pakan, P2 penambahan larutan biji mangga harumanis dengan dosis 1,8 mL/kg pakan dan P3 penambahan larutan biji mangga harumanis dengan dosis 2 mL/kg pakan. Ikan dipelihara di kolam percobaan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau, dengan padat tebar 50 ekor/m3 dan ukuran 8-12 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan mengandung larutan biji mangga harumanis yang diberikan selama 60 hari pada ikan memberikan pengaruh terhadap profil darah merah. Dosis terbaik terdapat  pada perlakuan P3 (2 mL/kg pakan) dengan rata-rata total eritrosit 300,33 x 104 sel/mm3, kadar hemoglobin 11,13 g %, nilai hematokrit 29,33 %, pertumbuhan bobot mutlak sebesar 37.70 g, kelulusanhidup 95%.Kata kunci : Biji mangga harumanis, Hematologi, Pangasius hypopthalmus
Pemanfaatan Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L) untuk Menghambat Pertumbuhan Bakteri Edwardsiella tarda Ratna Dewi Zebua; Henni Syawal; Iesje Lukistyowati
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 7, No 2 (2019): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.671 KB) | DOI: 10.29406/jr.v7i2.1469

Abstract

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2018. Penelitian ini bertujuan mengetahui bahan bioaktif yang terkandung di dalam ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L), sensitivitas ekstrak daun kersen menghambat pertumbuhan bakteri Edwardsiella tarda, dosis Minimum Inhibitory Concentration (MIC) ekstrak daun kersen yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. tarda dan  Lethal dosis50ekstrak daun kersen terhadap ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) berukuran 7-9 cm.Daun kersen diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol.Dosis ekstrak daun kersen yang digunakan adalah 10000 ppm, 9000 ppm, 8000 ppm, 7000 ppm, 6000 ppm, 5000 ppm, 4000 ppm, 3000 ppm, 2000 ppm, 1000 ppm dan Novobiocin sebagai kontrol. Hasil uji fitokimia ekstrak daun kersen adalah terpenoid/steroid,flavonoid, fenolik, dan saponin. Hasil uji kromatografi lapis tipis dengan nilai Rf terpenoid/steroid 0,88 cm, flavonoid 0,6 cm, dan fenolik 0,6 cm. Ekstrak daun kersen mampu menghambat pertumbuhan E. tarda hingga dosis 700 ppm dengan rata-rata zona hambat 6,14 mm, Minimum Inhibitory Concentration (MIC) ekstrak daun kersen adalah 700 ppm dengan rerata jumlah koloni 261,66 CFU/mL. Hasil uji toksisitas LD50 ekstrak daun kersen terhadap ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dengan metode perendaman adalah pada dosis 720,06 ppm.Kata kunci : Ekstrak Daun Kersen, Edwardsiella tarda, antibakteri, LD50
UJI SLIDE AGLUTINASI UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT ENTERIC SEPTICEMIA OF CATFISH (ESC) PADA IKAN PATIN (Pangasius pangasius) Nanang Muhson; Iesje Lukistyowati; Windarti .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.167 KB) | DOI: 10.29406/jr.v8i1.1476

Abstract

Aglutinasi merupakan reaksi antibodi dan antigen dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan test kit untuk mendeteksi keberadaan bakteri yang menyebabkan penyakit ikan dengan cepat. Untuk memahami apakah reaksi antigen-antibodi E. ictaluri dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit Enteric Septicemia of Catfish (ESC), sebuah penelitian telah dilakukan dari September hingga Desember 2018. Antibodi diproduksi dari kelinci yang diimunisasi E. ictaluri yang tidak aktif (dosis bertingkat, periode 4 minggu, 0,5; 1; 2; dan 3 ml / minggu masing-masing). Serum Antibodi dipanen pada minggu ke-5. Antibodi itu kemudian digunakan untuk mendeteksi keberadaan E. ictaluri pada ikan yang terinfeksi. Sepuluh ikan patin diinfeksi dengan E. ictaluri aktif (1 ml, 106CFU / ikan, injeksi intraperitoneal). Tiga hari setelah infeksi dan ikan menunjukkan gejala penyakit ESC, isolat E. ictaluri diambil dengan mengekstraksi hati dan ginjal dan kemudian isolat tersebut ditanam di media TSA selama 24 jam. Isolat E. ictaluri kemudian disebarkan dalam kaca slide, dan dicampur dengan antibodi E. ictaluri. Reaksi antigen-antibodi itu dipelajari. Reaksi positif ditunjukkan oleh adanya butiran, sedangkan reaksi negatif tidak menghasilkan butiran-butiran seperti pasir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antigen E. ictaluri yang dikumpulkan dari ikan yang terinfeksi ESC bereaksi positif terhadap antigen E. ictaluri dan butiran terbentuk dalam waktu 1 menit setelah antigen - antibodi direaksikan. Antibodi E. ictaluri menunjukkan reaksi negatif terhadap antigen bakteri lain. The accuracy of Rapid Diagnostic Test based antigen – antibody agglutination is identic with the result of E. ictaluri detection using PCR. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa Uji Aglutinasi Slide dapat digunakan sebagai Tes Diagnostik Cepat untuk mendeteksi penyakit ESC pada ikan patin.
GAMBARAN DARAH MERAH IKAN JAMBAL SIAM (Pangasianodon hypophthalmus) YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG JAMU FERMENTASI UNTUK MENCEGAH PENYAKIT Motile Aeromonas Septicemia Yunita Paramitha Hasibuan; Henni Syawal; Iesje Lukistyowati
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 9, No 1 (2021): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v9i1.2605

Abstract

Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh ikan melalui penambahan jamu fermentasi (kencur, temulawak, dan kunyit) ke pakan, karena pakan dengan jamu fermentasi memiliki beberapa keunggulan, seperti dapat meningkatkan nafsu makan, daya cerna, pertumbuhan, dan tahan terhadap penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan dosis terbaik dari penambahan jamu fermentasi pada pakan guna meningkatkan status kesehatan ikan jambal siam. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor lima taraf perlakuan, dan tiga ulangan, sehingga didapatkan 15 unit percobaan. Adapun perlakuan yang digunakan adalah Kn: Kontrol negatif (pemberian pakan tanpa jamu fermentasi dan tanpa uji tantang A. hydrophila), Kp: Kontrol positif (pemberian pakan tanpa jamu fermentasi tetapi diuji tantang A. hydrophila), P1: Pemberian pakan mengandung jamu fermentasi dosis 200 ppm dan diuji tantang dengan A. hydrophila, P2: Pemberian pakan mengandung jamu fermentasi dosis 250 ppm dan diuji tantang dengan A. hydrophila. P3: Pemberian pakan mengandung jamu fermentasi dosis 300 ppm dan diuji tantang dengan A. hydrophila. Ikan dipelihara selama 46 hari dalam aquarium berukuran 40 x 30 x 30 cm dengan padat tebar 1 ekor/3 L air. Uji tantang dengan bakteri A. hydrophila kepadatan 108 CFU/mL sebanyak 0,1mL/ekor dilakukan pada hari ke-32. Setelah uji tantang ikan dipelihara kembali hingga hari ke-46. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis jamu fermentasi yang terbaik untuk ditambahkan ke pakan adalah 250 ppm, yang ditandai dengan total eritrosit 233 x 104 sel/mm3, nilai hematokrit 38,66%, kadar hemoglobin 9,73 g/dL, dan pertumbuhan bobot mutlak 20,19 g. Hasil pengukuran kualitas air selama penelitian suhu berkisar antara 27-29,2oC, pH 6-7, DO 4 - 4,34 mg/L, dan NH3 0,028-0,048 mg/L.