Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Department of Naval Architecture

Analisa Perbandingan Ekonomis Pada Kapal Ikan FRP “KM.BBPI-3” Mesin Inboard Dengan Kapal Ikan Tradisional Mesin Outboard Longtail Ade Putri Antika; Imam Pujo Mulyatno; Ari Wibawa Budi Santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 8, No 3 (2020): Juli
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembuatan kapal ikan berbahan FRP bermesin Inboard merupakan terobosan terbaru yang sedang dikembangkan oleh BBPI Semarang. Untuk mengetahui terobosan terbaru ini dapat menguntungkan owner kapal atau tidak maka diperlukan analisis lebih lanjut. Tugas akhir ini membahas tentang perbandingan analisis ekonomi antara kapal ikan FRP bermesin inboard dengan kapal ikan tradisional bermesin outboard longtail. Dengan tujuan menentukan biaya investasi pada kapal ikan, melakukan perbandingan biaya operasional pada kedua kapal ikan, dan menentukan kelaikan investasi pada kedua kapal. Metode yang digunakan pada tugas akhir ini adalah metode penilaian profitabilitas investasi. Untuk dapat melakukan analisis perbandingan investasi pada tugas akhir ini, maka dibutuhkan beberapa tahapan untuk perhitungan yaitu menghitung biaya pembuatan kapal, penentuan variable bebas dan variable terikat, menghitung umur ekonomis kapal, biaya tetap, biaya variable, pendapatan kemudian dilakukan analisa profitabilitas. Pada penelitian ini dilakukan pada 3 kondisi dari kedua kapal dengan variasi yang lebih banyak pada umur ekonomis kapal FRP. Hasil dari penelitian ini menunjukan bawah kapal FRP memiliki keunggulan dibandingkan kapal ikan tradisional , yaitu pada beberapa biaya rutin yang lebih murah, memiliki payback period yang lebih cepat, serta nilai dari Net Present Value yang lebih menguntungkan,
Reschedule Reparasi Kapal KN.KUMBA 470 DWT Dengan Critical Path Method Di Galangan Semarang Yuliana Tri Andhani; Imam Pujo Mulyatno; Ari Wibawa Budi santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 8, No 3 (2020): Juli
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.642 KB)

Abstract

Penyelesaian proyek docking repair pada kapal sering tidak sesuai dengan jadwal yang ada dalam kontrak awal.Serta sering adanya pekerjaan tambah maupun kurang dalam proses aktualnya dilapangan yang dapat berdampak pada schedule yang sudah ada sehingga dapat mengakibatkan keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Network Planning merupakan metode yang digunakan untuk mencapai kesuksesan target schedule pada proyek. Penelitian ini membutuhkan data berupa repair list serta main schedule. Sehingga dapat dilakukan analisis aktivitas yang menjadi bagian kritis pada proyek docking repair kapal KN.KUMBA. dengan menggunakan Critical Path Method dan dibantu Software Microsoft Project, pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produktifitas tenaga kerja yang dihasilkan setiap harinya sehingga didapatkan network planning dengan lintasan kritis yang lebih efisien pada proyek docking repair kapal KN.KUMBA di PT. Yasa Wahana Tirta Samudera Semarang. Hasil menunjukkan nilai  diagram network mengalami kemajuan dari durasi awal 50 hari menjadi 41 hari untuk pekerjaan induk dengan adanya 12 lintasan kritis dan 42 hari untuk pekerjaan tambah dengan adanya 17 lintasan kritis dengan nilai slack nol. Maka proyek mengalami crashing dengan adanya penambahan tenaga kerja serta jam kerja. Pada proyek docking repair pada kapal KN.KUMBA di PT. Yasa Wahana Tirta Samudera Semarang dihasilkan nilai produktifitas sebesar 23,8 kg/hari/orang pada replating konstruksi bagian dalam.
Analisa Perbandingan Kekuatan Tarik, Tekuk, dan Mikrografi Pada Sambungan Las Baja SS 400 Akibat Pengelasan FCAW (Flux-Cored Arc Welding) dengan Variasi Jenis Kampuh dan Posisi Pengelasan Abrar Farhan; Untung Budiarto; Ari Wibawa Budi Santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1076.552 KB)

Abstract

Proses perlakuan panas normalizing dilakukan pada baja SS400 yang merupakan baja tipe low carbon pada variasi suhu pemanasan 900ºC dan 975°C dengan penahan panas 30 menit dengan media pendingin udara. Penelitian ini bertujuan membandingkan hasil kekuatan tarik, tekuk, dan mikrografi dari variasi suhu pemanasan dengan menggunakan media pendinginan udara. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor suhu pemanasan berpengaruh dalam nilai tarik, nilai tekuk, dan struktur mikrografi spesimen penelitian. Pada spesimen dengan suhu pemanasan 900C° didapatkan nilai kekuatan tarik 397.52 MPa, nilai regangan 40.15% dan nilai modulus elastisitas 10.18 GPa. Sedangkan pada spesimen dengan suhu pemanasan 975°C didapatkan nilai tegangan maksimal 377.78 MPa, nilai regangan sebesar 48.125% dan nilai modulus elastisitas 8.07 GPa. Pada pengujian tekuk spesimen dengan suhu pemanasan 900°C mempunyai nilai tegangan tekuk 515 MPa sedangkan spesimen dengan suhu pemanasan 975°C mempunyai nilai nilai tegangan tekuk 473.7 MPa. Dari hasil pengujian tarik dan tekuk didapatkan bahwa spesimen dengan variasi suhu pemanasan 900°C memiliki nilai kekerasan dan nilai tegangan maksimal lebih besar dari variasi suhu pemanasan 975°C. Pada perlakuan panas normalizing dengan variasi 975°C struktur mikrografinya menunjukkan fasa ferrite lebih dominan, dibandingkan variasi suhu normalizing 900°C
Analisa Engine Propeller Matching Pada Kapal Perintis Sabuk Nusantara 95 Hibob Faiz Firdaus; Eko Sasmito Hadi; Ari Wibawa Budi Santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 6, No 4 (2018): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Engine Propeller Matching pada kapal pada dasarnya bertujuan untuk menentukan matching point antara mesin dan propeller kapal, yaitu titik operasi putaran motor dimana power yang diserap oleh propeller sama dengan  power yang dihasilkan oleh engine dan menghasilkan kecepatan kapal yang mendekati dengan kecepatan servis kapal yang direncanakan. Kapal Perintis Sabuk Nusantara 95 dibangun di galangan PT. Dok Bahari Nusantara dengan ukuran utama lambung kapalnya adalah LOA :62,80 m LPP :57,40 m B :12 m H :4 m T :2,7 m Cb :0,709 Vs :12 knot. Setelah mendapatkan dimensi ukuran utama pembuatan model kapal mengggunakan software rhinoceros, untuk menganalisa hambatan total kapal dengan metode holtrop dan metode CFD (computer fluid dynamic) pada software tdyn. Setelah mendapatkan hambatan kapal, perhitungan untuk mendapatkan sistem propulsi yang optimal dapat dilakukan dengan menghitung daya mesin kapal sesuai hambatan total kapal tersebut, selanjutnya menentukan karakteristik propeller rekomendasi. Karakteristik propeller yaitu diantaranya Koefisien Advance (J),Pitch Ratio (P/D) Ae/Ao,Diameter Propeller,Pitch dan lain-lain. Dari perhitungan di dapatkan karakteristik propeller baru yaitu Tipe : B4-55, Diameter : 1,6 m , P/D : 1, J : 0,5 , Ae/Ao : 0,55. Dari grafik perbandingan matching point mendapatkan hasil propeller baru lebih baik daripada propeller lama.
Analisa Kekuatan Tarik, Kekuatan Puntir, Kekerasan, dan Mikrografi Baja ST 60 Sebagai Bahan Poros Propeller Setelah Proses Normalizing dengan Variasi Waktu Penahanan Panas (Holding Time) Willson Febriant Tambunan; Untung Budiarto; Ari Wibawa Budi Santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 2 (2019): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.634 KB)

Abstract

Baja ST 60 pada penelitian sebelumnya memiliki kekuatan tarik sebesar 706,47 N/mm2 setelah dilakukan uji tarikdengan material yang belum mengalami perlakuan panas. Padahal dalam kenyataannya penggunaan material untukporos propeller harus diberi perlakuan panas terlebih dahulu agar didapatkan sifat-sifat bahan yang diinginkan.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai kekuatan tarik, kekuatan puntir, kekerasan, dan mikrografi baja ST60 setelah diberi perlakuan normalizing dengan variasi waktu penahanan panas. Hasil penelitian menunjukkan bahwafaktor waktu penahanan panas berpengaruh. Pada uji tarik, spesimen dengan waktu penahanan 20 menit memilikikekuatan tarik sebesar 633,53 N/mm2 dan regangan 24,37%. Sedangkan spesimen dengan waktu penahanan 40 menitmemiliki kekuatan tarik sebesar 620,07 N/mm2 dam regangan 22,14%. Pada uji puntir, spesimen dengan waktupenahanan 20 menit mempunyai kekuatan puntir sebesar 485,82 MPa, spesimen dengan waktu penahanan 40 menitmempunyai kekuatan puntir sebesar 474,25 MPa. Hasil dari uji kekerasan menunjukkan spesimen dengan waktupenahanan 20 menit memiliki nilai kekerasan sebesar 195,05 VHN dan spesimen dengan waktu penahanan 40 menitmemiliki nilai kekerasan sebesar 184,92 VHN. Pada uji mikrografi, spesimen dengan waktu penahanan 40 menitmemiliki fasa ferrite yang lebih dominan dibandingkan spesimen dengan waktu penahanan 20 menit. Faktor waktupenahanan panas berpengaruh pada struktur ferrite dan pearlite yang juga mempengaruhi keuletan, ketangguhan, dankekerasan dari baja ST 60 yang diberi perlakuan panas.
Analisa Pengaruh Variasi Kampuh Las dan Arus Listrik Terhadap Kekuatan Tarik Dan Struktur Mikro Sambungan Las GMAW (Gas Metal ARC Welding) Pada Aluminium 6061 Leo Pranata Ketaren; Untung Budiarto; Ari Wibawa Budi Santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1133.334 KB)

Abstract

Perkembangan teknologi pada era modern sekarang ini banyak ditemukan pembuatan produk/komponen yang menggunakan penyambungan material  dengan menggunakan pengelasan. Pada proses penyambungan dengan menggunakan pengelasan, variasi kampuh las dan arus listrik menjadi faktor penting dalam menentukan kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kekuatan tarik, dan perubahan struktur mikro pada material aluminium 6061 setelah dilakukan pengelasan menggunakan pengelasan GMAW dengan variasi kampuh yang berbeda dan variasi arus listrik yang digunakan 180 A, 200 A, dan 220 A. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, berdasarkan perlakuan yang diberikan oleh peneliti yaitu berupa pengelasan dengan menggunakan las GMAW pada aluminium 6061. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kampuh yang digunakan dan pemilihan arus yang tepat sangat berpengaruh untuk kualitas sambungan yang ditinjau dari kekuatannya. Pengelasan GMAW dengan kampuh V dengan hasil yang maksimal pada arus 200 ampere memiliki rata-rata tegangan sebesar 142.61 MPa, regangan sebesar 29.6 %, dan modulus elastisitas sebesar 7.304 GPa.Untuk perubahan struktur mikro yang dihasilkan dari sambungan las aluminium 6061 menggunakan pengelasan GMAW dengan kampuh V memiliki tingkat kerapatan permukaan yang lebih baik dibandingkan sambungan las aluminium 6061 yang dihasilkan dari pengelasan GMAW kampuh X. Kesimpulan umum yang dapat diambil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sambungan las aluminium 6061 menggunakan pengelasan GMAW (Gas Metal ARC Welding) kampuh V menghasilkan kualitas sambungan yang lebih baik dari pengelasan GMAW (Gas Metal ARC Welding) kampuh X.
Analisis Korosi Pada Pipa Mine Line Cargo Heater System Tipe SUS/SS 316 L Pada Kapal MT Suprime Star Tomi Ahmad Maulana; Sarjito Joko Sisworo; Ari Wibawa Budi Santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 11, No 1 (2023): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Korosi adalah proses penurunan kualitas suatu benda logam kembali ke bentuk aslinya . Korosi diklasifikasikan menjadi korosi suhu tinggi dan suhu rendah. Korosi suhu tinggi merupakan proses korosi yang terjadi pada logam yang berada dalam kondisi suhu tinggi dimana asam berada di titik embun atau dalam fase gas. Meskipun sebagian besar reaksi korosi suhu tinggi terjadi pada suhu di atas 500 ⁰ C, namun Korosi suhu tinggi juga ditemukan dalam banyak kasus pada suhu di bawah 500 ⁰ C. Salah satu contoh korosi suhu tinggi adalah pipa mine line cargo heater sytem yang dioprasikan pada suhu 85 – 95 ⁰ C. pengujian korosi mengunakan analisis SEM, Mealografi, EDX dan XRD. Dari hasil pengamatan SEM dan Metalografi Pipa Mine Line mengalami Pitting Corotion pada permukaan dalam, serta hasil pengamatan unsur mengunakan EDX dan XRD ditemukan lapisan oxida yang cukup tebal pada permukaan dalam pipa yang berupa unsur Fe2O3, NiO3Ti, MgTiO3, V2O3 yang memiliki nilai FoM masing-masing diatas 0,6 yang berarti keberadaanya cukup dominan. disebabkan terjadinya reaksi kimia antara unsur-unsur penyusun pipa teroksidasi oleh udara didalam pipa. Dari hasil pengamatan disimpulkan bahwa pipa mineline mengalami korosi suhu tinggi.