Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pemanfaatan Bioflok Dari Limbah Budidaya Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Sebagai Pakan Nila (Oreochromis niloticus) Septiani, Nani; Maharani, Henni Wijayanti; -, Supono
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.637 KB)

Abstract

Lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan jenis ikan air tawar yang mudah dibudidayakan secara intensif. Limbah dari budidaya lele dumbo dapat berdampak pada penurunan kualitas air tetapi dapat digunakan sebagai sumber media tumbuh organisme yang bermanfaat sebagai pakan alami ikan. Teknologi bioflok merupakan salah satu alternatif dalam efisiensi pakan dan penyangga kualitas air dalam akuakultur yang diadaptasi dari teknik pengolahan limbah domestik secara konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penambahan bioflok sebagai pakan alami dari limbah budidaya lele dumbo terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup  nila  (Oreochromis niloticus). Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap, dengan empat perlakuan (penambahan bioflok sebanyak 0, 5, 10 dan 15 ml/l) dan tiga kali ulangan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan benih nila  berukuran 2-3 cm yang dipelihara dengan akuarium berukuran 40 x 30 x 30 cm. Parameter dalam penelitian meliputi suhu, pH, amonia, laju pertumbuhan harian dan kelangsungan hidup. Hasil penelitian menunjukan penambahan bioflok tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup nila.  Kisaran laju pertumbuhan nila 0,21- 0,24 g/hari dan  tingkat kelangsungan hidup nila 57-88%. Hasil pengukuran parameter kualitas air untuk suhu pagi berkisar  26– 27oC sedangkan pada sore hari berkisar 27- 28oC, pH relatif stabil pada kisaran 6, sedangkan kandungan amonia terjadi peningkatan pada akhir penelitian pada setiap perlakuan.
KANDUNGAN PROTEIN TOTAL (CRUDE PROTEIN) Brachionus plicatilis DENGAN PEMBERIAN PAKAN Nannochloropsis sp. PADA KONDISI STRESS LINGKUNGAN MIKRO (MICRO ENVIRONMENTAL STRESS) Sartika, Irza Dewi; Muhaemin, Moh.; Maharani, Henni Wijayanti
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.671 KB)

Abstract

Brachionus plicatilis merupakan zooplankton yang mudah dikultur  secara massal dengan kandungan protein yang cukup tinggi dan digunakan sebagai pakan alami. Salah satu  metode untuk optimalisasi kandungan nutrisi pakan alami dilakukan dengan stres lingkungan mikro atau MES (micro environmental stress). Penelitian bertujuan untuk mengetahui kepadatan dan kandungan protein total (crude protein) B. plicatilis setelah diberi pakan berupa Nannochloropsis sp. dengan perlakuan MES. Penelitian menggunakan 4 perlakuan yaitu perbedaan salinitas dan perbedaan persentase nitrogen berdasarkan dosis baku. Perlakuan tersebut adalah A (kultur B. plicatilis dengan pakan Nannochloropsis sp. pada salinitas 28-33 ppt dan nitrogen 100%), B (kultur B. plicatilis dengan pakan Nannochloropsis sp. pada salinitas 28-33 ppt dan nitrogen 50%), C (kultur B. plicatilis dengan pakan Nannochloropsis sp.pada salinitas 38-40 ppt dan nitrogen 100%)dan D (kultur B. plicatilis dengan pakan Nannochloropsis sp.pada salinitas 38-40 ppt dan nitrogen 50%) dan hasil dianalisis dengan Chi- square.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MES dapat meningkatkan kepadatan B. plicatilis tetapi tidak berpengaruh terhadap kandungan protein total B. plicatilis. Kepadatan dan kandungan protein total tertinggi terletak pada kultur B. plicatilis dengan pakan Nannochloropsis sp.pada salinitas 38-40 ppt dan nitrogen 100%. Hubungan  antara kepadatan dan kandungan protein total B. plicatilis adalah linier positif yang memungkinkan peningkatan produksi B. plicatilis dengan perlakuan salinitas dan dosis pupuk yang optimal.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DI PERAIRAN PULAU PASARAN PROVINSI LAMPUNG UNTUK BUDIDAYA KERANG HIJAU (Perna viridis) Ali, Mahrus; Maharani, Henni Wijayanti; Hudaidah, Siti; Fornando, Hermawan
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 7, No 2 (2015): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.216 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v7i2.2484

Abstract

Kerang hijau merupakan salah satu komoditas perikanan laut yang digemari oleh masyarakat. Di Lampung budidaya kerang hijau baru dirintis beberapa tahun terakhir. Budidaya ini terdapat di sekitar Teluk Lampung seperti perairan Ringgung (Pesawaran) dan Pulau Pasaran (Bandar Lampung). Analisis kesesuaian lahan di perairan Pulau Pasaran untuk budidaya kerang hijau (Perna viridis) dapat diamati dengan menganalisis faktor fisika, kimia dan biologi air menggunakan metode rating point. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian perairan Pulau Pasaran untuk budidaya kerang hijau. Pengamatan dilakukan dengan membandingkan parameter pendukung di 5 stasiun di sekitar perairan Pulau Pasaran. Hasil pengukuran menunjukan salinitas, pH, temperatur, DO dan substrat perairan Pulau Pasaran baik untuk budidaya, sedangkan parameter kekeruhan, kecepatan arus, kedalaman dan klorofil-a kurang mendukung untuk budidaya kerang hijau. Secara keseluruhan rating point kesesuaian lahan perairan Pulau Pasaran. sebesar 6,72 yang menunjukkan bahwa perairan Pulau Pasaran memiliki tingkat kesesuaian cukup baik untuk budidaya kerang hijau. Lokasi terbaik untuk budidaya kerang hijau pada stasiun 2 dengan rating point 7,1.KATA KUNCI: Kerang hijau, kesesuaian lahan, Lampung, rating point.
Identification of Anorganic Waste in Sebalang Beach and Tanjung Selaki Beach, Tarahan Village, Subdistrick Katibung, Lampung Selatan District Wardana, Jaya; Maharani, Henni Wijayanti; Diantari, Rara
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 27, No 1 (2022): February
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jpk.27.1.67-73

Abstract

The increase in the human population causes the amount of organic and inorganic waste to increase. The decomposition of inorganic waste is relatively longer compared to organic waste, therefore it is very harmful to the coastal environment. The purpose of this study was to determine the type, weight, distribution, density, and to compare the density and type of inorganic waste at Sebalang Beach and Tanjung Selaki Beach. Garbage collection and measurement of oceanographic parameters were carried out directly from March to April 2020. Garbage was collected on a 100-meter transect following the shoreline at each point at high tide and low tide. Current and wave were measured at two points with four repetitions. Waste data is separated by type, weight and presented descriptively. The results showed that the amount of macro-debris waste was higher than meso-debris waste with plastic waste that was more dominant than other types of waste. Sebalang Beach has a higher density of trash than Tanjung Selaki Beach.
KARAKTERISTIK STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN TANGERANG, BANTEN Pratiwi, Risma; Maharani, Henni Wijayanti; Delis, Putu Cinthia; Mahardika, Agustin Hari
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 6 No. 2 (2022): JFMR on August
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.02.2

Abstract

Ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang pernah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya abrasi. Abrasi di Kabupaten Tangerang menyebabkan berkurangnya ekosistem mangrove di beberapa kecamatan yang ada di wilayah tersebut. Pemerintah Kabupaten Tangerang melakukan rehabilitasi wilayah pesisir pada tahun 2015 hingga sekarang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang pada tahun 2021. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jenis spesies, kerapatan, indeks nilai penting, dan tutupan kanopi mangrove serta menganalisis kondisi ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang. Penelitian ini dilakukan pada 5 desa di 4 kecamatan bagian utara Kabupaten Tangerang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret 2021. Pengambilan sampel di 5 stasiun dengan masing-masing stasiun terdapat tiga kali pengulangan dengan menggunakan transek berukuran 10 x 10 m2 untuk tingkat pohon, 5 x 5 m2 untuk tingkat pancang, dan 1 x 1 m2 untuk tingkat semai. Hasil penelitian yang didapat yaitu ditemukan 4 jenis mangrove yang ditemukan di lokasi pengamatan, yaitu Bruguiera parviflora, Avicennia officinalis, Sonneratia caseolaris, dan Avicennia lanata. Ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang memiliki kerapatan pohon tertinggi sebesar 622 ind/ha dengan kategori jarang, sedangkan tingkat anakan dan tingkat semai memiliki kerapatan tertinggi sebesar 6.533 ind/ha dan 22.222 ind/ha dengan kategori sangat padat. Adapun persentase tutupan kanopi mangrove tertinggi di Kabupaten Tangerang yaitu 71,147% dengan kategori sedang.
Identification of Types and Weight of Marine Debris in Each Season at Ancol Gen Beach, Pesawahan, Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung Kurnia, Arda; Maharani, Henni Wijayanti; Delis, Putu Cinthia
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 1 (2024): ISSUE JANUARY-JUNE 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i1.53553

Abstract

The Ancol Gen Beach is one of the beaches located in the waters of Lampung Bay, offering a variety of activities in the surrounding aquatic environment. These activities have led to an increase in pollution, particularly in the form of marine debris. The distribution of non-submerged marine debris tends to drift and ultimately ends up along the shoreline. This research was conducted from December 2021 to June 2022 at Ancol Gen Beach, Pesawahan, Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung. The study aimed to classify and identify the types and weights of marine debris most commonly found at Ancol Gen Beach. Sampling of marine debris was carried out using the line transect method spanning the coastline. The research results revealed that the dominant type of marine debris was single-use plastic, followed by recyclable plastics, textiles, rubber, paper, glass, wood, metal, and hazardous waste (B3). The highest density of marine debris occurred during the rainy season, with a count of 50,020 pcs/m² and a weight of 160,525 g/m². In contrast, the lowest density of marine debris was observed during the dry season, with 15,450 pcs/m² and a weight of 53,250 g/m². The accumulation of macro marine debris along Ancol Gen Beach is suspected to be transported by surface currents and river flows in the vicinity of the shoreline. Keywords: Ancol Gen, Macro-sized, Marine debris, and Seasson. Abstrak Pantai Ancol Gen merupakan salah satu pantai yang berada di perairan Teluk Lampung yang memiliki beragam aktivitas di sekitar perairan tersebut. Aktivitas-aktivitas yang ada menyebabkan peningkatan pencemaran salah satunya berupa sampah laut. Distribusi sampah laut yang tidak tenggelam ke dasar perairan akan hanyut dan berakhir di sepanjang pantai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2021- Juni 2022 dan bertempat di Pantai Ancol Gen, Pesawahan, Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung. Penelitian bertujuan untuk mengklasifikasi dan mengidentifikasi jenis-jenis serta berat sampah laut yang paling banyak ditemukan di Pantai Ancol Gen. Pengambilan sampel sampah laut menggunakan metode line transek yang membentang sepanjang pantai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis sampah laut didominasi oleh sampah jenis plastik sekali pakai, kemudian diikuti oleh sampah plastik daur ulang, tekstil, karet, kertas, kaca, kayu, logam, dan sampah B3. Kepadatan jumlah sampah laut paling tinggi berada di musim hujan sebanyak 50.020 pcs/ m² dan berat sampah laut sebesar 160.525 g/m², sedangkan kepadatan jumlah sampah laut terendah di musim kemarau sebanyak 15.450 pcs/m² dan berat sampah laut sebesar 53.250 g/m². Akumulasi sampah laut makro yang tersebar di sepanjang Pantai Ancol Gen diduga terbawa oleh arus permukaan laut dan aliran sungai yang berada di sekitar pantai tersebut. Kata Kunci : sampah laut, makro, musim, pantai Ancol Gen.
Analysis of Taurine Content in Microalgae Tetraselmis sp. Cultured at Different Salinities Nurafiah, Eva; Widiastuti, Endang Linirin; Maharani, Henni Wijayanti
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 10 No. 2 (2023)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v10i2.304

Abstract

Taurine is a non-essential sulfur-containing amino acid with the chemical formula C2H7NO3S. These compounds play an important role in maintaining the smooth running of various processes in the body. Tetraselmis sp. is one of the microalgae known to have a taurine biosynthetic pathway via the serine/sulfate pathway. The purpose of this study was to determine the effect of culture salinity on taurine content produced by microalgae Tetraselmis sp. which was dissolved using 96% ethanol. The samples obtained were then tested using UV-Vis spectrophotometry using standard synthetic taurine as a comparison. Based on the research results, the maximum absorption was obtained at a wavelength of 630 nm, and the regression equation y = 0.001x + 0.033 was obtained and had a correlation coefficient of r = 1. Based on the analysis results showed that all samples contained taurine. Samples at a salinity of 25 ppt contained an average of 2.82 ml/100g of taurine, while a culture salinity of 35 ppt contained an average of 4.03 ml/100g of taurine. From these data it is known that the highest taurine level was found at a culture salinity of 35 ppt, while the lowest taurine level was at a culture salinity of 25 ppt. This indicates that the higher the culture salinity, the higher the taurine content produced by the microalgae Tetraselmis sp. The phenomenon of increased taurine due to salinity stress is thought to be due to an increase in free amino acids in microalgae cells to produce metabolites that are used to defend themselves due to salinity stress. The function of taurine in this microalgae is thought to be an organic osmolyte in the cells of the Tetraselmis sp. microalgae.
Identification of Anorganic Waste in Sebalang Beach and Tanjung Selaki Beach, Tarahan Village, Subdistrict Katibung, Lampung Selatan District Wardana, Jaya; Maharani, Henni Wijayanti; Diantari, Rara
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 27 No. 1 (2022): February
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jpk.27.1.67-73

Abstract

The increase in the human population causes the amount of organic and inorganic waste to increase. The decomposition of inorganic waste is relatively longer compared to organic waste, therefore it is very harmful to the coastal environment. The purpose of this study was to determine the type, weight, distribution, density, and to compare the density and type of inorganic waste at Sebalang Beach and Tanjung Selaki Beach. Garbage collection and measurement of oceanographic parameters were carried out directly from March to April 2020. Garbage was collected on a 100 meter transect following the shoreline at each point at high tide and low tide. Current and wave were measured at two points with four repetitions. Waste data is separated by type, weight and presented descriptively. The results showed that the amount of macro-debris waste was higher than meso-debris waste with plastic waste that was more dominant than other types of waste. Sebalang Beach has a higher density of trash than Tanjung Selaki Beach.
STATUS KEBERLANJUTAN EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI DESA PURWOREJO, KECAMATAN PASIR SAKTI, LAMPUNG TIMUR Lestari, Sepnina Like; Salsadila, Chantika Killa; Maharani, Henni Wijayanti
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 15 No 1 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.15.21-31

Abstract

Masyarakat Purworejo mulai menanam mangrove untuk mencegah abrasi dan pasang naik sampai ke pemukiman masyarakat. Pengelolaan sumberdaya hutan mangrove dilakukan sejak tahun 2011 dan membuka ekowisata pada tahun 2018. Pengelolaan ekowisata di Desa Purworejo tidak berjalan dengan baik, oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan keberlanjutan dalam pengelolaan ekowisata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status keberlanjutan ekowisata hutan mangrove di Desa Purworejo berdasarkan dimensi keberlanjutan (ekologi, ekonomi, dan kelembagaan) dan menganalisis faktor yang memengaruhi indeks keberlanjutan ekowisata hutan mangrove di Desa Purworejo. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni hingga Agustus 2022, di kawasan wisata mangrove Register 15, Desa Purworejo, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Analisis data yang digunakan adalah Multidimensional Scaling (MDS) dengan bantuan aplikasi Rapfish dan analisis Leverage. Hasil penelitian menunjukkan nilai status keberlanjutan ekowisata yaitu 51,82 dalam ketegori indeks 50,01-75,00 atau cukup berkelanjutan. Atribut yang memengaruhi nilai indeksi keberlanjutan yaitu tipe substrat, potensi penjualan bibit mangrove, dan ketersediaan peraturan perencanaan. Hasil tersebut membuktikan bahwa ekowisata dapat beroperasi dengan baik melalui peningkatan beberapa faktor pendukung untuk ekowisata yang berkelanjutan.
Identification of Anorganic Waste in Sebalang Beach and Tanjung Selaki Beach, Tarahan Village, Subdistrict Katibung, Lampung Selatan District Wardana, Jaya; Maharani, Henni Wijayanti; Diantari, Rara
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 27 No. 1 (2022): February
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/

Abstract

The increase in the human population causes the amount of organic and inorganic waste to increase. The decomposition of inorganic waste is relatively longer compared to organic waste, therefore it is very harmful to the coastal environment. The purpose of this study was to determine the type, weight, distribution, density, and to compare the density and type of inorganic waste at Sebalang Beach and Tanjung Selaki Beach. Garbage collection and measurement of oceanographic parameters were carried out directly from March to April 2020. Garbage was collected on a 100 meter transect following the shoreline at each point at high tide and low tide. Current and wave were measured at two points with four repetitions. Waste data is separated by type, weight and presented descriptively. The results showed that the amount of macro-debris waste was higher than meso-debris waste with plastic waste that was more dominant than other types of waste. Sebalang Beach has a higher density of trash than Tanjung Selaki Beach.