t fadrial karmil
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes spp DI GAMPONG PEURADA, KECAMATAN SYIAH KUALA, KOTA BANDA ACEH (DENSITY OF Aedes spp LARVAE IN PEURADA VILLAGE, SYIAH KUALA SUBDISTRICT, BANDA ACEH CITY) farida athaillah; Muhammad Hanafiah; arif gumilar; yudha fahrimal; t fadrial karmil; Nuzul Asmilia
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 3, No 4 (2019): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v3i4.7236

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan jentik nyamuk Aedes spp di Gampong Peurada, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan metode single larva (survei). Wilayah survei meliputi dusun-dusun yang terdapat di Gampong Peurada yaitu Dusun Setia, Dusun Sentosa dan Dusun Bahagia dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 40 rumah setiap dusun, total sampel sebanyak 120 rumah. Data jentik yang diperoleh dari berbagai jenis wadah yang ditemukan di Gampong Peurada, dihitung kepadatan berdasarkan parameter indeks jentik yaitu House Index (HI), Container Index (CI) dan Bretau Index (BI). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan nilai Density Figure (DF) adalah 3,3 atau pada rentang (2-5) yang termasuk dalam kategori kepadatan populasi sedang. Hasil tersebut didapatkan dari nilai  indeks jentik nyamuk Aedes spp di Gampong Peurada yaitu House Index (HI) : 17%, Container Index (CI) : 10%, Bretau Index(BI) : 27. (This study was aimed to determine the density of Aedes spp larvae in Peurada Village, Syiah Kuala Subdistrict, Banda Aceh City. This research was conducted by using single larvae method (survey). The survey area includes the hamlets located in Peurada Village, Setia Hamlet; Sentosa Hamlet and Bahagia Hamlet with the number of samples taken as many 40 houses each hamlet, total sample of 120 houses. The larvae data wer obtained from the various types of containers found in Gampong Peurada, were density calculated based on larvae index parameters is House Index (HI), Container Index (CI) dan Bretau Index (BI). The results of research which have been done got value density figure is 3,3 or included in medium density category with Density Figure number (2-5). The results got based on the index larvae of Aedes spp in Gampong Peurada obtained House Index (HI): 17%, Container Index (CI): 10%, Bretau Index (BI): 27.) 
SURVEI PENGETAHUAN DAN SIKAP PEMILIK RUMAH MAKAN DI KOTA BANDA ACEH TERHADAP KEHALALAN OLAHAN PANGAN ASAL HEWAN (Survey of Knowledge and the Attitude of Restaurant Owners in Banda Aceh Againts Halal Food Animal Origin) Yusmadita Wulandari; Razali Razali; Ismail Ismail; Rosmaidar Rosmaidar; Fakhrurrazi Fakhrurrazi; T Fadrial Karmil
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 3 (2017): MEI - JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.245 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i3.2909

Abstract

Penelitian ini bertujuan menilai pengetahuan dan sikap pemilik rumah makan terhadap kehalalan olahan pangan asal hewan di Kota Banda Aceh. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 di beberapa rumah makan di Banda Aceh. Penelitian dilakukan dalam bentuk survei lapangan dengan mewawancarai responden menggunakan kuesioner terstruktur. Responden dipilih secara proporsional terhadap pemilik rumah makan di Banda Aceh.  Kriteria responden adalah beragama Islam, berumur ≥20 tahun, pemilik rumah makan di lokasi penelitian, rumah makan menjual olahan daging ayam, dan rumah makan dengan kebutuhan daging ayam 20 ekor/hari. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dan dilanjutkan dengan uji korelasi. Hasil penelitian terhadap 45 responden menunjukkan bahwa persentase terbesar pengetahuan pemilik rumah makan terhadap kehalalan olahan pangan asal hewan di Kota Banda Aceh adalah sebesar 82,2%, yang memiliki kategori baik, sedangkan persentase terbesar dari sikap pemilik rumah makan terhadap kehalalan olahan pangan asal hewan di Kota Banda Aceh adalah sebesar 44,4%, yang memiliki kategori kurang. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,43 yang dapat dikategorikan memiliki hubungan sedang. The aim of this study was to assess the knowledge and the attitude of restaurant owners to halal food processed of animal’s origin in Banda Aceh. This study was conducted on January 2017 in several restaurants in Banda Aceh by interviewing respondents using a structured questionnaire. The Respondents were selected proportionally. The Criteria of respondents were Moeslim, aged ≥ 20 years, restaurant owners which were in the study site, and a restaurant processed chicken meat and meal demand 20 carcass /day. The data were analyzed descriptively by using correlation test. As much as 45 respondents had been interviewed. The results showed that the largest percentage of  knowledge of restaurant owners on the halal processed was 82,2%. The percentage of restaurant owner attitudes towards halal processed was less of 44.4%. So that, correlation value categorized as medium (0,43).Keyword : knowledge, attitude, restaurants owners, halal, animal food's origin
Studi Eksperimental Caval Sindrome Pada Berbagai Tingkat Infeksi Dirofilaria immitis Exsperimental Study For Caval Syndrome At Diffetent Levels Of Infection Dirofilaria immitis Purnama Sari; T Fadrial Karmil; M Hanafiah; Syafruddin Syafruddin; Winaruddin Winaruddin; Arman Sayuti
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 3, No 4 (2019): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v3i4.13017

Abstract

ABSTRAKPenelitian dilakukan  untuk mengetahui proses terjadinya Caval Sindrome (CS) yang diakibatkan oleh Dirofilaria immitis (D. immitis) dengan berbagai tingkat infeksi, Sampel yang digunakan yaitu 3 ekor anjing lokal yang terinfeksi D. immitis dengan tingkat infeksi ringan (380 mf/ml), sedang (1,305 mf/ml) dan berat (1,600 mf/ml). Untuk mengetahui tingkat infeksi dilakukan identifikasi menggunakan metode Modified Fadrial Technigue (MFT). Setelah diketahui tingkat infeksi D. immitis, anjing diberi perlakuan excercise menggunakan perlakuan melalui pengamatan berdasarkan kecepatan dan durasi yang sudah ditetapkan. Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa proses terjadinya CS pada anjing yang diberi perlakuan exercise dengan kecepatan 30 km/jam, 40 km/jam dan 45 km/jam selama durasi 10 menit, 15 menit dan 20 menit pada infeksi ringan dan sedang anjing toleran terhadap exercise (tidak terjadi CS), sedangkan pada tingkat infeksi berat anjing intoleran terhadap exercise pada menit ke-10 (dapat terjadi CS). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa anjing yang derajat kesakitan tinggi intoleran terhadap exercise.Kata kunci: Dirofilaria  immitis,  tingkat  infeksi,  Modified  Fadrial  Technigue (MFT) dan Caval Sindrome.   ABSTRACT    This study was conducted to determine the process of Caval Syndrome (CS) caused by Dirofilaria immitis (D. immitis), with various levels of infection. The sampels used were 3 local dogs infected with D. immitis with a mild infection rate (380 mf/ml), moderate (1,305 mf/ml) and weight (1,600 mf/ml). to determine the level of infection Modifien Fadrial Technigue (MFT) method. After knowing the level of infection, dog were treated using exercise treatment through observation based on the speed and duration that have been set. The results of this study found that the process of CS  in dogs treated with exercise at a speed of 30 km/h, 40 km/h, and 45 km/h for a duration of 10 minutes, 15 minutes and 20 minutes in mild and moderate infections of dogs tolerant of exercise (CS does not occur), whereas at the level of severe dog infection tolerant of exercise  at the 10th minute (CS can occur). From this study in can be concluded that.Keywords : Dirofilaria immitis, infection rate, Modified Fadrial Technigue (MFT) and Caval Syndrome.
DETEKSI PROTOZOA DARAH BABI LIAR (Sus scrofa) DI KECAMATAN LHOKNGA, ACEH BESARDETEKSI PROTOZOA DARAH BABI LIAR (Sus scrofa) DI KECAMATAN LHOKNGA, ACEH BESAR Maria Ferawati Magai; Muttaqien Bakri; Muhammad Hambal; T Fadrial Karmil; Budianto Panjaitan; Nurliana Nurliana
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 6, No 1 (2021): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v6i1.4538

Abstract

 Penelitian  ini bertujuan  mendeteksi jenis-jenis protozoa darah yang terdapat pada babi liar di kecamatan Lhoknga, Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan empat ekor babi liar yang diperoleh dengan cara dijerat secara tradisional di Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar. Darah untuk pemeriksaan protozoa diambil dengan cara ditampung menggunakan vacuum tube. Pengamatan dilakukan dengan membuat preparat ulas darah babi liar yang diwarnai dengan Giemsa 10%. Pembuatan preparat ulas darah dengan pewarnaan Giemsa 10%, antara lain darah yang telah diperoleh diteteskan di atas gelas objek untuk dibuat preparat ulas darah. Kemudian dikeringkan selama sekitar 1-2 menit, dengan diangin-anginkan lalu difiksasi menggunakan metanol absolut selama 10-15 menit dan dikeringkan beberapa saat. Preparat yang telah kering diletakkan di rak pewarnaan, didiamkan sebentar lalu preparat ditetesi dengan Giemsa 10% dan didiamkan selama 30 menit sampai 1 jam. Kemudian preparat diangkat dari rak pewarnaan dan dibilas dengan aquades atau air yang mengalir lalu didiamkan hinga kering. Preparat siap untuk diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran  100x menggunakan minyak emersi. Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap darah  dari empat ekor babi liar, diketahui sebanyak dua ekor dari darah babi liar ditemukan protozoa darah. Protozoa darah yang ditemukan yaitu Anaplasma spABSTRACT This study aims to detect the types of blood protozoa found in wild boar in the subdistrict of Lhoknga, Aceh Besar. This study used four wild boar obtained by traditional snares in Lhoknga Sub-district, Aceh Besar. Blood for protozoan examination was taken by a vacuum tube. The observations were made by preparing the preparations of the wild pig blood smeared with 10% of Giemsa. Preparation of blood review material with staining 10% of Giemsa there is; blood that has been obtained dripped on the object glass to be made blood review. Then dried for about 1-2 minutes, with aerated then fixed using methanol for 10-15 minutes and dried for a while. The dried preparations are placed on a coloring rack, momentarily silenced and the preparations are stained with 10% of Giemsa and left for 30 minutes to 1 hour. Then the preparations are removed from the staining rack and rinsed with aquades or running water and then left until dry. Preparations are ready to be observed under a microscope with 100x magnification using emersive oil. The results of blood tests of four wild pigs, known as two of the wild pigs blood found protozoa blood. The blood protozoa found is Anaplasma sp  
LEVEL BLOOD UREA NITROGEN (BUN) DAN KREATININ MERPATI (Columbia livia) SELAMA KESEMBUHAN FRAKTUR HUMERUS YANG DIIMPLAN BONE PIN ALTERNATIF (LEVEL BLOOD UREA NITROGEN (BUN) DAN KREATININ MERPATI (Columbia livia) SELAMA KESEMBUHAN FRAKTUR HUMERUS YANG DIIMPLAN BONE PIN ALTERNATIF) Asnita Purnama; Erwin Erwin; T Fadrial Karmil; M Hasan; Rusli Rusli; Dasrul Dasrul; Etriwati Etriwati
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 6, No 3 (2022): MEI-JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v6i3.17210

Abstract

ABSTRAKPerubahan level Blood Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin merupakan indikator gangguan pada ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perubahan level BUN dan kreatinin setelah pemasangan implan bone pin alternatif yang berasal dari tulang costae biawak sebagai fiksasi internal pada fraktur merpati. Penelitian ini menggunakan 10 ekor merpati jantan berumur 3-4 bulan dan berat 400-500 g. Merpati dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan dengan masing-masing terdiri dari 5 ekor merpati. Kelompok 1 (P-1) diimplan dengan pin intramedular dan kelompok 2 (P-2) diimplan dengan bone pin alternatif pada tulang humerus. Pengambilan darah pada hari ke-0 sebelum diimplan dan hari ke-3, 7, dan 14 setelah diimplan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan level BUN pada kelompok pengamatan P-2 yang berbeda signifikan (P0,05) dengan P-1 serta peningkatan kreatinin P-2 yang tidak berbeda signifikan (P0,05) dengan P-1. Pengamatan level BUN pada masing-masing waktu pengamatan menunjukkan perbedaan yang signifikan (P0,05) namun level kreatinin pada masing-masing waktu pengamatan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (P0,05). Implan bone pin dari costae biawak berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan implant alternatif.Kata kunci: BUN, kreatinin, implan, bone pin alternatif. ABSTRACTChanges in Blood Urea Nitrogen (BUN) and creatinine levels are indicators of kidney disorders. This study aims to observe changes in BUN and creatinine levels after the implantation of alternative bone pin implants originating from the lizard costae as internal fixation in pigeon fractures. This study use 10 male pigeons aged 3-4 months and weighing 400-500 g. Pigeons were divided into 2 group treatment with 5 pigeon each. Group 1 (P-1) was implanted with an intramedullary pin and group 2 (P-2) was implanted with an alternative bone pin in the humeral bone. Blood collection on day 0 before implant and day 3, 7, and 14 after implant. The results showed that the increase in BUN levels at P-2 was significantly different (P0,05) with P-1 and the increase in creatinine P-2 was not significantly different (P0,05) from P-1. The BUN level observation at each observation time showed a significantly different (P0,05) but the creatinine level at each observation time did not show a significant difference (P0,05). Bone pin implant from the lizard costae has the potential to be developed into an alternative implant material.Keywords: BUN, creatinine, implant, alternative bone pin 
KADAR SGOT DAN SGPT SELAMA KESEMBUHAN FRAKTUR MENGGUNAKAN PIN INTRAMEDULAR DAN BONE PIN TULANG BIAWAK (SGOT and SGPT Value During Fracture Healing Using Intramedular Pin and Monitor Lizard’s Bone Pin) Novredha Rahmadita; Erwin Erwin; Amiruddin Amiruddin; Rusli Rusli; Nuzul Asmilia; T Fadrial Karmil; M Isa; Etriwati Etriwati
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 6, No 3 (2022): MEI-JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v6i3.16893

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui kadar SGOT dan SGPT selama kesembuhan fraktur menggunakan pin intramedular dan bone pin tulang biawak. Penelitian menggunakan 10 ekor merpati berumur 4-5 bulan, berat badan 300-500 g yang dibagi menjadi dua kelompok perlakuan. Kelompok 1 (P-1) diimplan pin intramedular dan kelompok 2 (P-2) diimplan bone pin. Pengambilan darah melalui vena brachialis pada hari ke-0 sebelum perlakuan, hari ke 3,7, dan 14 setelah perlakuan. Kadar SGOT dan SGPT dihitung menggunakan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan implan pin intramedular dan bone pin berpengaruh signifikan terhadap kadar SGOT (P0,05) dan tidak signifikan terhadap SGPT (P0,05). Kadar SGOT antara P-1 dan P-2 pada hari pertama dan hari terakhir pengamatan mengalami peningkatan yang masih dalam batas normal dengan perbedaan yang signifikan (P0,05). Kadar SGPT antara P-1 dan P-2 pada hari pertama pengamatan mengalami peningkatan dan penurunan pada hari terakhir pengamatan dengan perbedaan yang tidak signifikan (P0,05). Peningkatan kadar SGOT dan SGPT yang terjadi selama waktu pengamatan masih dalam batas normal, sehingga pin intramedular dan bone pin memiliki potensi sebagai alternatif alat fiksasi internal bagi burung.Kata kunci : Pin intramedular, bone pin,  SGOT dan SGPTABSTRACTThis study aims to determine the value of serum glutamic oxaloasetic transminase (SGOT) and serum glutamic pyruvic transminase (SGPT) during the fracture healing using internal fixation of monitor lizard bone (Varanus salvator). Ten pigeons aged 4-5-month-old, weighing 300-500 g were divided into two groups. Group 1 (P-1) implanted intramedular pin and group 2 (P-2)  implanted bone pin. Blood sample was taken from brachial vein on day 0 before implant, day three, seven, and 14 after implant. SGOT and SGPT value calculated using spectrophotometer. The results showed that intramedular pin and bone pin implant had effect significant on SGOT (P0,05) and not significant different SGPT (P0,05) value. SGOT value between P-1 and P-2 on the first and last day showed an increase which was still within normal limit with a significant difference (P0.05). SGPT value between P-1 and P-2 on the first day of observation showed an increase and decreased on the last day of observation with no significant difference (P0.05). The increase in SGOT and SGPT value that occurred during the observation period was still within normal limits, so that the intramedular pin and bone pin have potential as an alternative to internal fixation tools for birds.Key words : Intramedular pin, bone pin, SGOT and SGPT