Claim Missing Document
Check
Articles

Cryopreservation of Aceh Swamp Buffalo (Bubalus bubalis) Semen with Combination of Glycerol and Lactose Eriani, Kartini; Sari, Nisa; Rosnizar, Rosnizar; Dasrul, Dasrul; Suhartono, Suhartono; Rizal, Muhammad
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 9, No 3 (2017): December 2017
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.96 KB) | DOI: 10.15294/biosaintifika.v9i3.11426

Abstract

Aceh swamp buffaloes(Bubalus bubalis) are decreasing their population and genetic quality. This study was conducted to determine the influence of lactose and glycerol cryoprotectants on spermatozoa of Aceh swamp buffaloesafterthawing.This study used completelya factorial randomized design with nine treatments, and five replications.Fresh semen of the Aceh swamp buffalowere diluted by using a combination extender lactose cryoprotectants 0 mM (L0), 60 mM (L60), 120 mM(L120) and glycerol 3% (G3), 5% (G5), 7% (G7) with the equilibration of 4 hours.The results showed that the combination of cryoprotectants L120G7 influenced significantly (P < 0.05) on the quality of spermatozoa of the Aceh swamp buffalo(B. bubalis)after thawing.The percentage of sperm motility L120G7 (42.60 1.14);viability L120G7 (55.00 0.71);acrosome integrity L120G7 (52.00 0.71); and plasma membrane integrity L120G7(53.20 1.48). The combination of lactose cryoprotectants 120 mM (L120) and glycerol 7% (G7) was the best combination to maintain the quality of spermatozoa of swamp buffalo. This finding could be used to define a policy for the spermatozoa storage of Aceh swamp buffalo to artificial insemination (AI).
PENGARUH EKSTRAK BUAH TOMAT (LYCOPERSICUM ESCULENTUM L.) TERHADAP KADAR HORMON TESTOSTERON TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS L.) YANG DIBERI PAKAN TINGGI KOLESTEROL Wulandari, Firstia Ritri; Mamfalutfi, Teuku; Dasrul, Dasrul; Rajuddin, Rajuddin
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 2: No. 2 (November, 2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.631 KB) | DOI: 10.29103/averrous.v2i2.412

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah tomat (Lycopersicum esculentum L.) terhadap kadarhormontestosterontikus putih (Rattus novergicus L.) yang diberi pakan tinggi kolesterol. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik jenis Posttest Only Control Group Design, dengan menggunakan 30 ekor tikus putih jantan yang dibagi secara acak dalam lima kelompok perlakuan masing-masing,1) kelompok kontrol negatif(KN)tikus diberi pakan standar, 2) kelompok kontrol positif (KP)tikus diberi pakan tinggi kolesterol, 3) kelompok tikus yang diberi pakan tinggi kolesterol dan eksrak tomat 25 mg/kgBB/hari (D1), 4) kelompok tikus yang diberi pakan tinggi kolesterol dan ekstrak tomat dosis 50 mg/kgBB/hari (D2) dan 5) kelompok tikus yang diberi pakan  tinggi kolesterol dan, ekstrak tomat dosis 100 mg/kgBB/hari (D3) selama 60 hari. Koleksi sampel darah dilakukan melalui vena orbitalis menggunakan mikropipet. Pengukuran kadar testosteron darah tikus dilakukan dengan menggunakan metode Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Data dianalisis dengan uji statistik non parametric menggunakan uji Kruskall Wallis dan di lanjutkan dengan uji Mann-Whitney.Hasil  penelitian menunjukkan  pemberian ekstrak tomat dapat meningkatkan kadar hormon testosteron darah tikus putih yang diberi pakan tinggi kolesterol seiring dengan tingkat dosis yang diberikan. Pemberian ekstrak tomat dosis 100 mg/kgBB/hari (D3)berbeda secara nyata (p<0,05)dibandingkan dengan kontrol positif (KP)., ekstrak tomat dosis 25 mg/kgBB/hari (D1)dan ekstrak tomat dosis 50 mg/kgBB/hari (D2)., namun tidak berbeda dengan kontrol negatif (KN). Pemberian ekstrak tomat dapat meningkatkan kadar hormon testosteron serum darah tikus putih yang diberi pakan tinggi kolesterol. 
Pengaruh Vitamin E terhadap Kadar Malondialdehide Jaringan Testis Tikus (Rattus novergicus) Strain Wistar dengan Diabetes Mellitus Tipe I Y, Bangun I; Ismy, Jufriady; Dasrul, Dasrul
Jurnal llmu Bedah Indonesia Vol 47 No 2 (2019): Artikel Penelitian
Publisher : Ikatan Ahli Bedah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46800/jibi-ikabi.v47i2.46

Abstract

Latar belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan kelainan endokrin yang menyebabkan kerusakan sistemik dan memicu stres oksidatif di tingkat seluler. Malondialdehide (MDA) adalah produk stres oksidatif berupa lipid peroksidase yang berhubungan dengan kondisi anomali dan asthenozoospermia. Upaya menekan stres oksidatif adalah dengan vitamin E yang telah lama menjadi antioksidan melawan stres oksidatif. Tujuan Penelitian. Mengetahui pengaruh pemberian vitamin E terhadap kadar malondialdehide (MDA) serta pengaruh pemberian vitamin E dengan berbagai dosis terhadap kadar MDA. Metode penelitian. Penelitian eksperimental menggunakan 30 ekor tikus putih strain Wistar jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok tikus tidak DM (KN), kelompok tikus DM (KP), kelompok tikus DM yang mendapat terapi vitamin E dosis 50 iu/kgbb/hr (KP1), dosis 100 iu/kgbb/hr (KP2) dan dosis 150 iu/kgbb/hr (KP3). Pasca perlakuan dilakukan pengambilan organ testis pada semua kelompok dan dianalisis kadar MDA jaringan testis dengan metode Thiobarbituric Acid Reactive Subtances (TBARS). Analisis data kadar MDA jaringan testis menggunakan one way ANOVA α=0,05 dengan uji lanjutan LSD. Hasil penelitian. Pemberian vitamin E dapat menurunkan secara bermakna (P&lt;0,05) kadar MDA jaringan testis tikus putih DM. Pemberian vitamin E dosis 150 iu/kgbb/hr tidak berbeda secara nyata (P&gt;0,05) dibandingkan dengan dosis 100 iu/kgbb/hr, namun keduanya berbeda secara nyata (P&lt;0,05) dibandingkan dosis 50 iu/kgbb/hr. Kesimpulan. Pemberian vitamin E dapat menurunkan kadar MDA testis tikus dengan kondisi diabetes mellitus tipe 1. Pemberian vitamin E dosis 150 iu/kgbb/hr lebih baik dibandingkan dengan dosis 100 iu/kgbb/hr dan 50 iu/kgbb/hari. Kata kunci: vitamin E, diabetes mellitus, malondialdehide
Pengaruh Pemberian Vitamin E terhadap Morfologi Testis Tikus Strain Wistar (Rattus novergicus) dengan Diabetes Melitus Tipe I Ronasky, T; Ismy, Jufriady; Dasrul, Dasrul
Jurnal llmu Bedah Indonesia Vol 47 No 2 (2019): Artikel Penelitian
Publisher : Ikatan Ahli Bedah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46800/jibi-ikabi.v47i2.47

Abstract

Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Penyakit ini dilaporkan terjadi pada 9% laki-laki dan 7,9% wanita. Laporan Center of disease control (CDC) menyebutkan tahun 2014 terdapat 8,1 juta orang tidak terdiagnosa DM dan 29,1 juta mengalami penyakit ini di Amerika Serikat. Pada penderita diabetes dapat terjadi kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan organ yang berbeda, terutama mata (diabetes retinopathy), ginjal (nefropati diabetik), saraf (neuropati diabetes), jantung (infark miokard) dan pembuluh darah (aterosklerosis) dan infertilitas. Laporan insiden infertilitas terkait DM terjadi pada 9% orang dewasa berusia &gt;18 tahun mengalami akibat difungsi endokrin spermatogenesis. Vitamin E berperan sebagai antioksidan eksogen (non-enzimatis) yang dapat melindungi kerusakan membran biologis akibat radikal bebas. Vitamin E melindungi asam lemak tidak jenuh pada membran fosfolipid. Secara partikular, vitamin E juga penting dalam mencegah peroksidasi membran asam lemak tak jenuh. Metode. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan post-test only control group design secara laboratorium eksperimental. Rancangan penelitian ini dipilih berdasarkan konsep bahwa setiap unit dari populasi adalah homogen dan memiliki karakteristik yang sama. Pembagian sampel dilakukan secaraacak (random assignment). Pada kelompok eksperimen perlakuanlangsung diberikan stimulus dan pengamatan akhir sementara pada kelompok kontrol digunakan sebagai pembanding dari kelompok perlakuan. Hasil. Rata-rata diamater tubulus seminiferus testes tikus pada masing-masing kelompok perlakuan menunjukkan angka yang bervariasi. Rata-rata diamater tubulus seminiferus testes tikus pada perlakuan kontrol negatif (KN) adalah 261,57± 5,72 μm, kemudian mengalami penurunan menjadi 241,18 ± 18,53 μm, pada perlakuan tikus DM yang diinduksi aloksan (KP), dan mengalami peningkatan kembali pada perlakuan tikus DM yang dinduksi aloksan dan vitamin E dengan dosis 100 mg/kgbb/hari (P1), dan 200 mg/kgbb/hari (P2), secara berturut-turut adalah 265,92 ± 15,97 μm dan 271,41 ± 24,79 μm. Kesimpulan. Berdasarkan uji statistik Analysis of variance (ANOVA) one way didapatkan nilai signifikannya p 0,039 &lt;0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan pemberian vitamin E (P1 dan P2) berpengaruh secara signifikan terhadap diameter tubulus seminiferus testis tikus putih diabetes. Kata Kunci : Vitamin E, Histomorfometri Testis Tikus Putih (strain wistar), Dm Tipe 1.
Hubungan Kadar Malondialdehide (MDA) Testis dengan Kualitas Spermatozoa pada Tikus Putih Strain Wistar (Rattus novergicus) Diabetes Tipe I Deslo, Jauhari; Ismy, Jufriady; Dasrul, Dasrul
Jurnal llmu Bedah Indonesia Vol 47 No 2 (2019): Artikel Penelitian
Publisher : Ikatan Ahli Bedah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46800/jibi-ikabi.v47i2.49

Abstract

Latar Belakang. Hyperglikemia pada diabetes melitus tipe 1 diduga berperan dalam peningkatan radikal bebas (oksidan) dan penurunan antioksidan darah. Peningkatan senyawa radikal bebas memicu peroksidasi lipid pada darah dan testis yang ditandai dengan peningkatan kadar malondialdehid (MDA) testis dan penurunan kualitas spermatozoa. Tujuan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar MDA testis dengan kualitas spermatozoa tikus putih diabetes mellitus tipe 1. Metode Penelitian. Desain penelitian ini adalah static comparison group dan menggunakan uji analitik observasional. Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 16 ekor tikus putih normal dan 16 ekor tikus putih dengan diabetes mellitus tipe 1 yang diinduksi aloksan. Kadar MDA spermatozoa diukur dengan menggunakan uji TBA dan spektrofotometer. Penilaian kualitas spermatozoa (jumlah, persentase motilitas dan morfologi normal spermatozoa) dilakukan dengan menggunakan standar WHO. Data kadar MDA testis dan kualitas spermatozoa (jumlah, motilitas dan morfologi spermatozoa) dianalisis dengan uji-t independent, sedangkan hubungan antara kadar MDA dengan kualitas spermatozoa dianalisis dengan korelasi pearson menggunakan spss 21.0. Hasil Penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar MDA testis tikus normal berbeda secara nyata (p&lt;0,05) dibandingkan dengan tikus putih DM. Jumlah, motilitas dan morfologi normal spermatozoa tikus putih normal berbeda secara nyata (p&lt;0,05) dibandingkan dengan pada tikus putih DM. Terdapat hubungan yang kuat antara kadar MDA testis dengan jumlah, motilitas dan morfologi normal spermatozoa dengan arah negatif (R= - 0,877; - 0,804 dan - 0,795). Kesimpulan. Kadar MDA testis berhubungan secara kuat dengan kualitas (jumlah, motilitas dan morfologi normal) spermatozoa dengan arah negatif. Kata kunci: Diabetes mellitus, malondialdehida testis, kualitas spermatozoa
Isolasi dan Karakterisasi Protein Spesifik Pregnancy Associated Substance (PAS) Serum Sebagai Kandidat untuk Test Kebuntingan Dini pada Sapi Lokal Dasrul Dasrul; Cut Nila Thasmi; Abdul Harris
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 6, No 2 (2006): Volume 6 Nomor 2 Agustus 2006
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak.  Penelitian   ini  bertujuan   untuk  rnengetahui   karakterisasi   protein   PAS  serum  sapi  bunting sebagai  kandidat  bahan  aktif  untuk  test  kebuntingan   dini  pada  sapi  Aceh, Penelitian   ini  merupakan penelitian    eksperimental     laboratorium    dengan    menggunakan     serum   darah   sapi   bunting    yang diperoleh   dari  petemakan   masyarakat   disekitar   Darussalam-Banda    Aceh.  Preparasi   dan  ekstraksi protein  PAS dilakukan   dengan  mengunakan   metode  sonikasi  dan identifikasi   protein  PAS dilakukan dengan   elektroferosis     rnelalui   SDS-PAGE    dan   Western   bloting.    Sedangkan    uji   kadar   protein dilakukan   rnelalui metode biuret.  Hasil  penelitian  menunjukan  bahwa  serum  darah  sapi bunting  dapat memproduksi   epitop  protein  PAS,  dengan  berat  molekul  protein  PAS    sebesar  65, 15 kDa.   Protein PAS  serum  darah  dapat   menginduksi   antibodi   terhadap   PAS  yang  efektif  sebagai   bahan  bioaktif deteksi  kebuntingan  dini pada sapi Aceh.  (JKS  2006; 2:59-68)  Kata Kunci: kotiledon  sapi aceh,  protein  PAS,  anti-PAS,  deteksi  dini kebuntinganAbstract.    This research  was aimed  to study  the characteristic   of PAS protein  of serum as a candidate of active  material  for early  detection   of cow  pregnancy.   This  study  was  conducted  as a  laboratory experimental   by using  serum  of pregnant  cow,  which  was  obtained  from  livestoxk  in Darussalam- Banda   Aceh.   Preparation   and  extraction    of  PAS   protein  ··were  performed    using  sonication   and identification    of  PAS   protein,   by  SDS-PAGE   electrophoresis    and  Western   blotting.   The  results showed   that  serum  is able  to produce   the epitope  of PAS protein.  The  weight  of molecule  of PAS protein  epitope  was  6~, 15 kDa.  PAS  protein  of serum  could  cause  an induction  of antibody  to PAS, which   is effective  as a bioactive  material  for early detection  of cow pregnancy.  (JKS 2006;  2:59-68)Keywords:  serum Aceh  bovine, protein  PAS, Anti PAS  and early pregnant
PENGARUH PENAMBAHAN SERUM DALAM MEDIUM TCM 199 TERHADAP TINGKAT PEMATANGAN OOSIT DAN PERKEMBANGAN EMBRIO KAMBING KACANG SECARA IN VITRO Dasrul Dasrul
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 5, No 1 (2005): Volume 5 Nomor 1 April 2005
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak.   Telah  dilakukan   penelitian   mengenai    pengaruh    serum   dalam    medium TCM   199    terhadap   pematangan    oosit   dan  perkembangan     embrio   dini    kambing kacang   secara  in  vitro.   Untuk  proses   pematangan    dan  biakan   in  vitro  digunakan serum   yang   diperoleh    dari   anak   kambing    (FGS),   kambing    estrus   (EGS)   dan kambing  bunting  estrus  (PGS).  Oosit dimatangkan   clan dibiakkan  didalarn  TCM  199 yang  ditambahkan   l 0% FGS,  EGS  atau PGS.  Hasil  penelitian   menunjukkan    bahwa penambahan     10%   EGS  dan PGS  dapat  meningkatkan   pematangan   oosit  mencapai tahap    Metafase-Il      secara    nyata    masing-ruasing      sebesar   72,12   ±  5,11     % dan75,54   ±  3,24  %    (pO,O   5)    dibandingkan       FGS     (64,25   ±  6,54  %).   Tingkatpembuahan    in   vitro  dalam  medium  yang  diberi  EGS   dan PGS  secara    nyara    Jebih tinggi  (p0,01)   masing-  masing   62.66 ± 5,52 %  dan  61,25   ± 2,97 % dibandingkan EGS  (43,54  ± 8,86%).  Sedangkan   pengaruh    kombinasi     PGS   dan   PGS   masing- masing   untuk   pematangan    dan   kultur    embrio   menghasilkan    tingkat  pembelahan embrio    ke   tahap    blastosis     (20,34±    6, 11  %)    lebih    baik    secara    tidak     nyata dibandingkan  kombinasi    EGS dan EGS   (16,28±  5,31%)     dan keduanya  lebih tinggi secara   nyata   dibandingkan    dengan   kombinasi    FGS   dan  FGS      (8,67±   4,69%). Disimpulkan    bahwa   penambahan    EGS   atau    PGS   dalam    media   pematangan    danbiakan    memberi-    kan  hasil     yang  lebih   baik  untuk  tingkat  pematangan     dan  per- kembangan   ernbrio dini kambing  secara  in  vitro.   (JKS 2005;1:4-13) Kata  kunci   : TVF, oosit,  embrio  kambing,   serum  induk Abstract The experiments were carried out to study the influence of  suplementasi serum into media TCM /99   on  in  vitro  maturation  and  early  development  of goats embryos. Sera used in this study were Fetal Goat Serum (FGSJ, estrus Goat serum (ECS) and Pregnant Goat serum  (PGS).  Goats oocyte were ma-turd and cultured in  TCM-199 supplemented with  10% of different sera.  Results of   this experiment showed that supplementation of EGS or PGS could  support maturation rate (Metaphase-11)at 72,12 ± 5,11  % and 75,54 ± 3,24 %, respectivelybetter  than EGS  (64,25 ± 6,54 %).   The fertilization  rate  was  significantly higher (p0.05) in medium supplementedwith either ECS or PGS than FGS. (61.66 ± 5,52  %. 61,25± 2,97 % and 43,54 ± 8,86% %,   respectively).  On  the  other  hand  the  effect  ofECS  supplementationfollowed by  PGS  011   IVM  and  /VC yielded in  embryos blastocyt (20,34± 6,11%)   higher than  those supplementedwith  EGSfollowedby EGS (16,28±5,31%)   and EGS followed by FGS  (8,67± 4,69%).   In  conclusion, supplementation of  ECS  or EMS  into  maturation  and  culture  medium  have given better  results on both   maturation  rate  and  early embryonic development. (JKS2005;1:4-13) Key words: !VF,  oocyts, goat embryos, goat serum
PeranSenyawa Oksigen Reaktif dalam Makanisme KerusakanIntegritas Membran Spermatozoa KerbauLumpur Setelah Sentrifugasi Gradien Densitas Percoll Dasrul Dasrul; Hardjopranjot Hardjopranjot; Mahaputra L; Sudjarwo4 Sudjarwo4
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 8, No 2 (2008): Volume 8 Nomor 2 Agustus 2008
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menganalisa senyawa  oksigen  reaktif  dan  pengaruhnya  terhadap integritas membran plasma spermatozoa kerbau lumpur basil sentrifugasi gradien densitas percoll. Penelitian ini menggunakan semen segar kerbau lumpur sehat yang diperoleh dengan cara penampungan menggunakan vagina buatan.  Sampel semen dibagi dalam tiga kelompok yaitu  tanpa  sentrifugasi (kontrol) sentrifugasi gradien densitas percoll selama 5  menit  dan sentrifugasi gradien densitas percoll selama 10 menit. Selanjutnya semenbasil  sentrifugasi  diamati  produksi  senyawa  oksigen  reaktif  dan  integritas  membran  spermatozoa.Hasil penelitian  menunjukan  bahwa  produksi  ROS  spermatozoa  setelah  sentrifugasi  gradien  densitas  percoll meningkat secara bermakna {p0,05),  sedangkan persentase membran plasma utuh menurun secara bermakna{p0,05). Tingkat produksi ROS dan penurunan persentase integritas membran plasma utuh spermatozoa kerbau lumpur setelah sentrifugasi gradien densitas percoll selama IO menit lebih tinggi secara bermakna (p0,05) dibandingkan dengan sentrifugasi gradien .d1;nsitas  percoll selama 5 menit.. Tingkat produksi ROS berkorelasi negatif'dengan persentase integritas membran palsma utuh spermatozoa. (JKS 2007; 2:69-80) Kata  Kunci:  Sperma kerbau lumpur; sentrifugasi gradien densitas percoll,  ROS, integritas membran plasma utuh Abstract  The objective of this research was to find out the effect of preparation of sperm by using percoll gradient density centrifugation on the of reactive oxygen species (ROS) production and the demage integrity membranre of sperm swamp buffalo.The research is a laboratory study using a true experimental design,  used swamp buffalo  of  sperm divided into  3   groups i.  E  (  no  centrifugation/control;  percoll  density gradient centrifugation for  5  minutes  and percoll  density gradient centrifugation  for  IO   minutes.  Subsequently a determination of ROS production and· demage membrane integrity of sperm. The colleted data in this reseacrh were analysed varians and regression analysis. The result showed that ROS production after preparation with percoll density gradient centrifugation was highest of significant {p0,05) and the procentage intact membrane of sperm a significant decreased (p0,05).   The increase of ROS concentration and decrease. of procentage plasma membrane intact were after percoll density gradient centrifugation for IO minutes increase significantly (p0,05)  compared with percoll  density gradient centrifugation for  5  minutes. The ROS  concentration of spermatozoa has correlated with the prosentage of membrane plasma intact of spermatozoa after percoll density gradient centrifugation. (JKS 2007; 2:69-80)Keywords: Sperm of swamp buffalo; perco/1 gradien density centrifugation,  ROS,  integrity membrne plasma intact
Antioxidant Activity of Leave's Extract and Isolate Ketepeng Kebo Cassia alata Linn (Leguminoceae) Masruri Masruri; Rurini R Rurini R; Dasrul Dasrul; Aulann&#039;iam Aulann&#039;iam
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 7, No 3 (2007): Volume 7 Nomor 3 Desember 2007
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract.    Phytochemistry and biological    activity investigation  of medical  plants was an important step in exploring of their potency. The objectives  of this research were to determine the antioxidant activity of the extract and purified isolate of C. alata  leave and also,  to  elucidate of  the molecular structure of  the  responsible molecule. The methods used were extraction,  isolation and purification by means of chromatography, DPPH radical scavenging and spectroscopy. Result of the research provided antioxidant activity was (ED5o)   28.50±1.86 µg/mL for  the extract and 9.99±0.28  µM  for  the  purified  isolate.  Elucidation toward  the  purified  isolate indicated   kaemferol   structure   as   the   most   active   antioxidant   compound. (JKS 2007; 3: 125 - 130) 
Kualitas Spermatozoa Sapi Aceh Pasca Pembekuan dengan Menggunakan Pengencer Sitrat Kuning Telur Angsa dengan Konsentrasi yang Berbeda (Quality of Aceh Cattle Spermatozoa Post-Freeze Using Diluent of Goose Egg Yolk Citrate with Different Concentration) Tri Putri Purnama Sari; Dasrul Dasrul; Hamdan Hamdan
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 4, No 1 (2019): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v4i1.4804

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kuning telur angsa berbagai konsentrasi pada media sitrat terhadap kualitas spermatozoa sapi aceh pasca pembekuan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 kelompok perlakuan pengencer sitrat kuning telur angsa 5% (K1), pengencer sitrat kuning telur angsa 10% (K3), pengencer sitrat kuning telur angsa 15% (K3), dan pengencer sitrat kuning telur angsa 20% (K4). Masing-masing kelompok diulangi sebanyak 5 kali. Sampel semen dikoleksi dari 1 ekor sapi aceh jantan sehat berumur 3 tahun menggunakan vagina buatan satu kali dalam seminggu selama lima minggu. Semen yang berkualitas baik diencerkan dengan media sitrat kuning telur sesuai perlakuan dan dikemas dalam mini straw. Selanjutnya diequilibrasi selama 4 jam pada suhu 50C dalam cool top. Kemudian dilakukan pembekuan di atas uap nitrogen cair selama 12 menit dan disimpan di dalam kontainer berisi nitrogen cair (-196ºC). Setelah penyimpanan selama 1 minggu, masing-masing semen beku perlakuan thawing untuk di evaluasi kualitasnya. Data kualitas spermatozoa dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Rata-rata persentase motilitas, spermatozoa hidup dan membran plasma utuh spermatozoa setelah pembekuan pada kelompok pengencer sitrat kuning telur angsa 15% (K3); lebih tinggi dari pada sitrat kuning telur angsa 5% (K1); 10% (K2) dan 20% (K4). Simpulan penggunaan kuning telur angsa 15% dalam pengencer sitrat dapat mempertahankan motilitas, spermatozoa hidup dan membran plasma utuh spermatozoa sapi aceh setelah pembekuan yang lebih baik dibanding kuning telur angsa 5%, 10% dan 20%. This research aims to know the effect of using goose yolk various concentrations in citrate medium to the quality of post-freeze aceh cattle spermatozoa. This research used complete randomized design (CRD)  with 5 groups of 20% chicken yolk citrate dilution treatment (K0); 5% diluent of goose yolk citrate (K1); 10% diluent of goose yolk citrate (K3); 15% diluent of goose yolk citrate (K4). Each groups is repeated 5 times. Semen samples were collected from one 3-years-old male aceh cattle using artificial vagina once a week for five weeks. The good quality semen is diluted by the yolk citrate appropiate to treatment and packed in a mini straw. Afterwards equilibrated for 4 hours at 5°C in cool top. Then freezing on liquid nitrogen vapor for 12 minutes and stored in containers of liquid nitrogen at a temperature of -196°C. After storaging for 7 days, each frozen semen thawing treatment for the quality evaluation. The spermatozoa quality data were obtained in the ANOVA analysis and obtained by Duncan tests. Average motility percentage, alive spermatozoa and spermatozoa MPU after freezing in 15% diluent of goose yolk (K3); higher than 5% goose yolk (K1); 10% (K2) and 20% (K4) but not different with 20% chicken yolk citrate (K0). In conclusion,  using 15% goose yolk in citrate diluent can maintain mortality, alive spermatozoa and  spermatozoa MPU Aceh cattle after better freezing than 5%, 10% and 20% goose yolk.
Co-Authors A. Rivai, Mohammad Abdul Harris Abdul Harris Abdullah, Mohd Agus Nashri Agung - Kusasti Agus Adria Amalia Sutriana Ardyes, Rizki Arman Sayuti Asnita Purnama Asri Gani Aulann&#039;iam Aulann&#039;iam Ayu, Onarisa Azhar Azhar Budianto Panjaitan Budianto Panjaitan Citra Chyntia Helwana Cut Dahlia Iskandar Cut Nila Thasmi Cut Nila Thasmi Cut Nila Thasmi Dedhi Yustendi Delli Lefiana, Delli Deslo, Jauhari Dian Masyitha Didy Rachmadi Dwinna Aliza Edy Fradinata Elsa Suarni Erwin Erwin Eskayanti Pasaribu Etriwati E Fatah, Khairul Fauziah Fauziah Fitriani Fitriani Gholib Gholib Ginta Riady Ginta Riady Hamdan Hamdan Hamdan Hamdan Hamdan Hamdan Hardjopranjot Hardjopranjot Hasan Al Aslam Hattanul Mulia HENNIVANDA HENNIVANDA Ibnu Khaldun Idawati Nasution Ismail Ismail Ismail Ismail Ismy, Jufriady Juli Melia Julia Kardin KARTINI ERIANI Khairul Fatah Kurniawan, Wilda Listin Handayani M Hasan M. Aman Yaman Mahaputra L Mamfalutfi, Teuku Masda Admi Masruri Masruri Mauridatun Ramli Mefrianti Efendi Mohd. Agus Nashri Abdullah MUHAMMAD RIZAL Mukhlis Mukhlis Mulyadi Adam Mulyadi Adam Muslim Akmal Mustafa Mustafa Nazaruddin Nazaruddin Nellita Meutia Novi Afriani Nur Afriani Nur Novika Ayuni Rambe NURLIANA NURLIANA NURLIANA NURLIANA Pusaka, Semerdanta Qadarsina Qadarsina R. N. Selamet Raida Fuadi Rajuddin Rajuddin Rasmaidar Rasmaidar Razali Razali Rinidar Rinidar Riska, Raisa Mauliza Ronasky, T Roslizawaty Roslizawaty Rosmaidar Rosmaidar Rosnizar, Rosnizar Rossy Septia Putri Rurini R Rurini R Rusli Rusli Rusnawati Rusnawati, Rusnawati Safrizal Rahman, Safrizal Sari, Nisa Sariadi Sariadi Siti Aisyah Siti Rizki Hardyana Siregar Sri Wahyuni Sri Wahyuni Sri Wahyuni Sudjarwo Sudjarwo Sugito - Sugito Sugito Sugito Sugito Syafruddin Syafruddin t fadrial karmil T. Armansyah Teuku Reza Ferasyi Teuku Zahrial Helmi Tongku Nizwan Siregar Tri Putri Purnama Sari Triva Murtina Lubis Triva Murtina Lubis Veithzal Rivai Zainal Wahyuni, Sri Wira Asyudi Wulandari, Firstia Ritri Y, Bangun I Yusmadi Yusmadi Zaid Zaid Zarizki Taqwa Zulfan Zulfan Zulyazaini Zulyazaini Zulyazaini, Zulyazaini Zurnila MK