Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

MODEL ASESMEN KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR Fanani, Zaenal; Mardapi, Djemari; Wuradji, Wuradji
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 18 No. 1 (2014)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v18i1.2129

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan model asesmen kepemimpinan pembel-ajaran kepala sekolah, dan (2) mengetahui keefektifan kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah. Model asesmen kepemimpinan pembelajaran ini menggunakan pendekatan 360-degree assesessment, yakni asesmen dari guru, kepala sekolah dan pengawas. Jumlah responden sebanyak 560 yang terdiri dari 466 guru, 47 kepala sekolah, dan 47 pengawas pada jenjang SD dan SMP. Dua daerah dipilih untuk mewakili Provinsi Kalimantan Selatan, yakni masing-masing satu dari Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru. Ukuran sampel sekolah sebanyak 47 diambil dari wilayah berbeda, yakni wilayah kota, pinggiran, dan desa. Pengumpulan data menggunakan kuesioner skala Likert (1-4) yang terdiri atas 36 item. Responden dari setiap sekolah terdiri atas 10 guru, satu kepala sekolah, dan satu pengawas dari sekolah yang sama untuk mengisi instrumen. Teknik analisis data untuk uji kecocokan model dengan data dan invariansi parameter model antar group rater menggunakan Confirmatory Factor Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) model asesmen kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah dengan 4 dimensi dan 36 items menunjukkan kecocokan dengan data empiris (χ2, p=0,347>0,050; RMSEA=0,006<0,080) dan semua item memiliki standardized loading factor yang signifikan (t>1,96; λ>0,50), dan (2) persentase kepala sekolah yang memiliki keefektifan kepemimpinan pembelajaran pada kategori tinggi dan sedang berturut-turut adalah sebesar 19% dan 79%, dan dengan skala 100, rerata skor dimensi visi, supervisi, penilaian  kinerja guru, dan pengembangan keprofesian guru berturut-turut adalah sebesar 74,  65,  65 dan 63.Kata kunci: model asesmen, kepemimpinan pembelajaran______________________________________________________________A MODEL FOR ASSESSMENT OF PRINCIPAL INSTRUCTIONAL LEADERSHIP OF BASIC EDUCATIONAbstract This study aims to: (1) develop a model for assessment of principal instructional leadership, and (2) describe the effectiveness of the principal instructional leadership. This assessment model was developed by using 360 degree assessment approach, i.e. the assessment from teachers, principals, and supervisors. The  respondents were 560 people that consisted of 466 teachers, 47 principals, and 47 supervisors from elementary and secondary school. Banjar and Banjarbaru districts were selected to represent the South Kalimantan Province. A sample of 47 schools was established from the different areas: urban, suburban, and rural areas. The data were collected using a Likert scale questionaire (1-4) with 36 items. The respondents who were selected from each school consisted of 10 teachers, one principal, and one supervisor to complete the questionaire. The Confirmatory Factor Analysis was used to test the fitness between model and data and invariance of measurement across group raters. The findings of this study show that: (1) the model for assessment of instructional  leadership with four dimensions and 36 items shows a good fitness to data (χ2, p=0.347>0.050; RMSEA= 0.006<0.080) and all items have the significant standardized loading factors (t>1.96; λ>0.50), and (2) the percentage of principals having instructional leadership effectiveness at high and moderate cotegory repectively is 19% and 79%, and by 100 scale, the mean score of vision for learning, supervision, assessmnet of teacher performance, teacher professional development, respectively is 74,  65, 65, and 63.Keywords: assessment model, instructional leadership
PENGEMBANGAN TES KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI FISIKA (PysTHOTS) PESERTA DIDIK SMA Istiyono, Edi; Mardapi, Djemari; Suparno, Suparno
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 18 No. 1 (2014)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v18i1.2120

Abstract

Penelitian dilakukan untuk mengembangkan instrumen kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika (PhysTHOTS) peserta didik SMA dan mendapatkan karakteristik PhysTHOTS. Kisi-kisi instrumen disusun berdasarkan aspek dan subaspek kemampuan berpikir tingkat tinggi, yang selanjutnya digunakan untuk menyusun item-item. Instrumen terdiri atas dua perangkat tes yang masing-masing memiliki 26 item termasuk delapan anchor item dan telah divalidasi oleh ahli pengukuran, ahli pendidikan fisika, ahli fisika, dan praktisi. Instrumen yang telah divalidasi diujicobakan pada 1.001 siswa dari sepuluh SMAN di Daerah Istimewa Yogyakarta. Data politomus dianalisis menggunakan Partial Credit Model (PCM). Hasil uji coba menunjukkan bahwa semua item sebanyak 44 dan instrumen PhysTHOTS terbukti fit dengan PCM, reliabilitas instrumen sebesar 0,95, indeks kesukaran item mulai -0,86 sampai 1,06 yang berarti semua itemdalam kategori baik. Dengan demikian, PhysTHOTS memenuhi syarat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika peserta didik SMA.Kata kunci: pengembangan instrumen, tes kemampuan berpikir tingkat tinggi, fisika, politomus, dan PCM______________________________________________________________DEVELOPING HIGHER ORDER THINKING SKILL TEST OF PHYSICS (PhysTHOTS) FOR SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTSAbstrak The objectives of this research were to develop an instrument for measuring senior high school students' physics higher order thinking skills (PhysTHOTS) and to obtain the characteristics of the PhysHOTS. The instrument blue print was developed based on the aspects and sub-aspects of high order thinking skills, then it was used to develop the items. Two sets of instrument consisting of 26 items and each, including eight anchor items were then validated by promotors, measurement experts, physics specialists, physics education experts, and practitioners. The validated instruments were then tried out on 1,001 students of ten senior high schools throughout Special Province of Yogyakarta. The polytomous data were analyzed according to the Partial Credit Model (PCM). The results show that the 44 items and PhysTHOTS were fit to the PCM,  the reliability of the test  was 0.95, the items' difficulty indexes were between -0.86 and 1.06. Therefore, the PhysTHOTS are qualified to measure senior high school students' physics higher order thinking skills.Keywords: instrument development, physics test of higher order thinking skills,  polytomous, and PCM
PENSKALAAN TEORI KLASIK INSTRUMEN MULTIPLE INTELLIGENCES TIPE THURSTONE DAN LIKERT Setiawati, Farida Agus; Mardapi, Djemari; Azwar, Saifuddin
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 17 No. 2 (2013)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v17i2.1699

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui hasil penskalaan instrumen multiple intelligences (MI) pada tipe Thurstone dan Likert dengan pendekatan klasik, 2) mengetahui karakteristik instrument MI pada tipe Thurstone dan Likert pada data asli dan data yang diskalakan, 3) membandingkan karakteristik psikometrik pada kedua tipe data yang sudah diskalakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif  yang pelaksanaannya terdiri dari empat bagian yang saling terkait, yaitu penelitian pengembangan instrumen, penskalaan pada data hasil ujicoba, analisis karakteristik psikometrik instrumen, dan perbandingan karakteristik psikometrik instrumen. Instrumen dikembangkan menggunakan tipe Thurstone dan Likert pada konstruk yang sama. Perbandingan karakteristik psikometrik  kedua instrumen dilakukan secara diskriptif. Hasil penskalaan dengan metode paired comparison didapatkan urutan skor stimulus dari yang terendah yaitu: logika matematika, musik, linguistik, kinestetik, naturalis, visual, interpersonal, eksistensial dan  intrapersonal. Penskalaan dengan metode summated ratingdihasilkan skor terstandar dari yang rendah hingga tinggi pada tiap respons. Terdapat perubahan skor, varian, reliabilitas dan kesalahan baku pengukuran (SEM) dari data asli dengan data yang diskalakan. Koefisien reliabilitas dan SEM instrumen tipe Thurstone lebih rendah dibanding  tipe Likert.Kata kunci: penskalaan, multiple intelligences, tipe Thurstone, tipe Likert ______________________________________________________________SCALING CLASSICAL THEORY OF MULTIPLE INTELLIGENCES CLASSICAL INSTRUMENT TYPE THURSTONE AND LIKERTAbstract The study aimed to: 1) result the scaling data of multiple intelligence (MI) instruments of Thurstone and Likert types using the classical approach, 2) reveal  the psychometric characteristics of Thurstone and Likert types in the original data and the scaled data, 3) compare the psychometric characteristics of the two types of data. The study used the quantitative research approach. The activity consisted of: developing  instruments, processing the data scaling, analyzing the psychometric characteristics of the instruments, and  comparing the psychometric characteristics of them. The instrument was developed using Thurstone and Likert types in the same constructs. The comparison of psychometric characteristics of two types of data was analyzed by descriptive statistic. The result of scaling using paired comparison method are the sequential scores from a low to high on mathematical-logical, musical, linguistic, kinesthetic, natural, visual, interpersonal, existential and intrapersonal inteligence. The scaling using summated rating produce scores that vary in each response. There are changes of variants and standard error of measurement (SEM) after transformed data. The reliability and SEM of the Thurstone type are lower than  that of Likert type.Keywords: scaling, multiple intelligence instrument, Thurstone type, Likert type
MENENTUKAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL BERBASIS PESERTA DIDIK Mardapi, Djemari; Hadi, Samsul; Retnawati, Heri
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 19 No. 1 (2015)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v19i1.4553

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sering disebut pula dengan standard setting atau cut of score, berbasis peserta peserta didik untuk mata pelajaran matematika SMP di Provinsi DI Yogyakarta antarwaktu. Penelitian ini merupakan studi longitudinal selama 3 tahun yaitu tahun 2010, 2011, dan 2012. Metode pengumpulan data yakni dokumentasi untuk memperoleh data statistik ujian akhir yang akan ditentukan KKM-nya dan Focus Group Discussion(FGD) untuk menentukan kelompok master dan kelompoknonmaster. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan metode grup kontras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KKM mata pelajaran matematika di Provinsi DI Yogyakarta tahun 2010 sebesar 6,75, tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 0,05 menjadi 6,70 dan tahun 2012 naik lagi menjadi 6,90 (untuk skala 0-10).Kata kunci: KKM (standard setting atau cut of score), mata pelajaran matematika SMP______________________________________________________________DETERMINING THE CUT OF SCORE BASED ON THE TEST PARTICIPANTSAbstract This study aims to determine the minimum completeness criteria which  is often called the standard setting or the cut of a score, based on test participants for mathematics lesson in Yogyakarta province. This study is a longitudinal study using data for 3 years ie 2010, 2011, and 2012. The data were collected through documentation to get the statiatics data of national final examination that would be determined its minimum completness creteria and Focus Group Discussion (FGD) to determine master and non master groups. The data were analyzed quantitatively by the method of contrasting group. The results showed that cut of score in mathematics lesson in Yogyakarta province in 2010 was at 6.75, but decreased by 0.05 to 6.7 in 2011 and rose again in 2012 to 6.9 (for a 0-10 scale).Keywords: standard setting or the cut of the score, junior school mathematics lesson
EVALUASI PENERAPAN UJIAN AKHIR SEKOLAH DASAR BERBASIS STANDAR NASIONAL Mardapi, Djemari
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 13 No. 2 (2009)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v13i2.1411

Abstract

Tujuan penelitian adalah mengevaluasi penerapan ujian akhir sekolah berbasis standar nasional (UASBN) untuk sekolah dasar. Sampel adalah lima dari 33 propinsi yang dipilih secara purposive, kemudian 20 sekolah dipilih dari kelima propinsi tersebut. Responden adalah Kepala Dinas Pendidikan Nasional Propinsi terpilih, 20 kepala sekolah dasar, 60 orang guru, 800 orang siswa, dan 800 orang tua siswa. Data kuantitative dikumpulkan mengunakan angket dan dianalisis secara deskriptive statistik. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara dan dianalisis dengan kategori. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) Semua kantor dinas pendidikan propinsi dan kabupaten/kota dan sekolah telah mempersiapkan secara baik pelaksanaan UASBN, (2) penulisan butir soal, pencetakan soal, dan distribusi soal dilakukan sesuai dengan prosedur operasinal standar, (3) supervisi pelaksanaan UASBN dilakukan oleh guru dari sekolah lain, (4) kriteria skor kelulusan pada tiga propinsi ditetapkan oleh sekolah, sedangkan di Propinsi Bengkulu dan Nusa tenggara Timus (NTT) ditetapkan oleh kantor dinas pendidikan kabupaten/kota, (5) semua guru dan hampir semua siswa dan orang tua siswa mengharapkan bahwa UASBN dilakukan secara menerus, dan (6) problem yang dihadapi sekolah adalah kurangnya kemampuan guru pelajaran Matematik dan IPA.Kata kunci: evaluasi, UASBN, ujian akhir
PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN AKHLAK PESERTA DIDIK MADRASAH ALIYAH Prihatini, Septimar; Mardapi, Djemari; Sutrisno, Sutrisno
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 17 No. 2 (2013)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v17i2.1705

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model penilaian akhlak peserta didik Madrasah Aliyah. Konstruk akhlak dikembangkan dengan pendekatan akhlak sebagai aspek afektif dan konsep religiousity dari Glock and Stark (1966). Penelitian pengembangan ini menggunakan metode lapor diri dan observasi tak langsung, melibatkan 291 siswa dan 26 guru dengan teknik purposive sampling. Pengujian kualitas instrumen meliputi: validasi tampang, isi, dan konstruk; reliabilitas (konsistensi internal dan reliabilitas interrater); dan uji stabilitas instrumen. Hasil pe-nelitian ini adalah: (1) Model penilaian akhlak terdiri dari  model pengukuran dan sistem peni-laian. Instrumen tersusun melalui proses expert judgment, Focus Group Disscussiondan pengujian konstruk. (2) Hasil analisis faktor konfirmatori (CFA) berdasarkan data empirik menunjukkan bahwa konstruk akhlak peserta didik mencakup dimensi akhlak kepada Allah, akhlak kepada Nabi Muhammad SAW., akhlak kepada orangtua, akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada guru, akhlak kepada teman/tetangga/masyarakat, dan akhlak kepada lingkungan. (3) Instrumen mempunyai kehandalan internal antara 0,865 – 0,921 (tinggi) dan reliabilitas interater 0,866 (tinggi) dan  koefisien  Cohens' Kappa  0,770 (sangat baik), serta stabilitas antara 0,715 sampai 0,858 (baik sampai sangat baik). (4) Sistem penilaian setelah disimulasikan dan dikonfirmasi menunjukkan 90 % kesesuaian dengan performansi akhlak siswa.Kata kunci: model penilaian, akhlak peserta didik, konstruk akhlak, instrumen______________________________________________________________DEVELOPING A MODEL OF AN ASSESSMENT OF MADRASAH ALIYAH STUDENTS' AKHLAKAbstract This study aims to develop a model of an assessment of Madrasah Aliyah students' akhlak. The constructs of students' akhlak are developed on the basis of the akhlak as affective domain and as a religiousity concept, adopting the ritualistic concept and consequences from Glock and Stark (1966). This research and development used self-report and indirect observations,  involving 291 students and 26 teachers by using purposive sampling technique. The quality instrument testing consists of: validation process (face, content and construct), reliability (internal consistency and inter-rater reliability); and stability. The results of the study are as follows. (1) The model of an assessment of students' akhlak includes a measurement model and an assessment system for students' akhlak. The instrument is composed through the process of expert judgment, Focus Group Disscussion and testing constructs (2) The result of Confirmatory Factor Analysis (CFA) shows that constructs of students' akhlak cover the dimensions of akhlak to Allah, Prophet Muhammad, parents, self, teachers, society, and environment. (3) The internal reliability of instrument ranges from 0.865 to 0.921 (high); the inter-rater reliability is 0.851 (high) by Product Moment Correlation and  Cohens' Kappa coefficient  0.770 (very good). Instruments stability levels ranging from being good to being very good (0.715 to 0.858). (4) the assessment system model after the simulation is confirmationyields an agreement of 90% with the respondents' performances.Keywords: assessment model, students' akhlak, akhlaks' constructs, instrument