Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

RASIO KONVERSI PAKAN DAN MORTALITAS IKAN BANDENG YANG DIBUDIDAYA PADA TAMBAK SILVOAKUAKULTUR Rifky Pujautama; Muarif Muarif; Mulyana Mulyana
JURNAL MINA SAINS Vol. 6 No. 1 (2020): Jurnal Mina Sains
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.937 KB) | DOI: 10.30997/jms.v6i1.2733

Abstract

Silvoakuakultur merupakan model budidaya ikan yang sejalan dengan pelestarian mangrove. Tujuan penelitian ini untuk mengetaui rasio konversi pakan dan mortalitas ikan bandeng pada tiap jenis tambak silvoakuakultur. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2019-Maret 2020 di Desa Karangsong, Pabean Ilir, dan Brondong Kabupaten Indramayu. Metode penelitian ini menggunakan teknik survei dengan pengambilan sampel secara purposive. Data Rasio Konversi Pakan dan Mortalitas diperoleh melalui wawancara dengan pembudidaya ikan tambak silvoakuakultur menggunakan kuisioner. Pada data rasio konversi pakan dan mortalitas dilakukan analisis ragam dan uji DMRT. Kualitas air diamati pada musim penghujan dan kemarau secara insitu. Nilai rasio konversi pakan pada tambak silvoakuakultur berkisar antara 1,43-2,11. Rasio Konversi Pakan ikan bandeng pada tipe tambak silvoakuakultur yang berbeda (empang parit, kao-kao, dan komplangan) secara statistik menunjukkan tidak berbeda nyata. Mortalitas ikan bandeng pada tambak silvoakuakultur berkisar antara 42,50-60,44%. Nilai mortalitas ikan bandeng pada tambak silvoakuakultur menunjukkan berbeda nyata antar tipe tambak. Tambak empang parit memiliki mortalitas ikan bandeng tertinggi. Keberadaan predator yang berasal dari mangrove menyebabkan tambak empang parit dan komplangan memiliki mortalitas ikan bandeng yang lebih tinggi dibanding tambak kao-kao. Kualitas air pada seluruh tambak silvoakuakultur berada pada kisaran yang layak untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan bandeng.
KEPADATAN BAKTERI PADA MEDIA PEMELIHARAAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) DENGAN SISTEM BIOFLOK DAN PENAMBAHAN PROTEIN YANG BERBEDA Arif Wijaya Rahman; Muarif Muarif; Mulyana Mulyana
JURNAL MINA SAINS Vol. 6 No. 1 (2020): Jurnal Mina Sains
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.086 KB) | DOI: 10.30997/jms.v6i1.2736

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan menganalisis kepadatan bakteri di dalam sistem bioflok pada pemeliharaan ikan Gurami. Ikan uji yang digunakan adalah ikan Gurami yang berukuran 5-7 cm. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 2 perlakuan dan 6 ulangan dengan perlakuan A (Penambahan molase C/N rasio 12 dan pakan berprotein 17%) dan B (tanpa pemberian molase dan pakan berprotein 30%). Ikan dipelihara selama 45 hari dan diberi pakan pelet komersil 2 kali sehari setiap jam 08.00 dan jam 16.00 WIB. Parameter yang diamati meliputi kepadatan bakteri dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan bioflok tidak memberikan pengaruh yang nyata antar perlakuan (P>0,05) terhadap kepadatan bakteri dalam sistem bioflok. Kualitas air (suhu, pH dan oksigen terlarut) selama penelitian masih dalam batas toleransi budidaya ikan. Hasil identifikasi bakteri yang dominan dalam perlakuan bioflok adalah Bacillus sp., Enterococcus sp., Acinetobacter sp. dan Micrococcus sp., sedangkan bakteri dominan pada perlakuan tanpa bioflok adalah Micrococcus sp., Enterococcus sp., Acinetobacter sp. dan Bacillus sp.
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TAMBAK IKAN BANDENG (Chanos chanos) SISTEM SILVOAKUAKULTUR Tedi Tedi; W Nahraeni; Muarif Muarif
JURNAL MINA SAINS Vol. 6 No. 1 (2020): Jurnal Mina Sains
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.485 KB) | DOI: 10.30997/jms.v6i1.2739

Abstract

Sistem silvoaquaculture adalah bentuk budidaya ikan terintegrasi dengan hutan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan finansial dan non finansial serta sensitivitas budidaya bandeng yang dioperasikan dalam sistem silvoaquaculture. Tiga puluh responden diambil dengan menggunakan metode purpossive sampling dari 3 pola tambak yaitu empang parit, komplangan, dan kao-kao. Data dilakukan analisis statistik deskriptif dan kriteria penilaian investasi. Hasil analisis non finansial menunjukkan bahwa sistem budidaya ini memberikan dampak positif termasuk melestarikan keberadaan hutan mangrove, mengurangi kebutuhan pakan, menciptakan lapangan kerja, menjaga keseimbangan ekosistem, menjaga permintaan tinggi untuk bandeng, dan menghindari harga jual yang fluktuatif. Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa silvoakuakultur pada 3 tipe tambak layak. Tipe empang parit ditemukan memiliki nilai NPV Rp. 21.420.887, IRR 14%, PI 1.30 dan DPP 9 tahun 6 bulan. Tipe komplangan memiliki nilai NVP Rp. 17.750.211, IRR 13%, PI 1.23, dan DPP 9 tahun 7 bulan. Tipe tambak Kao-kao memiliki nilai NVP Rp. 12.754.548, IRR 11,76%, PI 1,16, dan DPP 9 tahun 9 bulan. Hasil uji sensitivitas dalam 3 pola menunjukkan bahwa penurunan tingkat produksi dan harga jual maksimum adalah masing-masing 50,69, 36,58, dan 24,8%. Kenaikan maksimum harga benih masing-masing adalah 271,80, 173,50, dan 213,25%. Variabel yang paling sensitif mempengaruhi nilai NVP adalah penurunan tingkat produksi dan harga jual bandeng. Dari sudut pandang keuangan, petani disarankan untuk menerapkan tipe tambak empang parit karena memiliki kriteria penilaian investasi tertinggi. Sementara itu, dari sudut pandang lingkungan, tipe kao-kao lebih baik. Untuk menghilangkan risiko penurunan tingkat produksi, teknologi bioflock dapat diterapkan sesuai dengan pedoman Best Management Practices (BMP). Untuk mengantisipasi penurunan harga jual bandeng, disarankan agar petani mendapatkan akses ke informasi pasar dan mengatur sesi produksi mereka dengan baik.
PERTUMBUHAN IKAN BANDENG (Chanos chanos) PADA TAMBAK SILVOAKUAKULTUR DI KABUPATEN INDRAMAYU PROVINSI JAWA BARAT Tb Dinar Jantia; Muarif Muarif; Fia Sri Mumpuni
JURNAL MINA SAINS Vol. 6 No. 2 (2020): Jurnal Mina Sains
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jmss.v6i2.3263

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan ikan bandeng di tambak silvoakuakultur dan non silvo dengan tipe tambak yang berbeda, serta untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan bandeng di tambak silvoakuakultur dan non silvoakuakutur. Pengumpulan data dimulai bulan Mei sampai Agustus 2019 di Desa brondong, Pabean Ilir, dan Karangsong Kabupaten Indramayu. Metode penelitian ini menggunakan teknik survei dengan pengambilan sampel secara purposive. Data penelitian diperoleh melalui survey (wawancara/kuisioner). Pengambilan sampel pembudidaya ikan meggunakan teknik purposive sampling. Data pertumbuhan dianalisis menggunakan sidik ragam dan DMRT. Kualitas air diukur secara (insitu). Pertumbuhan ikan bandeng antar tipe tambak silvoakuakultur berbeda nyata dan nilai tertinggi terdapat pada tambak empang parit memiliki ( 348,00 g). Pertumbuhan ikan bandeng pada tambak  non silvoakuakultur berbeda nyata dengan tambak silvoakuakultur tipe empang parit, akan tetapi tidak berbeda nyata dengan tambak silvoakuakultur tipe kao kao dan komplangan. Kualitas air seluruh tambak masih dalam kisaran yang layak.
RESPON GLUKOSA DARAH DAN HEMOGLOBIN IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) TERHADAP MEDIA PEMELIHARAAN BERSALINITAS 0, 3, 6, DAN 9 PPT Moh. Yunus; Muarif Muarif; Nunak Nafiqoh
JURNAL MINA SAINS Vol. 6 No. 2 (2020): Jurnal Mina Sains
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jmss.v6i2.3299

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salinitas berbeda terhadap benih ikan gurame (Osphronemus gouramy) dengan mengukur kadar hemoglobin dan glukosa darah. Ikan yang diuji adalah ikan gurame dengan bobot 50± 10 gram/ekor. Pemeliharaan dilakuakn selama 30 hari dengan pemberian pakan 2 kali sehari secara at satiation. Rancangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah perlakuan A salinitas 3 ppt, B salinitas 6 ppt, C salinitas 9 ppt dan salinitas 0 ppt sebagai kontrol. Parameter yang diamati adalah kadar glukosa darah, hemoglobin dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan salinitas memberi pengaruh yang berbeda (p<0,05) terhadap glukosa darah dan hemoglobin ikan, dengan nilai tertinggi pada perlakuan C salinitas 9 ppt pada hari ke-6 dengan kadar glukosa  87,17 mg/l dan hemoglobin 8,40 g%. Hasil ini menunjukan bahwa kenaikan kadar glukosa dan hemoglobin berbanding lurus dengan kenaikan salinitas serta salinitas 9 ppt masih berada pada kisaran optimum untuk pemeliharaan gurame.
APLIKASI HIDROGEN PEROKSIDA DI SEDIMEN TERHADAP KUALITAS AIR DAN PERTUMBUHAN UDANG VANAME Litopenaeus vannamei Wiyoto Wiyoto; Satrio Yudha Wisesa; Wida Lesmanawati; Muarif Muarif; Andri Iskandar; Andri Hendriana; Cecilia Eny Indriastuti; Muhammad Arif Mulya; Dian Eka Ramadhani; Ima Kusumanti; Amalia Putri Firdausi; Dudi Lesmana
JURNAL MINA SAINS Vol. 9 No. 1 (2023): Jurnal Mina Sains
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jmss.v9i1.8138

Abstract

Pond bottom sediment conditions influence shrimp culture. As benthic organisms, shrimp are mainly on the surface of the pond bottom, so cultivation preparations related to improving sediment quality are essential. Pond bottom practice, such as drying, liming, and fertilizing, is common. However, in bottom pond conditions where total drying cannot be carried out, other treatments are needed, such as the addition of hydrogen peroxide. The purpose of this study was to determine the effect of adding hydrogen peroxide in pond sediments on the performance of shrimp growth and water quality. The study was conducted with five doses of hydrogen peroxide (0.25 mL, 0.5 mL, 1 mL, 2 mL) mixed with 350 g of pond soil sediment. Ten shrimps with an average weight of 0,27±0,03 g were put into the rearing container, which had been given pond bottom sediment according to the treatment. The results showed that the 2 mL hydrogen peroxide treatment gave the best results on the growth rate and average weight of Pacific whiteleg shrimp at the end of rearing. Water quality such as pH value, dissolved oxygen, and temperature were not significantly different between treatments. Hydrogen peroxide treatment can improve shrimp growth performance without affecting water quality during rearing.