Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Uptake of Mercury Ion in a Wetland Plant, Canna Sp. . Suhendrayatna; Henny Marlina; Muhammad Zaki; . Elvitriana
Proceedings of The Annual International Conference, Syiah Kuala University - Life Sciences & Engineering Chapter Vol 5, No 1 (2015): Engineering
Publisher : Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.212 KB)

Abstract

Canna Sp. is one of the plants that can live in conditions of wetland cultivated in freshwater courses, which often serve as recipients for domestic and other sorts of wastewater. In the context of its life ability, this study deals to investigate the capacity of Canna Sp. in uptake toxic heavy metal mercury from a wetland system. Canna Sp. was cultivated in a polybag contained wastewater for a couple months to reach acclimatization. The wastewater contained mercury ions in different concentrations of 1.2; 0.96 and 0.36 mg-Hg/L. Each polybags contained five stems of Canna Sp. Control media (contain no mercury in media) were also prepared for these treatments. During 14 days of the experiment, the atmospheric air and water temperature (30+3 oC is optimum) were maintained and every five days, length of stems, concentration of mercury ion in water phase, and its tissue were analyzed. The concentration of mercury in shoots, leaves, and roots were analyzed by Atomic Absorption Spectrophotometer, Shimadzu AA 6300 after destructed using TCLP method. Results showed that Canna Sp. has resistant a survival on water phase containing mercury and it inhibits the growth of Canna Sp. in the log phase. The highest mercury ion uptake by Canna Sp. occurred in the root (1.16 – 1.34 mg-Hg/kg) compared to the leaves (0.05 – 0.33 mg-Hg/kg) and the shoots (0.29-0.69 mg-Hg/kg). These results reached to the conclusion that Canna Sp. has a potential for mercury phytoremediation application in a wetland system.
IDENTIFIKASI TUMBUHAN BERMANFAAT DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT SENTANI BARAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI SATU ATAP SABRON SARI Henny Marlina; Tiurlina Siregar
Jurnal Ilmu Pendidikan Indonesia Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Program Magister Pendidikan IPA, Program Pascasarjana Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.989 KB) | DOI: 10.31957/jipi.v6i1.79

Abstract

Abstract Research on Identification of Beneficial Plant In West Sentani Community Life as a Learning Resource Materials Science On Plant Diversity Seventh Grade Students of SMP One Roof Sabron sari. This study aims to: 1). To find out how to use the environment as a learning resource; 2). To identify herbs used in the West Sentani community life; 3). To determine student interest in learning to identify plants around the school: 4). To determine the students' skills in identification. This research is a qualitative research. Methods or techniques of data collection conducted a descriptive one that is interactive. The results showed that: 1). By way of using the environment as a learning resource can provide a real experience, direct and attractive to students, through a collection of plants were obtained. 2). By way of directly observing and comparing the characteristics of plants that used sentani western societies are able to decide 4 Division, Grades 5, 20 Nations, 24 tribes, 29 Marga, and 30 types of plants. 3). The increased interest of student learning 75.11% by using the environment as a learning resource IPA. 4). 67.16% of students skilled in identifying plants scientifically and correctly. The benefits that can be taken by students is that students can take advantage of the environment as a learning resource, it can identify the types of plants are found, learning and student skills in the use of the environment as a learning resource in both categories.Keywords: Identification of Plants, Plant helpful and Junior High School Students One RoofSabron Sari class VII
ARSITEKTUR PERILAKU Marlina, Henny; Ariska, Devi
Rumoh Journal of Architecture Vol. 9 No. 2 (2019): Rumôh, Journal of Architecture
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/rumoh.v9i18.5

Abstract

Arsitektur Perilaku merupakan hubungan manusia dengan lingkungannya serta perilakunya memiliki hubungan timbal balik, saling terkait dan saling mempengaruhi. Arsitektur perilaku merupakan arsitektur yang menerapkan pertimbangan-pertimbangan perilaku dalam perancangan. Dalam merancang sebuah bangunan pada arsitektur perilaku harus diperhatikan agar peran bangunan dapat berfungsi sebagai suatu pelayanan sosial dalam arti yang luas maka elemen-elemen yang harus dipertimbangkan. Prinsip-prinsip arsitektur perilaku yaitu mampu berkomunikasi dengan manusia dan lingkungan, mewadahi aktivitas penghuninya dengan nyaman secara fisik maupun psikis dan memperhatikan kondisi dan perilaku pemakai.
PANTI JOMPO AL WASILAH DI BANDA ACEH: (Tema: Arsitektur Perilaku) Devi Ariska; Henny Marlina
Rumoh Journal of Architecture Vol. 9 No. 2 (2019): Rumôh, Journal of Architecture
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/rumoh.v9i18.8

Abstract

Kondisi Panti Jompo Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang saat ini masih kurang memadai baik dari segi sarana maupun fasilitas yang ada seperti kurangnya pencahayaan dalam ruang, dimensi ruang yang tidak mencukupi, material yang tidak sesuai, tidak ramah terhadap difable serta kondisi yang kurang terawat. Permasalahan ini diselesaikan dengan cara merancang panti jompo sesuai dengan standar yang telah di tetapkan. Lokasi Panti Jompo Al Wasilah di Banda Aceh ini berada pada jalan Prof. Ali Hasyimi, Pango Raya, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda. Panti Jompo Al Wasilah ini menerapkan tema Arsitektur Perilaku yang merupakan hubungan timbal balik antara arsitektur dan perilaku dimana desain-desain yang diciptakan harmonis antara bangunan, pengguna, lingkungan dan menjadi satu komposisi yang dipersatukan dan saling berhubungan. Penerapan tema ini dapat dilihat pada ukuran ramp yang sesuai standar khusus difable yaitu 9 meter dengan kemiringan ramp 5% dan dilengkapi dengan railing, material lantai yang digunakan bertekstur untuk mencegah lansia terjatuh, material dan warna di bedakan untuk mempermudah lansia dalam memahami kondisi jalan atau ruang serta sebagai petunjuk arah. Klasifikasi yang diterapkan antaranya Panti Jompo Al Wasilah di Banda Aceh termasuk kedalam bangunan gedung sosial budaya, batasan lansia ditinjau dari aspek umur yaitu 60 tahun keatas. Analisis yang dipakai dalam bangunan ini yaitu analisis fungsional, analisis tapak dan analisis bangunan. Luas lahan Panti Jompo Al Wasilah di Banda Aceh adalah 27.320 m², massa bangunan merupakan masa tunggal berlantai banyak dengan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 60% yaitu 16.392 m², dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 32.784 m² dengan fasilitas yaitu hunian lanjut usia, klinik kesehatan, ruang ketrampilan, area rekreasi, ruang ibadah, serta hunian pengasuh.
MUSEUM DIORAMA GAYO: (Tema: Arsitektur Tangible Metaphors) Fendika Anggara; Henny Marlina
Rumoh Journal of Architecture Vol. 10 No. 2 (2020): Rumôh, Journal of Architecture
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/sz7vmv95

Abstract

Suku Gayo merupakan masyarakat asli dari Kabupaten Aceh Tengah yang beribukota Takengon dan merupakan bagian dari Provinsi Aceh. Keberadaan adat istiadat, budaya dan sejarah suku Gayo menjadi karakter yang di wariskan nenek moyang mereka kepada generasi berikutnya secara turun temurun. Namun sayangnya saat ini sebagian masyarakat suku Gayo sudah lupa akan adat istiadat, budaya dan sejarahnya. Untuk hal tersebut maka di perlukan suatu wadah berupa museum yang mampu mengekspresikan adat istiadat, budaya dan sejarah suku Gayo dalam bentuk diorama yang menyenangkan dan edukasi.Proses perancangan Museum Diorama Gayo Di Aceh Tengah ini diawali dengan pendekatan studi literatur dari objek sejenis, studi lapangan dan pendekatan tema bangunan, yaitu Arsitektur Tangible Methaphors. Maka dari itu dilanjutkan dengan analisa terhadap permasalahan yang timbul dalam rancangan dengan memperhatikan beberapa kemungkinan yang ada seperti lokasi tapak, hubungannya dengan lingkungan sekitar serta potensipotensi yang dapat dikembangkan. sehingga dapat mempermudah dalam proses perancangan. Museum Diorama Gayo Di Aceh Tengah akan dibangunan di atas lahan seluas 25.500 m² dengan luas bangunan 4577.3 m². Museum Diorama Gayo Di Aceh Tengah ini bersifat massa tunggal dengan jumlah lantai sebanyak empat lantai, yang dilengkapi dengan lobby, loket karcis, ruang penitipan, ruang informasi, ruang pameran tetap, ruang pameran temporer, ruang seminar, ruang auditorium, perpustakaan, ruang edukasi, dan ruang konservasi. Selain itu juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung berupa toko souvenir, mushalla, kafetarian dan taman. Konsep yang diangkat pada museum diorama Gayo di Aceh Tengah ini adalah kombinasi dari bentuk gerakan tarian saman dan alat musik teganing.
IDENTIFIKASI PENERAPAN KONSEP NEW NORMAL PADA KAFE DI ACEH: Identification of Application of the New Normal Concept at Cafes in Aceh Qurratul Aini; Henny Marlina; Febria Ningsih; Irval Huzairi
Rumoh Journal of Architecture Vol. 12 No. 1 (2022): Rumôh, Journal of Architecture
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/rumoh.v12i1.193

Abstract

Jumlah kafe di Aceh semakin hari semakin bertambah, sehingga menambah wadah berkumpul bagi masyarakat dalam bersosialisasi secara langsung. Saat kondisi pandemic Covid-19, kafe menjadi salah satu area publik yang dihimbau untuk mengatur pembatasan sosial. Berbagai kebijakan untuk menekan penularan virus dilakukan, yaitu; pembatasan waktu, pembatasan jarak dan pembatasan kuantitas pengunjung. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan konsep new normal pada beberapa kafe di Aceh. Jumlah sampel adalah 21 kafe, yang berada di beberapa wilayah Aceh. Hasil yang diperoleh bahwa sebagian besar kafe yang berada di Aceh belum menerapkan konsep new normal secara signifikan, di mana 43% dari 21 kafe belum menerapkan konsep new normal. Penerapan konsep new normal yang paling banyak diterapkan adalah dengan memberi jarak lebih jauh antar set furniture yaitu mencapai 57%. Konsep lain yang juga diterapkan adalah mewajibkan memakai masker, sistem layanan take away dan mempertimbangkan penghawaan dan pencahayaan yang baik.
IDENTIFIKASI SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADA PASAR IKAN DI KECAMATAN BAITURRAHMAN KOTA BANDA ACEH: Identification of Fish Market Waste Management System in Baiturrahman, Banda Aceh Henny Marlina; Qurratul Aini; Hazanul Fuady; Riskan Fauzy; Hijrah
Rumoh Journal of Architecture Vol. 11 No. 2 (2021): Rumôh, Journal of Architecture
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/rumoh.v11i2.171

Abstract

Dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan kampung, diperlukan sarana perekonomian melalui pasar kampong sebagai pusat interaksi sosial masyarakat perkampungan. bentuk interaksi sosial di Kecamatan Baiturahman juga hadir pasar kampong, baik yang yang direncanakan secara permanen maupun pasar dadakan. Kecamatan Baiturahman memiliki beberapa pasar yang bersifat permanen yaitu; pasar pagi Setui, Pasar Mini Kampong Baro dan pasar pagi Peniti. Ketiga pasar inilah yang menjadi objek pengamatan. Objek pengamatan difokuskan pada pasar ikan dengan mengamati sistem pengolahan air limbah pada ketiga pasar ikan tersebut. Metode yang dilakukan melalui pengamatan dan wawancara terhadap pelaku pasar baik pengelola, pedagang dan pembeli. Berdasarkan Identifikasi Sistem Pengolahan Limbah pada ketiga Pasar Ikan di Kecamatan Baiturrahman ini, dapat disimpulkan bahwa: Terdapat dua jenis limbah di pasar ikan, yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa bagian ikan yang tidak dipakai seperti: tulang, kepala, ingsang, kulit, usus, perut dan sisik. Limbah cair berupa darah ikan serta air dari hasil penyiraman dan pembersihan ikan. Sistem pengolahan limbah pada masing-masing pasar berbeda-beda. Sistem pengolahan limbah pada Pasar setui dilakukan dengan memisahkan limbah padat dan limbah cair. Limbah padat diolah menjadi kompos dan limbah cair dialirkan melalui bak kontrol ke bak penguraian kemudian ke bak pengolah dan terakhir dibuang ke drainase. Pada Pasar Gemilang Kampung Baru dan Pasar Pagi Peniti, pengaliran limbah cair langsung dialirkan ke saluran yang ada di lingkungan tanpa pengontrolan jenis limbah, sedangkan limbah padat langsung dibuang ke tempat pembuangan sampah. Proses pembuangan limbah cair pada pasar pagi peniti dilakukan melalui proses penyaringan namun tidak melalui proses pengolahan dengan sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Kondisi ketiga pasar tersebut sudah tersedia drainase khusus untuk mengalirkan limbah cair ke luar bangunan pasar. Namun proses pengolahan limbah baik padat maupun cair hanya dilakukan oleh Pasar Pagi Setui.
Study of Students' Psychological Influence on Square-shaped Learning Classrooms in Unmuha Architecture Department Unmuha Annisa, Astrid; Marlina, Henny; Verdinal, Teuku Zafran Farras
Rumoh Journal of Architecture Vol. 14 No. 2 (2024): Rumôh Journal of Architecture
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/181

Abstract

A satisfying social and personal life will be realized through education, and the educational process will shape students' character. The Architecture Department, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh is a department that conducts direct learning in both theory classes, laboratories, and design studio rooms. As part of educational facilities, the existence of a classroom is an important element in the learning process, the comfort of the classroom affects the level of focus and concentration of students in teaching and learning activities in the classroom. This study aims to examine the influence of the square shape of the classroom on the psychological comfort of students and identify the factors that affect the psychological comfort of students in Architecture Department. Using qualitative methods through observation to study objects in the form of a square shaped learning classroom of Architecture Department. Literature study is used to explore previous research, regulations and standards related to this research. Indicators used to assess students' psychological comfort are physical environmental factors, and psychological factors. Physical environmental factors in the form of lighting and spatial layout, while psychological factors related to focus, comfort and positive feelings felt by students, so that effective learning can be created. The results showed that, the shape of the classroom has a significant influence on the psychological comfort of students where the capacity of the RKB at the Architecture Department, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh which exceeds the standard and the lack of flexibility of the layout has a negative impact on student comfort.
Model Manajemen Sekolah Ramah Anak (SRA) dalam Menanamkan Pendidikan Karakter pada Kurikulum Merdeka Nasarudin, Nasarudin; Syafii, Ahmad Helwani; Nurjannah, Nurjannah; Muhirdan, Muhirdan; Husnan, Husnan; Marlina, Henny
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 8 No. 5 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v8i5.6093

Abstract

Kebijakan Sekolah Ramah Anak (SRA) di MIN 1 menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, bebas dari diskriminasi dan kekerasan, serta memperkuat pendidikan karakter sesuai Kurikulum Merdeka. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi model manajemen SRA yang efektif dalam menanamkan pendidikan karakter di MIN 1. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus, penelitian ini mengidentifikasi bahwa model manajemen kolegial yang diterapkan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk kepala sekolah, guru, staf, siswa, orang tua, dan masyarakat dalam setiap tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta evaluasi program SRA. Kolaborasi ini memastikan terciptanya lingkungan belajar yang inklusif, mendukung kesejahteraan siswa, serta membangun nilai-nilai karakter melalui proses pembelajaran yang berkelanjutan. Model manajemen kolegial ini juga berkontribusi pada penguatan pendidikan karakter, dengan menekankan pentingnya keterlibatan aktif semua pihak dalam membangun budaya sekolah yang aman, nyaman, dan menghargai hak-hak siswa sesuai dengan prinsip-prinsip SRA dan Kurikulum Merdeka.
Model of Arabic Language Learning Management in Child-Friendly Schools for the Development of Character Education in the Independent Curriculum Nasarudin, Nasarudin; Nurjannah, Nurjannah; Muhirdan, Muhirdan; Syafii, Ahmad Helwani; Husnan, Husnan; Marlina, Henny
Jurnal Al Bayan : Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Vol 16 No 2 (2024): Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/albayan.v16i2.24164

Abstract

A collegial management model was used in the implementation of the Child-Friendly School (CFS) policy at MIN 1 Mataram in developing character education in the Independent Curriculum, which has implications for Arabic learning management. This article presented the discover and analysis of the Arabic language learning management model in instilling character education for the Independent Curriculum at the Child-Friendly School. A qualitative approach was used with a case study method, utilizing Miles and Huberman's data analysis techniques. The analysis process began with data condensation, which involves reducing information obtained from interviews, observations, and document analyses to filter relevant data. Next, data presentation was carried out by providing information in the form of descriptive narratives that illustrate the management of Arabic language learning. Finally, conclusions were drawn by identifying patterns, themes, and relationships among the data to understand the management model in character education.The finding showed that the CFS Arabic learning management model in instilling character education for the Independent Curriculum at MIN 1 Mataram used the Deming Cycle Model PDCA (Plan-Do-Check-Act), integrating the Plan, Do, and Check stages with the CFS principles. In the plan stage, teachers design character-based ATPs (syllabus) and Teaching Modules (Lesson Plan), collaborate in planning, and adapt teaching materials to student needs. The Do stage involves implementing the module with a differentiated approach and learning methods that emphasize character. In Check, evaluation involves principals, teachers, and students, ensuring learning effectiveness and positive perceptions of Arabic. This process supports continuous improvement in child-friendly teaching.