Claim Missing Document
Check
Articles

Keanekaragaman Moluska di Pantai Pasir Putih Lampung Selatan Gres Maretta; Nurhaida Widiani Hasan; Nella Indry Septiana
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.biotropika.2019.007.03.1

Abstract

Pantai Pasir Putih is an area with a variety of coastal substrates that store much diversity of Molluscs species. The diversity of Molluscs in the waters of Lampung is still little known, therefore research conducted at Pasir Putih Beach, South Lampung aims to determine the density and diversity of Molluscs, as well as to determine water quality. The sampling method used is line transect combined with the square method. Molluscs were found in 48 individuals from nine families (Cerithiidae, Neritidae, Throchidae, Conidae, Muricidae, Nassaridae, Columbariidae, Columbellidae, Buccinidae, and Mactridae). Based on the calculation of Molluscs density (10.33 Ind/m2; 5 Ind/m2; 0.67 Ind/m2.) The Shannon-Wiener Molluscs index on the Pasir Putih Beach was included in the low category (H value: 0 - 0.152). The results of the analysis of environmental factors show that the waters of the Pasir Putih Beach have not been polluted and are still good enough for Molluscs life.
STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON KERAMBA JARING APUNG DI TELUK LAMPUNG Gres Maretta; Desri Yohanna Christiani Nainggolan; Andy Darmawan
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN SAINS Vol 4 No 1 (2023): April
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jips.v4i1.1477

Abstract

Plankton adalah komponen paling penting dalam kehidupan akuatik yang berperan penting sebagai mata rantai paling awal dalam rantai makanan. Plankton menjadi dua yaitu plankton hewani disebut sebagai zooplankton dan plankton tumbuhan disebut sebagai fitoplankton. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui struktur komunitas plankton diperairan keramba jaring apung (KJA). Penelitian dilakukan pada bulan Februari- April 2022 di perairan Teluk Lampung. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan stasiun, yaitu stasiun 1 (terletak di lokasi yang mempunyai jumlah KJA lebih banyak), stasiun ke 2 (terletak di lokasi jumlah KJA yang lebih sedikit), stasiun ke 3 (terletak di lokasi sedang tidak ada KJA). Data yang diperoleh dianalisis Keanekaragaman dan Dominansi. Indeks Keanekargaman yang paling tinggi ditemukan di stasiun 3 yang mencapai 3,26 pada stasiun 3, sedangkan Nilai Indeks Dominansi yang paling tinggi mencapai 0,047 pada stasiun 2. Jumlah spesies yang ditemukan pada keramba jaring apung sebanyak 29 genus, 17 fitoplankton dan zooplankton sebanyak 12 genus. Fitoplankton yang mendominansi adalah Skeletonema dan zooplankton yang mendominasi adalah Naupilus.
Etnobotani Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Desa Sabah Balau Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan Gres Maretta; Lilis Martines Manurung; Winati Nurhayu
ORYZA ( JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI ) Vol 12 No 1 (2023): ORYZA: Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/oz.v12i1.1073

Abstract

Tumbuhan obat adalah pemanfaatan keanekaragaman hayati yang ada di sekitar kita, baik tumbuhan yang dibudidayakan atapun tumbuhan liar. Informasi tanaman obat di Desa Sabah Balau, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan belum ditemukan serta tidak diketahui apakah masyarakat di Desa Sabah Balau masih menggunakan tumbuhan obat dalam menyembuhkan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tumbuhan obat apa saja dan bagian yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Sabah Balau serta bagaimana cara masyarakat Desa Sabah Balau mengolah tumbuhan obat. Penelitian ini menggunakan metode random sampling, dalam menentukan responden dengan menggunakan rumus slovin. Wawancara dilakukan terhadap 100 orang masyarakat di Desa Sabah Balau. Data diambil dengan tabel isian kuisioner meliputi: jenis tumbuhan yang digunakan, macam penggunaan, bagian yang digunakan, dan cara penggunaannya. Analisis data menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui 46 jenis tumbuhan yang dapat dijadikan obat dengan jenis tumbuhan yang paling dominan dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza), alang-alang (Imperata cylindrica), alpukat (Persea americana), mengkudu (Morinda citrifolia) dan jambu biji (Psidium guajava). Bagian tumbuhan daun yang paling banyak digunakan sebanyak 45,6% dengan cara pengolahan paling banyak dengan direbus sebanyak 32 jenis tumbuhan serta cara perolehan tumbuhan obat yaitu dari tumbuhan liar sebanyak 37%.
Pengaruh Preferensi Penggunaan Tangan Terhadap Kemampuan Visuospasial di Provinsi Lampung Winati Nurhayu; Bobby Permana Putra; Gres Maretta; Jeane Siswitasari Mulyana; Andy Darmawan
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 5 (2023): May
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i5.2394

Abstract

The preference for using the right or left hand for different uni-manual tasks is known as handedness. Handedness as functional asymmetry has a correlation with the asymmetric brain. Most types of tools have been developed for right-handed use, leading to different adaptations between left-handed and right-handed individuals. Visuospatial, as one of the cognitive processes, is the ability to visualize two- and or three-dimensional objects. This function allows individuals to remember, plan for the future, navigate, and make decisions, thus visuospatial is one of the primary mental aspects in humans. The aim of this study was to assess whether being left-handed was associated with visuospatial ability. Respondents in this study were 148 adult individuals who lived in Lampung Province. Handedness was assessed based on a questionnaire of self-confessed and hand preference of 10 daily activities. Hand grip performance was measured by using a hand dynamometer. The ability of visuospatial was assessed by using the Right-Left Discrimination method. The results of the visuospatial ability test showed that left-handed individuals had a better average score of visuospatial than right-handed ones (44.00 > 40.86). Males had better visuospatial ability than females (estimate = -0.0768; p-value: 0.0481). The influence of handedness on visuospatial ability was discussed
Kepadatan Populasi Cacing Tanah (Haplotaxida: Lumbricina) Sebagai Bioindikator Kesuburan Tanah Di Kebun Nusantara PT. Cinquer Agro Nusantara Lisana Husna Imaniar; Lily Arseliana; Gres Maretta; Andy Darmawan; Winati Nurhayu; Dian Anggria Sari; Muhammad Zulhiyadi Nanda
Wahana-Bio: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol 15, No 1 (2023): Wahana-Bio Edisi Mei 2023
Publisher : Program of Biology Education, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/wb.v15i1.15817

Abstract

Earthworms (Haplotaxida: Lumbricina) are bioindicators of soil fertility. Agricultural systems applied to an agricultural area can affect the presence of earthworms there. This study aims to determine the density of earthworms in plantations owned by PT. Cinquer Agro Nusantara with Agroforestry-Organic, Monoculture-Semiorganic, Polyculture-Organic, Monoculture-Organic, and farmer-owned plantations with Monoculture-Inorganic system. The plot is determined with line transect method and samples of earthworms are taken with hand sorting method. Data analysis was carried out with ANOVA and Post Hoc T-Test with Bonferroni correction. The results showed that the density of earthworms in pepper plantations with Agroforestry-Organic, Monoculture-Semi-organic, Polyculture-Organic, and Monoculture-Organic farming systems is significantly greater than pepper plantations with Monoculture-Inorganic farming system.
Pengelolaan Sampah Plastik Berkelanjutan Melalui Pembuatan Ecobrick di Desa Pahawang, Kabupaten Pesawaran, Lampung Jeane Siswitasari Mulyana; Winati Nurhayu; Gres Maretta; Andy Darmawan; Nurul Adhha; Ahmad Fadhil; Dylla Alya Putri; Rohid Morantana Perhiba Simamora
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i4.6413

Abstract

Sampah plastik dihasilkan sebagai sisa dari aktivitas harian manusia. Jenis sampah plastik yang paling banyak dihasilkan adalah kantong plastik dan plastik kemasan. Sampah plastik memerlukan waktu hingga ratusan tahun untuk dapat terurai sehingga selama itu pula sampah menumpuk dan mencemari ekosistem, baik darat maupun perairan. Desa Pahawang, Kabupaten Pesawaran, Lampung menghadapi permasalahan berupa jumlah sampah plastik yang terus meningkat dan belum ada upaya pengurangan serta pengelolaan sampah plastik yang berkelanjutan di lingkungan desa. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pelatihan dalam pembuatan ecobrick yang dapat dimanfaatkan menjadi perabotan sederhana, ditukar menjadi uang ke bank sampah, dan elemen estetika yang menambah daya tarik untuk wisatawan. Pelatihan pembuatan ecobrick dilakukan dalam rangkaian aktivitas yang meliputi persiapan, penyampaian materi, pembuatan ecobrick, dan evaluasi. Pelatihan ini berhasil meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai sampah plastik, cara pengelolaannya, dan manfaat dari ecobrick. Selain itu, kemampuan dan motivasi masyarakat dalam membuat ecobrick juga meningkat setelah pelatihan selesai. Hal ini disebabkan karena teknik pembuatan ecobrick serta bahan-bahan yang diperlukan bersifat mudah dan murah.
Pelatihan Pembuatan Produk Turunan Dari Madu Dan Propolis Stingless Bee Sebagai Penguatan Ekonomi Masyarakat Dian Anggria Sari; Gres Maretta; Jeane Siswitasari Mulyana; Nurul Adhha; Sadira Maharani Putri; Simon Martinus; Nurhadi Ramadhan
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i4.6460

Abstract

Penguatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, dapat digapai dengan kerja sama pemerintah dan institusi pendidikan melalui pemberdayaan masyarakat. Upaya pemberdayaan masyarakat dilakukan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan atas keterampilan tertentu sebagai langkah inisiatif atas potensi yang ada pada masyarakat, yakni dari segi sumber daya manusia dengan memberikan pelatihan pembuatan produk turunan dengan nilai ekonomi tinggi, dan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia disekitar tempat tinggal, salah satunya madu dan propolis lebah tanpa sengat (stingless bee). Lebah tanpa sengat menghasilkan madu, polen lebah dan banyak propolis, dimana semua produk ini dapat diolah menjadi bahan baku produk turunan untuk kesehatan, kosmetik, perawatan tubuh, seperti sabun organik. Melalui pelatihan ini masyarakat akan mendapatkan pengetahuan dalam mengolah bahan baku dasar dari produk dan bagaimana cara mengolah bahan baku tersebut menjadi produk bernilai ekonomi dan estetika tinggi. Berdasarkan hasil pre test dan post test yang didapatkan, terjadi peningkatan pengetahuan peserta mencapai 70.59% terkait penguatan ekonomi masyarakat setelah dilaksanakannya sosialisasi dan pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki keinginan dan ketertarikan untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pembuatan produk turunan dari produk lebah tanpa sengat.
Efek Pemberian Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa acuminata x balbisiana) Terhadap Kulit Mencit (Mus musculus) yang Terpapar Sinar Ultraviolet Gres Maretta; Ika Fitriya; Ramadhani Eka Putra; Untia Kartika Sari Ramadhani
Al-Kauniyah: Jurnal Biologi Vol 16, No 2 (2023): AL-KAUNIYAH JURNAL BIOLOGI
Publisher : Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/kauniyah.v16i2.24320

Abstract

 AbstrakPendedahan kulit secara langsung oleh sinar ultraviolet dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan pada kulit. Kerusakan kulit tersebut umumnya disebabkan oleh keberadaan radikal bebas dan hal ini dapat dicegah dengan antioksidan. Kulit pisang Kepok (Musa acuminata x balbisiana) mengandung senyawa flavonoid dapat bekerja sebagai antioksidan sehingga memberikan efek proteksi terhadap radiasi ultraviolet. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan ketebalan epidermis dan menghitung jumlah melanosit pada kulit mencit (Mus musculus) yang dipaparkan sinar ultraviolet selama 14 hari dengan dosis 60 menit per hari. Bagian kulit terpapar diolesi dengan sediaan ekstrak kulit pisang Kepok 1,5% (P1), ekstrak kulit pisang Kepok 5% (P2), ekstrak kulit pisang Kepok 10% (P3), ekstrak propolis 1,5 % sebagai kontrol positif (K+), dan kontrol negatif tanpa adanya penambahan sediaan ekstrak (K-). Pengamatan perubahan struktur kulit mencit dilakukan secara mikroskopik. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak kulit pisang Kepok 1,5% (P1) paling baik untuk menghambat penebalan epidermis dengan rata-rata ketebalan epidermis 98 μm dan produksi melanosit pada kulit mencit (Mus musculus), yaitu 8,3.AbstractExposure to the skin directly by ultraviolet rays in the long term can cause damage to the skin. The presence of free radicals generally causes skin damage, and antioxidants can prevent it. Kepok banana peel (Musa acuminata x balbisiana) contains flavonoid compounds that can work as antioxidants, protecting against ultraviolet radiation. This study observed the thickness of the epidermis and counted the number of melanocytes in the skin of mice (Mus musculus) exposed to ultraviolet light for 14 days at a dose of 60 minutes per day. The exposed skin was smeared with 1.5% Kepok banana peel extract (P1), 5% Kepok banana peel extract (P2), 10% Kepok banana peel extract (P3), 1.5% propolis extract as a positive control (K+), and negative control without adding extract preparations (K-). Observation of changes in the structure of the mice's skin was carried out microscopically. The results showed that administering 1.5% (P1) Kepok banana peel extract was the best for inhibiting epidermal thickening with an average epidermal thickness of 98 μm and melanocyte production in mouse skin (Mus musculus), namely 8.3.
Community Empowerment through Mung Bean Sprouts Production Training Program Sinaga, Ayu Oshin Yap; Maretta, Gres; Darmawan, Andy; Marpaung, David Septian Sumanto; Khusnul, Ramadhan; Handayani, Sri Astuti Fiteri
TeknoKreatif: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1 No 1 (2021): TeknoKreatif: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M), Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/teknokreatif.v1i1.464

Abstract

As one important crop, especially in Asia, mung bean sprouts (Vigna radiata L.) offers many benefit and profit for those who able to produce it properly. In Kebun Jati village, such kind of commodities will very help for either self-consumption or business. However, the unknown knowledge and experience in production process often results on broken mung bean sprouts. Here, the simply technique, materials and tools was introduced to society in Kebun Jati village through community empowerment with motivation, training and accompaniment. The 10 total participant joined in this activity was motivated about benefit and profit of mung bean sprouts. Besides, participant was also trained how to produce mung bean sprouts properly. The significant improvement of knowledge was found on methods of mung bean sprouts production aspect, by 90% of participant becomes understood. Further accompaniment to transform raw materials of mung bean sprouts become useful product will improve the economic value.
Pengenalan dan Pembuatan Taman Obat Keluarga (TOGA) untuk Mewujudkan Kemandirian dalam Pengobatan Keluarga Desa Gedung Harapan, Lampung Selatan Maretta, Gres; Darmawan, Andy; Sinaga, Ayu Oshin Yap; Sari, Dian Anggria; Marpaung, David Septian Sumanto; Zihad, Benny Pramana; Hutauruk, David; Enjelina, Rohani
TeknoKreatif: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1 No 1 (2021): TeknoKreatif: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M), Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/teknokreatif.v1i1.473

Abstract

Tanaman obat merupakan tanaman yang memiliki senyawa metabolit sekunder yang berkhasiat dalam mengobati penyakit. Berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi oleh warga Desa Gedung Harapan, yaitu masyarakatnya masih belum memanfaatkan potensi tanaman obat secara optimal maka perlu adanya upaya pengenalan cara membuat taman obat keluarga (TOGA). Penyuluhan dilakukan kepada warga melalui ceramah dan praktik penanaman beberapa tanaman obat. Peserta yang hadir adalah 35 orang, dari target peserta 40 orang (87,5%). Ketercapaian target materi dapat dikatakan baik dilihat dari peningkatan hasil post-test yang dilakukan pada akhir kegiatan. Berdasarkan hasil akhir kegiatan, disarankan untuk lebih mengajak warga merealisasikan pembuatan taman TOGA pada perkarangan rumah agar warga dapat mewujudkan keandirian dalam pengobatan keluarga.
Co-Authors Agung Prastyo, Agung Agustin, Karista Sandra Ahmad Fadhil Al Qodri, Ali Hafiz Alimiah, Umi Syahadah Andri Jaya Kesuma Andy Darmawan ANDY DARMAWAN Andy Darmawan Andy Darmawan Aniesti, Frigia Rafilia Antonius Antonius Ashafila, Tsalsha Astuti, Ayu Widia Aulia, Hana Aulia, Hana Azizah, Najla Nur Azmi, Sarah Bambang Sri Anggoro Bobby Permana Putra Desi Budiono Desri Yohanna Christiani Nainggolan Dewi Chusniasih Dian Anggria Sari Dian Anggria Sari Dwiki Sigap Satrio Dylla Alya Putri Edriani, Tiara Shofi Edy Soewono Eko Kuswanto Enjelina, Rohani Fajri Arif Wibawa Fatriani, Rizka Ferdinanda, Thierry Hana Aulia Handayani, Sri Astuti Fiteri Hariyandi, Yopi Hidayat, Thaariq Hutauruk, David Iffa Afiqa Khairani Ika Fitriya Jeane Siswitasari Mulyana Jeane Siswitasari Mulyana Jeane Siswitasari Mulyana Khaerunissa Anbar Istiadi Khusnul, Ramadhan Kumara, Latif Kurnia Wahyu Kurnia Wahyuni Leksikowati, Sovia Santi Lilis Martines Manurung Lily Arseliana Lisana Husna Imaniar Luxiana, Eri Marhaeni, Agustina Marpaung, David Septian Sumanto Maruli, Berkat Afni Maulana, Muhammad Aqil Melinia, Nur Astri Mufidah, Zunanik Muhammad Zulhiyadi Nanda Mulyadi, Salsa Pratiwi Mulyana, Jeane Siswitasari Nella Indry Septiana Nisa Yulianti Suprahman Nisa, Fadinda Khoirun Novriadi Novriadi, Novriadi Novrianti, Rima Arini Nur Intan Septikayani Nurcahya, Gebriel Nurhadi Ramadhan Nurhaida Widiani Nurhaida Widiani Hasan Nurhayu, Winati Nurul Adhha Nurul Adhha Putri, Claudia Tiara Putri, Isnaini Anggraini Ramadhani Eka Putra Ramadhani, Desvita Putri Ramadhani, Untia Kartika Sari Restina, Syefia Azmi Riana, Elisa Nurma Rifky Fauzi Rizka, Nela Rizki Fajar Andrian Rizki Fajar Andrian, Rizki Fajar Rohid Morantana Perhiba Simamora Sadira Maharani Putri Saefudin Saefudin Saeli, Pinka Mustika Sari, Dian Anggria Sari, Dian Anggria Sari, Rara Mulia Satrio, Dwiki Sigap Septikayani, Nur Intan Simanullang, Gayatri Simon Martinus Sinaga, Ayu Oshin Yap Sofyan, Ichvan Sri Haryani Styaningrum, Amalia SUBKI Suryanti, Erma Syafitri, Dewi Rana Syarifah Setianingrum Syarifah Setianingrum Syarifah Setianingrum, Syarifah Tumangger, Juliana Esteria Umi Syahadah Alimiah Untia Kartika Sari Ramadhani Utami, Riani Utriweni Mukhaiyar Wandasari, Septi Putri Winati Nurhayu Yanti Ariyanti Yanti Ariyanti, Yanti Ariyanti Zahra, Anisa Mumtaz Zihad, Benny Pramana