Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

KONVERSI PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD) MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS p-TSA Mirzayanti, Yustia Wulandari; Udyani, Kartika; Parikesit, Adji Moch.; Utamy, Vivi Dwi
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Inovasi Teknologi Infrastruktur Berwawasan Lingkungan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menipisnya persediaan bahan bakar petroleum diperlukan bahan bakar pengganti yang bersifat terbaharui. Biodiesel merupakan salah satu upaya diversifikasi energi yang dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap suplai minyak bumi. Biodiesel diproduksi melalui reaksi transesterifikasi trigliserida atau melalui reaksi esterifikasi asam lemak dengan metanol dan katalis. Harga biodiesel saat ini masih relatif tinggi karena harga bahan baku yang cukup tinggi. Dalam memproduksi biodiesel yang kompetitif diperlukan bahan baku yang harganya murah dan pemakaiannya tidak bersaing dengan kebutuhan pokok manusia. Pada penelitian kali ini, digunakan bahan baku PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) dengan katalis PTSA (p-Toluen Sulfonic Acid). Variabel yang dipelajari meliputi pengaruh perbandingan rasio molar antara PFAD dan metanol sebesar 1:3 – 1:7 dan persen berat katalis (0,9 % - 4,8 %) terhadap yield biodiesel yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan baku PFAD dengan variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap yield biodiesel yang dihasilkan. Pada kondisi perbandingan rasio molar 1 : 7 dan berat katalis 4,8%, didapatkan yield biodiesel tertinggi sebesar 35,088%.
Produksi Biodiesel dari Mikroalga Nannochloropsis sp. Menggunakan Metode Transesterifikasi dengan Bantuan Katalis Heterogen CaO/Hydrotalcite Septianto, Azis Dwi; Aji, Saptio; Mirzayanti, Yustia Wulandari
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2020: Memberdayakan Riset dan Inovasi untuk Teknologi yang Berkelanjutan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nannochloropsis sp. merupakan jenis mikroalga yang mempunyai ciri – ciri berwarna kehijauan, tidak berflagela, dan tidak motil. Sel Nannochloropsis sp. berbentuk bola (bulat kecil), berukuran 4-6 mikrometer, dan memiliki kandungan minyak yang tinggi dari massa tubuhnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh rasio molar dari minyak alga dan pelarut metanol terhadap yield crude biodiesel, dan juga pengaruh rasio molar dari minyak alga dan pelarut metanol terhadap kandungan asam lemak bebas dari yield crude biodiesel. Proses ekstraksi minyak alga Nannochloropsis sp. menggunakan metode maserasi dilakukan pada temperatur 700C selama 5 jam, selanjutnya dilakukan proses transesterifikasi pada temperatur 650C selama 8 jam. Variasi rasio molar perbandingan antara minyak alga Nannochloropsis sp : jumlah pelarut metanol yang digunakan yaitu 1:5; 1:15; 1:25 mL/mL, kemudian penambahan jumlah katalis adalah 5% dari minyak alga Nannochloropsis sp. Konversi yield crude biodiesel tertinggi yang dihasilkan adalah 40,32% pada rasio molar 1:15. Dan juga, FFA terendah yang didapatkan adalah 0,2789 mg NaOH/gr pada rasio molar 1:25. Semakin besar penambahan rasio molar, maka kadar FFA yang dihasilkan semakin turun.
PENGEMBANGAN UKM BERBAHAN DASAR KULIT UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN Syamsuri, Syamsuri; Widjajanti, Wiwik Widyo; Yuliawati, Evi; Mirzayanti, Yustia Wulandari
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Inovasi Teknologi Infrastruktur Berwawasan Lingkungan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Unit Kecil Menengah (UKM) Mitra adalah UKM yang memiliki produk utama berupa dompet dengan bahan baku baik kulit maupun imitasi. Selain dompet, terdapat produk tas, gantungan kunci, jaket dan sabuk. UKM mitra yang terlibat dalam kerjasama ini  ada 2, yaitu : Lufas Gallery dan Rafi Jaya Collection. Kedua UKM memiliki permasalahan-permasalahan yang hampir sama yakni: proses pengerjaan yang masih konvensional yaitu sebagian besar proses dilakukan secara manual mengandalkan ketrampilan para pekerja, hal tersebut menjadi penghambat Mitra untuk dapat mengembangkan usahanya. Akses menuju pemasaran ekspor cenderung agak sulit sehingga pengiriman untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Luar Negeri menjadi terhambat. Minimnya pendidikan dan kemampuan pekerja juga menjadi kendala serius bagi Mitra. Melihat permasalahan yang dialami oleh Mitra, maka Tim Pelaksana IbPE Pengusaha Produk Kerajian Kulit bertujuan untuk meningkatkan produktivitas Mitra agar berpotensi ekspor lebih tinggi serta untuk dapat menciptakan kemandirian Mitra dan meningkatkan daya saing pada industri sejenis.  Dari hasil pengamatan di lapangan dan wawancara langsung dengan Mitra, terdapat empat aspek yang menjadi fokus pada program IbPE ini yaitu produk, produksi, pemasaran dan proses.  Pelaksanaan program IbPE diharapkan dapat membantu Mitra dalam meningkatkan dan mengembangkan usaha baik secara kualitas maupun kuantitas agar dapat meningkatkan pemenuhan permintaan dari konsumen serta memperkenalkan usaha kerajinan berbahan dasar kulit kepada masyarakat mancanegara. Sehingga tujuan untuk membantu meningkatkan pemasaran produk ekspor terpenuhi.
Studi Desain Reaktor In-Situ Transesterifikasi untuk Proses dan Produksi Teknologi Biodiesel dari Microalgae Chlorella sp. Mirzayanti, Yustia Wulandari; Maisarah, Siti; Aryoga, Ryan
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2020: Memberdayakan Riset dan Inovasi untuk Teknologi yang Berkelanjutan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang bersumber dari minyak nabati atau hewani sebagai pengganti solar dengan menggunakan reaksi transesterifikasi dengan bantuan katalitis yang berfungsi untuk menurunkan energi aktivasi dan mempercepat terjadinya reaksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji studi desain reaktor batch in-situ transesterifikasi untuk proses dan produksi biodiesel dari mikroalga chlorella sp dengan kondisi operasi sesuai penelitian yang dilakukan oleh viegas dkk. Dalam proses pembuatan biodiesel, proses yang paling efisien menggunakan reaksi transesterifikasi. Pada penelitian ini, dilakukan studi desain reaktor In-Situ transesterifikasi dengan menggunakan program Aspen HYSYS 8.8 untuk mempermudah mengetahui hasil produk, serta dilakukan perhitungan reaktor. Paremeter operasi yang digunakan untuk produksi biodiesel yaitu suhu operasi 60oC, tekanan 1 atm, waktu reaksi 4 jam dengan bantuan katalis H2SO4, dan rasio massa mikroalga : methanol (1:3) menggunakan variasi massa mikroalga chlorella sp 1, 2, 3, 4, dan 5 kg. Hasil penelitian ini pada perbandingan massa mikroalga chlorella sp 2 kg dan methanol 6 kg berdasarkan hasil perhitungan diperoleh volume reaktor 9,7 L diperoleh diameter reaktor 0,22 m, tinggi reaktor 0,536 m, tinggi penyangga 1,7954 m, tebal tutup atas 0,047 m, tebal tutup bawah 0,047 m dan daya yang dikonsumsi 1 Hp.
ANALISA PROKSIMAT TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN KULIT PISANG SEBAGAI BRIKET BIOARANG Parama, Mochamad Agil Yogi; Ningsih, Erlinda; Mirzayanti, Yustia Wulandari
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Inovasi Teknologi Infrastruktur Berwawasan Lingkungan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Biomassa dari limbah kulit durian dan kulit pisang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga perlu adanya alternatif pengolahan agar menjadi bahan yang lebih bermanfaat. Salah satu pengolahan limbah adalah menjadikannya sebagai bahan bakar alternatif briket bioarang. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat briket bioarang campuran kulit durian dan kulit pisang yang sesuai standar SNI 01-6235-2000 . Metode penelitian dilakukan dengan melakukan proses pirolisis pada suhu 300?C selama 2,5 jam dan melakukan analisa proksimat pada briket bioarang dengan variasi komposisi bahan baku dan ukuran partikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kalor briket bioarang dengan komposisi kulit durian 80%, kulit pisang 10%, dan perekat tapioka 10% merupakan yang tertinggi, yaitu sebesar 5.348,697 kkal/kg pada 100 mesh dan 4.779,389 kkal/kg pada 80 mesh. Dari hasil uji eksperimen diperoleh titip optimum pada briket bioarang komposisi campuran 80% kulit durian, 10% kulit pisang, dan 10% perekat tapioka pada 100 mesh, yaitu kadar air 7,8%, kadar abu 8,49%, dan kadar volatile matter 10,58%.
Produksi Biodiesel dari Dedak Padi dengan Metode In-Situ Dua Tahap Menggunakan Katalis Asam Sulfat dan CaO/Hydrotalcite Mirzayanti, Yustia Wulandari; Alisa, Ayu; Sari, Devita
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 11, No 3 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jrm.2020.011.03.9

Abstract

In this study, biodiesel is made from rice bran vegetable oil. Biodiesel production was carried out by the in-situ method using two-sides using sulfuric acid catalysts and CaO/hydrotalcite. The solvent used was methanol as an oil component in the material and a reactant in the formation of FAME and n-hexane as a solvent to increase the yield of rice bran oil extraction. CaO/hydrotalcite to the yield of biodiesel produced and composition of biodiesel at the highest yield. As much as 50 grams of rice bran was put into a three-neck flask, then 50 ml of n-hexane were added. Next, 1 ml mixture of a sulfuric acid catalyst and 250 ml of methanol were added. Then, the mixture was reacted at 65º. Add stirring to 600 rpm for 90 minutes. Reheating after 90 minutes and a sample of 2.5 grams was taken for FFA testing. Next, the CaO/hydrotalcite catalyst in 10 ml of methanol with a mass variation of 1; 1,5; and 2 grams are added to the reaction flask. The mixture was reacted again at a temperature of 65 ºSuitably stirrings 600 rpm for 90 minutes. Based on the BET test results, the CaO/hydrotalcite catalyst surface area was 200.13 m2/g. The best results obtained on CaO/hydrotalcite catalysts were 2 grams with a biodiesel yield of 9.56%. In the highest biodiesel yield, the FAME component is preferred over the oleic acid methyl ester composition with an area of 35.09% at a retention time of 19.14 min.
Membran Polieugenol Tersulfonasi (PET) Sebagai Potensi Sel Bahan Bakar Metanol Langsung Muliawati, Eka Cahya; Yustia Wulandari Mirzayanti
Journal of Research and Technology Vol. 7 No. 2 (2021): JRT Volume 7 No 2 Des 2021
Publisher : 2477 - 6165

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nafion is a type of perfluorosulfonic acid membranes, are widely used in fuel cell technology and exhibit several disadvantages such as expensive, have a limited working temperature range and high methanol crossover. This study aims to produce an electrolyte new polymer membrane from polyeugenol sulfonated (PET) and a review of the membrane properties was carried out on the basis of Water Contact Angle (°), Water Uptake (%), Methanol Uptake (%), Swelling ratio (%), IEC (ion exchange capacity). Analysis of DMFC membrane performance has an optimal proton conductivity of 0.0009 S.cm-1 and methanol permeability of 23.5.10-7 cm2.s-1 with a PET composition of 27% (w/w).  
Pengaruh Jenis Perekat pada Briket dari Kulit Buah Bintaro terhadap Waktu Bakar Erlinda Ningsih; Yustia Wulandari Mirzayanti; Henny Silvia Himawan; Helvi Marita Indriani
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2016: Prosiding SNTKK 2016
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bintaro fruit is a plant that thrives in the tropics and has a fruit content of lignocellulose fibers bintaro potential as raw material briquettes. The purpose of this study was to examine the effect of various types of adhesives are tapioca, sago, lacquers and latex to time in the manufacture of fuel briquettes from the rind bintaro. Briquetting is carried out with a composition of 80% charcoal briquettes and type of adhesive respectively 20%. The results showed that the briquettes from the skin bintaro complies with SNI where the addition of starch adhesive obtained the best conditions, the water content of 1.91%, ash content of 7.35%, 15.34% levels of substance evaporates, 72 minute burn time and value kalornya 6000.46 calories / gram
Study Literature of Extraction Lipid Method from Microalgae Nannochloropsis sp Tanti Irma Nuraini; Adelya Kristia Putri; Yustia Wulandari Mirzayanti
IPTEK The Journal of Engineering Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23378557.v6i2.a7231

Abstract

Biodiesel is a promising alternative fuel obtained from plant oils and animal fats through the esterification process with alcohol. Lipid microalgae Nannochloropsis sp. can be used as raw material for the production of biodiesel or biofuel with oil content in the microalgae Nannochloropsis sp. as much as 21.3 - 32.7% so, it has the potential to be used as a raw material in making biodiesel. Biodiesel produced from microalgae biomass is the most suitable alternative fuel for the future and environmentally friendly fuel. In microalgae lipid extraction, Nannnochloropsis sp. using several process aids such as autoclave, microwave, and soxhlet. Different types of solvents are used to determine the% yield of lipids present in microalgae. Extraction was carried out to compare the extraction method using autoclave, microwave, and soxhlet to obtain the best method that produced the most substantial % lipid. An autoclave obtained the most abundant lipid yield with n-hexane solvent with a ratio of 3: 1 solvent and algal oil. Thus, this review describes the lipid extraction of the microalgae Nannochloropsis sp. with various extraction aids and different solvent types related to lipid production over the past few years.
Zn-Mo/HZSM-5 Catalyst for Gasoil Range Hydrocarbon Production by Catalytic Hydrocracking of Ceiba pentandra oil Yustia Wulandari Mirzayanti; Firman Kurniawansyah; Danawati Hari Prayitno; Achmad Roesyadi
Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis 2018: BCREC Volume 13 Issue 1 Year 2018 (April 2018)
Publisher : Department of Chemical Engineering - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.699 KB) | DOI: 10.9767/bcrec.13.1.1508.136-143

Abstract

Biofuel from vegetable oil becomes one of the most suitable and logical alternatives to replace fossil fuel. The research focused on various metal ratio Zinc/Molybdenum/HZSM-5 (Zn-Mo/HZSM-5) catalyst to produce liquid hydrocarbon via catalytic hydrocracking of Ceiba penandra oil. The catalytic hydrocracking process has been applied in this study to crack Ceiba pentandra oil into a gasoil range hydrocarbon using Zn-Mo/HZSM-5 as a catalyst. The effect of various reaction temperature on the catalytic hydrocracking of Ceiba pentandra oil were studied. The Zn-Mo/HZSM-5 catalyst with metal ratio was prepared by incipient wetness impregnation method. This process used slurry pressure batch reactor with a mechanical stirrer. A series of experiments were carried out in the temperature range from 300-400 oC for 2 h at pressure between 10-15 bar. The conversion and selectivity were estimated. The liquid hydrocarbon product were identified to gasoline, kerosene, and gas oil. The results show that the use of Zn-Mo/HZSM-5 can produce gas oil as the most component in the product. Overall, the highest conversion and selectivity of gas oil range hydrocarbon was obtained when the ZnMo/HZSM-5 metal ratio was Zn(2.86 wt.%)-Mo(5.32 wt.%)/HZSM-5 and the name is Zn-Mo/HZSM-5_102. The highest conversion was obtained at 63.31 % and n-paraffin (gas oil range) selectivity was obtained at 90.75 % at a temperature of 400 oC. Ceiba pentandra oil can be recommended as the source of inedible vegetable oil to produce gasoil as an environmentally friendly transportation fuel.