Dalam konteks pendidikan, pengintegrasian sebuah budaya di sekolah mempunyai peranan untuk membangun pemahaman, penghormatan terhadap keberagaman, toleransi, serta pembentukan karakter seorang peserta didik. Tanpa diberi pemahaman yang kuat terhadap budaya lokal, peserta didik akan mudah sekali terbawa pengaruh budaya asing dan akan kehilangan identitas budayanya. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengimplementasikan budaya pada peserta didik, salah satunya dengan menggunakan pendekatan CRT (Culturally Responsive Teaching) dalam proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana siswa X SMA Negeri 1 Jakenan menulis anekdot untuk tahun ajaran 2024/2025 dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini menggunakan metodologi deskriptif kualitatif. Metode tes dan nontes digunakan dalam proses pengumpulan data. Ketika siswa berpartisipasi dalam pelajaran yang mencakup menulis anekdot di kelas, metodologi pengajaran didasarkan pada kemampuan belajar siswa. Metode lain yang digunakan meliputi dokumentasi, observasi, angket, dan wawancara. Untuk menganalisis data, digunakan metode deskriptif kualitatif. Gunakan metode kualitatif untuk menganalisis data. Berdasarkan hasil penelitian, siswa kelas X SMA Negeri 1 Jakenan dapat menggunakan paradigma pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan menulis pada tahun ajaran 2024/2025. Berdasarkan hasil tes, siswa yang menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah untuk menulis cerita dengan penekanan pada tema, struktur, dan kaidah kebahasaan dalam teks memiliki skor tertinggi 92 dan skor terendah 75. Berdasarkan hasil tersebut, rata-rata kemampuan menulis anekdot siswa kelas X SMA Negeri 1 Jakenan adalah 86.