Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika

Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson Di SMP Kota Kendari Islah, Islah; Zamsir, Zamsir; Mukhsar, Mukhsar; Rahman, Abd.
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.581 KB) | DOI: 10.33772/jpbm.v4i2.8586

Abstract

Abstrak: Taksonomi Bloom adalah struktur hierarki yang mengidentifikasi kemampuan mulai dari tingkat rendah hingga tingkat yang tinggi. Fokus dari taksnomi Bloom adalah kurikulum dan penilaian. Seperti yang dinyatakan oleh Bloom (1956) taksonomi ini didesain untuk menjadi klasifikasi dari perilaku pesertadidik yang mewakili hasil akhir dari proses pendidikan. Taksonomi Bloom Revisi dikenal juga dengan nama taksonomi Anderson. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tes UAS SMP Negeri kelas VII semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 ditinjau dari ranah kognitif taksonomi Anderson masing-masing sekolah dan untuk mengetahui perbedaan persentase tingkat kognitif antar naskah tes tersebut. Untuk mencapai tujuan, ada tiga tahapan utama yang dilaksanakan yaitu tahap pengumpulan data, tahap pengklasifikasian soal oleh para panelis berdasarkan ranah kognitif taksonomi Anderson dan tahap analisis hasil pengklasifikasian soal. Dari 18 naskah tes UAS SMP negeri kelas VII semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 Kota Kendari diperoleh bahwa seluruh naskah memuat soal dengan tingkat kognitif C2 dan C3. Namun, hanya sebagian kecil yang memuat soal dengan tingkat kognitif C1, C4, dan C5, serta seluruh naskah tes tidak memuat soal dengan tingkat kognitif C6. Selain itu, berdasarkan hasil klasifikasi soal diketahui bahwa terdapat perbedaan persentase setiap tingkat kognitif antar naskah tes tersebut. Namun, semua naskah tes didominasi oleh soal dengan tingkat kognitif C2, kemudian disusul oleh tingkat kognitif C3 dan C1.Kata kunci: Taksonomi Anderson, Klasifikasi Soal, Kognitif. Abstract: Bloom's Taxonomy is a hierarchical structure that identifies skills from low to high levels. The focus of Bloom's taxonomy is curriculum and assessment. As Bloom (1956) said, this taxonomy is designed to be a classification of learners' behaviors that represent the end result of the educational process. Bloom's Taxonomy revision is also known as Anderson's taxonomy. The purpose of this research is to describe the UAS test script of junior high school seventh grade odd semester Academic Year 2017/2018 viewed from the cognitive domain of Anderson taxonomy of each school and to find out the difference percentage of cognitive level between the test script. To achieve the goal, there are three main phases that are implemented i.e the data collection phase, classification phase by panelists based on cognitive domains of Anderson's taxonomy and analysis phase which is classification results. From the 18 UAS test script of junior high school of the seventh grade odd semester academic year 2017/2018 in Kendari City,  it is found that the whole test script are contain the questions with cognitive level of C2 and C3. However, only a small amount of test script are contain the questions with the cognitive level of C1, C4, and C5, as well as the entire test script does not contain the question with cognitive level of C6. In addition, based on the questions classification results, it is known that there is a difference percentage of cognitive level between those test script. However, all test script are dominated by questions with cognitive level of C2, followed by cognitive levels of C3 and C1. Keywords: Anderson’s Taxonomy, questions classification, cognitive.
Studi Eksploratif Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMPN 1 Kendari dalam Menyelesaikan Masalah Matematik Ditinjau dari Gaya Kognitif Indrawati, Wa Ode; Kodirun, Kodirun; Mukhsar, Mukhsar
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.194 KB) | DOI: 10.33772/jpbm.v4i1.7144

Abstract

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan profil kemampuan  representasi matematis siswa SMPN 1 Kendari ditinjau dari gaya kognitif impulsif dan untuk mengungkapkan profil kemampuan representasi matematis siswa SMPN 1 Kendari ditinjau dari gaya kognitif reflektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) Siswa yang bergaya kognitif impulsif belum mampu membuat representasi simbolik yakni belum mampu menyelesaikan masalah dengan membuat model ekspresi matematis, belum mampu membuat representasi gambar yakni belum mampu membuat gambar atau grafik untuk menyelesaikan masalah yang diberikan, dan belum mampu membuat representasi verbal yakni belum mampu menyelesaikan masalah dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis; (b) Siswa yang bergaya kognitif reflektif mampu membuat representasi verbal yakni mampu menyelesaikan masalah dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis, belum mampu membuat representasi gambar yakni belum mampu membuat gambar atau grafik untuk menyelesaikan masalah yang diberikan, dan tidak mampu membuat reprsentasi simbolik yakni tidak mampu menyelesaikan masalah dengan membuat model ekspresi matematis.Kata kunci: Kemampuan Representasi Matematis, Gaya Kognitif Abstract: Objective of the study was to disclose students’ mathematical representation ability profile viewed from impulsive cognitive style and to disclose students’ mathematical representation ability profile in terms of reflective cognitive style. The results showed that: (a) Students with impulsive cognitive style are unable to create symbolic representations, such as making mathematical expression models, are unable of making image representations, such as drawing pictures or graphics to solve problems, and are unable of making verbal representation such as using written words or texts; (b) Students with cognitive reflective style are able to make verbal representations such as using written words or texts, are able of making image representations, such as making pictures or graphics, and are unable to make symbolic representations, such as solving problem by making a mathematical expression model. Keywords: Mathematical Representation Ability, Cognitive Style
Analisis Kemampuan Numerasi Matematis Siswa Kelas VIII SMP Satap Negeri Terapung Poleang Tenggara Wahidin, Wahidin; Kadir, Kadir; Mukhsar, Mukhsar
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpbm.v9i1.48909

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk member gambaran dan menganalisis kemampuan numerasi matematis siswa, untuk menemukan dan menjelaskan kasus yang diperoleh dari analisis yang dilakukan, dan selanjutnya dapat menemukan alternatif solusi yang memungkinkan untuk digunakan.  Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan atau metode studi kasus (case study). Studi kasus termasuk penelitian analisis deskriptif, yaitu penelitian yang terfokus pada suatu kasus untuk diamati dan dianalisis secara cermat sampai tuntas. Dilakukanpula analisis secara tajam terhadap berbagai faktor yang terkait dengan kasus tersebut, agar diperoleh kesimpulan yang akurat. Subjek penelitian ini melibatkan 56 siswa kelas VIII SMP Satap Negeri Terapung Poleang Tenggara. Analisis data menggunakan teknik analisis Eksplanasi, bertujuan untuk menemukan dan menjelaskan kasus yang diperoleh dari analisis yang dilakukan. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan: (1) Kemampuan numerasi matematis siswa rendah; (2)  Sebanyak 77,36% siswa penguasaannya terhadap 5 indikator kemampuan numerasi matematis berada pada kategori rendah, kategori sedang 16,98%, dan kategori tinggi 5,66%; (3) Beberapa alternatif solusi untuk mengatasi masalah diatas yaitu: memantapkan pemahaman konsep dasar matematika melalui apersepsi; memantapkan operasi dasar matematika; pembiasaan menggunakan 4 langkah penyelesaian masalah menurut Polya dalam setiap pembelajaran matematika; membiasakan penyelesaian masalah-masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-hari disekitar anak; penegakkan disiplin sekolah dengan baik dan konsisten; dibangun kerja sama yang baik antara sekolah dan orangtua.
Pengukuran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Melalui Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Ditinjau dari Pengetahuan Awal Matematika Siswa Nuriftitah, Nuriftitah; Busnawir, Busnawir; Mukhsar, Mukhsar
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpbm.v9i1.48906

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran inkuiry terbimbing dan model pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika ditinjau dari pengetahuan awal matematika siswa yang terbagi dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Penelitian ini merupakan (Quasi Eksperimental) dengan menggunakan factorial design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN Satap 8 Konsel yang terdiri dari 2 kelas paralel yang terdaftar pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2023/2024. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampel jenuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi model pembelajaran konvensional dimana rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional, (2) Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif ditinjau dari pengetahuan awal siswa dimana untuk masing-masing kategori pengetahuan awal yang terdiri dari pengetahuan awal tinggi, sedang dan rendah memiliki perbedaan rata-rata untuk kemampuan berpikir kreatif, (3) Terdapat pengaruh interaksi model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran konvensional  terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa ditinjau dari pengetahuan awal siswa.