Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

MANAJEMEN PASCA PANEN KULTUR MIKROALGA Porphyridium cruentum PADA SKALA LABORATORIUM DAN SKALA INTERMEDIET DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU, JEPARA JAWA TENGAH Ayu Dyah Amini Putri; Wahju Tjahjaningsih
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No. 3 (2018): JAFH Vol. 7 No. 3 September 2018
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.868 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v7i3.11259

Abstract

Porphyridium cruentum merupakan salah satu jenis mikroalga dari kelas alga merah yang dapat memproduksi polisakarida dan mengandung beberapa pigmen. Pigmen yang terkandung di dalam P. cruentum memberikan kontribusi yang besar sebagai pewarna makanan dan pakan alami pada larva ikan. Salah satu pigmen yang terdapat pada P. cruentum adalah fikoeritrin. Tujuan praktek kerja lapang ini adalah mengetahui informasi, keterampilan lapangan dan masalah apa saja yang ada tentang manajemen pasca panen kultur mikroalga Porphyridium cruentum pada skala laboratorium dan skala intermediet di BBPBAP Jepara. Praktek Kerja Lapang ini telah dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 20 Januari - 20 Februari 2017. Metode kerja yang digunakan dalam praktek kerja lapang ini adalah metode deskriptif atau penguraian empiris dengan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan partisipasi aktif, wawancara, observasi dan studi pustaka. Kegiatan yang dilakukan selama praktek kerja lapang adalah proses sterilisasi alat dan bahan, mengkultur mikroalga, menghitung kepadatan mikroalga, memanen mikroalga, mengemas mikroalga, serta menganalisis kelayakan usaha. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, diperoleh pendapatan per siklus sebesar Rp14.760.000,00, Revenue Cost Ratio (R/C) adalah sebesar 1.835. Break Even Point (BEP) skala laboratorium sebesar 251.403 liter bibit, skala intermediet sebesar 12.570 liter bibit Payback period (PP) yang adalah 3.174 tahun atau 38.1 bulan 
EFEK IMMUNOTOKSIK LOGAM BERAT MERKURI KLORIDA (HgCl2) TERHADAP PERUBAHAN UKURAN MELANO-MAKROFAG GINJAL IKAN MAS (Cyprinus carpio) Lailatul Mubarokah; Wahju Tjahjaningsih; Laksmi Sulmartiwi
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 5 No. 3 (2016): JAFH Vol. 5 No. 3 September 2016
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.305 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v5i3.11334

Abstract

Salah satu logam berat yang bersifat racun adalah merkuri. Salah satu jenis senyawa merkuri anorganik adalah merkuri klorida (HgCl2) yang dapat menyebabkan kerusakan pada hati, ginjal dan bersifat korosif pada usus. Paparan logam berat dalam perairan akan terakumulasi pada jaringan dalam organ ikan melalui aktivitas metabolisme dan proses bioabsorbtion. Organisme akuatik sangat baik digunakan sebagai indikator pencemaran logam dalam lingkungan perairan. Ikan mas sering direkomendasikan untuk indikator adanya polutan di perairan dan digunakan sebagai model eksperimental, karena ketersediaan dan kemampuan adaptasi yang baik terhadap kondisi laboratorium. Merkuri klorida (HgCl2) dapat menyebabkan efek immunotoksik yang akan menimbulkan respon imun dan perubahan behaviour ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah merkuri klorida dapat menyebabkan efek immunotoksik yang ditunjukkan dengan adanya perubahan ukuran melano-makrofag ginjal ikan mas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan empat perlakuan merkuri klorida (0, 0,01, 0,05 dan 0,1 ppm) dengan jumlah hewan uji yang digunakan adalah lima ekor setiap perlakuan dengan ulangan sebanyak lima kali. Parameter utama adalah perubahan ukuran melano- makrofag ginjal ikan mas. Parameter penunjang adalah perubahan behavior dan kualitas air. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah bahwa merkuri klorida dapat menyebabkan efek immunotoksik yang ditunjukkan dengan adanya perubahan ukuran melano-makrofag ginjal ikan mas (Cyprinus carpio). Perubahan ukuran melano-makrofag ginjal ikan mas yang terpapar merkuri klorida 0,01 ppm, 0,05 ppm, 0,1 ppm mengalami peningkatan dibanding ikan mas yang tidak terpapar merkuri klorida (0 ppm). 
PERUBAHAN HISTOPATOLOGI JARINGAN KULIT IKAN KOMET (Carassius auratus auratus) AKIBAT INFESTASI Argulus japonicus P Renita Efa Ratna Sari; Wahju Tjahjaningsih; Kismiyati Kismiyati
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 3 No. 1 (2014): JAFH Vol. 3 No. 1 January 2014
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1781.536 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v3i1.13015

Abstract

Ektoparasit merupakan salah satu penyebab menurunnya nilai jual komoditas ikan hias di Indonesia. Infestasi tingkat akut A. japonicus dapat mengakibatkan kematian dan kerugian ekonomi bagi pembudidaya. Penetrasi stylet ektoparasit Argulus dapat menyebabkan kerusakan yang cukup besar dengan memecah konsistensi jaringan dan dapat menimbulkan iritasi pada kulit ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui perubahan atau kelainan pada tingkat jaringan yang disebabkan oleh ektoparasit A. japonicus pada jaringan kulit ikan komet. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013 di Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan dan Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah perubahan patologi anatomi dan perubahan histopatologi jaringan kulit ikan komet akibat infestasi A. japonicus. Skoring dilakukan untuk menentukan derajat kerusakan histopatologi jaringan kulit ikan komet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infestasi A. japonicus mengakibatkan perubahan hemoragi, erosi epitel epidermis, infiltrasi sel radang, kongesti, dan ballooning degeneration pada jaringan kulit ikan komet. Derajat infestasi ektoparasit A. japonicus berbanding lurus dengan tingkat kerusakan jaringan kulit ikan komet. Jenis kerusakan jaringan tidak menunjukkan hubungan yang linear dengan derajat infestasi A. japonicus. Diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kemungkinan terjadinya infeksi sekunder akibat infestasi A. japonicus pada ikan. Langkah pencegahan dan pengobatan yang sesuai untuk menjaga kesehatan ikan hias secara umum agar terlihat tetap mempunyai nilai estetika.
Test of Total Volatile Base Nitrogen (TVB-N) in Tuna (Thunnus Sp.) at the at the Technical Implementation Unit for Quality Testing and Development of Marine and Fishery Product Banyuwangi, East Java Agata Kinanthi; Eksi Dyah Yuliarti; Wahju Tjahjaningsih
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 11 No. 2 (2022): JUNE
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jmcs.v11i2.36710

Abstract

Product quality is the physical condition, function, and nature of a product that can meet the tastes and needs of consumers, therefore there needs to be maximum efforts that can be made to maintain the quality of raw materials, especially fresh fish and the example is tuna fish. One of the parameters of fish chemical is total volatile base nitrogen (TVB-N). Testing the levels of TVB-N at the Technical Implementation Unit for Quality Testing and Development of Marine and Fishery Product Banyuwangi begins with sample characterization, including: complete weight, central temperature, pH and water content. The method used is guided by SNI 2354.8:2009 which consists of the preparation, distillation and titration stages. The standard level of TVB-N for fresh fish suitable for consumption according to SNI 2354.8:2009 is 20-30 mgN/100 g. The results of testing the levels of TVB-N of tuna fish samples ranged from 16.29-29.57 mgN/100 g, which means it is still within the acceptable level of consumption, that is suitable to SNI 2354.8:2009 is 20-30 mgN/100 g.
Zero Waste Concept Of Strengthening And Food Safety Results Of Libuo Community Fisheries Residents Of Dungingi District Gorontalo City Sri Subekti; Wahju Tjahjaningsih; Dwi Yuli Pujiastuti; Putri Desi Wulan Sari
Kontribusia : Research Dissemination for Community Development Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : OJS Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.971 KB) | DOI: 10.30587/kontribusia.v3i1.1088

Abstract

The potential of fishery resources in Gorontalo is quite abundant because of its strategic geographical position bordering Tomini bay. Gorontalo, especially in the Dungingi District, is one of the regions with promising potential fisheries resources where fishery application activities are not only focused on fish cultivation but also processing fishery products. However, people's understanding of fish processing that can only be obtained from their meat makes the community's income in the Libuo Village, Dungingi District Gorontalo City tend to be unstable. The Libuo community as fishery product processing actors need to be given an understanding of the potential and diversification of fishery products that can be produced from by-products that can be obtained from bones, scales, stomach contents, heads, and fish skins so that the application of zero waste can be implemented. Also, as an effort to increase public understanding related to the shelf life of fishery products which tends to be fast, the use of carrageenan as an alternative to edible coatings needs to be introduced to the community as a form of food safety of fishery products. Thus the benefits will be gained from increasing the added value of fisheries and a better level of food safety.
Techniques of Microalga Culture Nannochloropsis oculata as a Natural Feed Source Wahju Tjahjaningsih; Anggraini Widihastuti; Bagus Satria; Ratna Yulianti
Journal of Aquaculture Science Vol 7 No 2 (2022): Journal of Aquaculture Science
Publisher : Airlangga University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31093/joas.v7i2.258

Abstract

Nannochloropsis oculata is a microalgae that acts as a natural food source in fisheries. The need for N. oculata can be met through progressive culture starting from laboratory scale culture to provide inoculant stock to mass culture using concrete tubs. The culture of N. oculata begins with the preparation and sterilization of culture media and equipment, fertilizer production, microalgae culture starting from the laboratory scale, intermediate scale, and mass scale, observing the density of microalgae and water quality. The lag phase of N. oculata occurs on the first and second days, the exponential growth phase lasts for four days, followed by a stationary phase that occurs on the seventh day. Peak population density of  N. oculata on all culture scales occurred on day 6 with culture density in glass containers 14.58x106 cells/mL, carboy culture 11.6x106 cells/mL, intermediate culture 5.1x106 cells/mL, and mass culture 9.85 x106 cells/mL. The growth rate of microalgae N. oculata from the beginning of growth to day 6 was highest on the intermediate scale. The size of the container and the different composition of fertilizer at each culture scale caused differences in the peak population density and growth rate of N. oculata. Production of  N. oculata can be carried out in bulk while still paying attention to every stage of culture preparation and microalgae culture activities as a standard operating procedure for microalgae culture to prevent contamination. Keywords: progressive culture, microalgae, Nannochloropsis oculata
Analysis of Nutritional Value and Consumer Behavior Diversification of Milkfish (Chanos sp.) Products From Aquaculture Products By Packaging Modification In MSME Sukolilo, Surabaya Patmawati Patmawati; Sri Subekti; Wahju Tjahjaningsih; Ida Ayu Puspitasari; Annisa Nur R. P.; Mohamad Akmal A.H.; Renyta Andini, W.; Aliffiansyah Rizky E
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 11 No. 3 (2022): JAFH Vol. 11 No. 3 September 2022
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jafh.v11i3.31382

Abstract

Analisis nilai gizi dan prilaku konsumen merupakan aspek penting untuk peningkatan nilai jual dari produk baru. Perbaikan pada kemasan dan informasi nilai gizi adalah salah satu cara untuk meningkatkan branding sebuah produk dan meningkatkan nilai jual produk terutama di masa pandemic Covid-19. Oleh sebab itu, peneltian ini bertujuan untuk menganalisis nilai gizi dan perilaku konsumen pada produk otak-otak dan bandeng presto yang diolah oleh salah satu UMKM di Surabaya. Metode yang digunakan yaitu dengan analysis nilai gizi produk yang diolah oleh UMKM dlabolatorium dan analisis prilaku konsumen dengan menyebar kuisioner ke 50 responden dengan berbagai latar belakang Pendidikan. Hasil uji analisis nilai gizi kedua produk untuk bandeng presto yaitu kadar air sebesar 61%, kadar abu 7.64%, kadar lemak 6%, dan kadar protein 8.79%. Sedangkan untuk otak-otak bandeng mengandung kadar air 58.20%, kadar abu 3.12%, kadar lemak  13.42%, dan kadar protein 7.69%. Hasil analisis prilaku konsumen menunjukkan bahwa konsumen memilih produk yang menggunakan kemasan yang menarik yang dilengkapi kemasan sekunder dan primer dengan teknologi vakum dibandingkan dengan kemasan mika untuk produk bandeng presto atau daun pisang untuk produk otak. Pengaruh penggunaan kemasan juga tentunya akan bepengaruh terhadap nilai tambah dan umur simpan produk. Hasil riset menunjukan juga bahwa konsumen lebih memilih belanja online sebanyak 94% responden dengan mempertimbangan beberapa informasi seperti nilai gizi yang disajikan dalam kemasan. Oleh sebab itu, penjualan produk diversifikasi perikanan memupnya potensi pemasaran yang lebih luas menggunakan platform online dibanding penjualan langsung dipasar. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap omzet dan peningkatan perekonomian UMKM jika terus didampingi dalam pengembangan penjualan secara digital. 
ANALISIS NILAI GIZI OTAK-OTAK BANDENG (Chanos sp.) DAN PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MESIN PEMISAH DURI: STUDI KASUS UMKM AYAH OLALA, SUKOLILO JAWA TIMUR Patmawati Patmawati; Wahju Tjahjaningsih; Dwi Yuli Pujiastuti; Maulida Agustina; Ghishella Ayu Rahmawati; Renyta Andini Wahyuningtyas; Zulfan Ibrahimi; Rachmat Fajar Darmawan; Wahyu Saputro
Jurnal Abdi Insani Vol 10 No 4 (2023): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v10i4.1059

Abstract

Most of the residents in Keputih have a livelihood as milkfish farmers. Milkfish has the potential to be easily contaminated by microorganisms due to its high water content. Another problem related to milkfish is a large number of thorns in the meat, making it difficult to diversify its derivative products, therefore the Meat and Thorn Separator (MT-Separator) is an innovation to separate meat from thorns. Aim of the study is introduced and applied of MT separator to milkfish product from Ayah Olala's SMEs. Community service activities have been carried out from June to October 2022 which took place at the Chemistry Laboratory, Faculty of Fisheries and Maritime Affairs, Airlangga University, Surabaya. Processing of milkfish brains is carried out at Keputih Sukolilo, Surabaya. Community service activities begin with assistance to partners starting from the production process, the storage process, to the packaging process. Particularly emphasis on training the operation of the MT-Separator tool. UMKM Ayah Olala is an UMKM that focuses on processing milkfish brains which are located in Keputih Tegal Gang III No. 2, Sukolilo District, Surabaya City. The implementation of this community service begins with analyzing the problems faced by MSMEs such as business capital, production and managerial. The results of the analysis will then be evaluated to determine the output target to solve the problem. In this activity, partners received assistance from an MT-separator machine. Apart from that, partners also understand how to use the MT separator and the importance of using the tool. Based on the implementation of community service activities, it can be concluded that this activity was successful and provided insight regarding the introduction of product diversification of processed milkfish brains and the introduction of the Meat and Thorn Separator tool. More intensive assistance is needed for Ayah Olala's UMKM starting from the production process, business capital assistance, managerial and operational as well as training in the operation of the MT-Separator tool.
Perubahan Histopatologi Jaringan Kulit Ikan Komet (Carassius auratus auratus) Akibat Infestasi Argulus Japonicus [Histopathological Change of Comet Fish (Carassius auratus auratus) Skin Tissues Caused Argulus japonicus] Renita Efa Ratna Sari; Wahju Tjahjaningsih; Kismiyati Kismiyati
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.8202

Abstract

AbstrakEktoparasit merupakan salah satu penyebab menurunnya nilai jual komoditas ikan hias di Indonesia. Infestasi tingkat akut A. japonicus dapat mengakibatkan kematian dan kerugian ekonomi bagi pembudidaya. Penetrasi stylet ektoparasit Argulus dapat menyebabkan kerusakan yang cukup besar dengan memecah konsistensi jaringan dan dapat menimbulkan iritasi pada kulit ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui perubahan atau kelainan pada tingkat jaringan yang disebabkan oleh ektoparasit A. japonicus pada jaringan kulit ikan komet. Variabel yang diamati adalah perubahan patologi anatomi dan perubahan histopatologi jaringan kulit ikan komet akibat infestasi A. japonicus. Skoring dilakukan untuk menentukan derajat kerusakan histopatologi jaringan kulit ikan komet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infestasi A. japonicus mengakibatkan perubahan hemoragi, erosi epitel epidermis, infiltrasi sel radang, kongesti, dan ballooning degeneration pada jaringan kulit ikan komet. Derajat infestasi ektoparasit A. japonicus berbanding lurus dengan tingkat kerusakan jaringan kulit ikan komet. Jenis kerusakan jaringan tidak menunjukkan hubungan yang linear dengan derajat infestasi A. japonicusAbstractAcute infestation of A. japonicus can give occasion death and economic loss to farmers. Stylet penetration of ectoparasites A. japonicus caused considerable damage by breaking consistency of fish tissue and skin irritation. The purpose of this research was ascertain the level of comet fish skin tissues changes or abnormalities caused by ectoparasites A. japonicus. The variables observed in this study is the anatomic pathology and histopathological changes in the skin tissue of fish comet due to A. japonicus infestation. Scoring is done to determine the level of comet fish histopathology skin tissues damage. The results showed that the infestation of A. japonicus provide an overview histopathological changes inflammation, epidermis erotion, congestion, ballooning degeneration, and haemorrhage in comet fish skin tissues. Infestation level of ectoparasites A. japonicus is directly proportional with the level of comet fish tissue damages. Type of tissue damage does not have linear relationship with the level of A. japonicus infestation.  
Aktivitas Enzimatis Isolat Bakteri Asam Laktat dari Saluran Pencernaan Kepiting Bakau (Scylla spp.) Sebagai Kandidat Probiotik [Activity Enzymatic of Isolate Lactic Acid Bacteria from the Digestive Tract of Mud Crab (Scylla spp.) as a Candidate Probiotics] Wahju Tjahjaningsih; Endang Dewi Masithah; Heru Pramono; Pipin Suciati
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 8 No. 2 (2016): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v8i2.11182

Abstract

Abstrak Probiotik dapat didefinisikan sebagai mikroba hidup yang ditambahkan dalam jumlah tertentu yang mampu bertahan hidup dalam ekosistem saluran pencernaan. Enzim yang dihasilkan oleh mikroba yang diisolasi dari saluran pencernaan ikan dapat digunakan sebagai probiotik. Enzim proteolitik ekstraseluler secara alami diproduksi oleh mikroba untuk menghidrolisis polipeptida dalam media menjadi peptida dan asam amino. Bakteri asam laktat dapat menghasil enzim seperti protease, α-amilase, fitase, kitinase, lipase. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat bakteri asam laktat dari saluran pencernaan kepiting bakau (Scylla spp.) yang mempunyai aktivitas proteolitik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif berupa aktivitas enzimatis dan karakterisasi uji biokimia isolat bakteri asam laktat dari saluran pencernaan kepiting bakau (Scylla spp.). Jumlah kepiting bakau yang digunakan adalah 10 ekor. Hasil penelitian didapatkan tiga isolat bakteri asam laktat yang memiliki aktivitas proteolitik kuat, yaitu WK 28, WK 33, dan WK 53. Hasil uji biokimia isolat WK 28 termasuk ke dalam genus Pediococcus sp., isolat WK 33 termasuk ke dalam Lactobacillus sp., dan isolat WK 53 termasuk ke dalam genus Streptococcus sp. WK 28 (Pediococcus sp.) dan WK 33 (Lactobacillus sp.) mempunyai aktivitas proteolitik dan aktivitas lipolitik. Isolat WK 53 (Streptococcus sp.) mempunyai aktivitas enzimatis yaitu aktivitas proteolitik, amilolitik, dan lipolitik. Abstract Probiotics are defined as live microbes are added in a certain amount that is able to survive in the digestive tract ecosystem. Enzymes produced by microbes isolated from the digestive tract of fish can be used as probiotics. Extracellular proteolytic enzymes naturally produced by the microbes to hydrolyze a polypeptide in a media into peptides and amino acids. Lactic acid bacteria can produce enzymes such as proteases, α-amylase, phytase, chitinase, lipase. This study aims to get the lactic acid bacteria isolates from the gastrointestinal tract of mangrove crab (Scylla spp.) That have proteolytic activity. This research uses descriptive method such as enzymatic activity and biochemical characterization of isolates of lactic acid bacteria from the digestive tract of mangrove crab (Scylla spp.). Amount of mud crab used is 10 fish. The result showed three isolates of lactic acid bacteria that have a strong proteolytic activity, namely WK 28 WK 33 and WK 53. The results of biochemical tests WK 28 isolates belonging to the genus Pediococcus sp., Isolate WK 33 belonging to the Lactobacillus sp., And WK 53 isolates belonging to the genus Streptococcus sp. WK 28 (Pediococcus sp.) And WK 33 (Lactobacillus sp.) Have proteolytic activity and lipolytic activity. Isolates WK 53 (Streptococcus sp.) Have enzymatic activity is proteolytic activity, amylolytic, and lipolytic.