Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2020 - 2025
2.533
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Agroekoteknologi Gontor AGROTECH Science Journal Jurnal Agro Kultivasi Jurnal Pertanian Agros Logista: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat Jurnal Hilirisasi IPTEKS (JHI) Buletin Ilmiah Nagari Membangun JERAMI Indonesian Journal of Crop Science Best Journal (Biology Education, Sains and Technology) Community Development Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat Jurnal Riset Perkebunan (JRP) Jagur: Jurnal Agroteknologi
Doni Hariandi
Departemen Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Andalas
Agriculture, Biological Sciences & Forestry Humanities Biochemistry, Genetics & Molecular Biology Dentistry Economics, Econometrics & Finance Education Engineering Environmental Science Health Professions Immunology & microbiology Languange, Linguistic, Communication & Media Law, Crime, Criminology & Criminal Justice Nursing Public Health Veterinary Other

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

 1   2   3 
PAMERAN DISEMINASI HASIL RISET PADA PEKAN NASIONAL PETANI DAN NELAYAN (PENAS) XVI DI KOTA PADANG, SUMATERA BARAT Ryan Budi Setiawan; Indra Dwipa; Yaherwandi Yaherwandi; Reflinaldon Reflinaldon; Afrima Sari; Doni Hariandi; Juniarti Juniarti; Meisilva Erona S; Dede Suhendra; Awang Al Hamdi; Agil Syah Putra; Shinta Mulyana; Siti Rahmah; Nadila Aulia Ardi; Aries Novita Putri; Nandita Samaralya Tori
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2023): Volume 4 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i3.18422

Abstract

Hasil temuan suatu penelitian harus diketahui oleh masyarakat, baik secara spesifik dalam kelompok tertentu maupun kepada kalangan umum untuk menghasilkan dampak terhadap pembangunan. Diseminasi hasil riset dapat dilakukan melalui pameran pada kegiatan Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan XVI. PENAS menjadi wadah tukar menukar informasi, pengalaman serta pengembangan kemitraan dan jejaring kerjasama antara para petani nelayan dan petani hutan, peneliti, penyuluh, pihak swasta dan pemerintah sehingga dapat membangkitkan semangat, tanggung jawab serta kemandirian sebagai pelaku utama pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan. Kegiatan PENAS dilaksanakan pada tanggal 10-15 Juni 2023 di Kota Padang, Sumatera Barat. Metode yang digunakan adalah pameran hasil penelitian, sosialisasi ketahanan pangan dan urban farming, diskusi dengan pengujung, pembagian benih dan leaflet gratis, serta pemasaran produk UKM hasil binaan dosen. Kegiatan pameran dan diseminasi hasil riset serta kerjasama pada PENAS ke XVI mendapat sambutan baik dan antusias yang tinggi oleh masyarakat dan peserta PENAS. Pengunjung mengetahui tentang hasil riset yang telah dilaksanakan oleh dosen, mendapatkan informasi tentang tanaman dan pertanian, memperoleh benih yang nanti akan ditanam untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
The Efficacy Of Isopropyl Amine Glyphosate 165 Sl Herbicide Effect On Weed Control Of Coconut Cultivation Doni Hariandi; Ryan Budi Setiawan; Khairur Rizki
Jurnal Riset Perkebunan Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Riset Perkebunan (JRP)
Publisher : Jurusan Budidaya Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrp.4.2.95-104.2023

Abstract

Coconut plants are an important commodity for Indonesian people. In the cultivation process, coconut plants need a suitable environment for growth and production. One of the problems in cultivation is weeds. Weeds have a negative impact on cultivated plants, therefore appropriate control measures are needed. So far, the most effective weed control is chemical methods using herbicides. One of the herbicides that can be used is the herbicide with isopropyl amine glyphosate 165 SL. The aim of the experiment was to determine the efficacy of the herbicide isopropyl amine glyphosate 165 SL for controlling weeds in coconut cultivation was conducted from February to June 2022 at Pariaman City, West Sumatra Province. The experimental units were laid out according to a Randomized Block Design with 7 treatments and 3 groups as replications. The treatment was herbicide isopropyl amine glyphosate 165 SL at doses of 3.50 l ha-1, 5.25 l ha-1, 7.00 l ha-1, 8.75 l ha-1, 10.00 l ha-1, manual weeding and control (without weeding). The results of the research show that (1) The herbicide isopropyl amine glyphosate 165 SL can generally control weeds in coconut cultivation up to 12 weeks after application because the weed biomass in the treatment plot is relatively the same as manual weeding and is lighter than the control; (2) Herbicide isopropyl amine glyphosate 165 SL with a dose range of 3.50 l/ha – 10.50 l ha-1 up to 6 weeks after application does not show symptoms of phytotoxicity in coconut plants.
PENGARUH FREKUENSI PENYIANGAN GULMA DAN PANJANG TUNGGUL TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI SALIBU Doni Hariandi; Fitri Ekawati; Irfan Suliansyah
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3525

Abstract

Salibu is a rice plant that grows after the stems left over from the harvest have been pruned. Salibu cultivation has many advantages, including being able to increase land productivity through increasing the harvest index, and reducing production costs. There are many factors that effect growth in rice cultivation, including the height of cutting stems from harvest residues and weeds. Research was conducted from July to December 2020 at Pasar Ambacang, Kuranji District, Padang City with an altitude of 250 m above sea level. The experimental  units were laid out according to a Randomized Block Design (RCBD) with two factors and four replications. The first factor is the frequency of weeding which consists of 3 levels (weeding 1, 2 and 3 times) and the second factor is the cutting height which consists of 3 levels (3-7 cm, 12-16 cm and 21-25 cm). The results showed that there is no interaction between weeding frequency and stubble length on the growth of salibu rice plants. The stump length affects the height of the plant where the stump length of the 21-25 cm has higher plants than the others. Keywords : Weed, rice, growth  INTISARIPadi salibu merupakan tanaman padi yang tumbuh setelah batang sisa panen dipangkas. Budidaya padi salibu memiliki beberapa keuntungan diantaranya dapat meningkatkan produktivitas lahan melalui peningkatan indeks panen dan dapat menekan biaya produksi. Dalam budidaya padi sistem salibu banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, diantaranya tinggi pemotongan batang sisa panen dan gulma. Penelitian sudah dilakukan di Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang dengan ketinggian tempat 250 m dpl pada bulan Juli-Desember 2020. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan empat ulangan. Faktor pertama adalah frekuensi penyiangan yang terdiri dari 3 aras (disiangi 1, 2 dan 3 kali) dan faktor kedua adalah tinggi pemotongan yang terdiri dari 3 aras (3-7 cm, 12-16 cm, dan 21-25 cm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara frekuensi penyiangan dengan panjang tunggul terhadap pertumbuhan tanaman padi salibu. Panjang tunggul berpengaruh terhadap tinggi tanaman dimana panjang tunggul 21-25 cm memiliki tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan yang lainnya. Kata Kunci: gulma, padi, pertumbuhan,
Efikasi herbisida Thiencarbazone-methyl+isoxaflutole terhadap pengendalian gulma dan hasil tanaman (Zea mays L.) Irawati Chaniago; Ardi Ardi; Doni Hariandi; Winda Purnama Sari; Adi Purnama
Jurnal AGRO Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/25635

Abstract

Maize is a second important food crop, its yield is the raw material for the feed industry. As for other crops, maize can not avoid weed association and interference. Weed may cause farmers’ economic loss. An experiment to determine the efficacy of thiencarbazone methyl+isoxaflutole herbicide and its effects to control weeds and maize yield was conducted from October 2022 to February 2023 at Ultisol of Universitas Andalas, Limau Manis, Padang. The experimental units were laid out according to a completely randomized block design (CRBD) with 10 treatments and three replications. The treatment was different types of weed control namely: no weeding, various doses of herbicide thiencarbazone-methyl 90 g L-1+isoxaflutole 225 g L-1 i.e 250 mL ha-1, 300 mL ha-1, 350 mL ha-1, and 400 mL ha-1 applied at 2 and 10 DAP, respectively, and manual weeding. Herbicide thiencarbazone-methyl 90 g L-1+isoxaflutole 225 g L-1 effectively controlled Erechtites valerianifolia, Oxalis barrelieri, and Asplenium rhizophyllum. Herbicide at 350 mL ha-1 applied dose at 2 DAP reduced weed dry weight per m-2 as much as 93% at 6 WAP. Weed control by herbicide application increased 72.20% of maize yield per ha compared to the no-weed-control treatment group without causing phytotoxicity on maize plants.ABSTRAK Tanaman jagung merupakan tanaman pangan penting kedua dan menjadi bahan baku industri pakan. Seperti tanaman lainnya, tanaman jagung juga tidak dapat terhindar dari interaksi dan asosiasi dengan gulma. Keberadaan gulma pada pertanaman jagung dapat menimbulkan kerugian ekonomis. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh efikasi herbisida thiencarbazone-methyl+isoxaflutole yang diaplikasikan pada waktu berbeda terhadap pengendalian gulma dan hasil tanaman jagung telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 sampai Februari 2023 pada tanah ultisol kampus Universitas Andalas Limau Manis, Padang. Penelitian dilaksanakan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan adalah tanpa pengendalian gulma, berbagai dosis herbisida thiencarbazone-methyl 90 g L-1+isoxaflutole 225 g L-1 yaitu 250 mL ha-1 , 300 mL ha-1 , 350 mL ha-1 , dan  400 mL ha-1 yang masing-masing diaplikasikan pada 2 dan 10 HST, dan pengendalian gulma secara manual. Herbisida thiencarbazone-methyl 90 g L-1+isoxaflutole 225 g L-1 dosis 250 hingga 400 mL ha-1 efektif mengendalikan gulma Erechtites valerianifolia, Oxalis barrelieri, dan Asplenium rhizophyllum. Herbisida dosis 350 mL ha-1 diaplikasikan 2 HST menurunkan hingga 93% bobot kering gulma m-2 pada 6 MST. Pengendalian dengan herbisida dapat meningkatkan hasil jagung per ha sebesar 72,20% dibandingkan perlakuan tanpa pengendalian gulma tanpa menimbulkan gejala fitotoksisitas pada tanaman jagung.
Effectiveness Test of Local Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) and Cocoa Waste Compost on the Growth of Cocoa Seedlings (Theobroma cacao. L) in Former Mining Sites Meisilva erona sitepu; Doni Hariandi; Tiara Septirosya
JERAMI : Indonesian Journal of Crop Science Vol 6 No 2 (2024): JIJCS
Publisher : Department of Crop Science, Faculty of Agriculture, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jijcs.6.2.55-62.2024

Abstract

There is ample opportunity for cocoa (Theobroma cacao L.) plantations because the world demand for cocoa increases every year. Cocoa plants bear fruit every year without knowing the season so cocoa cultivation provides promising prospects. The demand for cocoa must be balanced with increased in production from the cultivation scale from providing seeds to expanding cocoa planting land. The experimental design used in this study was a two-factor Randomised Group Design, namely the provision of AMF F0 (without AMF) and F1 (with AMF). The second factor is cocoa waste compost in planting media (v/v) with five levels, namely k0 (0%), k1 (5%), k2 (10%), k3 (15%),and k4 (20%). The aim of the research was to see the effectiveness of AMF and cocoa waste compost on the growth of cocoa seedling. Based on the research results, it can be concluded that the treatment of FMA can increase plant height, root volume, root dry weight, and percentage of colonized roots. Cocoa seedlings gave the best response with a dose of 0% cocoa waste compost with AMF treatment, with an average height of 60.19 cm . The percentage of AMF colonization is high at 44.6%. The final soil analysis showed an increase in P-available pH and soil Ald with mycorrhiza and cocoa shell compost treatment at a dose of 10%
PENGARUH GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH DI KENAGARIAN ALAHAN PANJANG KABUPATEN SOLOK Hariandi, Doni; Ekawati, Fitri; Suliansyah, Irfan
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i1.8351

Abstract

Bawang merah merupakan komoditas hortikultura unggulan yang memiliki peran penting bagi masyarakat, baik dari segi kegunaan, nilai ekonomi, maupun dari prospek pasar yang baik. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, permintaan bawang merah dalam negeri juga meningkat. Akan tetapi sangat disayangkan sekali, peningkatan konsumsi bawang merah tidak berkorelasi positif dengan produksi. Mengingat besarnya kebutuhan bawang merah dan hasil yang terus menurun maka perlu rasanya dilakukan upaya untuk meningkatkan produksi bawang merah yaitu melalui pemilihan lokasi dan cara budidaya yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah : Mengetahui pengaruh gulma terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah di kenagarian Alahan Panjang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei - November 2021 di Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat, dengan ketinggian tempat 1400 m dpl. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan tiga kelompok. Faktor pertama adalah perlakuan gulma terdiri dari tiga aras : bergulma sampai panen, disiangi pada periode kritis, dan bebas gulma sampai panen. Faktor kedua adalah varietas bawang merah terdiri dari tiga varietas yaitu Singkil Medan, Birma dan Cirebon. Berdasarkan analisis data penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan gulma pada lokasi budidaya tanaman bawang merah dapat menurunkan hasil tanaman yang dibuktikan dengan menurunya hasil bobot segar, bobot kering dan jumlah umbi pada perlakuan bergulma hingga panen. Penurunan hasil akibat adanya gulma selama pertumbuhan tanaman bawang merah mencapai 50%.
PENGARUH HERBISIDA ISOPROPIL AMINA GLIFOSAT 555 g/l TERHADAP PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KAKAO Hariandi, Doni; Setiawan, Ryan Budi
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Edisi APRIL
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.4469

Abstract

Cocoa is a plant that is quite important for the national economy. However, in the production process there are several obstacles faced, such as the presence of weeds. Therefore, control measures need to be taken. An effective way to control weeds is to use herbicides. One of the herbicides that can be used is the herbicide isopropyl amine glyphosate 555 g/l. The aim of the experiment was to test the effect of the herbicide for weed control in cocoa cultivation. The experiment was carried out in Padang Pariaman Regency, West Sumatra Province from August to December 2020. The design used was a Randomized Block Design consisting of 7 treatments and 3 replications. Isopropyl amine glyphosate herbicide treatment 555 g/l with doses of 0.75, 1.00, 1.25, 1.50, 1.75 l/ha, manual weeding and control. The research results show that: (1) The herbicide isopropyl amine glyphosate 555 g/l can generally control weeds in cocoa cultivation for up to 12 weeks after application; (2) The effective dose to control weeds in cocoa cultivation is 0.75 – 1.50 l/ha because it has relatively the same results as manual weeding and a dose of 1.75 l/ha; (3) Isopropyl amine glyphosate herbicide 555 g/l with a dose range of 0.75 – 1.75 l/ha until observation 6 weeks after application did not show any symptoms of poisoning on cocoa plants. Keywords : cocoa, efficacy, herbicide, weed INTISARIKakao merupakan salah satu komoditi pertanian yang cukup penting bagi perekonomian nasional. Namun dalam proses produksinya terdapat beberapa kendala yang dihadapi seperti adanya gulma. Oleh karena itu, tindakan pengendalian perlu dilakukan. Cara efektif untuk mengendalikan gulma adalah dengan menggunakan herbisida. Salah satu herbisida yang dapat digunakan adalah herbisida isopropil amina glifosat 555 g/l. Tujuan percobaan adalah untuk menguji pengaruh herbisida terhadap pengendalian gulma pada budidaya kakao. Percobaan dilaksanakan di Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat pada bulan Agustus sampai Desember 2020. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 7 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan herbisida isopropil amina glifosat 555 g/l dengan dosis 0,75, 1,00, 1,25, 1,50, 1,75 l/ha, penyiangan manual dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Herbisida isopropil amina glifosat 555 g/l secara umum dapat mengendalikan gulma pada budidaya kakao hingga 12 minggu setelah aplikasi; (2) Dosis efektif untuk mengendalikan gulma pada budidaya kakao adalah 0,75 – 1,50 l/ha karena mempunyai hasil yang relatif sama dengan penyiangan manual dan dosis 1,75 l/ha; (3) Herbisida isopropil amina glifosat 555 g/l dengan kisaran dosis 0,75 – 1,75 l/ha hingga pengamatan 6 minggu setelah aplikasi tidak menunjukkan gejala keracunan pada tanaman kakao. Kata Kunci: efikasi, gulma,  herbisida, kakao
PENGARUH GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH DI KENAGARIAN ALAHAN PANJANG KABUPATEN SOLOK Hariandi, Doni; Ekawati, Fitri; Suliansyah, Irfan
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i1.8351

Abstract

Bawang merah merupakan komoditas hortikultura unggulan yang memiliki peran penting bagi masyarakat, baik dari segi kegunaan, nilai ekonomi, maupun dari prospek pasar yang baik. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, permintaan bawang merah dalam negeri juga meningkat. Akan tetapi sangat disayangkan sekali, peningkatan konsumsi bawang merah tidak berkorelasi positif dengan produksi. Mengingat besarnya kebutuhan bawang merah dan hasil yang terus menurun maka perlu rasanya dilakukan upaya untuk meningkatkan produksi bawang merah yaitu melalui pemilihan lokasi dan cara budidaya yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah : Mengetahui pengaruh gulma terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah di kenagarian Alahan Panjang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei - November 2021 di Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat, dengan ketinggian tempat 1400 m dpl. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan tiga kelompok. Faktor pertama adalah perlakuan gulma terdiri dari tiga aras : bergulma sampai panen, disiangi pada periode kritis, dan bebas gulma sampai panen. Faktor kedua adalah varietas bawang merah terdiri dari tiga varietas yaitu Singkil Medan, Birma dan Cirebon. Berdasarkan analisis data penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan gulma pada lokasi budidaya tanaman bawang merah dapat menurunkan hasil tanaman yang dibuktikan dengan menurunya hasil bobot segar, bobot kering dan jumlah umbi pada perlakuan bergulma hingga panen. Penurunan hasil akibat adanya gulma selama pertumbuhan tanaman bawang merah mencapai 50%.
The Efficacy Of Isopropyl Amine Glyphosate 165 Sl Herbicide Effect On Weed Control Of Coconut Cultivation Doni Hariandi; Ryan Budi Setiawan; Khairur Rizki
Jurnal Riset Perkebunan Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Riset Perkebunan (JRP)
Publisher : Jurusan Budidaya Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrp.4.2.95-104.2023

Abstract

Coconut plants are an important commodity for Indonesian people. In the cultivation process, coconut plants need a suitable environment for growth and production. One of the problems in cultivation is weeds. Weeds have a negative impact on cultivated plants, therefore appropriate control measures are needed. So far, the most effective weed control is chemical methods using herbicides. One of the herbicides that can be used is the herbicide with isopropyl amine glyphosate 165 SL. The aim of the experiment was to determine the efficacy of the herbicide isopropyl amine glyphosate 165 SL for controlling weeds in coconut cultivation was conducted from February to June 2022 at Pariaman City, West Sumatra Province. The experimental units were laid out according to a Randomized Block Design with 7 treatments and 3 groups as replications. The treatment was herbicide isopropyl amine glyphosate 165 SL at doses of 3.50 l ha-1, 5.25 l ha-1, 7.00 l ha-1, 8.75 l ha-1, 10.00 l ha-1, manual weeding and control (without weeding). The results of the research show that (1) The herbicide isopropyl amine glyphosate 165 SL can generally control weeds in coconut cultivation up to 12 weeks after application because the weed biomass in the treatment plot is relatively the same as manual weeding and is lighter than the control; (2) Herbicide isopropyl amine glyphosate 165 SL with a dose range of 3.50 l/ha – 10.50 l ha-1 up to 6 weeks after application does not show symptoms of phytotoxicity in coconut plants.
SOSIALISASI PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBAHAN BAKU GULMA BABANDOTAN PADA KELOMPOK WANITA TANI BANDA LANGIK DI SUNGAI BANGEK KOTA PADANG Doni Hariandi; Gustian Gustian; Sutoyo Sutoyo; Shalati Febjislami; Afrima Sari; Nugraha Ramadhan
BULETIN ILMIAH NAGARI MEMBANGUN Vol. 6 No. 3 (2023)
Publisher : LPPM (Institute for Research and Community Services) Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/bina.v6i3.424

Abstract

Farmers commonly use inorganic fertilizers such as urea, rock phosphate, and NPK in crop cultivation. Continuous use of these inorganic fertilizers can degrade the quality of the growing medium and increase production costs. Inorganic fertilizers are also relatively expensive. One way to address this issue is by utilizing allelochemical compounds as Liquid Organic Fertilizers (LOF) for plant cultivation. Applying fertilizers in liquid form is more easily absorbed by plants because they are already dissolved and readily available. Babandotan liquid organic fertilizer contains essential nutrients such as nitrogen (N), phosphorus (P), and potassium (K). These elements play a crucial role in stimulating vegetative growth, promoting root development, and strengthening the plant's overall health. The objective of this activity is to enhance the knowledge of the members of the Banda Langik Women Farmers Group about liquid organic fertilizer made from Babandotan weed, as well as to fulfill the Higher Education Tri Dharma for lecturers in the Agrotechnology Program at the Faculty of Agriculture, Andalas University. This community service activity was conducted at the Banda Langik Women Farmers Group, located at Jl. Ekora RT01/RW07 Sungai Bangek, Balai Gadang Village, Koto Tangah District, Padang City, in May-June 2022. The activities performed included preparation, socialization, closing, and reporting. Based on the results of the activity, several key points were identified, including that the community service program was conducted according to the needs of the Women Farmers Group, the group was satisfied and found the service beneficial for their development in the future, and the group members were committed to using LOF in their cultivation areas.
Co-Authors . Reflinaldon Adi Purnama Afrima Sari Agil Syah Putra Ardi Ardi Ardi Ardi Aries Novita Putri Awang Al Hamdi Dede Suhendra Didik Indradewa Didik Indradewa Ekawati, Fitri ekawati, fitri Gustian Gustian Gustian Gustian Helmi Helmi Indra Dwipa Irawati Chaniago Irfan Sulainsyah Irfan Suliansyah J Juniarti Khairur Rizki Meisilva Erona Sitepu Mudinillah, Adam Nadila Aulia Ardi Nandita Samaralya Tori Obel, Obel Prapto Yudono Prapto Yudono Proto Yudono Rachmad Hersi Martinsyah Ramadhan, Nugraha Ryan Budi Setiawan Sanna Paija Hasibuan Sari, Winda Purnama Shalati Febjislami Shalati Febjislami Shinta Mulyana Siti Rahmah Solly Aryza Sutoyo Sutoyo Sutoyo Sutoyo Tiara Septirosya Winda Purnama Sari Winda Purnama Sari Yaherwandi