Galuh Nita Prameswari
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Published : 49 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Quality of Diet and Nutritional Status on Male Young Athletes in Central Java Mardiana, Mardiana; Lestari, Yanesti Nuravianda; Prameswari, Galuh Nita
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 17, No 3 (2022)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v17i3.33771

Abstract

Fulfilling energy and nutritional intake that is not in accordance with dietary recommendations and nutritional guidelines will affect the quality of athlete’s diet. Preliminary study results that an average of athlete’s energy consumption only 74% of the recommended energy requirement and 8% athletes are undernutrition. This study aims to evaluate the quality of the diet and sufficiency of energy and nutrition and to determine the relationship with the nutritional status of young male athletes. This study was conducted in 2019. Kind of this study is observational analytic, which using a cross sectional design to 85 young male athletes of the Central Java Student Sports Education and Training Center from 9 kind of sports (takraw, weightlifting, swimming, fencing, basketball, rowing, volleyball, soccer, and athletics). The subjects were measured of their weight, height, fat mass, and waist circumference and then determined their nutritional status (BMI age, body fat percentage, and height ratio). Energy and nutritional sufficiency were obtained by interview using the Semi-Quantitative FFQ, and data of food quality were obtained by using the Diet Quality Indexs International (DQI-I) questionnaire. Data analysis used the Spearman Rank Test with a significance level (α) 0.05 and a confidence level of 95% CI. The results showed that the quality of the foods (p = 0.144; 0362; and 0296), as well as the sufficient energy and nutrients (p = 0.143; 0410; 0608; 0153; 0735; 0836; 0222; 0533; 0326; 0553; 0392; and 0308 ) but they were not related to nutritional status (BMI age, body fat percentage, and WtHR). It was concluded that the quality of the diet was related to energy and nutritional sufficiency, but both of them do not show a significant relationship with the nutritional status of young male athletes of Province of Central Java.
Hubungan Status Ibu Bekerja, Pola Asuh Makan, Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Picky Eater pada Anak Usia Prasekolah Pangestuti, Frizma Yuanita; Prameswari, Galuh Nita
Indonesian Journal of Public Health and Nutrition Vol 1 No 3 (2021): Supplement Issue
Publisher : Center for Public Health Nutrition Studies, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijphn.v1i3.49163

Abstract

ABSTRACT Background: Malnutrition is very commond in preschool children, one of which is influenced by picky eating behavior. The prevalence of malnutrition toddlers in Central Java reached 13.68% and in Semarang City in 2018 the prevalence increased from 2017 to 2.43%. The results of a preliminary study at the TK IT Al Kamilah as many as 60% of children experience picky eaters. The research aim is to identify the relation between the status of working mothers, parental feeding style, exclusive breastfeeding with the incidence of picky eater in preschool children. Methods: The research design is cross sectional with sample of 89 respondents which stratified random method and data measured using a CEBQ and PFSQ questionnaires. The independent variables studied were the status of working mothers, parental feeding style, exclusive breastfeeding and the dependent variable studied was the incidence of picky eater. Data analysis was analyzed with chi square test, fisher exact test and kolmogorov smirnov test (α = 0.05). Results: there is relationship between the status of working mothers (p-value=0,018) with the incidence of picky eater, parental feeding style (p-value=0.984) and exclusive breastfeeding (p-value=0.137) had no relationship with the incidence of picky eater. Conclusion: Mothers need to pay attention to food intake during pregnancy and breastfeeding. Keywords: parental feeding, picky eater, preschool children ABSTRAK Latar Belakang: Anak usia prasekolah rentan mengalami gizi kurang yang salah satunya dipengaruhi oleh perilaku picky eating. Prevalensi balita gizi kurang di Jawa Tengah mencapai 13,68% sedangkan di Kota Semarang tahun 2018 prevalensinya meningkat dari tahun 2017 menjadi 2,43%. Hasil studi pendahuluan di TK IT Al Kamilah sebanyak 60% anak mengalami picky eater. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status ibu bekerja, pola asuh makan, pemberian ASI eksklusif dengan kejadian picky eater pada anak usia prasekolah. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 89 responden yang ditentukan dengan menggunakan metode stratified random sampling dan data diukur menggunakan kuesioner CEBQ dan PFSQ. Variabel bebas yang diteliti adalah status ibu bekerja, pola asuh makan, pemberian ASI eksklusif dan variabel terikat yang diteliti adalah kejadian picky eater. Analisis data dilakukan dengan uji chi square dan uji kolmogorov smirnov (α=0,05) Hasil: Terdapat hubungan antara variabel status ibu bekerja dengan kejadian picky eater (p-value=0,044), variabel pola asuh makan (p-value=0,997) dan pemberian ASI eksklusif (p-value=0,331) tidak ada hubungan dengan kejadian picky eater. Kesimpulan: ibu perlu memperhatikan preferensi makan selama masa kehamilan dan menyusui. Kata kunci: anak prasekolah, picky eater, pola asuh makan
Analisis Kandungan Zat Gizi dan Daya Terima Cookies Tepung Lentil (Lens Culinaris) sebagai PMT Ibu Hamil Fitria, Sintiya Nur; Prameswari, Galuh Nita
Indonesian Journal of Public Health and Nutrition Vol 2 No 1 (2022): Regular Issue
Publisher : Center for Public Health Nutrition Studies, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijphn.v2i1.51760

Abstract

Latar Belakang: Lentil (Lens culinaris) merupakan jenis legum tertua dengan kandungan gizi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh subtitusi tepung lentil terhadap kandungan zat gizi dan daya terima cookies sebagai PMT ibu hamil.Metode: Jenis penelitian ini adalah eksperimental murni desain rancangan acak lengkap (RAL) dengan variasi persentase tepung lentil (n=4) L0=0%, L1=40%, L2=50%, dan L3=60%. Pengukuran kadar air dengan metode pengeringan oven, kadar abu dengan metode pengabuan kering, protein dengan metode Kjedahl, karbohidrat dengan metode by difference, lemak dengan metode Soxhlet, dan besi dengan metode AAS. Daya terima menggunakan uji hedonik melibatkan panelis tidak terlatih 30 orang wanita usia 20-35 tahun yang telah menikah. Analisis statistik data menggunakan uji Krusskal Wallis (α ≤ 0,05), dengan uji lanjut Mann Whitney.Hasil: Hasil rata-rata kandungan gizi per 100 gram PMT cookies lentil terpilih mengandung energi 497,77 kkal, protein 9,66g, lemak 25,86g, karbohidrat 57,77g, Fe 3,01mg, kadar air 4,83%, dan kadar abu 1,87g. Formula cookies terpilih L3 dengan subtitusi tepung lentil sebanyak 60% mendekati standar SNI, permenkes dan daya terimanya baik. Kesimpulan: Semakin tinggi subtitusi tepung lentil maka semakin meningkat, kandungan protein, kadar air, kadar abu, besi, dan daya terima warna, rasa, tekstur, aroma cookies, serta menurunnya kandungan karbohidrat dan lemak pada cookies lentil.
Hubungan Pola Makan, Sedentary Lifestyle, dan Durasi Tidur dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Remaja (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Demak) Amrynia, Setya Ulil; Prameswari, Galuh Nita
Indonesian Journal of Public Health and Nutrition Vol 2 No 1 (2022): Regular Issue
Publisher : Center for Public Health Nutrition Studies, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijphn.v2i1.52044

Abstract

Latar Belakang: Gizi lebih disebabkan oleh multifaktor, namun penyebab dasarnya adalah ketidakseimbangan energi. Prevalensi gizi lebih pada remaja umur 16-18 tahun di Kabupaten Demak tahun 2018 melebihi angka nasional yaitu sebesar 14,23% terdiri dari 12,49% gemuk dan 1,74% obesitas. Gizi lebih pada remaja berlanjut hingga dewasa dan berisiko terjadinya penyakit degeneratif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola makan, sedentary lifestyle, dan durasi tidur dengan kejadian gizi lebih pada remaja. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Perhitungan sampel dengan teknik proportionate stratified random sampling sehingga didapatkan sampel penelitian sebanyak 99 responden. Instrumen yang digunakan berupa timbangan digital, microtoise, dan kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi-square untuk uji bivariat dan regresi logistik untuk uji multivariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan (p value = 0,038), sedentary lifestyle (p value = 0,029), dan durasi tidur (p value = 0,04) berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada remaja. Kesimpulan: Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada remaja adalah pola makan, sedentary lifestyle (≥ 6 jam/hari), dan durasi tidur (< 8 jam/hari). Maka diharapkan remaja dapat menjaga pola makan seimbang, melakukan aktivitas fisik, dan mengatur durasi tidur dengan baik untuk menekan angka kejadian gizi lebih.
Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Penyakit Menular pada Anak Jalanan Umur 5-10 Tahun di Kota Semarang Wijayanti, Novita; Handayani, Oktia Woro Kasmini; Prameswari, Galuh Nita
Indonesian Journal of Public Health and Nutrition Vol 2 No 2 (2022): Regular Issue
Publisher : Center for Public Health Nutrition Studies, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijphn.v2i2.52074

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Semarang merupakan penyumbang tertinggi jumlah anak jalanan di Jawa Tengah. Jumlah anak jalanan pada tahun 2020 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu tercatat sebanyak 392 anak jalanan. Kehidupan pada anak jalanan dari aspek kesehatan rentan terhadap penyakit karena lingkungan dan pola hidup yang kurang baik. Mereka sering mengalami penyakit menular seperti diare, ispa, malaria, tuberculosis akibat dari asupan makanan kurang baik dan lingkungan yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian penyakit menular pada anak jalanan di Kota Semarang. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan cross- sectional, dengan subjek penelitian anak jalanan. Sampel penelitian yaitu sebesar 55 anak dengan teknik random sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik chi square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan kejadian penyakit ISPA (p value = 0,028), ada hubungan status gizi dengan kejadian penyakit diare (p value = 0,000), tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian penyakit malaria (p value = 0,276), ada hubungan antara status gizi dengan kejadian penyakit tuberkulosis (p value =0,038). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian penyakit ISPA, diare, tuberkulosis pada anak jalanan umur 5-10 tahun di Kota Semarang. Dan variabel kejadian penyakit malaria tidak ada hubungan.
Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Makan, dan Kebiasaan Olahraga dengan Status Gizi Lebih Remaja Putri Usia 16-18 Tahun Maslakhah, Niva Maidlotul; Prameswari, Galuh Nita
Indonesian Journal of Public Health and Nutrition Vol 2 No 1 (2022): Regular Issue
Publisher : Center for Public Health Nutrition Studies, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijphn.v2i1.52200

Abstract

Latar Belakang: Temanggung merupakan kota dengan prevalensi gizi lebih terendah pada tahun 2013 (2,0%), namun pada tahun 2018 prevalensi gizi lebih meningkat drastis hingga mencapai 8,92%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi, kebiasaan makan, dan kebiasaan olahraga dengan status gizi remaja putri usia 16-18 tahun. Metode: Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan subjek penelitian remaja putri usia 16-18 tahun. Variabel bebas adalah pengetahuan gizi, kebiasaan makan, dan kebiasaan olahraga. Variabel terikatnya adalah status gizi lebih pada remaja putri usia 16-18 tahun. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang diadaptasi dari Adolescent Food Habits Checklist (AFHC), General Nutrition Knowledge Questionaire (GNKQ) dan kuesioner kebiasaan olahraga yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan analisis bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi (p=0,065), kebiasaan makan (p=0,635), dan kebiasaan olahraga (p=1,00) dengan status gizi lebih remaja putri usia 16-18 tahun. Kesimpulan: Dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi, kebiasaan makan, dan kebiasaan olahraga dengan status gizi lebih remaja putri usia 16-18 tahun.
Hubungan Masa Kerja, Usia, Status Gizi, Kecukupan Energi, Kebiasaan Merokok dengan Kelelahan Kerja pada Petani Padi Antika, Rindi; Prameswari, Galuh Nita
Indonesian Journal of Public Health and Nutrition Vol 3 No 1 (2023): Regular Issue
Publisher : Center for Public Health Nutrition Studies, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijphn.v3i1.53917

Abstract

Background: Work fatigue is defined as a feeling of fatigue and a decrease in alertness that manifests differently for each individual, all of which result in a loss of efficiency, a decrease in work capacity, and a decrease in body resistance. Work fatigue can cause everything from decreased productivity to workplace accidents. Work fatigue can be influenced by a number of factors, including work period, age, nutritional status, energy sufficiency, and smoking habits. Method: The research method used is cross-sectional with a purposive sampling technique. Farmers from Wado village, Kedungtuban district, and Blora district comprise the research sample. Direct interviews (door to door) were used to collect 24-hour recall data and age, as well as the IFRC (Industrial Fatigue Research Committee) questionnaire to collect work fatigue data and anthropometric measurements of weight and height. Univariate and bivariate analysis, as well as the chi-square test, were used to analyze the data. Results: The results showed that there was a significant relationship between work period, age, nutritional status, energy adequacy level, smoking habits on work fatigue in rice farmers in Wado village with p value < 0.05.
Evaluasi Program Intervensi Gizi Spesifik Penanggulangan Stunting pada Baduta Gunawan, Afira Septia; Prameswari, Galuh Nita
Indonesian Journal of Public Health and Nutrition Vol 2 No 3 (2022): Special Issue
Publisher : Center for Public Health Nutrition Studies, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijphn.v2i3.55253

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi stunting pada baduta di Puskesmas Sumber tahun 2021 sejumlah 10,2%. Saat pandemi Covid-19 mengalami hambatan pada proses intervensi yang berpotensi meningkatkan resiko prevalensi stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses perencanaan, pelaksanaan dan hasil program intervensi gizi spesifik penanggulangan stunting pada baduta.Metode: Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang yang terdiri dari 5 informan utama dan 6 informan triangulasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah melalui wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan untuk membantu dalam pengumpulan data peneliti menggunakan pedoman wawancara dengan proses analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.Hasil: Hasil penelitian menunjukan capaian program bahwa promosi dan konseling gizi belum maksimal karena kurangnya pengetahuan ibu mengenai pola asuh baduta stunting. Pemantauan pertumbuhan yaitu 78,7%, karena saat pandemi Covid-19 orangtua takut kunjungan ke pelayanan kesehatan. Capaian yang dibawah target meliputi pemberian PMT pemulihan yaitu 44% dan suplementasi taburia yaitu 23%. Pemberian imunisasi yaitu 88,2%, karena tidak melakukan imunisasi secara lengkap. Pemberian suplementasi zinc yaitu 81,37%, karena tidak teratur konsumsi zink. Pemberian vitamin A yaitu 100%, akan tetapi perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut.Kesimpulan: Puskesmas Sumber perlu melakukan evaluasi hingga ke masyarakat.
Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Vitamin C pada Jus Jambu Biji (Psidium Guajava L.) Hapsari, Yuliana Indra; Lestari, Yanesti Nur Avianda; Prameswari, Galuh Nita
Jurnal Gizi Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Gizi UNIMUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jg.12.1.2023.37-45

Abstract

Guava juice is one of the healthiest drinks and can be used as a healthy snack. However, people tend to wait for a certain period of time to consume juice. This can affect the levels of vitamin C in it. The purpose of this study was to identify the effect of temperature and storage time on vitamin C levels in guava juice (Psidium guajava L.). The research design was a factorial randomized block design (RAK) with a 2 x 3 pattern, which consisted of two factors, namely: The influence of storage temperaturewhich consisted of 2 levels, namely cold temperature (6.6 -10°C) and roomtemperature (28 -32 °C) and the storage time factor consisted of 3 levels, namely 30 minutes, 60 minutes, and 90 minutes so that the total treatment in this study amounted to 6 treatments. Analysis of vitamin C in this study used the UV-VIS spectrophotometry method. Each treatment will be repeated measurements of vitamin C levels 3 times. The data that has been obtained were analyzed using the Friedmann test with the MannWhitney advanced test (CI = 95%). The results showed that there was an interaction between the combination of temperature and storage time which significantly affected the decrease in vitamin C levels in guava juice (Psidium guajava L.). The lowest vitamin C content in guava juice (Psidium guajava L.) was found in the L2S2 treatment, namely storage at room temperature with a storage time of 60 minutes. In waiting for consumption, people should store fruit juice in the refrigerator so that the vitamins they get are more optimal.Keywords: Vitamin C, Fruit Juice, Guava, Temperature, Storage Time, Spectrophotometry.