Johanes Waldes Hasugian
NIDN: 2307028501, SINTA ID: 6197141, Scopus ID : 57209452174 Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Relasi Guru-Siswa: Pendekatan Christ Centered sebagai Solusi dalam Perubahan Perilaku Belajar di Masa Pandemi Covid-19 Johanes Waldes Hasugian
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.172

Abstract

This study aims to describe the relationship built by teachers with students who are centered on Christ so that it can be a solution in changing student learning behavior. By using a descriptive method and a qualitative approach, it was found that the solution for PAK learning during a pandemic is to build a harmonious and good relationship between teachers and students, in which there is openness and a restoration of teacher-student relationships, and in the end there is a change in behavior in learning. student. In the conditions of the covid-19 pandemic, the example in building true relationships is to see the relationship between Christ and his church, in this case the PAK teacher. So that PAK teachers can view students as God views and treat PAK teachers in faithful love.Keywords: Christ centered; teacher-student; learning behaviour; covid-19 pandemicAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan relasi yang dibangun oleh guru dengan siswa yang berpusat pada Kristus sehingga dapat sebagai  solusi dalam perubahan perilaku belajar siswa. Dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif, ditemukan bahwa solusi pembelajaran PAK di masa pandemi adalah dengan membangun relasi yang harmonis dan baik antara guru dan siswa, yang di dalamnya ada keterbukaan dan terjadi pemulihan hubungan guru-siswa, dan pada akhirnya ada perubahan perilaku dalam belajar siswa. Dalam kondisi pandemi covid-19, teladan dalam membangun relasi yang sejati adalah melihat hubungan antara Kristus dan gerejanya, dalam hal ini guru PAK. Sehingga guru PAK dapat memandang siswa sebagaimana Allah memandang dan memperlakukan guru PAK dalam kasih setia.
Mananamkan Sikap Moderasi Beragama Melalui Pendidikan Agama Kristen Di SMAN 1 Bintan Timur Evans Dusep Dongoran; Johanes Waldes Hasugian; Josanti Josanti; Alex Djuang Papay
Real Coster : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 1: Maret 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Real Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.36 KB) | DOI: 10.53547/rcj.v3i1.117

Abstract

Religious moderation is a religious attitude that is balanced between the practice of one's own religion and respect for the religious practices of other people with different beliefs. The attitude of religious moderation must be instilled from an early age among students, in the midst of the development of radical understanding among students. For Christian students, religious moderation is instilled through Christian education which is centred on Jesus. So that through the example of Jesus, students can have a balanced attitude between loving God and others, having an attitude of tolerance and respecting differences. AbstrakModerasi beragama adalah sikap beragama yang seimbang antara pengamalan agama sendiri dan penghormatan kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan. Sikap Moderasi beragama harus ditanamkan sejak dini dikalangan pelajar, ditengah berkembangnya paham radikal dikalangan pelajar. Bagi pelajar Kristen Moderasi beragama ditanamkan melalui pendidikan Agama Kristen yang perpusat kepada Yesus. Sehingga melalui teladan Yesus para pelajar dapat memiliki sikap keseimbangan antara mengasihi Allah dan sesama, memiliki sikap toleransi dan menghargai perbedaan.
PENDIDIKAN KRISTEN UNTUK ANAK JALANAN: RUMAH SINGGAH BERBASIS COMMUNITY DEVELOPMENT Albet Saragih; Johanes Waldes Hasugian
Jurnal Shanan Vol. 4 No. 2 (2020): Oktober
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.239 KB) | DOI: 10.33541/shanan.v4i2.2055

Abstract

Pendidikan Kristen dapat dilakukan melalui rumah singgah sebagai upaya memberdayakan atau mengembangkan masyarakat, dalam hal ini anak jalanan. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa gereja dan komunitas orang percaya memiliki tugas dan panggilan untuk menjangkau anak jalanan dan menawarkan alternatif pelayanan pendidikan Kristen berbasis pengembangan komunitas anak jalanan. Dengan menggunakan metode pengamatan dan studi literatur yang relevan dengan topik yang dikaji penulis berupaya menemukan pendekatan ataupun model yang relevan dalam pengembangan komunitas anak jalanan. Penelitian ini menemukan bahwa dengan rumah singgah, dengan segala keterbatasan yang ada secara praktis berbeda dengan pendekatan pelayanan gereja ataupun sekolah. Namun demikian, gereja didesak agar tidak mengabaikan dan sebaliknya mulai mengaktualiasasikan dirinya dalam program pelayanan komunitas anak jalanan. Rumah singgah selain sebagai tempat pemondokan atau istirahat, membersihkan dirinya, tempat pelatihan yang berkaitan dengan skill of life, hal yang menarik bahwa rumah singgah dijadikan menjadi tempat untuk mendapat pendidikan nilai kristiani, yang di dalamnya ada aktivitas berdoa, bernyanyi rohani, belajar Alkitab bersama, dan konseling pastoral secara terprogram, serta sebagai wadah untuk melatih diri dalam menerapkan nilai-nilai Firman Tuhan, iman, kasih, pengharapan, kejujuran, tanggung jawab, dan solidaritas bagi sesama.
Panggilan untuk Merekonstruksi Strategi Pendidikan Agama Kristen yang Kontekstual dan Inovatif Johanes Waldes Hasugian; Agusthina Christina Kakiay; Novita Loma Sahertian; Febby Nancy Patty
Jurnal Shanan Vol. 6 No. 1 (2022): Maret
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.078 KB) | DOI: 10.33541/shanan.v6i1.3707

Abstract

Pendidikan agama Kristen berlangsung secara normatif-ritualistik-konvensional dan cenderung membatasi diri pada perubahan serta menunjukkan praksis di zona nyaman. Praksis semacam itu mengindikasikan bahwa kepedulian dan kepekaan dalam dinamika PAK hanyalah menjadi tugas orang-orang tertentu. Kerapuhan praksis PAK semakin terlihat ketika berjumpa pada masa dimana kecekatan, kapasitas dan kualitas menjadi orientasi dalam sistem sosial. PAK harus mampu menghadapi berbagai isu sosial sekaligus berupaya memperkokoh pondasi serta menjadi jawaban atas kebutuhan dan pergumulan hidup orang-orang. Oleh karena itu, PAK harus direkonstruksi secara kontekstual dan inovatif sehingga PAK benar-benar hadir menjadi wahana dimana orang-orang dapat belajar memaknai hidup dan berdampak bagi banyak orang. Dengan metode penelitian deskriptif-analitis, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai persoalan dalam praktik PAK, baik di sekolah, gereja dan keluarga atau masyarakat, serta menghadirkan rumusan strategi yang kontekstual dan inovatif dalam praksis PAK. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perhatian PAK tidak hanya sebatas di sekolah, masyarakat atau keluarga dan gereja namun lebih luas menjangkau isu-isu sosial lainnya yang melekat dengan tugas dan panggilan PAK. Berbagai permasalahan atau fenomena yang terjadi dalam kaitannya dengan praksis PAK menegaskan pentingnya upaya rekonstruksi strategi PAK yang kontekstual dan inovatif. Rekonstruksi strategi PAK dimaksudkan agar memperkuat bangunan PAK yang rapuh dan tidak adaptif dengan perkembangan dan kemajuan zaman dewasa ini.
Model Asuhan Keluarga Kristen di Masa Pandemi Covid-19 Albet Saragih; Johanes Waldes Hasugian
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 3, No 1 (2020): Agustus 2020
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v3i1.56

Abstract

This paper is the result of an analysis of the practical situation of family education in the Christian community in the midst of a global pandemic. When the government has to limit its citizens to stay at home, stay at home, work from home, social distancing, wear masks, wash their hands; then all of this has an impact on difficulties for families. Children learn distance (online) from home. It is the parents who play a bigger role in learning, the burden on teachers and schools is increasingly formalized. Christian parents face formidable challenges in realizing their vocation and role in today's situation. Based on the research conducted, various efforts should be made by Christian parents in terms of Christian parenting during the Covid-19 pandemic, including Restoration of initial love, which is rooted in the love relationship between husband and wife that has been blessed by God and restoration of love with God, restoration of an initial love for children, proven patience, preparation of good nutrition for all family members, and continuing to share love, as a model of exemplary care for children. This paper was written using a descriptive method, namely through the use of literature or literature sources, especially with regard to the parenting style of Christian’s parents during the pandemic. Abstrak: Tulisan ini adalah hasil analisis terhadap situasi praktis pendidikan keluarga komunitas kristiani di tengah pandemi melanda dunia. Ketika pemerintah harus membatasi warganya untuk tinggal di rumah saja, stay at home, work from home, social distancing, harus pakai masker, cuci tangan; maka semua ini berdampak kesulitan bagi para keluarga. Anak-anak belajar jarak jauh (online) dari rumah. Orang tualah yang lebih banyak berperan dalam pembelajaran, beban guru dan sekolah semakin terporalisasi. Para orang tua Kristen menghadapi tantangan berat dalam mewujudkan panggilan dan perannya dalam situasi seperti sekarang ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka ditemukanlah berbagai upaya yang hendaknya dilakukan oleh orang tua Kristen dalam hal pengasuhan yang kristiani di saat pandemi covid-19, antara lain: Pemulihan kasih mula-mula, yang berakar pada dasar hubungan kasih suami-istri yang sudah diberkati Tuhan dan pemulihan kasih dengan Tuhan, Pemulihan kasih mula-mula terhadap anak, Kesabaran yang teruji, Penyiapan gizi yang baik buat semua anggota keluarga, dan tetap berbagi kasih, sebagai model asuhan keteladanan bagi anak-anak. Tulisan ini dibuat dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu melalui pemanfaatan sumber literatur atau pustaka, khususnya berkenaan dengan pola asuh orang tua Kristsen di masa pandemi.
The Correlation of Self-Leadership and Autonomy Among Students of Theological College in North Sumatera Johanes Waldes Hasugian; May Rauli Simamora; Nasib Tua Lumban Gaol
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 4, No 3 (2021): Budapest International Research and Critics Institute August
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v4i3.2344

Abstract

College Students entering higher education will form new habits and require efforts to adjust to the demands of autonomy. Self-leadership is one of the adjustment strategies needed to achieve autonomy. This study aims to find out the relationship between self-leadership and student autonomy. The subject of the study was 211 college students of Theological College in North Sumatra. The data was collected using two scales, namely a self-leadership scale of 34 items with a α = 0.91 and an autonomy scale of 30 items with a α = 0.87. Pearson Product Moment's correlational analysis showed a correlation value of 0.679 with sig. (2-tailed) = 0.000 (p<0.01) which means there is a very significant positive relationship between self-leadership and autonomy. Students who develop self-leadership strategies, namely behavior-focused strategies, natural reward strategies constructive thought strategies will be able to direct themselves in acting as they see fit, making their own decisions and accounting for their own behavior. The coefficient of determination of R Square is 0.462 which means the percentage of self-leadership variable contribution to increased autonomy is 46.2% and 53.8% is the contribution of other variables. The motivation and environment of students, the character of the tasks given, the competence of teaching lecturers, and the materials or courses taken by students may be able to contribute in student autonomy to the reach of academic achievement.
Relasi Guru-Siswa: Pendekatan Christ Centered sebagai Solusi dalam Perubahan Perilaku Belajar di Masa Pandemi Covid-19 Johanes Waldes Hasugian
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.172

Abstract

This study aims to describe the relationship built by teachers with students who are centered on Christ so that it can be a solution in changing student learning behavior. By using a descriptive method and a qualitative approach, it was found that the solution for PAK learning during a pandemic is to build a harmonious and good relationship between teachers and students, in which there is openness and a restoration of teacher-student relationships, and in the end there is a change in behavior in learning. student. In the conditions of the covid-19 pandemic, the example in building true relationships is to see the relationship between Christ and his church, in this case the PAK teacher. So that PAK teachers can view students as God views and treat PAK teachers in faithful love.Keywords: Christ centered; teacher-student; learning behaviour; covid-19 pandemicAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan relasi yang dibangun oleh guru dengan siswa yang berpusat pada Kristus sehingga dapat sebagai  solusi dalam perubahan perilaku belajar siswa. Dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif, ditemukan bahwa solusi pembelajaran PAK di masa pandemi adalah dengan membangun relasi yang harmonis dan baik antara guru dan siswa, yang di dalamnya ada keterbukaan dan terjadi pemulihan hubungan guru-siswa, dan pada akhirnya ada perubahan perilaku dalam belajar siswa. Dalam kondisi pandemi covid-19, teladan dalam membangun relasi yang sejati adalah melihat hubungan antara Kristus dan gerejanya, dalam hal ini guru PAK. Sehingga guru PAK dapat memandang siswa sebagaimana Allah memandang dan memperlakukan guru PAK dalam kasih setia.
Pendidikan Kristen Antisipatif-Transformatif: Revitalisasi Fungsi Didaskalia untuk Ketahanan Pemuda Kristen di Era Transnasionalisme Desi Sianipar; Wellem Sairwona; Johanes Waldes Hasugian; Yunardi Kristian Zega; Nova Ritonga
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 6, No 2 (2022): April 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v6i2.743

Abstract

Abstract. The radical transnational ideologies can easily attack and damage Christians’ youth in this digital era. The purpose of this study is to deliniate anticipatory-transformative Christian education and the significance of revitalizing the didaskalia function as the foundation for the Christian’s youth resilience in the transnationalism era. The method in this research was the literature study method. Through this research, it was found that the didaskalia function is very urgent to be revitalized in the context of the resilience of Christian’s youth in the midst of the swift currents of transnational ideology. As an anticipatory-transformative effort, Christian Education seeks to develop an accommodative and contextual education model to build a strong foundation of Christian’s youth, which will enable them to face the complex life.Abstrak. Ideologi transnasional yang bersifat radikal dapat dengan mudah menyerang dan merusak generasi muda Kristen pada era digital ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan pendidikan Kristen antisipatif-transformatif dan pentingnya revitalisasi fungsi didaskalia sebagai pondasi ketahanan pemuda Kristen di era transnasionalisme. Metode dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa fungsi didaskalia semakin urgen untuk direvitalisasi dalam konteks ketahanan pemuda Kristen di tengah derasnya arus ideologi transnasional. Sebagai upaya antisipatif-transformatif, Pendidikan Kristen berupaya mengembangkan model pendidikan yang akomodatif dan kontekstual dalam rangka membangun pondasi yang kuat dalam diri pemuda Kristen, yang memampukan mereka dalam menghadapi kehidupan yang kompleks.
Penanaman Nilai-nilai Kristiani bagi Ketahanan Keluarga di Era Disrupsi May Rauli Simamora; Johanes Waldes Hasugian
Regula Fidei: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 5, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Kristen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.764 KB) | DOI: 10.46307/rfidei.v5i1.44

Abstract

The current era of disruption has changed the fabric of life, thus impacting specifically the resilience of the community, which in this case is the family. In other words, rapid changes, especially in the field of information and technology, if not followed by balanced and constructive filtering and utilization will make family endurance decrease. Families that do not have the resilience meant by themselves make the family in social problems. Cultivation of Christian life values is a necessity that cannot be negotiable in this era of disruption. The Christian family basically longs for a generation whose lives are ready to use and have a Christian character. The inculcation of Christian values is meant by teaching the fruits of the spirit in their lives, and thus those things that make the resilience of a family can be realized. Abstrak Era disrupsi saat ini telah mengubah tatanan kehidupan, sehingga berdampak pada secara khusus ketahanan masyarakat, yang dalam hal ini adalah keluarga. Dengan perkataan lain, perubahan yang begitu cepat, khususnya dalam bidang informasi dan teknologi, apabila tidak diikuti dengan filterisasi dan pemanfaatan secara berimbang dan konstruktif akan membuat daya tahan keluarga semakin menurun. Keluarga yang tidak memiliki ketahanan yang dimaksud dengan sendirinya membuat keluarga tersebut berada dalam masalah sosial. Penanaman nilai-nilai kehidupan yang kristiani menjadi keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi di era disrupsi ini. Keluarga Kristen pada dasarnya merindukan generasi yang hidupnya siap pakai dan memiliki karakter kristiani. Penanaman nilai kristiani yang dimaksud yaitu dengan mengajarkan buah-buah roh dalam kehidupan mereka, dan dengan demikian hal-hal itulah yang membuat ketahanan suatu keluarga dapat terwujud.
Spiritualitas Pendidik Kristen dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik Syalam Hendky Hasugian; Johanes Waldes Hasugian
Regula Fidei: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 6, No 1: Maret 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Kristen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46307/rfidei.v6i1.70

Abstract

This study aims to identify and describe the relationship between the spirituality of Christian educators and the formation of students' character. By using the descriptive-qualitative method, namely by tracing the relevant literature, the researcher finds that the demands of the Christian educator profession are to show or actualize their spirituality in the life of their ministry. This is intended in relation to the formation of the character of the students he teaches. The spirituality of Christian educators who are role models can change the character of students. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan relasi spiritualitas pendidik Kristen dengan pembentukan karakter peserta didik. Dengan menggunakan metode deskriptif-kualitatif, yaitu dengan menelusuri literatur-literatur yang relevan, ditemukan bahwa tuntutan dalam profesi pendidik Kristen adalah menunjukkan atau mengaktualisasikan spriritualitasnya dalam kehidupan pekerjaan pelayanannya. Hal itu dimaksudkan dalam kaitannya dengan pembentukan karakter peserta didik yang diajarnya. Spiritualitas pendidik Kristen yang menjadi teladan dapat mengubah karakter peserta didik.