Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PERSEPSI DAN SIKAP KOMITE EKSEKUTIF HOTEL TERHADAP LULUSAN PERGURUAN TINGGI PARIWISATA SEBAGAI PEKERJA HOTEL PROFESSIONAL Dirga, Dewa Made
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 12, No 1 (2014)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v12i1.65

Abstract

Lembaga pendidikan pariwisata dan industri jasa pariwisata adalah dua institusi yang seharusnya selalu terkait dan saling butuhkan satu sama lain, yang seharusnya terus menerus saling berkomunikasi mengenai tenaga kerja, dimana dunia pendidikan menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi dunia industri, dan dunia industri seharusnya terus menenrus memberikan sinyal kepada dunia pendidikan mengenai kualifikasi yang dibutuhkan. Berangkat dari situasi diatas, tulisan ini dapat dijadilkan langkah awal sebagai pra penelitian untuk mengetahui kebutuhan masing-masing antara dunia industri pariwisata dan lembaga pendidikan pariwisata, dimana penelitian ini akan mengupas mengenai persepsi dan sikap komite eksekutif hotel terhadap lulusan pariwisata, dengan mencoba merumuskan pola, recruitment, karir, kualifikasi pekerja profesional, melalui pola proporsi yang diteruskan dengan membangun model konstruksi persepsi dan sikap komite eksekutif hotel yang diwakili oleh komite eksekutif Sheraton Mustika Yogyakarta Resort and Spa. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Lulusan Sekolah Pariwisata menjadi kualifikasi utama dalam perekrutan dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan pengalaman Kata Kunci: Persepsi, sikap komite eksekutif hotel.
MAKNA SIMBOL-SIMBOL PROPERTI ADAT PERKAWINAN SUKU SASAK DI PULAU LOMBOK NUSATENGGARA BARAT Dirga, Dewa Made
JURNAL MEDIA WISATA: Wahana Informasi Pariwisata Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36276/mws.v4i1.40

Abstract

Setiap daerah memiliki ciri budayanya sendiri, termasuk prosesi dan tata cara pernikahan, baik dari segi religi, tatanan acara, pesta dan lambang-lambang property yang digunakan, demikian halnya suku sasak di pulau lomboq juga memiliki makna setiap lambang property yang digunakan dalam rangkaian upacara pernikahan, terlebih dengan segala keunikan dan keistimewaan tata cara “menarik” yang dianut oleh suku sasak sampai hari ini. Kata kunci : lambang-lambang property pernikahan suku sasak yang unik dengan filosofi yang terkandung didalamnya.
Makna Simbol-simbol Properti Adat Perkawinan Suku Sasak di Pulau Lombok Nusatenggara Barat Dewa Made Dirga
Media Wisata Vol. 4 No. 1 (2010): Media Wisata
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2360.545 KB) | DOI: 10.36276/mws.v4i1.55

Abstract

Setiap daerah memiliki ciri budayanya sendiri, termasuk prosesi dan tata cara pernikahan, baik dari segi religi, tatanan acara, pesta dan lambang-lambang property yang digunakan, demikian halnya suku sasak di pulau lomboq juga memiliki makna setiap lambang property yang digunakan dalam rangkaian upacara pernikahan, terlebih dengan segala keunikan dan keistimewaan tata cara “menarik” yang dianut oleh suku sasak sampai hari ini.
Persepsi Dan Sikap Komite Eksekutif Hotel terhadap Lulusan Perguruan Tinggi Pariwisata sebagai Pekerja Hotel Professional Dewa Made Dirga
Media Wisata Vol. 12 No. 1 (2014): Media Wisata
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1420.549 KB) | DOI: 10.36276/mws.v12i1.197

Abstract

Lembaga pendidikan pariwisata dan industri jasa pariwisata adalah dua institusi yang seharusnya selalu terkait dan saling butuhkan satu sama lain, yang seharusnya terus menerus saling berkomunikasi mengenai tenaga kerja, dimana dunia pendidikan menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi dunia industri, dan dunia industri seharusnya terus menenrus memberikan sinyal kepada dunia pendidikan mengenai kualifikasi yang dibutuhkan. Berangkat dari situasi diatas, tulisan ini dapat dijadilkan langkah awal sebagai pra penelitian untuk mengetahui kebutuhan masing-masing antara dunia industri pariwisata dan lembaga pendidikan pariwisata, dimana penelitian ini akan mengupas mengenai persepsi dan sikap komite eksekutif hotel terhadap lulusan pariwisata, dengan mencoba merumuskan pola, recruitment, karir, kualifikasi pekerja profesional, melalui pola proporsi yang diteruskan dengan membangun model konstruksi persepsi dan sikap komite eksekutif hotel yang diwakili oleh komite eksekutif Sheraton Mustika Yogyakarta Resort and Spa. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Lulusan Sekolah Pariwisata menjadi kualifikasi utama dalam perekrutan dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan pengalaman
Pelayanan Makanan dan Minuman Pada Pesta Pernikahan Masyarakat Adat Sebagai Daya Tarik Pariwisata Berbasis Masyarakat Ramdah Radjab; Dewa Made Dirga; I Nyoman Arcana; Mandra .; Herlina .; Rizda Endean N. Batubara
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Gastronomi Indonesia
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52352/jgi.v8i2.555

Abstract

The diversity of ethnic groups in Indonesia creates a diversity of cultural expressions. Among them are the Baduy Luar Tribe in Kanekes Village, Banten Province, Toba Batak Tribe which occupying Samosir Island, North Sumatra, and Sasak Tribe on Lombok Island. This study aims to examine the tradition of food and beverage service at traditional weddings of indigenous peoples as a community-based tourism attraction, which includes the procession of food and beverage service preparation This study resulted in the following findings, namely: 1. The philosophy implied in the stages of the third wedding party shows that the culture of the Toba Batak people is influenced by Dutch (European) culture, while the culture of the Baduy Luar community is influenced by the natural environment where they live from generation to generation., and the culture of the Sasak people combines well with the relationship between customs and Islamic culture, and; 2.Indicators of food and beverage service at the wedding of the Toba Batak, Baduy Luar, and Sasak people that have the potential to become community-based tourism. This study recommends that the preparation of wedding party food and beverage services in traditional communities apply the CHSE standard for the health of the guests and families of the bride and groom, as well as to fulfill the requirements to become a community-based tourism attraction.
COMPARATIVE STUDY IN DEVELOPING COFFEE SHOP ENTERPRISES AT MALANG REGENCY AND MATARAM CITY WEST NUSA TENGGARA Ramdah Radjab; Dewa Made Dirga; Ainul Yakin
International Journal of Social Science Vol. 1 No. 4: December 2021
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/ijss.v1i4.983

Abstract

Developing Micro, Small and Medium Enterprises (MSME) is a strategic step to increase and strengthen the basis of economic life for most Indonesian people, primarily through providing employment and diminishing poverty rate. Coffee is one of the world's commodities that brought Indonesia to fame. In the coffee industry, a cup of coffee has been named a cup of Java. this research will be dedicated to developing coffee shops in Ampenan Old Town by comparing the strategy for developing coffee shops in Malang Regency, particularly in the DAU area as one of the coffee shops centers in the city. The analysis technique applied in this research is the descriptive qualitative analysis, which systematically, factually, and accurately describes or illustrates a phenomenon related to the studied phenomenon.The strategy of Malang Regency Government by synergizing all policies from entire official institutions and governmental elements is quite neat and sound, including with East Java Province, effected properly on the policies integration from cross-service. In Malang Regency, researchers found creativity and efforts made by MSMEs in dealing with the Pandemic, from regulating operational hours, opening and closing outlets, making packaging products, in collaborating with OJOL (Public Porter), During the Pandemic, there is no right or perfect strategy to overcome it.
INOVASI PRODUK KOPI ROBUSTA WINE SEBAGAI DAYA TARIK WISTA, STUDI KASUS DI DESA WISATA SENARU, KECAMATAN BAYAN, KABUPATEN LOMBOK UTARA Dewa Made Dirga
Media Bina Ilmiah Vol. 17 No. 7: Februari 2023
Publisher : LPSDI Bina Patria

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33578/mbi.v17i7.275

Abstract

Penelitian ini dimulai dari usaha produk kopi wine, oleh seorang petani di Desa senaru,yang menggunakan biji kopi Robusta, ini berbeda dengan sebagian besar produsen kopi wine yng berbahan dasar biji kopi arabika, penelitian ini berfokus kepada 2 hal yaiatu : 1. Proses produksi kopi wine dan 2. Daya tarik wisata dari proses pengolahan kopi wine di desa senaru. Dimana proses produksi dimulai dari proses pemetikan, pemilihan biji kopi, kemudian Fermentasi, penjemuran, dilanjutkan dengan Roasting dan pengemasan, yang dijadikan sebagai atraksi daya tarik wisata Desa Wisata senaru, Metode penelitian ini Kualitatif dengan studi kasus, yang menghasilkan kesimpulan yaitu proses produksi kopi Robusta wine yang detail dan waktu yang tepat, kedua dapat menjadi daya tarik wisata.
A Kreasi Non Alkohol Arak Jahe sebagai Produk Pendukung Wisata Halal: Indonesia Syahdisa, M. Ardianto; Satiadji, Amirosa Ria; Dirga, Dewa Made
JURNAL GASTRONOMI INDONESIA Vol 12 No 1 (2024): Jurnal Gastronomi Indonesia
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52352/jgi.v12i1.1484

Abstract

Halal tourism is a set of additional amenities, attractions and accessibility services aimed and provided to meet the experiences, needs and desires of Muslim tourists. In order to accommodate the need for halal drinks with local potential, there is a traditional sweet Tuak drink which, with proper processing, is a non-alcoholic drink. Sweet Tuak is a traditional drink made from palm nira taken from sugar palm trees. The extract of water droplets from sugar palm is called nira, with a very sweet taste. Natural preservatives such as vinegar are also added to it, which functions to soak up the alcohol content in palm wine. The purpose of this research is to develop a drink that was initially just a simple drink or a fairly traditional drink, then the author developed it into a modern drink called a mocktail drink. The drink is made from sweet tuak, ginger, lime, egg white and butterfly pea. The method used by the author in this study is qualitative by involving several people who are experts in the field of hospitality, especially bartenders and baristas to test the results of the development of the drinks that the author makes. The development of this Traditional Drink Made from Sweet Tuak with Ginger is served using a champagne saucer glass to beautify the appearance of the drink which is 8 cm in diameter and 9 cm / 133ml high Sweet Tuak becomes a mocktail drink with the mass of the sweet tuak remaining for 6 hours if it is not refrigerated then when it is not cooled for more than 6 hours the alcohol content in the nira in the tuak manis will increase and become cocktail.
Pendampingan Pembuatan Produk Minuman Sebagai Produk Unggulan di Desa Bangkat Monteh Kabupaten Sumbawa Barat Dirga, Dewa Made; Hendri Yadi Saputra; Herlina; Mandra; Rizda Endean Ngoluanta Batubara; Indah Mila Kuntari; Lalu Zul Yusri
Jurnal Abdi Anjani Vol 1 No 2 (2023): Jurnal Abdi Anjani (JAA)
Publisher : Program Studi Pariwisata, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengabdian Masyarakat Program Studi Tata Hidang akan dilaksanakan di Desa Bangkat Monteh Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat. Daya tarik Desa Bangkat Monteh Kecamatan Brang Rea yang paling banyak diminati oleh wisatawan lokal adalah air terjun Ai Mual, dan akhir-akhir ini banyak masyarakat luar yang ingin menikmati keindahan panorama alam terutama air terjun dan bendungan yang memenuhi sosial media. Salah satu produk yang popular di Kabupaten Sumbawa Barat adalah Susu kerbau merupakan susu segar yang dimanfaatkan oleh masyarakat lokal Sumbawa Barat. Berdasarkan hasil pra observasi salah satu permasalahan yang terdapat di desa Bangkat Monteh belum bisa memanfaatkan susu kerbau yang berlimpah untuk di dijadikan berbagai macam produk olahan seperti minuman berbahan dasar susu kerbau. Berdasarkan hal tersebut sehingga perlu dilakukan pendampingan dan pelatihan untuk membuat olahan minuman dengan pemanfaatan bahan-bahan lokal terutama susu kerbau dan kopi. Metode penyampaian dilakukan dengan memberikan pemahaman dan pelatihan dengan metode presentasi dan demontrasi, peserta yang mengikuti pelatihan sejumlah 30 peserta yang terdiri dari unsur kelompok sadar wisata, Ibu-ibu PKK, dan warga desa Bangkat Monte, Kabupaten Sumbawa Barat. Berdasarkan hasil evaluasi dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat dapat membuat minuman sesuai dengan prosedur, peralatan, maupun sesuai secara organileptik.
Phenomenological Study of Nginum Brem Reket Bontok: The Sasak Bayan Traditional Ritual in Bayan Beleq Village, North Lombok Regency, West Nusa Tenggara Dirga, Dewa Made; Zaki, Lalu Ahmad
Media Wisata Vol. 22 No. 2 (2024): Media Wisata
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research explores the phenomenon of "Nginum Brem Reket Bontok" as part of the indigenous tradition of the Sasak Bayan community in Bayan Beleq Village, North Lombok Regency, West Nusa Tenggara. The approach utilized is qualitative methodology employing phenomenological principles, particularly Husserlian Phenomenology. This study aims to describe and deeply understand the life experiences of the Sasak Bayan community in consuming Brem, a traditional beverage imbued with strong symbolic and religious values within their culture. The research employed data collection techniques including observation, in-depth interviews, and data-based deduction. The analyzed data reveals that the tradition of "Nginum Brem" not only involves beverage consumption but also reflects the Sasak Bayan community's cultural richness, beliefs, and social practices. The findings of this study are expected to provide deeper insights into how this local tradition is integrated within social and religious contexts, as well as its implications for sustainable cultural tourism in West Nusa Tenggara. This research contributes significantly to developing knowledge regarding the interaction between local culture and religious practices within the broader context of cultural tourism in Indonesia, particularly in West Nusa Tenggara Province.