Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

DISEMINASI TEKNOLOGI KERAMBA JARING APUNG PADA BUDIDAYA IKAN NILA DI ACEH TAMIANG Agus Putra AS; Fiza Rauzika Altasa; Imran Imran; Baihaqi Baihaqi; Muhammad Jamil
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 5 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v6i5.10683

Abstract

Abstrak:Pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mendiseminasikan teknologi keramba jaring apung dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas ikan nila yang dihasilkan oleh pokdakan sepakat makmur. Metode yang digunakan adalah edukatif dan transfer teknologi melalui berbagai tahapan kegiatan antaranya koordinasi, sosialisasi, pelaksanaan kegiatan, pendampingan serta monitoring dan evaluasi.Seluruh tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan tergambarkan melalui lembar pencatatan post test yang memperlihatkan 3 anggota kelompok (16%) memahami kelebihan dan kekurangan budidaya ikan nila dengan sistim keramba jaring apung, 6 anggota kelompok (40%) cukup memahami perhitungan kualitas air pada usaha budidaya ikan nilai, 6 anggota lainnya (40%) cukup paham dengan materi tahapan pembuatan keramba jaring apung dan 5 anggota pokdakan (33.3%) cukup memahami materi siklus pemberian pakan selama masa pembenihan pada kolam keramba jaring apung.Hasil pendampingan memperlihatkan 3 anggota kelompok (20%) sangat memahami materi teknik pencatatan produk dan 11 anggota (73,3%) cukup memahami materi perhitungan analisa usaha. Disimpukan bahawa 73,3% anggota kelompok cukup memahami tatacara pengisian buku kas kelompok serta 20% anggota pokdakan mengetahui ciri-ciri benih nikan nila yang baik dan berkualitasAbstract: This community service (PKM) aims to introduce and disseminate floating net cage technology in increasing the quantity and quality of tilapia produced by Pokdakan agreed to prosper. The method used is educative and technology transfer through various stages of activities including coordination, socialization, implementation of activities, mentoring and monitoring and evaluation. All stages of the activities that have been carried out are illustrated through a post-test recording sheet which shows 3 group members (16%) understand the advantages and disadvantages of tilapia cultivation with floating net cages, 6 group members (40%) quite understand the calculation of water quality in fish farming. value, 6 other members (40%) quite understand the material for the stages of making floating net cages and 5 members of the pokdakan (33.3%) quite understand the material of the feeding cycle during the hatchery period in floating net cage ponds. The results of the mentoring showed that 3 members of the group (20%) really understood the material on product recording techniques and 11 members (73.3%) quite understood the material for business analysis calculations. It was concluded that 73.3% of group members quite understood the procedures for filling out the group cash book and 20% of pokdakan members knew the characteristics of good and quality nile tilapia seeds. 
EDUKASI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN ACEH TAMIANG MELALUI TEKNOLOGI PAKAN PELET RAMAH LINGKUNGAN Baihaqi Baihaqi; Agus Putra AS; Silvia Anzitha; Muhammad Jamil; Imran Imran
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 2 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i2.12889

Abstract

Abstrak: Pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk mengedukasi kelompok pembudidaya ikan kabupaten Aceh Tamiang melalui teknologi pakan pelet ramah lingkungan. Metode yang digunakan adalah pendekatan edukatif dan transfer teknologi melalui serangkaian tahapan kegiatan antaranya koordinasi, sosialisasi, pelaksanaan kegiatan, pendampingan serta monitoring dan evaluasi. Seluruh tahapan kegiatan yang tercatat melalui lembar post test memperlihatkan sebanyak 6 anggota kelompok (27,2%) memahami tata cara pembuatan pakan, 7 anggota pokdakan jasa tambak (31,8%) mengetahui prosedur penggunaan mesin pakan dan 3 anggota lainnya (13,6%) memahami tatacara pengisian buku pencatatan produk dan 8 anggota pokdakan (38%) memahami materi bentuk dan warna pakan pelet yang baik. Disimpulkan bahwa 7 anggota pokdakan sinar tambak (31,8%) mengetahui prosedur penggunaan mesin pakan, 3 anggota kelompok yang lain (13,6%) memahami tatacara pengisian buku pencatatan produk dan pengunaan mesin pakan pelet mampu meningkatkan protein pada tepung ikan hingga 27%. Abstract: This community service (PKM) aims to educate Aceh Tamiang district fish farming groups through environmentally friendly pellet feed technology. The method used is an educative approach and technology transfer through a series of activity stages including coordination, outreach, implementation of activities, mentoring and monitoring and evaluation. All stages of activity recorded through the post test sheet showed that 6 group members (27.2%) understood the procedure for making feed, 7 members of the fish pond service group (31.8%) knew the procedure for using feed machines and 3 other members (13.6 %) understood the procedure for filling in the product record book and 8 members of the Pokdakan (38%) understood the shape and color of good pellet feed. It was concluded that 7 members of the Pokdakan Sinar Tambak (31.8%) knew the procedure for using a feed machine, 3 other group members (13.6%) understood the procedure for filling out a product record book and using a pellet feed machine was able to increase protein in fish meal by up to 27%.  
ANALISIS PEKERJAAN ALTERNATIF NELAYAN DESA PESISIR (STUDI KASUS :DESA KUALA GEBANG, KECAMATAN GEBANG, KABUPATEN LANGKAT) Nurhadian Dian Syahputra; Muhammad Jamil; Supristiwendi Supristiwendi
Jurnal Imiah Management Agribisnis (Jimanggis) Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Management Agribisnis (Jimanggis)
Publisher : Magister Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Sjakhyakirti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48093/jimanggis.v4i1.104

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu untukmenganalisis pekerjaan alternatif dari berbagai aspek nelayan yang berada di Desa Kuala Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat. Metode analisis yang digunakan Teknik analisis data yang digunakan, ialah analisis deskriptif kualitatif. Mata pencahariaan lain selain sebagai nelayan adalah kuli bangunan, buruh serabutan, pedagang, pengerajin perahu, dan tukang ojek. Nelayan yang melakukan pekerjaan sebagai kuli bangunan berjumlah 8 orang, buruh serabutan berjumlah 4 orang, pedagang berjumlah sebanyak 14 orang, pengerajin perahu berjumlah 3 orang, tukang ojek 1 orang. Pekerjaan alternatif dilakukan untuk menambah pendapatan rumah tangga nelayan di Desa Kuala Gebang. Dapat disimpulkan bahwa Rata-rata pendapatan nelayan dari pekerjaan alternatif yang dilakukan sebesar Rp.1.912.000/bulan sedangkan pendapatan dari pekerjaan pokok sebagai nelayan rata-rata sebesar Rp.2.271.00/bulannya. Pekerjaan alternatifyang dilakukan nelayan sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kontribusi pendapatan dari pekerjaan alternatif yang dilakukan nelayan rata-rata per bulannya 39,61% (dalam tingkatan sedang). Pendapatan yang diperoleh oleh nelayan dari pekerjaan alternatif yang dilakukan sangat membantu untuk pendapatan rumah tangga nelayan. Saran penelitian nelayan seharusnya tidak terpaku oleh 1 pekerjaan alternatif saja, karna terdapat tempat wisata yang bisa dimanfaatkan oleh nelayan sebagai tambahan untuk mencukupi kehidupan keluarga, dan Pemerintah sebaiknya lebih memperhatikan kehidupan nelayan yang berada dipesisir dengan mengadakan bimbingan ataupun program-program yang dapat membatu nelayan mencukupi kehidupan mereka, dan Pemerintah lebih memperhatikan akses jalan dari desa nelayan tersebut untuk dapat kekota.
Feasibility of using fish visceral trash in a polyculture system for enhancing the growth performances of giant gourami (Osphronemus gouramy) and redclaw crayfish (Cherax quadricarinatus) Agus Putra AS; Afrah Junita; Muhammad Jamil
Depik Vol 12, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.599 KB) | DOI: 10.13170/depik.12.1.28381

Abstract

Giant gourami and redclaw crayfish are among popular freshwater organisms with significant potential for aquaculture due to their ease of cultivation, resistance to diseases, and high economic value. Therefore, this study aimed to evaluate the feasibility of using fish visceral trash (FVT) in artificial diets to enhance the growth performances of giant gourami (Osphronemus gouramy) and redclaw crayfish (Cherax quadricarinatus) in a polyculture system. Giant gourami juveniles (3.62±0.86 cm and 3.74±1.15 g) and redclaw crayfish (3.05±0.35 cm and 6.41±0.29 g) were divided into four groups and cultured in 100 L aquarium. Each group was fed twice daily with diets containing 0%, 10%, 20%, and 30% FVT/kg diet. Furthermore, growth performances were assessed in all samples at 14 days intervals over a period of eight weeks. The results showed that diets prepared with 30% FVT significantly affected the growth rate of giant gourami juveniles, while those comprising 20% enhanced the growth of redclaw crayfish. Total length, body weight, specific growth rate, and weight gain significantly increased in samples fed with the experimental compounded diets. Based on the observations, it is suggested that using FVT compounded diets tends to improve growth performances in a polyculture system.Keywords:Giant gouramiGrowth performanceRedclaw crayfishPolycultureTrash fish
Kepiting Genera Scylla di Pesisir Kota Langsa: Distribusi, Dimensi Tangkapan Alami dan Analisis Bioekonominya Muhammad Jamil; Andika Putriningtias; Silvia Anzhita; Helmy Akbar; Syahrial Syahrial; Hanisah Hanisah; Teuku Muhammad Faisal; Sorbakti Sinaga
Jurnal Kelautan Tropis Vol 26, No 2 (2023): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v26i2.17780

Abstract

A study of the Scylla genera of crabs was conducted in May in five villages in Langsa City to know their distribution, dimensions of natural catch, and bioeconomic analysis. The method used was the accidental sampling of 30 respondents. Then the information was collected on the demographics and characteristics of the respondents as well as the distribution and dimensions of the Scylla genera crab catch. Respondents indicated that the Scylla genera crabs were distributed in 12 villages, namely Cinta Raja Village, Sungai Lueng, Alue Pineung Timue, Kapa, Lhok Banie, Simpang Lhee, Seuriget, Matang Seulimeng, Sungai Pauh, Kuala Langsa, Sungai Pauh Pusaka, Sungai Pauh Firdaus, and Sungai Pauh Tanjong. The highest catch composition was 4 kg/trip (40%) and the sizes of crabs were all sizes (100%). Furthermore, the dominant duration of the profession of crab catcher is 4 – 6 years (37%) with the predominant age of a crab catcher being 30 – 44 years (53%). The results of the bioeconomic analysis show that the Scylla crab fisheries in Langsa City are still profitable because any increase in catch costs does not reduce total income at all.   Kajian kepiting genera Scylla dilakukan pada bulan Mei di 5 desa Kota Langsa dengan tujuan untuk mengetahui distribusi, dimensi tangkapan alami dan analisis bioekonominya. Metode yang digunakan adalah accidental sampling pada 30 responden, kemudian informasi yang dikumpulkan mengenai demografi dan karakteristik responden serta distribusi dan dimensi penangkapan kepiting genera Scylla. Responden menunjukkan bahwa kepiting genera Scylla terdistribusi di 12 desa yaitu Desa Cinta Raja, Sungai Lueng, Alue Pineung Timue, Kapa, Lhok Banie, Simpang Lhee, Seuriget, Matang Seulimeng, Sungai Pauh, Kuala Langsa, Sungai Pauh Pusaka, Sungai Pauh Firdaus dan Sungai Pauh Tanjong dengan komposisi tangkapan tertingginya adalah 4 kg/trip (40%) dan ukuran kepiting genera Scylla yang diambil adalah semua ukuran (100%). Selanjutnya lamanya profesi sebagai penangkap kepiting yang telah dijalani dominannya adalah 4 – 6 tahun (37%) dengan usia penangkap kepiting dominannya adalah 30 – 44 tahun (53%). Sementara hasil analisis bioekonomi memperlihatkan bahwa kondisi perikanan tangkap kepiting genera Scylla di Kota Langsa masih menguntungkan karena setiap kenaikan biaya tangkapan sama sekali tidak menurunkan total pendapatan.
Feasibility of using fish visceral trash in a polyculture system for enhancing the growth performances of giant gourami (Osphronemus gouramy) and redclaw crayfish (Cherax quadricarinatus) Agus Putra AS; Afrah Junita; Muhammad Jamil
Depik Vol 12, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.12.1.28381

Abstract

Giant gourami and redclaw crayfish are among popular freshwater organisms with significant potential for aquaculture due to their ease of cultivation, resistance to diseases, and high economic value. Therefore, this study aimed to evaluate the feasibility of using fish visceral trash (FVT) in artificial diets to enhance the growth performances of giant gourami (Osphronemus gouramy) and redclaw crayfish (Cherax quadricarinatus) in a polyculture system. Giant gourami juveniles (3.62±0.86 cm and 3.74±1.15 g) and redclaw crayfish (3.05±0.35 cm and 6.41±0.29 g) were divided into four groups and cultured in 100 L aquarium. Each group was fed twice daily with diets containing 0%, 10%, 20%, and 30% FVT/kg diet. Furthermore, growth performances were assessed in all samples at 14 days intervals over a period of eight weeks. The results showed that diets prepared with 30% FVT significantly affected the growth rate of giant gourami juveniles, while those comprising 20% enhanced the growth of redclaw crayfish. Total length, body weight, specific growth rate, and weight gain significantly increased in samples fed with the experimental compounded diets. Based on the observations, it is suggested that using FVT compounded diets tends to improve growth performances in a polyculture system.Keywords:Giant gouramiGrowth performanceRedclaw crayfishPolycultureTrash fish
PENINGKATAN SKILL WIRAUSAHA MAHASISWA MELALUI KEGIATAN MAGANG PADA KELOMPOK TANI ETAWA Rini Mastuti; Muhammad Fuad; Safrizal Safrizal; Muhammad Jamil; Ahmad Ridha
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 5 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i5.16718

Abstract

Abstrak: Metode pembelajaran kampus selama ini dianggap belum sinkron dengan konsidi dunia nyata. Teori yang diperoleh mahasiswa masih jauh ketinggalan dengan kebutuhan dunia kerja yang terus berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi, tuntutan konsumen, dan perubahan lingkungan. Kegiatan magang sangat dibutuhkan mahasiswa dalam melihat tren pasar dan membuka wawasan mahasiswa dalam mengaplikasilakan ilmu dan teknologi yang diperoleh dalam bangku kuliah. Tujuan dari kegiatan magang mahasiswa adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berkecimpung langsung pada dunia industri (usaha kambing perah) selama 6 bulan untuk mengasah hardskill dan softsill kewirausahaan yang teorinya telah diperoleh dari bangku kuliah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman mahasiswa terkait manajemen kebersihan kandang kambing, manajemen pakan, manajemen kesehatan, dan teknik pemerasan susu etawa. Peningkatan minat mahasiswa untuk menggeluti usaha peternakan kambing etawa dipicu antar lain oleh penerapan IPTEK pada pakan konsentrat yaitu, mesin pencampur pakan konsentrat yang mempermudah mempermudah kegiatan pencampuan bahan-bahan pakan serta meringankan beban kerja dengan hasil campuran pakan konsentrat yang lebih baik.Abstract: Campus learning methods have thus far been considered out of sync with real-world conditions. The theory acquired by students still lags far behind the requirements of the working world, which continues to evolve in response to technological advances, consumer demands, and environmental changes. Internship activities are greatly needed by students to observe market trends and broaden their insights in applying the knowledge and technology acquired in college. The purpose of student internships is to provide opportunities for students to be directly involved in the industrial world (specifically the dairy goat business) for 6 months, honing both entrepreneurial hard skills and soft skills, the theoretical foundation for which has been obtained from college. The evaluation results indicate an improvement in students' comprehension of goat pen cleanliness management, feed management, health management, and etawa milk extraction techniques. The heightened interest among students in the etawa goat breeding business was triggered, among other factors, by the implementation of science and technology in the concentration of feed. This includes the use of concentrate feed mixing machines, which facilitate the blending of feed ingredients and lighten the workload, resulting in an improved mixture of concentrate feed.
Feasibility of using fish visceral trash in a polyculture system for enhancing the growth performances of giant gourami (Osphronemus gouramy) and redclaw crayfish (Cherax quadricarinatus) Agus Putra AS; Afrah Junita; Muhammad Jamil
Depik Vol 12, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.12.1.28381

Abstract

Giant gourami and redclaw crayfish are among popular freshwater organisms with significant potential for aquaculture due to their ease of cultivation, resistance to diseases, and high economic value. Therefore, this study aimed to evaluate the feasibility of using fish visceral trash (FVT) in artificial diets to enhance the growth performances of giant gourami (Osphronemus gouramy) and redclaw crayfish (Cherax quadricarinatus) in a polyculture system. Giant gourami juveniles (3.62±0.86 cm and 3.74±1.15 g) and redclaw crayfish (3.05±0.35 cm and 6.41±0.29 g) were divided into four groups and cultured in 100 L aquarium. Each group was fed twice daily with diets containing 0%, 10%, 20%, and 30% FVT/kg diet. Furthermore, growth performances were assessed in all samples at 14 days intervals over a period of eight weeks. The results showed that diets prepared with 30% FVT significantly affected the growth rate of giant gourami juveniles, while those comprising 20% enhanced the growth of redclaw crayfish. Total length, body weight, specific growth rate, and weight gain significantly increased in samples fed with the experimental compounded diets. Based on the observations, it is suggested that using FVT compounded diets tends to improve growth performances in a polyculture system.Keywords:Giant gouramiGrowth performanceRedclaw crayfishPolycultureTrash fish
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah (Studi Kasus: Di Desa Alue Merbau Kecamatan Langsa Timur Kota Langsa) Muhammad Ismi; Muhammad Jamil; Faoza Hafiz Saragih
Jurnal Bisnis dan Manajemen (JURBISMAN) Vol. 1 No. 4 (2023): Jurnal Bisnis dan Manajemen (JURBISMAN)
Publisher : Penerbit dan Percetakan CV. Picmotiv

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61930/jurbisman.v1i4.398

Abstract

Desa Alue Merbau merupakan salah satu desa di Kecamatan Langsa Timur yang memiliki jumlah rumah tangga tani paling besar yaitu sebanyak 277 rumah tangga tani. Desa Alue Merbau memiliki lahan sawah seluas 107 hektar dengan produksi padi 620,6 ton dan produktivitas sebesar 5,8 ton/hektar merupakan produksi yang rendah. Hal ini tidak terlepas input luas lahan, tenaga kerja dan jumlah bibit. Produksi cenderung rendah akibat penggunaan input yang belum maksimal, akan menyebabkan tingkat pendapatan dan kesejahteraan petani akan menurun pula. Oleh karena itu produksi padi harus ditingkatkan. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh luas lahan, tenaga kerja dan jumlah bibit terhadap produksi padi sawah di Kecamatan Langsa Timur.  Lokasi penelitian adalah di Desa Alue Merbau Kecamatan Langsa Timur. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive sampling), dengan pertimbangan bahwa Desa Alue Merbau merupakan desa yang memiliki paling banyak usahatani padi sawah di Kecamatan Langsa Timur Kota Langsa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 38 orang petani sampel yang ditentukan secara proposional  untuk masing-masing dusun yang ada di Desa Alue Merbau Kecamatan Langsa Timur menggunakan simple random sampling. Teknik analisis data yang digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan software SPPS. Hasil penelitian menunjukkan faktor luas lahan dan jumlah bibit secara terpisah berpengaruh terhadap produksi usahatani padi sawah, sedangkan faktor tenaga kerja secara terpisah tidak berpengaruh terhadap produksi usahatani padi sawah di Desa Alue Merbau.
Analisis Kelayakan Finansial Usaha Terasi Udang Rebon (Studi Kasus: Desa Lhok Bani Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa) Dian Unsyardi; Muhammad Jamil; Faoeza Hafiz Saragih
Jurnal Bisnis dan Manajemen (JURBISMAN) Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal Bisnis dan Manajemen (JURBISMAN)
Publisher : Penerbit dan Percetakan CV. Picmotiv

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61930/jurbisman.v2i1.524

Abstract

Kota Langsa terkenal dengan terasi udang. Terasi Langsa memiliki kemurnian bahan baku hanya menggunakan udang rebon yang sudah difermentasi dan mampu bertahan 1 sampai 2 bulan disimpan. Terasi udang di Langsa memiliki bentuk bulat dan ada juga yang berbentuk persegi panjang yang memiliki warna coklat kehitam-hitaman yang di olah secara tradisional. Sentra produksi terasi yaitu di Desa Lhok Banie merupakan penghasil terasi di Kecamatan Langsa Baro. Desa Lhok Banie memiliki 20 perajin terasi yang aktif hingga sekarang. Tujuan penelitian untuk menganalisis pendapatan dan kelayakan finansial pada usaha terasi di Desa Lhok Banie Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa. Penelitian ini menggunakan metode kasus (case study). Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh, populasi sebanyak 20 pengusaha terasi udang rebon semuanya dijadikan sebagai sampel penelitian. Analisis data meliputi analisis pendapatan dan kelayakan finansial usaha terasi udang rebon. Hasil penelitian; Rata-rata pendapatan bersih pada usaha terasi udang rebon rata-rata sebesar Rp. 19.932.013,75/Tahun. Hasil perhitungan investasi dimana nilai hasil perhitungan NVP = Rp.68.349.780. Karena nilai NPV lebih besar dari pada 0 maka dikatakan usaha terasi udang rebon tersebut layak untuk dilaksanakan. Untuk nilai hasil perhitungan IRR = 34,32% lebih besar dari tingkat bunga bank yang berlaku (D.F.= 12 %), karena nilai IRR lebih besar dari pada suku bunga bank maka dikatakan usaha terasi udang rebon tersebut layak untuk dilaksanakan.   Untuk nilai hasil perhitungan Net B/C Ratio = 2,8. Karena nilai Net B/C Ration lebih besar dari pada 1 maka dikatakan usaha terasi udang rebon tersebut layak untuk dilaksanakan.  Dari kemampuan pengembalian modal (PBP) diperoleh nilai PBP = 2,576 tahun. Karena nilai PBP lebih kecil dari pada umur ekonomis proyek (10 tahun) maka dikatakan usaha terasi udang rebon tersebut layak untuk dilaksanakan.