Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

TINJAUAN DIMENSI EKONOMI KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN BUDIDAYA LAUT DI TELUK SALEH KABUPATEN SUMBAWA Muhammad Marzuki; I Wayan Nurjaya; Ari Purbayanto; Sugeng Budiharso; Eddi Supriyono
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 8, No 2 (2013): DESEMBER (2013)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2098.568 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v8i2.5670

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan status keberlanjutan pada dimensi ekonomi dan memberikan rekomendasi kebijakan pengelolaan budidaya di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa. Analisis keberlanjutan budidaya laut untuk komoditi rumput laut dan ikan kerapu sistem KJA dilakukan dengan metode Rap-Insus-Seaweed (Rapid Appraisal –Indeks Sustainability of Seaweed) dan Rap-Insus-Grouper (Rapid Appraisal –Indeks Sustainability of Grouper) telah dimodifikasi dari program RAPFISH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks tingkat keberlanjutan pada dimensi ekonomi budidaya rumput laut sebesar “39,74” dan untuk budidaya ikan kerapu sistem KJA sebesar “31,23”. Nilai tersebut terletak antara 25,00 - 49,9 berarti “Kurang Berkelanjutan”. Nilai indeks dan status keberlanjutan saat ini menunjukkan kondisi ekonomi wilayah perairan tersebut kurang mendukung pengelolaan budidaya laut, sehingga diperlukan intervensi kebijakan melalui pemberian bantuan mudal usaha, pelatihan teknis budidaya dan pengolahan, dan peningkatan kapasitas kelembagaan pemasaran untuk meningkatkan status keberlanjutan pengelolaan dimensi ekonomi.Title: Sustainability Analysis of Mariculture Management in Saleh Bay of Sumbawa DistrictThis study aimed at determiny value of the index and the sustainability status in terms of economic dimension and provide recommendations for policies on marine aquaculture management in the Saleh Bay. Rap-Insus-Seaweed (Rapid Appraisal of Sustainability-Index Seaweed) and Rap-Insus-Grouper (Rapid Appraisal of Sustainability-Index Grouper) modified from Rapfish program were use in this study. Results showed that the index level of sustainability in terms of economic dimension were “39.74” and “31.23” for seaweed grouper  espectively. This value laid between 25.00 and 49.9 indicating that both management status were “Less Sustainable”. These values indicate that the economic conditions of that particular site was not support sustainable management of the marine aquaculture. Hence, government policing intervention through increased capital, technical training in aquaculture and processing as well as improvement in market institution are required.
The Effect of Biofloc with the Addition of Different Commercial Probiotics in Catfish (Clarias sp.) Dewi Putri Lestari; Fariq Azhar; Muhammad Marzuki
Jurnal Biologi Tropis Vol. 21 No. 2 (2021): Mei - Agustus
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v21i2.2552

Abstract

Catfish was one of the most popular consumption fish in Indonesia. Increasing the production of catfish farming by means of super intensive cultivation has a negative impact on the quality of the aquaculture environment which in turn can have an impact on fish health. Biofloc technology was an alternative that can be done to solve the problem of aquaculture waste. In fact, it could provide more benefits because besides being able to reduce inorganic nitrogen waste  also provide additional feed for cultured fish so that it can increase growth and feed efficiency. This study aims to evaluate the growth performance of catfish (Clariassp.) In biofloc-based super intensive cultivation with the addition of different commercial probiotics. This research will be conducted for 5 months. The research was conducted in an aquarium in the form of an aquarium measuring 90 × 40 × 50 cm filled with 100 L. The treatment given was the addition of commercial probiotics in the culture medium with the biofloc system and fermented pellet feed with various commercial probiotics, namely commercial probiotic I, commercial probiotic II. , commercial probiotic III, positive control (biofloc culture media and without the addition of commercial probiotics), and negative control (without biofloc). Each treatment was repeated three times. Specific data growth, survival (SR), feed conversion ratio (FCR) and quality were statistical analysis with one-way analysis of variance. The results showed that the best growth performance of catfish using the biofloc culture system produced in this study was shown in PK3 treatment with a survival rate of 93.33%, a specific growth rate of 6.60, and a feed conversion ratio of 0.92. 
Minabisnis Ubur-Ubur Konsumsi Crambione mastigophora di Teluk Saleh, NTB: Implementasi Perikanan Berkelanjutan Evron Asrial; Hamid Hamid; Muhammad Marzuki; Rusmin Nuryadin; Al Furkan
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 6 (2019): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VI KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.506 KB)

Abstract

Kejadian blooming ubur-ubur konsumsi (gullung) Crambione mastigophora di Teluk Salehberlangsung selama Oktober-Desember sejak 2002, dan dimanfaatkan mulai 2006. Penelitian inibertujuan mengetahui status keberlanjutan minabisnisnya. Metode sampling, observasi, dialog,dan dokumentasi untuk menghimpun data primer. Penghimpunan data sekunder menggunakanmetode dokumentasi. Analisis keberlanjutan pengelolaan minabisnis gullung dengan pendekatanmultidimensi dan teknik Rapjellyfish-6D. Subsistem produksi menghasilkan komoditas danproduk gullung melalui penerapan teknologi sederhana. Subsistem pemasaran berproses hinggamembentuk pasar oligopsoni dan harga dibawah titik ekuilibrium yang menghilangkan sebagiankeuntungan nelayan. Pihak pembeli/pengolah gullung adalah eksportir dari Surabaya yangmembeli dan mengolah mouth-arm gullung. Hasil tangkapan gullung oleh nelayan sebanyak 8-30basket/perahu/trip selama 25 hari sepanjang musim tangkap, memakai perahu kayu, mesin on-board, serok, dan lampu. Dengan harga rerata mouth-arm IDR 80.000,-/basket, maka nilai reratatransaksinya IDR 1,52 juta/trip. Pendapatan nelayan mengikuti sistem bagi hasill menjadi 5bagian, sehingga pendapatannya IDR 254.000,-/trip (IDR 6.350.000,-/bulan) dan rente bisnisgullung IDR 12.800.000,-/bulan. Nilai R/C = 3,05, dan titik impas (TI) masing-masing TI H = IDR13.158,-/basket dan TI P = 3,13 basket/trip. Status pemanfaatan gullung yaitu fully exploited(90,09%). Keberlanjutan pengelolaan minabisnis gullung di Teluk Saleh berbasis dimensiteknologi (36,13%) dan ekonomi (49,64%) berstatus “Kurang Berkelanjutan”. Atribut-atributpendapatan nelayan, R/C, dan TI indikator para pihak telah mengelola minabisnis gullung secaraberkelanjutan di Teluk Saleh berbasis pendekatan ekonomi (sektoral, regional, komunal).Kata Kunci: Atraktor, Minabisnis, Gullung, Rente
PENGARUH PENAMBAHAN FOSFOR PADA MEDIA BUDIDAYATERHADAP LAJU PERTUMBUHAN BENUR UDANG VANAME(Litopenaues vannamei ) DI SALINITAS 0 PPT Andre Rachmat Scabra; Ismail Ismail; Muhammad Marzuki
Jurnal Media Akuakultur Indonesia Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Media Akuakultur Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (972.355 KB) | DOI: 10.29303/mediaakuakultur.v1i2.492

Abstract

Komoditas perikanan budidaya yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah udang vaname Litopennaeus vannamei karena udang vannamei memiliki prospek dan profit yang menjanjikan (Babu et al., 2014). Salah satu usaha untuk menjaga dan meningkatkan produksi udang vaname adalah memanfaatkan lahan budidaya yang ada, termasuk lahan di perairan tawar. Udang vaname merupakan salah satu udang yang memiliki toleransi yang cukup baik pada kisaran salinitas yang tinggi, yaitu antara 0,5-40 ‰ (Wyban et al, 1992). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh fosfor (P) untuk pertumbuhan udang vannamei dalam media pemeliharaan dengan salinitas 0 ppt. Dengan dosis fosfor yang tepat, pertumbuhan udang vannamei yang dipelihara pada media bersalinitas 0 ppt dapat terjadi dengan maksimal. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu penambahan fosfor melalui media dengan berbagai dosis yang berbeda; 0 ppm, 15 ppm, 30 ppm, dan 45 ppm. Penambahan mineral Ca 50 ppm dan P 45 ppm, memberikan pengaruh nyata pada tingkat pertumbuhan udang vaname, dengan nilai pertumbuhan panjang mutlak tertinggi 5,8 cm dan pertumbuhan bobot mutlak 1,07 gr terdapat pada P4 (Perlakuan Empat)
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI DESA GUMANTAR MELALUI BUDIDAYA IKAN SISTEM AKUAPONIK Bagus Dwi Hari Setyono; Muhammad Marzuki; Muhammad Junaidi; Andre Rachmat Scabra; Fariq Azhar
Jurnal Abdi Insani Vol 6 No 3 (2019): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v6i3.268

Abstract

Akuaponik merupakan perpaduan sistem budidaya antara hidroponik dengan akuakultur, sehingga menjadi suatu sistem produksi pangan terpadu. Dalam skala kecil, kombinasi produksi ikan dan sayur secara bersamaan menjadikan kemandirian kebutuhan nutrisi keluarga. Akuaponik dalam sistem akuakultur yang memanfaatkan limbah dari sisa pakan dan kotoran ikan sebagai pupuk pada tumbuhan hidroponik. Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara merupakan bagian dari ekosistem terrestrial yang luasnya relatif lebih luas dibandingkan lahan basah. Ketersediaan air tawar menjadi faktor pembatas dalam aktivitas ekonomi dan keseharian masyarakat. Tujuan kegiatan pengabdian ini, diharapkan masyarakat mampu memanfaatkan lahan kering untuk budidaya perikanan. Kegiatan dimulai penentuan lokasi dan sistem akuaponik yang akan dipakai. Sistem akuaponik nutrient film technique adalah sistem yang cukup sederhana, yaitu memanfaatkan pipa-pipa yang sejajar dengan mengatur ketinggian outlet agar aliran air menjadi lancar. Sayur yang digunakan dalam sistem akuaponik adalah selada hijau, green pakcoy, bayam merah, bayam hijau, kangkung, dan caisim manis. Sedangkan ikan yang digunakan adalah ikan lele sebanyak 1.000 ekor yang diperoleh dari Balai Benih Ikan Batu Kumbung, Kabupaten Lombok Barat. Kegiatan ini menghasilkan produksi sayuran dan ikan lele pada satu masa pemeliharaan dengan nilai produksi yang cukup baik. Kesimpulan kegiatan pengabdian ini adalah masyarakat mampu memanfaatkan lahan kering untuk budidaya perikanan, melalui pemahaman konsep akuaponik yang baik dan menerapkannya melalui sistem nutrient film technique.
EVALUASI PENAMBAHAN BAKTERI NITROSOMONAS TERHADAP KUALITAS AIR IKAN LELE (Clarias sp.) Lintang Hadi; Muhammad Marzuki; Fariq Azhar
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia VOL 10, NO 2 (2022): JURNAL AKUAKULTUR RAWA INDONESIA
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jari.v10i2.14779

Abstract

Catfish is one of the aquaculture products which ranks at the top in the amount of freshwater aquaculture production produced. So far, catfish has contributed more than 10% of national aquaculture production with a growth rate of 17 to 18%. The Ministry of Maritime Affairs and Fisheries targets aquaculture production to reach 22.46 million tons in 2017. Catfish is one of the aquaculture products that ranks at the top in the amount of freshwater aquaculture production produced. Heterotrophic bacteria can be needed as organisms to decompose feed residues or organic matter present on the bottom of the water. The provision of heterotrophic bacteria is expected to reduce ammonia and nitrite levels in catfish culture. This study aims to determine the effectiveness of the administration of Nitrosomonas bacteria on the water quality of catfish (Clarias sp.). The results of this study indicate that the addition of Nitrosomonas bacteria can affect growth, feed conversion, survival rates and water quality. This study used an experimental method with a completely randomized design with 4 (four) types of treatment and 3 (three) replications. The results of the addition of Nitrosomonas bacteria as much as 2% of the total volume of water (P4) gave the best effect on the growth and survival of catfish (Clarias sp.) with a specific growth value of 5.00%, a survival value of 76.67% and a conversion value feed is 1.96, while the lowest ammonia value is 0.35 mg/L.
EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK UNTUK BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN SISTEM RESIRKULASI Sopiandi Sopiandi; Muhammad Marzuki; Bagus Dwi Hari Setyono
Jurnal Media Akuakultur Indonesia Vol 2 No 2 (2022): Jurnal Media Akuakultur Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/mediaakuakultur.v2i2.1424

Abstract

Tilapia is a leading commodity in Indonesia, in its cultivation the availability of water is one of the obstacles for cultivators, one of the efforts made is by cultivating aquaponics and recirculation systems. This study aims to determine the effectiveness of the aquaponics system on the survival and growth of tilapia (Oreochromis niloticus) fry with a recirculation system. The research method used a completely randomized design (CRD) using four treatments and three replications, namely P1 (without plants) P2 (lettuce plants), P3 (caisim plants), P4 (kangkung plants) then further tests were carried out using Analysis of Variance (ANOVA). ). Research parameters include absolute weight (BM), absolute length (PM), specific growth rate (SGR), survival rate (SR) and water quality. The results of this study indicate that the aquaponics system for tilapia cultivation with a recirculation system has a significant effect on the growth and survival of tilapia.
PENGARUH SUHU BERBEDA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BURAYAK IKAN CUPANG (Betta splendens) Agun Permata Sari; Nunik Cokrowati; Muhammad Marzuki
Jurnal Media Akuakultur Indonesia Vol 2 No 2 (2022): Jurnal Media Akuakultur Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/mediaakuakultur.v2i2.1732

Abstract

Betta splendens is an ornamental fish with a beauty appeal to the shape of the tail fin and color. The purpose of this study was to determine the effect of different temperatures and optimal temperatures on the growth rate and survival of betta fish fry (Betta splendens). The research method was experimental using a completely randomized design (CRD). With 4 treatments, namely P1 (control), P2 (25°C), P3 (27°C), P4 (29°C). The result of the highest specific weight growth rate was in treatment P4 (4.08 g), the lowest treatment was in treatment P2 (3.85 g). The highest specific length growth rate was in treatment P4 (1.78 cm), the lowest treatment was at P2 (1.52 cm). The highest feed conversion ratio (FCR) was in treatment P2 (5.82%), the lowest FCR value was in treatment P4 (6.23%). The survival rate of the highest Betta splendes fry was on average 100% in the P1, P3, and P4 treatments. The survival value of betta fish fry was lowest in treatment P2 (82%). The results of water quality parameters for P1 treatment temperature ranged from 27-28.2°C, pH ranged from 6.3-7.85, dissolved oxygen ranged from 6-8.8. The results of the analysis of variance test (Anova) on the growth of the specific weight of betta fry produced F-count -30.85 > F-table 5% (4.07). Specific length growth resulted in an F-count value of 2.75 < F-table 5% (4.07). Feed conversion ratio (FCR) F-count 1.24 < F-table 5% (4.07). The survival of betta fish fry resulted in F-count 12.60 > F-table 5% (4.07). The conclusion of the study is that temperature has a significant effect on the growth rate and survival of Betta splendens fry. The optimal temperature for growth rate was obtained in treatment P4 (29°C) of 4.08 g, optimal survival rate was obtained in treatments P1 (control), P3 (27°C), and P4 (29°C).
ANALISA KERAGAMAN WARNA PADA IKAN MAS KOKI (Carassius auratus) PERSILANGAN STRAIN RANCHU, BLACK MOOR DAN ORANDA Siti Aisyah Apriani; Muhammad Junaidi; Muhammad Marzuki
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 11, No 1 (2023): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v11i1.4686

Abstract

Komoditas ikan hias menjadi salah satu andalan Indonesia dalam menopang perekonomian masyarakat. Usaha budidaya ikan hias mampu memberikan keuntungan yang lebih bagi pembudidayanya. Warna merupakan salah satu parameter dalam penentuan nilai ikan hias. Semakin cerah warna suatu jenis ikan, maka semakin tinggi nilainya. Salah satu jenis ikan hias air tawar yang digemari oleh masyarakat dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi adalah ikan mas koki (Carassius auratus). Perpaduan warna yang lemah dan warna yang kurang menarik pada ikan mas koki mengakibatkan nilai jualnya berkurang sehingga perlu dilakukan hibridisasi atau persilangan antar strain ikan mas koki untuk mendapatkan keturunan yang unggul dan memiliki warna yang lebih indah dan mempunyai kualitas yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman warna ikan mas koki persilangan antara strain Ranchu, Black Moor dan Oranda. Penelitian ini dilakukan selama 50 hari dengan metode eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Adapun perlakuan yang dilakukan yaitu : Perlakuan A : Rancu jantan x Black Moor betina, Perlakuan B : Black Moor jantan x Ranchu betina, Perlakuan C : Oranda jantan x Black Moor betina, Perlakuan D : Oranda jantan x Ranchu Betina. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil persilangan antar strain ikan mas koki di dapatkan pengukuran nilai hue yang terus menurun selama 45 hari pemeliharaan, yang berarti menunjukkan bahwa warna ikan semakin bagus. Tingkat perubahan pengukuran kecerahan warna tertinggi pada Perlakuan C (Oranda jantan × Black Moor Betina) yaitu 15,06±0,29. Peningkatan warna ikan mas koki disebabkan oleh faktor genetik, secara genetik ikan mewarisi warna-warna tertentu dari induknya, biasanya ikan jantan akan menampilkan warna lebih kuat daripada ikan betina. Kemiripan warna antara induk dan anakan pada ikan hias menunjukkan 50% dipengaruhi oleh gen induk.
PENGARUH PEMBERIAN KALSIUM HIDROKSIDA (CA(OH)2) DAN FOSFOR (P) TERHADAP PERTUMBUHAN UDANG VANAME (LITOPENAEUS VANNAMEI) PADA MEDIA AIR TAWAR Andre Rachmat Scabra; Muhammad Marzuki; Baiq Maoni Yarni
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 11, No 1 (2023): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.425 KB) | DOI: 10.29406/jr.v11i1.4855

Abstract

Udang merupakan salah satu komoditas unggulan di dalam bidang budidaya perikanan Indoneia.Salah satu jenis udang yang memiliki nilai ekonomis tinggi dibandingkan dengan jenis udang lainnya adalah Udang Vaname (Litopenaeus vannamei), jenis udang ini sangat banyak diminati untuk dibudidayakan oleh pembudidaya.Hal ini dikarenakan keunggulan yang dimiliki oleh udang vaname membuat para pembudidaya memproduksinya, salah satu keunggulan yang dimiliki adalah memiliki sifat euryhaline yaitu mampu toleransi dan bertahan hidup pada salinitas yang luas.Berdasarkan sifat euryhaline yang dimiliki, udang vaname berpotensi untuk dibudidayakan di media salinitas rendah atau air tawar. Namun jika dibudidayakan di media air tawar maka akan banyak sekali masalah yang akan dihadapi salah satunya adalah tidak terpenuhinya mineral yang dibutuhkan oleh udang tersebut, untuk itu harus menambahkan beberapa jenis mineral yang dibutuhkan seperti kalsium dan fosfor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa pengaruh pemberian kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dan fosfor (P) terhadap pertumbuhan udang vaname yang dipelihara pada media air tawar, dengan dosis yang sesuai kebutuhan dapat memaksimalkan petumbuhan ada udang vaname yang dipelihara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Eksperimental dengan Racangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dati 5 perlakuan dan 3 kali ulangan, yaitu 80 ppm (Ca(OH)2), 80 ppm (Ca(OH)2) + 40 ppm P, 80 ppm (Ca(OH)2) + 80 ppm P, 80 ppm (Ca(OH)2) + 120 ppm P. penambahan mineral 80 ppm (Ca(OH)2) dan P memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan udang vaname, dengan nilai laju pertumbuhan bobot spesifik 2,70 %/hari, laju pertumbuhan panjang spesifik 6,62 %/hari, tingkat kelangsungan hidup 68,3 %, dan nilai rasio konversi pakan 1,06 terdapat pada P4 (Perlakuan 4).