Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN JENIS PUPUK YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP RUMPUT LAUT KULTUR JARINGAN (Eucheuma cottoni) Muhamad Mahsun Jaelani; Muhammad Marzuki; Fariq Azhar
Jurnal Perikanan Unram Vol 11 No 1 (2021): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v11i1.173

Abstract

Rumput laut merupakan salah satu komoditas perikanan yang potensial untuk dibudidayakan. Salah satu rumput laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah Eucheuma cottoniiyang merupakanhasil kultur jaringanspesies alga merah penghasil karagenan dan memiliki banyak peranan penting bagi manusia..Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pupuk Cair, NPK, Urea dan TSP dengan doses 100 gram terhadap laju pertumbuhan rumput lautEucheuma cottonii. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret- April 2019 dibalai laut Lombok Sekotong Kabupaten Lombok Barat.Metode yang di gunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Media pemeliharaan menggunakan air laut yang ditambahkan pupuk dengan dosis 100 gram, yaitu : P1 (Pupuk Cair), P2 (Pupuk NPK), P3 (Pupuk Urea) P4 (Pupuk TSP). Data yang diamati berupa Berat mutlak, Panjang mutlak, Pertumbuhan harian, Berat relatif, Panjang relatif dan kualitas air yang digunakan sebagai media pemeliharaan. Analisis data menggunakan ANOVA.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Pupuk Cair, NPK, Urea dan TSP dengan doses 100 gram memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap pertumbuhan dan kelangsungan Hidup Rumput laut Eucheuma cottonii. Laju pertumbuhan tertinggi pada Pupuk Urea sedangkan pertumbuhan terendah pada Pupuk TSP.
TINGKAT KELULUSAN HIDUP POST LARVA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE AKLIMATISASI BERTINGKAT Anisa Anisa; Muhammad Marzuki; Bagus Dwi Hari Setyono; Andre Rachmat Scabra
Jurnal Perikanan Unram Vol 11 No 1 (2021): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v11i1.242

Abstract

This study aims to study the graduation rate of living and post growth of vaname shrimp larvae using multilevel salinity acclimatization methods maintained at low salinity. This study consisted of five treatments, and each treatment had 3 repeats. Thus in this study there were 15 experimental units. As a treatment is the adedation period of acclimatization decreases salinity as follows: Treatment 1: No decrease in salinity (30 ppt). Treatment 2: 6 day decreased salinity (30 ppt, 24 ppt, 18 ppt, 12 ppt, 6 ppt, 0 ppt). Treatment 3: 7 days decrease in salinity (30 ppt, 25 ppt, 20 ppt, 15 ppt, 10 ppt, 5 ppt, 0 ppt). Treatment 4: 8 days decrease in salinity (30 ppt, 26 ppt, 21 ppt, 17 ppt, 13 ppt, 9 ppt, 4 ppt, 0 ppt). Treatment 5: 9 days decrease in salinity (30 ppt, 26 ppt, 23 ppt, 19 ppt, 15 ppt, 11 ppt, 8 ppt, 4 ppt, 0 ppt). The results showed that the larvae of vaname shrimp that were kept at low salinity using acclimatization methods had no noticeable effect on survival rates. The survival rate is between 72% - 94.67%, has an absolute weight between 1.75 grams – 2.36 grams and an absolute length between 1.47 cm – 1.87 cm with a fcr value of 3.17 – 3.83. The oxygen consumption rate in vaname shrimp is 1.76 – 2.2.
PENGARUH WAKTU AKLIMATISASI YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN UDANG VANAME (Litopeneaus vannamei) Andre Rachmat Scabra; Iin Satria; Muhammad Marzuki; Bagus Dwi Hari Setyono
Jurnal Perikanan Unram Vol 11 No 1 (2021): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v11i1.243

Abstract

This study aims to determine the best acclimatization time for survival rate and growth of vaname shrimp. This research was carried out of for 22 days, started from February 5 to 26, 2021 at the Laboratory of Aquaculture Study Program, Faculty of Agriculture, University of Mataram. The research method used a completely randomized design with 5 treatments and 3 replications. Thus in this study there were 15 experimental units. As a treatment is the difference acclimatization periode was the decrease in salinity as follows : Treatment 1 : no decrease in salinity (30 ppt). Treatment 2 : 1 day decreased salinity (30 ppt, 0 ppt). Treatment 3 : 2 day decreased in salinity (30 ppt, 15 ppt, 0 ppt). Treatment 4 : 3 day decreased in salinity (30 ppt, 20 ppt, 10 ppt, 0 ppt). Treatment 5 : 4 day decreased in salinity (30 ppt, 23 ppt, 15 ppt, 8 ppt, 0 ppt). The results showed that the vaname shrimp that were kept at low salinity using acclimatization method had noticeable effect on survival rate. The value of survival rate between 1 % - 73 %, has an absolute weight between 0.0433 gram – 0.1802 gram and an absolute length bewtween 1.1 cm – 2.9 cm with food conversion ratio 0.1285 – 3.937. The oxygen consumption rate between 0.073 – 0.113.
PENINGKATAN KELARUTAN KALSIUM MELALUI PENAMBAHAN DAUN KETAPANG Terminalia catappa PADA MEDIA AIR TAWAR BUDIDAYA UDANG VANNAMEI Litopennaeus vannamei Andre Rachmat Scabra; Muhammad Marzuki; Nunik Cokrowati; Bagus Dwi Hari Setyono; Laily Fitriani Mulyani
Jurnal Perikanan Unram Vol 11 No 1 (2021): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v11i1.250

Abstract

Litopenaeus vannamei is a high-economic fishery commodity that has euryhaline properties, which is tolerant of a wide range of salinity values ??(2 – 40 ppt). The euryhaline of vannamei shrimp are still not well optimized. The purpose of this study was to determine the appropriate dose of ketapang leaf addition to increase mineral solubility in freshwater vannamei shrimp culture medium. The results of this study are expected to be useful as information for vannamei shrimp cultivators in freshwater media about technology for meeting mineral levels in the media so as to maximize production value. This study used a completely randomized design (CRD) method which consisted of 4 treatments and 3 replications. The treatment applied was the addition of ketapang leaves with different doses to increase the solubility of calcium carbonate (CaCO3) in cultivation media, namely A. Ketapang leaves (DK) 0 ppt + CaCO3 50 ppm; B. DK 120 ppm + CaCO3 50 ppm; C. DK 240 ppm + CaCO3 50 ppm; D. DK 360 ppm + CaCO3 50 ppm. The results showed that the appropriate dose of ketapang leaves that could increase mineral solubility in freshwater vannamei shrimp culture media was 360 ppm (treatment D). At this dose, the value of the specific weight growth rate of vannamei shrimp can increase, which is 0.76%/day. Treatment A is a control treatment that gives the lowest value for the specific weight growth value, which is 0.40 %/day.
Efektivitas Peningkatan Oksigen Terlarut Menggunakan Perangkat Microbubble Terhadap Produktivitas Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Andre Rachmat Scabra; Afriadin Afriadin; Muhammad Marzuki
Jurnal Perikanan Unram Vol 12 No 1 (2022): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v12i1.269

Abstract

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis yang baik sehingga banyak dibudidayakan dengan padat tebar yang tinggi. Akibatnya, kualitas air dalam wadah  semakin menurun. Oleh karena itu, diperlukan sebuah upaya untuk menjaga kualitas air pada pemeliharaan ikan nila agar tetap optimal sehingga produktifitas budidaya tetap terjaga.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja perangkat microbubble dalam meningkatkan oksigen terlarut terhadap produktivitas ikan nila (Oreochromis niloticus). Metode penelitian adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari  4 perlakuan, yaitu P1 (Kepadatan 50 ekor/m2),  P2 (Kepadatan 75 ekor/m2), P3 (Kepadatan 100 ekor/m2), dan P4 (Kepadatan 125 ekor/m2). Hasil penelitian menunjukan nilai nilai kelangsungan hidup tertinggi diperoleh P1 yaitu 90%, dikuti secara berturut-turut P2 sebesar 85.9%, P3 sebesar 83.3%, dan terendah pada perlakuan P4 sebesar 77.8%. Nilai panjang mutlak tertinggi dihasilkan oleh P1 dengan nilai 2.09 cm, dikuti P2 2.05 cm, P3 2.04 cm, dan P4 1.90 cm. Nilai berat mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan P1 sebesar 3.27 gr, diikuti P2 3.23 gr, P3 3.21 gr, dan P4 2.99 gr. Nilai FCR terendah terdapat pada perlakuan P1 dengan nilai rata-rata 1.10, diiuti secara berturut-turut P2 1.13, P3 1.14, dan P4 1.20. Perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap nilai kelangsungan hidup (SR), pertumbuhan panjang mutlak (PPM), pertumbuhan berat mutlak (PBM), dan rasio konversi pakan (RKP) ikan nila (Oreochromis niloticus). Perlakuan terbaik  didapatkan pada P1 dengan nilai SR 90%, PPM 2.09 cm, PBM 3.27 gram, PPS 6.98% , dan RKP 1.10.
PERFORMA REPRODUKSI IKAN MOLLY (POECILIA SP.) YANG DIBERIKAN HORMON OODEV MELALUI PAKAN Andre Rachmat Scabra; Muhammad Marzuki; Sudirman Sudirman
Jurnal Perikanan Unram Vol 12 No 4 (2022): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v12i4.352

Abstract

Ikan molly merupakan ikan hias air tawar yang memiliki berbagai jenis dan keunikan tersendiri, termasuk dalam jenis ikan yang disebut “pembawa hidup” atau memiliki kemampuan untuk melahirkan. Masalah yang dihadapi oleh pembudidaya ikan molly saat ini adalah rendahnya produksi untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Hal ini menyebabkan kurangnya kemampuan untuk mencapai target produksi yang diinginkan. Penelitian ini mengevaluasi pengaruh pemberian Oodev melalui pakan terhadap jumlah produksi larva ikan molly Poecilia sp. dengan dosis yang berbeda. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan dosis Oodev yang berbeda yaitu A (0 ml/kg ikan), B (0,5 ml/kg ikan) C (1,0 ml/kg ikan) dan D (1,5 ml/kg ikan) masing-masing diulang tiga kali. Hormon oodev diberikan melalui pakan dua kali sehari dengan feeding rate (FR) 3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap parameter jumlah larva, waktu melahirkan, SR larva, TKG, IKG jantan dan betina, akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap parameter persentas induk bunting dan persentase induk melahirkan. Jumlah larva tertinggi terjadi pada perlakuan B, yaitu 31 ekor. Waktu melahirkan tercepat terjadi pada perlakuan B dan C, yaitu 4,3 dan 4,7 minggu. Nilai SR larva tertinggi terjadi pada perlakuan B, yaitu 96%. Nilai TKG tertinggi terjadi pada perlakuan B, yaitu 4. Nilai IKG induk jnatan dna betina tertinggi terjadi pada perlakuan B, yaitu 3,2 dan 9,6. Kesimpulan yang diambil pada penelitian ini, pemberian hormone Oodev pada induk ikan Molly memberikan pengaruh nyata terhadap aktifitas reproduksi. Dosis terbaik yang didapatkan adalah 0,5ml/kg induk.
PENGARUH JARAK TANAM PADA PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT (Eucheuma spinosum) YANG DI BUDIDAYAKAN DENGAN METODE PATOK DASAR DI DESA GERUPUK KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH Fajar Syahruni; Nunik Cokrowati; Muhammad Marzuki
Jurnal Perikanan Unram Vol 12 No 4 (2022): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v12i4.387

Abstract

Produksi rumput laut dipengaruhi oleh metode budidaya yang digunakan. Metode patok dasar merupakan cara menanam rumput laut pada daerah pantai yang dangkal dan masih terendam air pada surut terendah. Selain itu jarak tanam rumput laut juga berfiungsi untuk meningkatkan produksi rumput laut karena berhubungan dengan luas lahan penanaman. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam berbeda pada budidaya rumput laut dengan metode patok dasar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan_Acak Lengkap (RAL), yang terdiri atas 5 perlakuan dan 4 kali_ulangan sehingga didapatkan 20 sampel penelitian. Perlakuan yang diberikan yaitu Jarak tanam 20 cm, 25 cm, 30 cm, 35 cm dan 40 cm. Hasil dari penelitian ini yaitu pertumbuhan mutlak jarak tanam terbaik di dapatkan pada jarak tanam 30cm  dengan nilai 123 g. Pertumbuhan spesifik terbaik didapatkan pada jarak tanam 30 cm dengan nilai rata-rata 2,759 %/hari. Nilai karaginan tertinggi yaitu pada jarak tanam 30 cm sebesar 3,93%. Hasil penelitian ini menunjukan jarak tanam yang berbeda memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan rendemen karaginan Eucheuma spinosum.
PEMANFAATAN LARUTAN BUAH PARE (Momordica charantia) UNTUK MASKULINISASI IKAN GUPPY (Poecilia reticulata) DENGAN DOSIS YANG BERBEDA Fatoni Azrar yakkub; Muhammad Marzuki; Bagus Dwi Hari Setyono
Jurnal Perikanan Unram Vol 13 No 4 (2023): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v13i4.506

Abstract

ABSTRACT Ikan guppy (Poecilia reticulata) adalah ikan hias air tawar yang banyak diminati karena memiliki nilai ekonomi tinggi serta mudah dibudidayakan. Ikan guppy jantan memiliki bentuk, ciri khas ekor, serta warna yang lebih menarik dibandingkan ikan guppy betina. Permasalahan yang sering dihadapi pada pemijahan ikan guppy adalah persentase benih ikan guppy jantan yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan benih ikan guppy betina. Maskulinisasi adalah upaya pengarahan kelamin larva atau benih untuk meningkatkan persentase benih ikan guppy jantan. Buah pare (Momordica charantia) merupakan bahan alami mengandung senyawa alkaloid, steroid, saponin dan flavonoid yang berpotensi mendukung proses maskulinisasi ikan guppy. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman larutan buah pare dengan dosis yang berbeda terhadap persentase jenis kelamin ikan guppy. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan serta 3 ulangan yaitu tanpa pemberian larutan buah pare (P0), pemberian larutan buah pare dosis 5 ml/l (P1), dosis 10 ml/l (P2), dan dosis 15 ml/l (P3). Perendaman dilakukan pada larva ikan guppy selama 12 jam, sedangkan lama pemeliharaan ikan guppy paska perendaman adalah 45 hari. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu persentase kelamin jantan ikan guppy terbaik diperoleh pada perlakuan pemberian larutan buah pare dosis 5 ml/l (P1) dengan nilai 66%, namun hasil tersebut tidak berbeda nyata dengan P2 (63%) dan P3 (59%). Tingkat kelangsungan hidup paska perendaman untuk seluruh perlakuan adalah 100%, sedangkan tingkat kelangsungan hidup terbaik paska pemeliharaan diperoleh P0 dengan nilai 93%, namun hasil tersebut tidak berbeda nyata dengan P1 (93%), dan P2 (84%). Kesimpulan penelitian ini adalah perendaman larva dengan larutan buah pare dosis 5 ml/l menghasilkan persentase ikan guppy jenis kelamin jantan yang lebih tinggi sebesar 66% dibandingkan tanpa perendaman larutan buah pare yaitu 43%.