Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

DAYA TERIMA, SIFAT KIMIA DAN KANDUNGAN ANTIOKSIDAN (LIKOPEN DAN BETA KAROTEN) COOKIES UBI JALAR (Ipomoea batatas) UNTUK PENDERITA HIPERKOLESTEROLEMIA Nurlaela, Euis
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2017): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI PANGAN
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.234 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v2i1.2125

Abstract

Ubi jalar (Ipomoea batatas) memiliki kandungan serat pangan yang sejenis karbohidrat dan digolongkan dalam kelompok karbohidrat yang tidak dapat dicerna, sehingga dapat dikembangkan menjadi berbagai produk olahan yang salah satunya adalah cookies. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui daya terima, sifat kimia (kadar air, protein, lemak, karbohidrat dan serat kasar) dan kandungan antioksidan (likopen dan beta karoten) cookies ubi jalar pada formula perlakuan dan kontrol bagi penderita hiperkolesterolemia. Desain penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain posttest control design dan menggunakan metode eksperimen laboratorium Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor berupa variasi formula yaitu perbandingan campuran tepung ubi jalar. Untuk masing-masing perlakuan dibuat 2 kali ulangan sampel dan 2 ulangan analisa. Hasil penelitian menunjukan bahwa daya terima panelis terhadap produk cooikes ubi jalar terbaik adalah cookies formulasi C3 (penambahan tepung ubi jalar 50%), dengan kadar air 4,90%, kadar serat kasar 0,52%, protein 7,51%, lemak 4,02% dan karbohidrat 76,31%. Sedangkan kadar likopen sebesar 470,5 SI (C3) dan kadar betakarotein 2661,5 SI Kata kunci : Daya terima, kandungan kimia dan antioksidan, kue tepung ubi jalar, hiperkolesterolemia
HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) ON PALUMARA FISH SOUP IN THE NUTRITION INSTALLATION OF THE REGIONAL GENERAL HOSPITAL, INDONESIA Yunancy, Sri; Nurlaela, Euis; Rusli, Rahmatunna
Public Health of Indonesia Vol. 6 No. 4 (2020): October - December
Publisher : YCAB Publisher & IAKMI SULTRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36685/phi.v6i4.358

Abstract

Background: One of the government efforts in Indonesia to protect consumers and producers of healthy and safe food is to enforce the Republic of Indonesia's Law No. 23 of 1992 concerning Health (Part Four: Safety of Food and Beverages). Therefore, designing the HACCP design at the hospital is necessary to ensure food safety.Objective: This study aimed to find out how the design is appropriate for the food safety system with the HACCP Principles Approach in the Palumara Fish Soup Processing in the Nutrition Installation of the Kendari City Regional General Hospital, Indonesia.Methods: This study was descriptive with a qualitative approach conducted on 15-17 July 2019 with Palumara fish soup samples observed three times in the third menu cycle.Result: The critical points in the processing of Palumara fish soup include improper foodstuffs, washing of impurities in the tools and foodstuffs, boiling and stirring (the level of food maturity), stripping (i.e., the inedible part), and contamination from workers and containers.Conclusion: The nutrition installation at the Kendari City Regional General Hospital has not implemented Good Manufacturing Practices (GMP) as a whole, both from manpower, buildings, sanitation facilities and equipment. In addition, the hospital has not implemented HACCP in the food processing process, from the reception to distribution stage, so there are risks and dangers in Palumara fish soup.
Pelatihan Konselor Kader Posyandu Remaja tentang Kepatuhan Minum Tablet Tambah Darah dan Pencegahan Anemia di SMAN 01 Motui, Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara Rasmaniar, Rasmaniar; Nurlaela, Euis; Gobel, Sri Yunanci V
Jurnal Inovasi, Pemberdayaan dan Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2023): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36990/jippm.v3i2.1214

Abstract

Pemberian pelatihan dan edukasi bagi kader posyandu remaja diharapkan dapat dijadikan sebagai bekal dalam memberikan pelayanan kepada remaja peserta posyandu dengan harapan mentrasfer ilmunya kepada teman sebayanya. Metode pengabdian mayarakat ini terlebih dahulu diberikan pretest, kemudian memberikan konseling gizi dan praktik cara melakukan konseling gizi selanjutnya diberikan posttest dan evaluasi. Hasil pengadian masyarakat didapatkan terjadi peningkatan pengetahuan kader posyandu remaja dari rata-rata skor 8,8, meningkat menjadi 13,2 dan sebanyak 64% berpengetahuan cukup sebelum pelatihan meningkat menjadi 100,0% berpengetahuan cukup saat posttest. Sedangkan keterampilan juga terjadi peningkatan dari rata-rata 4,2, menigkat menjadi 9,4, sebelum pelatihan semua (100,0%) kader posyandu remaja tidak terampil, setelah pelatihan (posttest) sebagian besar (68,0%) kader posyandu remaja terampil dalam melakukan konseling gizi. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu remaja sebelum dan sesudah pelatihan. peningkatan kemampuan kader posyandu remaja dalam kegaiatan pengabdian masyarakat ini, dapat disebabkan adanya bimbingan yang diberikan pada saat praktik dari pengajar dalam hal ini pemateri dosen-dosen jurusan gizi, selain itu media yang digunakan yakni flipchart dapat membantu memahami materi yang disampaikan. Kegiatan ini berimplikasi pada kader kesehatan dengan mendorong kader posyandu remaja dalam mengupayakan peningkatan status kesehatan dengan usaha yang inovatif.
Efektivitas Konseling Gizi Menggunakan Media Lembar Balik Terhadap Kemampuan Remaja Putri Mengestimasi Porsi Makanan di SMAN 6 Kendari Nurlaela, Euis
Health Information : Jurnal Penelitian Vol 15 No 1 (2023): Januari-April
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36990/hijp.v15i1.770

Abstract

Hasil Riskesdas Propinsi Sulawesi Tenggara tahun 2018 untuk Kota Kendari remaja usia 13-15 sebesar 21,94% dengan status gizi pendek dan sangat pendek, bila masalah ini berlanjut hingga dewasa, akan timbul masalah kesehatan pada janin yang dikandungnya sehingga rantai intergenerasi masalah gizi tidak akan terhenti. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya prevalensi stunting di Indonesia. Asupan gizi yang optimal baik kuantitas maupun kualitas, sangat penting untuk pertumbuhan serta perkembangan yang optimal. Untuk itu, pola makan remaja perlu ditingkatkan ke arah konsumsi gizi seimbang. Konsumsi gizi seimbang ditentukan pula oleh besar porsi makan, kesalahan estimasi besar porsi akan mempengaruhi kualitas estimasi dan berdampak pada tidak akuratnya jumlah konsumsi zat gizi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu perbaikan gizi remaja melalui intervensi gizi spesifik salah satunya melalui konseling gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas konseling gizi menggunakan media lembar balik terhadap kemampuan Remaja putri mengestimasi porsi makanan di SMAN 6 kendari. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan rancangan kuasi eksperimen dengan model pre test post test control group desain yaitu Pemberian Konseling gizi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol menggunakan alat peraga berupa leaflet dan kelompok kasus menggunakan alat peraga flipchart/lembar balik. Berdasarkan hasil uji independent T test menunjukan bahwa nilai p = 0,000 dimana nilai p<0,05 sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan efektifitas antara media leaflet dengan media flipchart/lembar balik dalam meningkatkan kemampuan remaja putri mengestimasi porsi makanan.
Hubungan Pola Makan, Asupan Energi, Protein dan Pengetahuan Gizi Ibu dengan Status Gizi (Stunting) Pada Anak Balita Usia 24-59 Bulan Diwilayah Kerja Kerja Puskesmas Pajala Kabupaten Muna Barat: Relationship Between Diet, Energy Intake, Protein, And Knowledge Of Maternal Nutrition With Nutritional Status (Stunting) In Children Under Five Aged 24-59 Months In The Working Area Of Pajala Public Health Center West Muna Regency Fitriana, Indah; Banudi, La; Hikmandayani; Nurlaela, Euis
Jurnal Stunting Pesisir dan Aplikasinya Vol 2 No 2 (2023): Juli-Desember
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36990/jspa.v3i1.1431

Abstract

Stunting atau balita pendek adalah balita dengan masalah gizi kronik, yang memiliki status gizi berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut umur balita memiliki nilai z-score TB/U kurang dari -2SD dan apaila kurang dari 3SD dikategorikan sebagai balita sangat pendek. Data PSG Sulawesi Tenggara juga terjadi peningkatan pada tahun 2016 sebanyak 20,6% dan tahun 2017 sebanyak 21,2%. Berdasarkan RISKESDAS Sulawesi Tenggara tahun 2018 prevalensi status gizi balita stunting di Kabupaten Muna Barat sebesar 18,6% salah satu Puskesmas Pajala memiliki prevalensi status gizi balita stunting sebesar 27,0%. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan pola makan, asupan energy, protein, dan pengetahuan gizi ibu dengan status gizi (stunting) pada anak usia 24-59 bulan diwilayah kerja Puskesmas Pajala Kabupaten Muna Barat. Metode Penelitian: penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan rancangan desain cross sectional study, penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Pajala Kabupaten Muna Barat dan dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2022. Sampel dalam penelitian ini diambil secara random sampling dan terpilih sebanyak 61 sampel. Uji statistik yang digunakan yaitu Chi-square. Hasil: penelitian ini diperoleh status gizi (stunting) pada anak balita sebanyak 22 orang (36,1%), pola makan sebanyak 35 sampel (57,4%) dalam kategori kurang, asupan energi sebanyak 55 sampel (90,2%) dalam kategori rendah, asupan protein sebanyak 3 sampel (4,9%) dalam kategori rendah dan pengetahuan gizi ibu sebanyak 25 sampel (41,0%) dalam kategori kurang. Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan pola makan dengan status gizi (stunting) pada anak balita (p=0,018), tidak ada hubungan asupan energi dengan status gizi (stunting) pada anak balita (p=0,297), tidak ada hubungan asupan protein dengan status gizi (stunting) pada anak balita (p=0,919), tidak ada hubungan pengetahuan gizi ibu dengan status gizi (stunting) pada anak balita (p=0,297). Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan pola makan dengan status gizi (stunting) pada anak balita usia 24-59 bulan diwilayah kerja Puskesmas Pajala Kabupaten Muna Barat (p=0,018), tidak ada hubungan asupan energy, protein, pengetahuan gizi ibu (p=>0,05) dengan status gizi (stunting) pada anak balita usia 24-59 bulan diwilayah kerja Puskesmas Pajala Kabupaten Muna Barat.
Surveilans Kesehatan Remaja di Posyandu Menggunakan Aplikasi REMILA Rasmaniar, Rasmaniar; nurlaela, euis; Kasmawati, Kasmawati; Hafid, Fahmi; Lukman, Lukman
Health Information : Jurnal Penelitian Vol 16 No 3 (2024): September-Desember
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36990/hijp.v16i3.1606

Abstract

Ringkasan: Latar Belakang: Kompleksitas permasalahan kesehatan remaja memerlukan penanganan komprehensif terintegrasi. Sistem surveilans yang baik dapat mendeteksi masalah kesehatan remaja secara dini untuk pencegahan stunting dan penyakit tidak menular. Tujuan: Mengembangkan aplikasi layanan elektronik berbasis website "Remaja Milenial Sehat (REMILA)" untuk pencatatan dan pelaporan status kesehatan remaja sebagai upaya pencegahan stunting di Kota Baubau. Metode: Penelitian research and development menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Lokasi penelitian di Puskesmas Katobengke dan Betoambari dengan sampel 100 remaja menggunakan accidental sampling. Uji coba aplikasi dilakukan pada 18 penanggung jawab Posyandu remaja. Hasil: Aplikasi REMILA berhasil dikembangkan untuk pencatatan status gizi, anemia, KEK, obesitas, dan risiko PTM. Data antropometri, pemeriksaan Hb, gula darah, kolesterol, dan tekanan darah dapat diinput dan diakses admin maupun petugas Puskesmas. Simpulan: Sistem informasi REMILA bermanfaat untuk pencatatan dan pelaporan status kesehatan remaja dengan akses mudah dan penggunaan efektif. Saran: Diperlukan evaluasi efektivitas aplikasi untuk surveilans kesehatan remaja berkelanjutan.
Exploration of Adolescent Health Services and Utilization in Mamuju District, West Sulawesi Nurbaya, Nurbaya; Najdah, Najdah; Irwan, Zaki; Yudianti, Yudianti; Nurliah, Nurliah; Rasmaniar, Rasmaniar; Nurlaela, Euis
Journal of Public Health for Tropical and Coastal Region Vol 8, No 1 (2025): Journal of Public Health for Tropical and Coastal Region
Publisher : Faculty of Public Health, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jphtcr.v8i1.25518

Abstract

Introduction: Eating habits and nutritional status among adolescents in Mamuju, West Sulawesi, showed that adolescents with unhealthy eating habits tend to have a higher incidence of overweight and obesity compared to those with healthy eating habits. This underscores the need for early nutrition education for adolescents. This study aimed to explore the types of health and nutrition services received by adolescents at primary healthcare services in Mamuju District, West Sulawesi.Methods: An explanatory sequential mixed-methods design was used, combining cross-sectional and qualitative methods. The study involved 305 high school adolescents in Mamuju, selected through random sampling. Quantitative data were collected via surveys using structured questionnaires. Qualitative data were obtained from in-depth interviews with 8 key informants (health workers, teachers, and students) and focus group discussions (FGDs) with 8-10 participants per session, who were selected through purposive sampling to ensure diverse perspectives.Results: The results showed that the majority of adolescents accessed healthcare services through the Puskesmas (99.3%), as its easy access reported by 92.2% respondents. However, most respondents (77.7%) were unaware of the types of healthcare services available at the Puskesmas. The most commonly received services were mental health counseling (9.9%) and nutrition education (5.9%).Conclusion: These findings indicate the need for greater dissemination of information about available healthcare services through social media, as well as the strengthening of health and nutrition education programs for adolescents to support healthy lifestyles
PERAN ORANG TUA DALAM MENDUKUNG PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI ROHMAH, SITI; Nurlaela, Euis; Iqbal Ramdhoni
Al Hanin Vol. 5 No. 1 (2025): Al Hanin
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al Marhalah Al Ulya Bekasi, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38153/alhanin.v5i1.214

Abstract

Parental involvement in supporting the cognitive development of early childhood within the family environment remains relatively low. This study aims to identify the role of parents in providing cognitive stimulation and to describe effective forms of parental involvement in supporting children's intellectual development from an early age. The method used is a literature review, with data collected through a systematic search of books, scientific journals, and relevant research findings from the last five years. Data analysis techniques include data reduction, data presentation, and qualitative conclusion drawing. The findings indicate that active parental roles in interacting, guiding, and creating a supportive home environment significantly influence the optimization of children's cognitive functions. The conclusion of this study emphasizes that parental involvement in caregiving that incorporates cognitive stimulation—through educational play, communication, and the cultivation of critical thinking—serves as a key factor in shaping children's thinking abilities and lays the foundation for future academic success.
Peer Counselor Training as an Improvement in Adolescent's Ability to Plan and Estimate Meal Portions: Pelatihan Konselor Teman Sebaya sebagai Peningkatan Kemampuan Remaja dalam Perencanaan dan Estimasi Porsi Makan Nurlaela, Euis; Rasmaniar, Rasmaniar; Kasmawati, Kasmawati
Mattawang: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35877/454RI.mattawang3834

Abstract

Remaja putri membutuhkan asupan gizi optimal untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam mengestimasi porsi makan melalui pelatihan konselor teman sebaya di MAN DDI Bahrul Mubarak, Soropia, Sulawesi Tenggara. Metode pelatihan meliputi ceramah, Focused Group Discussion (FGD), dan praktik menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) serta “Isi Piringku.” Kegiatan dilaksanakan dalam tiga tahap pada Oktober 2023, meliputi penjajakan, pelaksanaan pelatihan, dan evaluasi. Hasil pre-test menunjukkan seluruh peserta belum memiliki keterampilan yang diajarkan, namun setelah pelatihan, 70% siswa mampu menghitung IMT dan porsi makan dengan benar. Pengetahuan dan sikap siswa juga meningkat secara signifikan. Pelatihan ini efektif sebagai media promosi kesehatan dan membentuk peer educator yang diharapkan mampu menyebarluaskan pengetahuan gizi seimbang kepada teman sebaya secara berkelanjutan dengan bimbingan guru.
Gambaran Pengetahuan dan Pola Makan Remaja Putri Penderita Dismenore Faradina, Fenny; Nirmala, Intan Ria; Nurlaela, Euis
Kisi Berkelanjutan: Sains Medis dan Kesehatan Vol 2 No 3 (2025): Juli-September
Publisher : PT Karya Inovasi Berkelanjutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction and Methods Primary dysmenorrhea is a common complaint experienced by adolescent girls, and dietary patterns are suspected to be one of the contributing factors affecting its severity. This study aims to examine the dietary habits and nutritional knowledge of adolescent girls in relation to the occurrence of primary dysmenorrhea. Specifically, it seeks to answer whether imbalanced eating patterns contribute to the severity of menstrual pain in adolescents. A quantitative study with a cross-sectional approach was conducted at SMA Negeri 1 Kendari City between February and March 2024. A total of 41 adolescent girls were selected using a stratified random sampling technique. Data were collected through a menstrual pain questionnaire, a balanced nutrition knowledge questionnaire, and a Food Frequency Questionnaire (FFQ). Results A total of 97.6% of respondents were aged 15–16 years. The majority experienced moderate (51.2%) and mild (36.6%) dysmenorrhea. The level of nutritional knowledge was moderate (41.5%) and low (46.3%). A total of 51.2% of respondents had poor dietary patterns. Among those with mild dysmenorrhea, 66.7% had poor eating patterns; among those with controlled severe dysmenorrhea, 60% had poor eating patterns; and among those with moderate dysmenorrhea, 61.9% had moderate dietary patterns. Respondents with good nutritional knowledge mostly (80%) had moderate dietary patterns. Conclusion and Recommendations The findings indicate that inadequate nutritional knowledge and imbalanced dietary intake among most respondents—across all categories of dysmenorrhea severity—may contribute to the intensity of menstrual pain. Educational and nutritional interventions are recommended through collaborative efforts involving multiple stakeholders. Further research is needed with broader variables to explore the influence of social, economic, and cultural factors on the management of dysmenorrhea in adolescents. Contribution to the Sustainable Development Goals (SDGs) This study aims to explore the incidence of dysmenorrhea among adolescent girls in relation to their knowledge and dietary patterns. The article contributes to Sustainable Development Goal (SDG) 3: Ensure healthy lives and promote well-being for all at all ages. Specifically, it supports Target 3.4, which aims to reduce by one-third premature mortality from non-communicable diseases through prevention and treatment, and to promote mental health and well-being.