Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN DAN UMBI DARI ENAM JENIS SINGKONG (Manihot utilissima Pohl) - (Antioxidant Activity of Leaves and Tuber from Six Types of Cassava (Manihot utilissima Pohl) Fauzy Rachman; Sri Hartati; Enny Sudarmonowati; Partomuan Simanjuntak
Biopropal Industri Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.206 KB) | DOI: 10.36974/jbi.v7i2.709

Abstract

Cassava is a staple food after rice and maize in Indonesia. In general, parts of cassava plants that consumed are the leaves and tubers. This research aimed to compare antioxidant activity of leaves and tuber from six types of cassava (Manihot utilissima Pohl). The leaves and tubers of the cassava plant from Cibinong were extracted with methanol separately. Methanol extract was measured the inhibition percentage as an antioxidant using DPPH reagent at 100 ppm. Results showed that Pucuk Biru leaves type has the highest inhibition at 88.09% and IC50 of 45.161 ppm.Keywords: antioxidant, Cibinong, DPPH, IC50, Manihot utilissima Pohl ABSTRAKKetela pohon merupakan bahan pangan pokok setelah beras dan jagung di Indonesia. Bagian tanaman singkong yang umumnya dikonsumsi adalah daun dan umbi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antioksidan daun dan umbi dari enam jenis singkong (Manihot utilissima Pohl). Daun dan umbi tanaman singkong dari Cibinong masing-masing diekstraksi secara terpisah menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol yang diperoleh diukur persentase daya inhibisinya menggunakan metode peredaman radikal bebas dengan reagen DPPH pada konsentrasi 100 bpj. Hasil pengujian antioksidan menunjukkan bahwa bagian daun singkong jenis Pucuk Biru mempunyai daya inhibisi yang paling tinggi yaitu 88,09% dan IC50 sebesar 45,16 bpj. Kata kunci: antioksidan, Cibinong, DPPH, IC50, singkong
UJI FENOLIK DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL KULIT JENGKOL (Archidendron jiringa) Misri Yanty Lubis; Lamek Marpaung; M Pandapotan Nasution; Partomuan Simanjuntak
CHEMPUBLISH JOURNAL Vol. 1 No. 2 (2016): Chempublish Journal
Publisher : Universitas Jambi, Fakultas Sains dan Teknologi, Program Studi Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.688 KB)

Abstract

Selama ini kulit jengkol tidak dimanfaatkan, merupakan barang yang terbuang dan menjadi sampah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kulit jengkol dapat dimanfaatkan sebagai alternatif obat herbal dengan  terlebih dahulu dilakukan uji fenolik untuk melihat kandungan senyawa fenoliknya. Uji fenolik ekstrak dilakukan dengan menggunakan FeCl3. Senyawa fenolik yang terkandung dalam tumbuhan mempunyai aktivitas biologi yang beragam, seperti anti-inflamasi, antimikroba, antikanker dan lain-lain. Efek toksik ekstrak metanol dari kulit jengkol (Archidendron jiringa) telah diamati dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Ekstrak dibuat dengan cara maserasi menggunakan metanol selama 1 x 24 jam. Ekstrak diuji toksisitasnya menggunakan larva udang Artemia salina yang berumur 24 jam. Efek toksik ekstrak diidentifikasi dengan persentasi kematian larva udang menggunakan analisis probit (LC50). Hasil menunjukkan ekstrak metanol dari kulit jengkol bersifat toksik, dengan LC50 = 39,27. Hasil ini dapat dijadikan dasar untuk menggunakan kulit jengkol sebagai alternatif obat herbal. Kata kunci: Toksisitas, uji fenolik, BSLT, LC50, analisis probit.
Isolasi dan Identifikasi Senyawa Kimia dari Ekstrak n-heksan Batang Benalu Tanaman Jeruk (Dendrophtoe pentandra (L.) Miq.) rizky maulida amalia hanif; Rudi Kartika; Partomuan Simanjuntak
JURNAL KIMIA MULAWARMAN Vol 14 No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian isolasi dan identifikasi senyawa kimia dari ekstrak n-heksan batang benalu tanaman jeruk (Dendrophtoe pentandra (L.) Miq.). Penelitian ini dilakukan dengan metode maserasi dengan pelarut n-heksan, etil asetat, etanol dan air, uji fitokimia, uji mortalitas larva udang dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) serta isolasi dengan kromatografi kolom dan identifikasi dengan menggunakan spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FT-IR) dan Kromatografi Gas – Spektrometri Massa (KG-SM). Dari hasil uji mortalitas larva udang didapatkan bahwa ekstrak n-heksan adalah ekstrak yang paling aktif kemudian dilanjutkan pada proses isolasi dan diperoleh isolat n-heksan 3.2 yang memiliki nilai toksisitas (LC50) sebesar 92,197 ppm. Berdasarkan hasil analisis dengan spektrofotometer FT-IR dan KG-SM senyawa kimia yang diduga terdapat dalam ekstrak n-heksan batang benalu tanaman jeruk (Dendrophtoe pentandra (L.) Miq.) adalah senyawa Stigmasterol.
AKTIVITAS ANTIDIABETES SECARA IN VITRO EKSTRAK ETANOL DAUN DAN KULIT BATANG BINTANGUR (Calophyllum rigidum Miq.) Eris Septiana; Partomuan Simanjuntak
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol 13 No 2 (2020): Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jtoi.v13i2.1295

Abstract

ABSTRACT Diabetes mellitus is still a serious health problem both in the world and in Indonesia. The use of plants as a source of antidiabetic medicine is still needed. Bintangur plant, Calophyllum rigidum, contains active compounds that have the potential to act as anti-diabetic drugs but have not been used optimally. The purpose of this study was to determine the in vitro antidiabetic activity of the ethanol extract of Calophyllum rigidum stem bark and leaves. The antidiabetic method used was α-glucosidase enzyme inhibition. Phytochemical screening is based on color change reactions. The results obtained showed that the ethanol extract of stem bark and leaf had α-glucosidase enzyme inhibitory activity with IC50 values ​​of 63.75 and 65.86 µg/mL, respectively. Both extracts contain alkaloids, flavonoids, steroids/triterpenoids, saponins, and tannins, while quinones are only found in the stem bark extracts. The conclusion is that the ethanol extract of the stem bark and leaves of Calophyllum rigidum has active antidiabetic activity through inhibition of the α-glucosidase enzyme. Key words: antidiabetic, α-glucosidase, Calophyllum rigidum, phytochemical screening ABSTRAK Penyakit diabetes mellitus masih merupakan masalah kesehatan serius baik di dunia maupun di Indonesia. Pemanfaatan tanaman sebagai sumber bahan obat antidiabetes masih diperlukan. Tanaman bintangur, Calophyllum rigidum, mengandung senyawa aktif yang berpotensi sebagai obat antidiabetes namun belum dimanfaatkan secara optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antidiabetes secara in vitro dari ekstrak etanol kulit batang dan daun Calophyllum rigidum. Metode antidiabetes yang digunakan adalah penghambatan enzim α-glukosidase. Penapisan fitokimia berdasarkan pada reaksi perubahan warna. Hasil yang didapatkan yaitu ekstrak etanol kulit batang dan daun memiliki aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 63,75 dan 65,86 µg/mL. Kedua ekstrak mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, steroid/triterpenoid, saponin, dan tannin, sedangkan kuinon hanya ditemukan pada ekstrak kulit batang. Kesimpulannya ialah bahwa ekstrak etanol kulit batang dan daun Calophyllum rigidum memiliki aktivitas antidiabetes yang aktif melalui penghambatan enzim α-glukosidasi Kata Kunci : antidiabetes, α-glukosidase, Calophyllum rigidum, penapisan fitokimia
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG ENDOFIT ASAL AKAR TANAMAN KUNYIT (Curcuma longa) SEBAGAI ANTIMALARIA Eris Septiana; Fauzy Rachman; Sylvia J.R. Lekatompessy; Harmastini I. Sukiman; Partomuan Simanjuntak
BERITA BIOLOGI Vol 17, No 3 (2018)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/beritabiologi.v17i3.3408

Abstract

Malaria is still the leading cause of death worldwide with nearly half the world's population at risk. Parasitic resistance to existing antimalarial drugs in the market makes the search for a source of new drugs from nature is very important. Therefore, the aims of this study are to determine in vitro antimalarial activity of endophytic fungi extract from turmeric root and to identify the selected isolate molecularly. Heme polymerization inhibition method was used as in vitro antimalarial assay. The selected isolate was thrn identified using ITS1, ITS2, and 5.8S sequences of rDNA. The result of this study obtained 16 isolates of endophytic fungi from root of turmeric plant with isolate code were of K.Cl.Sb.A1 - K.Cl.Sb.A16. All of the ethyl acetate extracts of isolated endophytic fungi have heme polymerization inhibition activity. K.Cl.Sb.A11 was the most active isolate on heme polymerization inhibition test with 94,31% at concentration of test material at 8 mg/mL and IC50 value at 1.84 mg/mL. Molecular analysis showed that K.Cl.Sb.A11 isolate was Penicillium sp. and potentially developed as an antimalarial drug.
AKTIVITAS SITOTOKSIK SENYAWA GOLONGAN FENOLIK DARI EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) Abdul Malik; Lamek Marpaung; Partomuan Simanjuntak; Pandapotan Nasution
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.997 KB) | DOI: 10.33751/jf.v7i2.770

Abstract

Senyawa golongan fenolik adalah senyawa aktif dari tanaman sirih yang berpotensi digunakan sebagai bahan obat alami. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas sitotoksik senyawa golongan fenolik dari daun sirih (Piper betle L.). Aktivitas sitotoksik diuji dengan mengukur nilai LC50 menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi dengan pelarut metanol 96%. Data yang diperoleh dianalisis dengan Probit Analysis. Hasil penelitian menunjukan bahwa senyawa golongan fenolik dari ekstrak metanol daun sirih memiliki aktifitas sitotoksik yang dengan nilai LC50 = 3,92 ppm dengan standart error 0,42 ppm.Kata kunci: Senyawa fenolik, sirih, Piper betle, sitotoksik
AKTIVITAS ANTIMIKROBA DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK BEBERAPA BAGIAN TANAMAN KUNYIT (Curcuma longa) Eris Septiana; Partomuan Simanjuntak
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.447 KB) | DOI: 10.33751/jf.v5i1.193

Abstract

Kunyit (Curcuma longa) merupakan tanaman obat tradisional yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan dan sebagai bahan obat meliputi antimikroba, antioksidan,antitumor, dan anti inflamasi. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui aktivitasantimikroba dan antioksidan dari beberapa organ tanaman kunyit meliputi akar, rimpang,batang, dan daun. Semua bagian diekstraksi dengan etanol dan etil asetat. Seluruh ekstraketanol dan etil asetat diuji aktivitas antimikrobanya menggunakan metode difusi cakramkertas terhadap Escherichia coli,Staphylococcus aureus, dan Candida albicans.Kloramfenikol dan nistatin masing-masing digunakan sebagai kontrol positif untuk ujiantibakteri dan antijamur, sedangkan masing-masing pelarut untuk ekstraksi juga digunakansebagai kontrol negatif. Aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode 1,1-difenil-2pikril hidrazil (DPPH) dan asam askorbat digunakan sebagai standar. Hasil aktivitas antimikroba menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dari daun dan batang memiliki aktivitas penghambatan tertinggi terhadap S. aureus, ekstrak etil asetat dari akar dan batang memiliki aktivitas penghambatan tertinggi terhadap E. coli, dan ekstrak etil asetat dari daun memilikiaktivitas penghambatan tertinggi terhadap C. albicans. Ekstrak etil asetat dari rimpangmemiliki aktivitas antioksidan tertinggi diantara ekstrak lainnya.
Isolasi dan Identifikasi Snyawa Geraniol dari Minyak Atsiri Tanaman Sereh Wangi Cymbopogon nardus (L.) Rendle Yelfi Anwar; Shirly Kumala; Elvina Dhiaul Iftitah; Partomuan Simanjuntak
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 17 No 2 (2019): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.403 KB) | DOI: 10.35814/jifi.v17i2.746

Abstract

Background: Indonesia is a major producer of several essential oils such as citronella oil, clove oil, cananga oil, vetiver oil, sandalwood oil, and patchouli oil. The Cymbopogon (Poaceae) genus has the most important components of essential oils, namely citral, geraniol, citronellol, citronellal. Geraniol is one of the most important chemical compounds in the aroma and fragrance industry and shows the nature of insecticides and natural insect repellents which show low toxicity and is suggested to represent a new class of chemoprevention agents for cancer, antimicrobial, anti-oxidant, anti-inflammatory and some vascular effects Transdermal drugs also attract the attention of researchers and scientists in the field of formulation. Objective: This study aimed to obtain geraniol compounds obtained from Cymbopogon nardus (L.) Rendle and identification. Methodology: The citronella, essential oil was obtained from the Cymbopogon nardus (L) Rendle plant using a water-steam distillation method, then fractionation was carried out and continued by purification isolation by column chromatography. Results: Based on the interpretation of IR data, Core magnetic resonance (proton and carbon RMI) and mass spectra for isolate 5 were determined as geraniol compounds. Conclusion: Geraniol can be obtained from Cymbopogon nardus (L) Rendle plants by water-steam distillation, fractionation and isolation methods.
PENGHAMBATAN AKTIVITAS ENZIM α-GLUKOSIDASE DARI EKSTRAK AIR TANAMAN RARU (Vatica pauciflora) SECARA IN VITRO eris septiana; wiwi winarti; partomuan simanjuntak
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 4 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.706 KB) | DOI: 10.22236/farmasains.v4i1.96

Abstract

Diabetes mellitus is a metabolic disorder that leading the blood sugar levels become higher than normal. In Indonesia, one of the plants that traditionally used to cure hyperglycemic is raru plant (Vatica pauciflora). The objectives of this research was to investigate α-glucosidase inhibitory activity from stem bark, root, and leaf of raru plant. Extraction of stem bark, root, and leaf was conducted with reflux at 70 °C by using water as a solvent. In vitro anti-diabetic activity was tested using the method of α-glucosidase inhibition. The results show that water extracts of raru’s stem bark, root, and leaf have α-glucosidase inhibitory activity. The stem bark water extract has the highest activity than leaf and root with IC50 values were 13.53, 16.96, and 41.91 ppm respectively. All extracts is categorized as active in inhibiting the activity of α-glucosidase enzyme by having IC50≤100 ppm. The results obtain in this research clearly indicate a promising potential as anti-diabetic properties of raru plant.
STUDI KIMIA SENYAWA GLIKOSIDA TUMBUHAN SUNGKEI, PERONEMA CANESCENS (VERBENACEAE) Partomuan Simanjuntak
Jurnal Kimia Terapan Indonesia Vol 6, No 1-2 (1996)
Publisher : Research Center for Chemistry - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jkti.v6i1-2.229

Abstract

Two glycoside compounds from methanol extract of Peronema canescens Jack. (Verbenaceae) were isolated and elucidated using on the basis of Nuclear magnetic resonances (1H-, 13C-NMR), mass and ultra-violet (with diagnostic reagent).