Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

MASALAH GIZI DAN PERAN GIZI SEIMBANG Laswati, Dyah Titin
AGROTECH : JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 2, No 1 (2017): Agrotech
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1093.101 KB) | DOI: 10.37631/agrotech.v2i1.12

Abstract

Good nutrition will be consistent with good health. In the clinical symptoms of malnutrition is the body's growth and not normal development. Nutritional status was the final result of the various factors that may relate to one anothers. Therefore, understanding how the nutrient problems should be the basis for a strategy for the prevention and mitigation. The nutritional status is directly influenced by two things, the adequacy of nutrient intake to meet the needs of the body and the infection status of a person, mutually influential, so fixing one of them is not going to fix the state of the other. The guidelines of balanced nutrition was the best solution in Indonesia visualized in Tumpeng of balanced nutrition. Data of nutritional health status and nutrition-related non-communicable diseases of data obtained from the Health Research by the Ministry of Health, 2010 and micronutrient status data, especially iron deficiency anemia status. The agreement of the World Food Conference in Rome in 1992 set of recommendations to all countries, particularly developing countries to replace the slogan-based "Basic Four" to "Nutrition Guide for Balanced Diet". This emphasis is based on the fact that developing countries have to face the double burden of nutrition problems (malnutrition and over nutrition). Principle slogan "Nutrition Guide for Balanced Diet": consumption daily diet should contain nutrients in the type and amount (portion) that fits the needs of each individual or age group. Consumption of food with this pattern should pay attention to four basic principles, namely: Diversity of food; Regular physical activity and measurable; personal and environmental hygiene are maintained; and monitor or maintain weight is always ideal.
PEMANFAATAN KERSEN (MUNTINGIA CALABURA L.) SEBAGAI ALTERNATIF PRODUK OLAHAN PANGAN: SIFAT KIMIA DAN SENSORIS Oktiva Anggraini, Dyah Titin Laswati, Natalia Retno Ika Sundari &
JITIPARI Vol 2, No 2 (2017): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.043 KB) | DOI: 10.33061/jitipari.v2i2.1899

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui sifat kimia dan sensoris terhadap 3 jenis olahan kersen dari daun,bunga,dan buah. Parameter yang diuji adalah rasa, warna, aroma, tekstur dan kesukaan. Metode yangdilakukan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan diulang 3 kali sebagai blok untuk tiap produk.Pengujian organoleptik secara uji pembedaan nilai dan Hedonic scale test. Panelis yang digunakan 30 panelistidak terlatih yakni masyarakat khususnya anggota KWT Karya Bunda di Dusun Patukan, Ambarketawang,Gamping, Sleman dan mahasiswa. Pembuatan produk olahan daun diolah menjadi kripik bunga menjaditeh yang diseduh, kemudian buah diolah menjadi selai. Hasil penelitian meliputi analisis kimia pada kersensegar dan olahan. Berturut-turut daun, bunga dan buah segar yaitu kadar air adalah 68,33%; 76,12% dan80,43%, kadar lemak (%b/b) 1,1; 0,50; dan 0,05, kadar protein (%b/b) adalah 2,99; 2,06 dan 0,53, kadarabu (%b/b) adalah 5,08; 2,32 dan 0,78, kadar karbohidrat by different (%b/b) adalah 28,76; 7,43 dan 16,85,serta kadar serat (%b/b) adalah 49,6%; 11,61% dan 4,22%. Sedangkan pada bunga juga mengandung kadartanin sebesar 0,37(% b/b); pada buah mengandung kadar gula total 4,53 (%b/b); vitamin C 23,79 mg/100 g(b/b) dan kadar pektin 0,05 (%b/b). Berturut-turut olahan daun(kripik), bunga (teh) dan buah (selai) yaitukadar air adalah 8,33%; 20,21% dan 70,50%, kadar lemak (%b/b) 8,71; 0,72; dan 0,20; kadar protein (%b/b)adalah 6,45; 2,06 dan 0,26, kadar abu (%b/b) adalah 3,26; 7,60 dan 1,02, kadar karbohidrat by different(%b/b) adalah 39,05; 48,53 dan 33,30, serta kadar serat (%b/b) adalah 16,46%; 16,42% dan 5,70%. kadartanin (% b/b) sebesar 0,10; 0,49; 0,70. Hasil uji organoleptik terhadap kripik daun kersen, 66,67% panelismenyatakan suka; terhadap teh bunga kersen 36.67% panelis menyatakan suka serta selai 70% panelismenyatakan suka .Kata kunci: Kersen, kripik, selai, teh.
PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP AKTIVITASANTIOKSIDANDAN DAYA TERIMA SELAI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) Laswatin, Dyah Titin
AGROTECH : JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 3, No 1 (2020): Agrotech
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/agrotech.v3i1.170

Abstract

Buah naga merah memiliki kandungan senyawa biokatif yang tinggi antara lain betasianin dan antosianin yang merupakan antioksidan terbaik dari kelas flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan daya terima panelis terhadap selai buah naga merah. Proses pembuatan selai buah naga merah setiap perlakuan adalah memanaskan buah naga merah masing-masing perlakuan 500 g dan dipanaskan sampai mendidih dengan api sedang selama 30 menit  kemudian ditambahkan gula pasir (200 g) tiap perlakuan sampai mendidih dengan waktu  berbeda masing-masing selama 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit dan 25 menit suhu 90-100ºC atau total pemanasan masing-masing 35; 40; 45; 50; dan 55 menit. Rancangan percobaan yang dilakukan adalah RAL dengan ulangan 3 kali untuk tiap perlakuan. Parameter yang diuji antara lain kadar air, kadar gula total, aktivitas antioksidan dan sifat organoleptik adalah  warna,  tekstur/kekentalan dan kesukaan. Pengujian organoleptik secara Scoring different test dan Hedonic scale test. Panelis yang digunakan 30 panelis.Hasil penelitian meliputi analisis kimia pada selai buah naga merah berturut-turut Kadar air sebagai berikut 35,5%; 34,29%; 30,38; 26,73; dan 25,11%. Aktivitas antioksidan (%RSA) sebagai berikut 60,57; 56,58; 54,51; 50,56 dan 50,19. Kadar gula total sebagai berikut 49,32%; 56,60%; 58,37%; 60,89; dan 69,33%. Hasil uji organoleptik terhadap Selai buah naga merah, panelis menyatakan  suka skor (4,6) terhadap selai buah naga merah dengan pemasakan 45 menit dengan warna merah keunguan/pink  skor (3,45) dan tekstur kompak dan liat  skor (3,9).
STUDI PEMBUATAN MARSHMALLOW DENGAN VARIASI KONSENTRASI GELATIN DAN SUKROSA Arizona, Krisnasari; Laswati, Dyah Titin; Rukmi, Kuntjahjawati Susilo Adi
AGROTECH : JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 3, No 2 (2021): Agrotech Volume 3, No 2
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/agrotech.v3i2.279

Abstract

Telah dilakukan studi tentang “Studi Pembuatan Marshmallow dengan Variasi Konsentrasi Gelatin dan Sukrosa” Tujuan penelitian ini mempelajari perbandingan gelatin dan sukrosa yang tepat untuk membuat marshmallow sehingga mendapatkan tekstur marshmallow yang kenyal. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pembuatan marshmallow dengan perbandingan gelatin 1 : sukrosa 1, gelatin 1 : sukrosa 4, gelatin 1 : sukrosa 6, gelatin 1 : sukrosa 8 dan gelatin 1 : sukrosa 12. Dilakukan uji kimia : kadar air, kadar abu, kadar gula total, kadar gula reduksi. Uji fisik dan uji organoleptik : warna, tekstur dan kesukaan. Untuk mengetahui beda nyata pada perlakuan dilanjutkan dengan analisa Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil studi dapat disimpulkan pembuatan marshmallow yang dilakukan menghasilkan masing-masing tekstur yang berbeda namun hasil terbaik diperoleh pada perbandingan gelatin 1 : sukrosa 1 yang memiliki kadar air 42,22%, kadar abu 2,86 (% db), kadar gula total (% db), kadar gula reduksi 16,87 (% db), tekstur 1,588 N, uji scoring yang memiliki skor warna 4,133 yang berarti putih agak kekuningan dan tekstur yang memiliki skor 3,76.  
FORTIFIKASI IKAN BARAKUDA (Sphyraena jello) DALAM PEMBUATAN TORTILLA CHIPS Azizah, Azizah; Purwandhani, Siti Nur; Laswati, Dyah Titin
AGROTECH : JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 3, No 2 (2021): Agrotech Volume 3, No 2
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/agrotech.v3i2.280

Abstract

Tortilla chips adalah olahan berbahan dasar jagung yang memiliki karakteristik berwarna kuning, renyah, tipis, dan mudah hancur. Tortilla chips mengandug karbohidrat yang tinggi tetapi kandungan proteinnya rendah, untuk meningkatkan kadar protein yang tinggi seperti ikan. Formula tortilla chips dengan ikan Barakuda tidak hanya mempengaruhi kadar protein tetapi juga mempengaruhi sifat kimia dan organoleptik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kualitas tortilla chips yang dibuat dengan fortifikasi daging ikan Barakuda segar dan kukus  dengan konsentrasi yang berbeda terhadap  karakteristik kimia dan organoleptik.  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan RAL 2 Faktorial (ikan Barakuda dan konsentrasi) yaitu formula tortilla chips ikan Barakuda dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan. Variabel pengamatan yaitu kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat by difference, dan sifat organoleptik (kerenyahan, warna, flavor, dan kesukaan/overall). Apabila terjadi pengaruh nyata dilanjutkan dengan DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan formula tortilla chips berbeda nyata pada kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat, dan sifat organoleptik. Sedangkan kadar abu tidak berbeda nyata. Perlakuan formula tortilla chips ikan Barakuda yang terbaik pada perlakuan ikan segar konsentrasi 7,5% yaitu dengan kadar air 3,76%, kadar abu 4,23%, kadar lemak 36,07%, kadar protein 6,83%, skor mutu  kerenyahan 4,3 (renyah-sangat renyah), skor mutu flavor 2,5 (sangat sedikit-sedikit flavor ikan), skoring mutu warna 3,8 (sedikit kuning-kuning), dan skor mutu kesukaan 4,1 (suka-sangat suka).
PEMANFAATAN KERSEN (Muntingia calabura L.) SEBAGAI ALTERNATIF PRODUK OLAHAN PANGAN: SIFAT KIMIA DAN SENSORIS Dyah Titin Laswati, Natalia Retno Ika Sundari & Oktiva Anggraini
JITIPARI Vol 2 No 2 (2017): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.043 KB) | DOI: 10.33061/jitipari.v2i2.1899

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui sifat kimia dan sensoris terhadap 3 jenis olahan kersen dari daun,bunga,dan buah. Parameter yang diuji adalah rasa, warna, aroma, tekstur dan kesukaan. Metode yangdilakukan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan diulang 3 kali sebagai blok untuk tiap produk.Pengujian organoleptik secara uji pembedaan nilai dan Hedonic scale test. Panelis yang digunakan 30 panelistidak terlatih yakni masyarakat khususnya anggota KWT Karya Bunda di Dusun Patukan, Ambarketawang,Gamping, Sleman dan mahasiswa. Pembuatan produk olahan daun diolah menjadi kripik bunga menjaditeh yang diseduh, kemudian buah diolah menjadi selai. Hasil penelitian meliputi analisis kimia pada kersensegar dan olahan. Berturut-turut daun, bunga dan buah segar yaitu kadar air adalah 68,33%; 76,12% dan80,43%, kadar lemak (%b/b) 1,1; 0,50; dan 0,05, kadar protein (%b/b) adalah 2,99; 2,06 dan 0,53, kadarabu (%b/b) adalah 5,08; 2,32 dan 0,78, kadar karbohidrat by different (%b/b) adalah 28,76; 7,43 dan 16,85,serta kadar serat (%b/b) adalah 49,6%; 11,61% dan 4,22%. Sedangkan pada bunga juga mengandung kadartanin sebesar 0,37(% b/b); pada buah mengandung kadar gula total 4,53 (%b/b); vitamin C 23,79 mg/100 g(b/b) dan kadar pektin 0,05 (%b/b). Berturut-turut olahan daun(kripik), bunga (teh) dan buah (selai) yaitukadar air adalah 8,33%; 20,21% dan 70,50%, kadar lemak (%b/b) 8,71; 0,72; dan 0,20; kadar protein (%b/b)adalah 6,45; 2,06 dan 0,26, kadar abu (%b/b) adalah 3,26; 7,60 dan 1,02, kadar karbohidrat by different(%b/b) adalah 39,05; 48,53 dan 33,30, serta kadar serat (%b/b) adalah 16,46%; 16,42% dan 5,70%. kadartanin (% b/b) sebesar 0,10; 0,49; 0,70. Hasil uji organoleptik terhadap kripik daun kersen, 66,67% panelismenyatakan suka; terhadap teh bunga kersen 36.67% panelis menyatakan suka serta selai 70% panelismenyatakan suka .Kata kunci: Kersen, kripik, selai, teh.
MASALAH GIZI DAN PERAN GIZI SEIMBANG Laswati, Dyah Titin
AGROTECH : JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 2 No. 1 (2017): Agrotech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/agrotech.v2i1.12

Abstract

Good nutrition will be consistent with good health. In the clinical symptoms of malnutrition is the body's growth and not normal development. Nutritional status was the final result of the various factors that may relate to one anothers. Therefore, understanding how the nutrient problems should be the basis for a strategy for the prevention and mitigation. The nutritional status is directly influenced by two things, the adequacy of nutrient intake to meet the needs of the body and the infection status of a person, mutually influential, so fixing one of them is not going to fix the state of the other. The guidelines of balanced nutrition was the best solution in Indonesia visualized in Tumpeng of balanced nutrition. Data of nutritional health status and nutrition-related non-communicable diseases of data obtained from the Health Research by the Ministry of Health, 2010 and micronutrient status data, especially iron deficiency anemia status. The agreement of the World Food Conference in Rome in 1992 set of recommendations to all countries, particularly developing countries to replace the slogan-based "Basic Four" to "Nutrition Guide for Balanced Diet". This emphasis is based on the fact that developing countries have to face the double burden of nutrition problems (malnutrition and over nutrition). Principle slogan "Nutrition Guide for Balanced Diet": consumption daily diet should contain nutrients in the type and amount (portion) that fits the needs of each individual or age group. Consumption of food with this pattern should pay attention to four basic principles, namely: Diversity of food; Regular physical activity and measurable; personal and environmental hygiene are maintained; and monitor or maintain weight is always ideal.
PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP AKTIVITASANTIOKSIDANDAN DAYA TERIMA SELAI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) Laswatin, Dyah Titin
AGROTECH : JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 3 No. 1 (2020): Agrotech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/agrotech.v3i1.170

Abstract

Buah naga merah memiliki kandungan senyawa biokatif yang tinggi antara lain betasianin dan antosianin yang merupakan antioksidan terbaik dari kelas flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan daya terima panelis terhadap selai buah naga merah. Proses pembuatan selai buah naga merah setiap perlakuan adalah memanaskan buah naga merah masing-masing perlakuan 500 g dan dipanaskan sampai mendidih dengan api sedang selama 30 menit  kemudian ditambahkan gula pasir (200 g) tiap perlakuan sampai mendidih dengan waktu  berbeda masing-masing selama 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit dan 25 menit suhu 90-100ºC atau total pemanasan masing-masing 35; 40; 45; 50; dan 55 menit. Rancangan percobaan yang dilakukan adalah RAL dengan ulangan 3 kali untuk tiap perlakuan. Parameter yang diuji antara lain kadar air, kadar gula total, aktivitas antioksidan dan sifat organoleptik adalah  warna,  tekstur/kekentalan dan kesukaan. Pengujian organoleptik secara Scoring different test dan Hedonic scale test. Panelis yang digunakan 30 panelis.Hasil penelitian meliputi analisis kimia pada selai buah naga merah berturut-turut Kadar air sebagai berikut 35,5%; 34,29%; 30,38; 26,73; dan 25,11%. Aktivitas antioksidan (%RSA) sebagai berikut 60,57; 56,58; 54,51; 50,56 dan 50,19. Kadar gula total sebagai berikut 49,32%; 56,60%; 58,37%; 60,89; dan 69,33%. Hasil uji organoleptik terhadap Selai buah naga merah, panelis menyatakan  suka skor (4,6) terhadap selai buah naga merah dengan pemasakan 45 menit dengan warna merah keunguan/pink  skor (3,45) dan tekstur kompak dan liat  skor (3,9).
STUDI PEMBUATAN MARSHMALLOW DENGAN VARIASI KONSENTRASI GELATIN DAN SUKROSA Arizona, Krisnasari; Laswati, Dyah Titin; Rukmi, Kuntjahjawati Susilo Adi
AGROTECH : JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 3 No. 2 (2021): Agrotech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/agrotech.v3i2.279

Abstract

Telah dilakukan studi tentang “Studi Pembuatan Marshmallow dengan Variasi Konsentrasi Gelatin dan Sukrosa” Tujuan penelitian ini mempelajari perbandingan gelatin dan sukrosa yang tepat untuk membuat marshmallow sehingga mendapatkan tekstur marshmallow yang kenyal. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pembuatan marshmallow dengan perbandingan gelatin 1 : sukrosa 1, gelatin 1 : sukrosa 4, gelatin 1 : sukrosa 6, gelatin 1 : sukrosa 8 dan gelatin 1 : sukrosa 12. Dilakukan uji kimia : kadar air, kadar abu, kadar gula total, kadar gula reduksi. Uji fisik dan uji organoleptik : warna, tekstur dan kesukaan. Untuk mengetahui beda nyata pada perlakuan dilanjutkan dengan analisa Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil studi dapat disimpulkan pembuatan marshmallow yang dilakukan menghasilkan masing-masing tekstur yang berbeda namun hasil terbaik diperoleh pada perbandingan gelatin 1 : sukrosa 1 yang memiliki kadar air 42,22%, kadar abu 2,86 (% db), kadar gula total (% db), kadar gula reduksi 16,87 (% db), tekstur 1,588 N, uji scoring yang memiliki skor warna 4,133 yang berarti putih agak kekuningan dan tekstur yang memiliki skor 3,76.  
FORTIFIKASI IKAN BARAKUDA (Sphyraena jello) DALAM PEMBUATAN TORTILLA CHIPS Azizah, Azizah; Purwandhani, Siti Nur; Laswati, Dyah Titin
AGROTECH : JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 3 No. 2 (2021): Agrotech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/agrotech.v3i2.280

Abstract

Tortilla chips adalah olahan berbahan dasar jagung yang memiliki karakteristik berwarna kuning, renyah, tipis, dan mudah hancur. Tortilla chips mengandug karbohidrat yang tinggi tetapi kandungan proteinnya rendah, untuk meningkatkan kadar protein yang tinggi seperti ikan. Formula tortilla chips dengan ikan Barakuda tidak hanya mempengaruhi kadar protein tetapi juga mempengaruhi sifat kimia dan organoleptik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kualitas tortilla chips yang dibuat dengan fortifikasi daging ikan Barakuda segar dan kukus  dengan konsentrasi yang berbeda terhadap  karakteristik kimia dan organoleptik.  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan RAL 2 Faktorial (ikan Barakuda dan konsentrasi) yaitu formula tortilla chips ikan Barakuda dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan. Variabel pengamatan yaitu kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat by difference, dan sifat organoleptik (kerenyahan, warna, flavor, dan kesukaan/overall). Apabila terjadi pengaruh nyata dilanjutkan dengan DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan formula tortilla chips berbeda nyata pada kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat, dan sifat organoleptik. Sedangkan kadar abu tidak berbeda nyata. Perlakuan formula tortilla chips ikan Barakuda yang terbaik pada perlakuan ikan segar konsentrasi 7,5% yaitu dengan kadar air 3,76%, kadar abu 4,23%, kadar lemak 36,07%, kadar protein 6,83%, skor mutu  kerenyahan 4,3 (renyah-sangat renyah), skor mutu flavor 2,5 (sangat sedikit-sedikit flavor ikan), skoring mutu warna 3,8 (sedikit kuning-kuning), dan skor mutu kesukaan 4,1 (suka-sangat suka).