Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Pemanfaatan Mikrobia Pengurai dan Probiotik dalam Budidaya Ikan Gurame di Desa Trimulyo Kabupaten Bantul Darmawan, Eman
Jurnal Ilmiah Padma Sri Kreshna Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/psk.v2i1.122

Abstract

Dalam melakukan budidaya ikan gurame, petani membentuk kelompok tanibudidaya ikan gurame sebagai organisasi induk mereka sehingga memudahkanmereka dalam pegelolaan ikan, pakan, kebutuhan air, sarana dan prasarana budidayaikan. Akan tetapi pada kenyataannya petani masih banyak mengalami kendala dalammelakukan budidaya ikan gurame, yaitu kualitas air kolam menurun yang disebabkankadar amoniaknya tinggi, sehingga pH air kolam rendah, mudah ditumbuhi jamur,dan tingkat kematian ikan cukup tinggi, serta lambatnya pertumbuhan ikan guramekarena nafsu makan ikan gurame kurang. Metode pelaksanaan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi olehkelompok tani ikan gurame adalah secara klasikal dan praktek. Berdasarkan hasilevaluasi menunjukkan bahwa kemampuan petani ikan dalam teknis budidaya ikangurame mengalami peningkatan, animo untuk mengaplikasikan pemanfaatan mikrobia pengurai dalam budidaya ikan gurame cukup tinggi, jiwa wirausaha paraanggota kelompok tani mengalami peningkatan, dan mampu melakukan inovasidalam teknologi budidaya ikan. 
PENGARUH KONSENTRASI BUAH NANAS SEBAGAI SUMBER ENZIM BROMELINTERHADAP SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK HIDROLISAT PROTEIN DARI IKAN LELE DUMBO ( Clariasgariepinus) Darmawan, Eman
AGROTECH : JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 3, No 1 (2020): Agrotech
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/agrotech.v3i1.172

Abstract

Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) memiliki potensimenjadi bahanbakuhidrolisatproteinikankarenakandunganproteintinggidanproduksicukup melimpah. Buah nanas merupakan salah satu sumber enzim protein.EnzimBromelinmerupakansalahsatuenzimproteaseyang dapatmembantudalam mempercepatreaksihidrolisaprotein.Penelitianinibertujuanuntukuntuk mengetahui pengaruh konsentrasi bubur busah nanas (enzim bromelin) terhadap sifat kimia dan organoleptik hidrolisat protein dari ikan lele dumbo (Clarias gariepinus).Rancangan percobaanyang yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan konsentrasi buah nanas  10 g, 15 g, 20 g, 25 g, dan 30 g. Parameteryangdiamatiadalahkadarair, protein,lemak, karbohidrat,abu,rendemendan uji organoleptik. Konsentrasi bubur buah nanas (enzim bromelin) berpengaruh nyata terhadap kadar air, protein, lemak, karbohidrat dan abu. Kondisi optimum untuk menghidrolisis daging ikan lele dumbo menjadi hidrolisat protein adalah konsentrasi bubur buah nanas 20 g, kadar air 80.81 %, kadar protein 72.04 %db, kadar lemak 0.58 %db, karbohidrat 3.05 %db, kadar abu 13.92 %db, warna hidrosilat merah (1.65), bau segar spesifik (1.85), dan rasa netral (2.85), rendemen sebesar 13.92%. 
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYANGRAIAN TERHADAPKERAKTERISTIK SIFAT FISIK, KIMIA DAN ORGANOLEPTIKPADA SEDUHAN BIJI KOPI ROBUSTA, TEMPUR, JEPARA, JAWA TENGAH Halim, Mansyur Ali; Masrukan, Masrukan; Darmawan, Eman
AGROTECH : JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 3, No 2 (2021): Agrotech Volume 3, No 2
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/agrotech.v3i2.282

Abstract

Penyangraian adalah proses pembentukan aroma dan citarasa pada biji kopi yang dilakukan dengan menggunakan suhu yang tinggi. Saat ini masih sedikit data tentang bagaimana proses penyangraian yang tepat untuk menghasilkan produk kopi yang berkualitas. Sehingga terdapat beberapa kasus kurangnya penyesuaian suhu dan lamanya proses penyangraian yang dapat menyebabkan penurunan mutu akibat over roast. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penyangraian terhadap perubahan sifat fisik, kimia dan organoleptik kopi Robusta Tempur. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan perlakuan variasi suhu dan lama penyangraian yang terdiri dari tiga taraf, yaitu suhu penyangraian terdiri dari tiga taraf, yaitu suhu 190°C, 200°C, dan 210°C sedangkan lama penyangraian terdiri dari tiga taraf, yaitu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Setiap perlakuan dilakukan tiga kali ulangan sehingga diperoleh 27 (dua puluh tujuh) satuan percobaan. Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa variasi suhu dan lama penyangraian berpengaruh nyata terhadap rendemen, kadar air, kadar abu, kadar lemak dan kadar kafein kopi Robusta Tempur, tetapi tidak pada kadar asam total, protein dan karbohidrat. Perlakuan penyangraian biji kopi pada suhu 190°C dan lama penyangraian 5 menit menghasilkan kadar air akhir kopi robusta sebesar 2,01%. Perlakuan penyangraian biji kopi pada suhu 200°C dan lama penyangraian 15 menit menghasilkan kadar kafein akhir kopi Robusta, Tempur sebesar 1,67%. Berdasarkan uji organoleptik, kopi Robusta Tempur yang paling disukai panelis adalah kopi yang disangrai pada suhu 190˚C dengan lama penyangraian 10 menit. Sifat fisik dan kimia kopi robusta tempur adalah kadar air 2.01%, kadar abu 8,76%, kadar asam total 0,68%, kadar protein 13,77%, karbohidrat 68,77%, kadar lemak 13,25% dan kafein 1,67%.
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYANGRAIAN TERHADAPKERAKTERISTIK SIFAT FISIK, KIMIA DAN ORGANOLEPTIKPADA SEDUHAN BIJI KOPI ROBUSTA, TEMPUR, JEPARA, JAWA TENGAH Halim, Mansyur Ali; Masrukan, Masrukan; Darmawan, Eman
AGROTECH : JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI PERTANIAN Vol 3, No 2 (2021): Agrotech Volume 3, No 2
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/agrotech.v3i2.283

Abstract

Penyangraian adalah proses pembentukan aroma dan citarasa pada biji kopi yang dilakukan dengan menggunakan suhu yang tinggi. Saat ini masih sedikit data tentang bagaimana proses penyangraian yang tepat untuk menghasilkan produk kopi yang berkualitas. Sehingga terdapat beberapa kasus kurangnya penyesuaian suhu dan lamanya proses penyangraian yang dapat menyebabkan penurunan mutu akibat over roast. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penyangraian terhadap perubahan sifat fisik, kimia dan organoleptik kopi Robusta Tempur. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan perlakuan variasi suhu dan lama penyangraian yang terdiri dari tiga taraf, yaitu suhu penyangraian terdiri dari tiga taraf, yaitu suhu 190°C, 200°C, dan 210°C sedangkan lama penyangraian terdiri dari tiga taraf, yaitu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Setiap perlakuan dilakukan tiga kali ulangan sehingga diperoleh 27 (dua puluh tujuh) satuan percobaan. Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa variasi suhu dan lama penyangraian berpengaruh nyata terhadap rendemen, kadar air, kadar abu, kadar lemak dan kadar kafein kopi Robusta Tempur, tetapi tidak pada kadar asam total, protein dan karbohidrat. Perlakuan penyangraian biji kopi pada suhu 190°C dan lama penyangraian 5 menit menghasilkan kadar air akhir kopi robusta sebesar 2,01%. Perlakuan penyangraian biji kopi pada suhu 200°C dan lama penyangraian 15 menit menghasilkan kadar kafein akhir kopi Robusta, Tempur sebesar 1,67%. Berdasarkan uji organoleptik, kopi Robusta Tempur yang paling disukai panelis adalah kopi yang disangrai pada suhu 190˚C dengan lama penyangraian 10 menit. Sifat fisik dan kimia kopi robusta tempur adalah kadar air 2.01%, kadar abu 8,76%, kadar asam total 0,68%, kadar protein 13,77%, karbohidrat 68,77%, kadar lemak 13,25% dan kafein 1,67%.
PEMANFAATAN BIJI KETAPANG (Terminalia catappa) SEBAGAI SUMBER PROTEIN DAN SERAT PADA PRODUK MAKANAN STIK Darmawan, Eman
AGROTECH : JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 1 No. 1 (2016): Agrotech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/agrotech.v1i1.5

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of substitution ketapan seed to chemical and organoleptic properties of  the resulted snack food, knowing the exact level of substitution, so obtain the snack food liked the panelists. The design used in this study was completely randomized design (CRD) with single factor that influences the concentration of seed flour substitution ketapan seed consisting of 5 treatments. Each treatment be repeated 3 times. The data obtained was analyzed by Analysis of Variance (ANOVA), if there was a difference between the treatment of advanced test conducted by Duncan`s Multiple Ranges Test Method (DMRT) at the level of 5%. Substitution of wheat flour with ketapan seed flour  affects the snack food produced, which can reduce the water content of the snack food and increase levels of protein and fiber snack food. Ketapan seed flour substitution preferred by the panelists was substitution ketapan seed flour up to 30% with a value of 3.52 and the criteria snack food produced had a water content of 3.67%, 15.10% db protein content, fiber content of 3.64 % db, brownish yellow color (2.95), a rather tasted wheat flour (3.35), and crispy (3.60).
DAYA TERIMA KONSUMEN TERHADAP BAKPAO YANG DIPERKAYA SIFAT FUNGSIOAL SERAT DAN ANTIOKSIDAN BERBASIS DAUN KELOR (Moringa oleifera) Darmawan, Eman
AGROTECH : JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 2 No. 1 (2017): Agrotech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/agrotech.v2i1.9

Abstract

The research was designed to determine the effect of substitution of Moringa leaves to the level of consumer acceptance of  bun product and nutrient content. This research uses a completely randomized design (CRD) with single consisted Moringa leaf flour substitution (0%, 5%, 10%, 15%, 20%), each treatment replicated 3 times. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA), if there was a difference between the treatment, it would analyze with Duncan`s Multiple Ranges Test Method (DMRT) at the level of 5%. The addition of Moringa leaf affect the organoleptic properties of bun product, the color of the bun was green, tasted moringa leaves, while the texture of buns increases softly. Based on organoleptic parameters, then the addition of Moringa leaves are preferred by the panelists was the addition of Moringa leaves as much as 10% with a score of 3.85, Reseda (3.3), a rather tasted the leaves of Moringa (3.35), soft texture (3.85 ), 36.78% water, 0.09% chlorophyll, fiber 14.98%, and 43.48% antioxidant activity. 
PENGARUH KONSENTRASI BUAH NANAS SEBAGAI SUMBER ENZIM BROMELINTERHADAP SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK HIDROLISAT PROTEIN DARI IKAN LELE DUMBO ( Clariasgariepinus) Darmawan, Eman
AGROTECH : JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 3 No. 1 (2020): Agrotech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/agrotech.v3i1.172

Abstract

Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) memiliki potensimenjadi bahanbakuhidrolisatproteinikankarenakandunganproteintinggidanproduksicukup melimpah. Buah nanas merupakan salah satu sumber enzim protein.EnzimBromelinmerupakansalahsatuenzimproteaseyang dapatmembantudalam mempercepatreaksihidrolisaprotein.Penelitianinibertujuanuntukuntuk mengetahui pengaruh konsentrasi bubur busah nanas (enzim bromelin) terhadap sifat kimia dan organoleptik hidrolisat protein dari ikan lele dumbo (Clarias gariepinus).Rancangan percobaanyang yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan konsentrasi buah nanas  10 g, 15 g, 20 g, 25 g, dan 30 g. Parameteryangdiamatiadalahkadarair, protein,lemak, karbohidrat,abu,rendemendan uji organoleptik. Konsentrasi bubur buah nanas (enzim bromelin) berpengaruh nyata terhadap kadar air, protein, lemak, karbohidrat dan abu. Kondisi optimum untuk menghidrolisis daging ikan lele dumbo menjadi hidrolisat protein adalah konsentrasi bubur buah nanas 20 g, kadar air 80.81 %, kadar protein 72.04 %db, kadar lemak 0.58 %db, karbohidrat 3.05 %db, kadar abu 13.92 %db, warna hidrosilat merah (1.65), bau segar spesifik (1.85), dan rasa netral (2.85), rendemen sebesar 13.92%. 
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYANGRAIAN TERHADAPKERAKTERISTIK SIFAT FISIK, KIMIA DAN ORGANOLEPTIKPADA SEDUHAN BIJI KOPI ROBUSTA, TEMPUR, JEPARA, JAWA TENGAH Halim, Mansyur Ali; Masrukan, Masrukan; Darmawan, Eman
AGROTECH : JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 3 No. 2 (2021): Agrotech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/agrotech.v3i2.282

Abstract

Penyangraian adalah proses pembentukan aroma dan citarasa pada biji kopi yang dilakukan dengan menggunakan suhu yang tinggi. Saat ini masih sedikit data tentang bagaimana proses penyangraian yang tepat untuk menghasilkan produk kopi yang berkualitas. Sehingga terdapat beberapa kasus kurangnya penyesuaian suhu dan lamanya proses penyangraian yang dapat menyebabkan penurunan mutu akibat over roast. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penyangraian terhadap perubahan sifat fisik, kimia dan organoleptik kopi Robusta Tempur. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan perlakuan variasi suhu dan lama penyangraian yang terdiri dari tiga taraf, yaitu suhu penyangraian terdiri dari tiga taraf, yaitu suhu 190°C, 200°C, dan 210°C sedangkan lama penyangraian terdiri dari tiga taraf, yaitu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Setiap perlakuan dilakukan tiga kali ulangan sehingga diperoleh 27 (dua puluh tujuh) satuan percobaan. Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa variasi suhu dan lama penyangraian berpengaruh nyata terhadap rendemen, kadar air, kadar abu, kadar lemak dan kadar kafein kopi Robusta Tempur, tetapi tidak pada kadar asam total, protein dan karbohidrat. Perlakuan penyangraian biji kopi pada suhu 190°C dan lama penyangraian 5 menit menghasilkan kadar air akhir kopi robusta sebesar 2,01%. Perlakuan penyangraian biji kopi pada suhu 200°C dan lama penyangraian 15 menit menghasilkan kadar kafein akhir kopi Robusta, Tempur sebesar 1,67%. Berdasarkan uji organoleptik, kopi Robusta Tempur yang paling disukai panelis adalah kopi yang disangrai pada suhu 190˚C dengan lama penyangraian 10 menit. Sifat fisik dan kimia kopi robusta tempur adalah kadar air 2.01%, kadar abu 8,76%, kadar asam total 0,68%, kadar protein 13,77%, karbohidrat 68,77%, kadar lemak 13,25% dan kafein 1,67%.
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYANGRAIAN TERHADAPKERAKTERISTIK SIFAT FISIK, KIMIA DAN ORGANOLEPTIKPADA SEDUHAN BIJI KOPI ROBUSTA, TEMPUR, JEPARA, JAWA TENGAH Halim, Mansyur Ali; Masrukan, Masrukan; Darmawan, Eman
AGROTECH : JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 3 No. 2 (2021): Agrotech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/agrotech.v3i2.283

Abstract

Penyangraian adalah proses pembentukan aroma dan citarasa pada biji kopi yang dilakukan dengan menggunakan suhu yang tinggi. Saat ini masih sedikit data tentang bagaimana proses penyangraian yang tepat untuk menghasilkan produk kopi yang berkualitas. Sehingga terdapat beberapa kasus kurangnya penyesuaian suhu dan lamanya proses penyangraian yang dapat menyebabkan penurunan mutu akibat over roast. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penyangraian terhadap perubahan sifat fisik, kimia dan organoleptik kopi Robusta Tempur. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan perlakuan variasi suhu dan lama penyangraian yang terdiri dari tiga taraf, yaitu suhu penyangraian terdiri dari tiga taraf, yaitu suhu 190°C, 200°C, dan 210°C sedangkan lama penyangraian terdiri dari tiga taraf, yaitu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Setiap perlakuan dilakukan tiga kali ulangan sehingga diperoleh 27 (dua puluh tujuh) satuan percobaan. Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa variasi suhu dan lama penyangraian berpengaruh nyata terhadap rendemen, kadar air, kadar abu, kadar lemak dan kadar kafein kopi Robusta Tempur, tetapi tidak pada kadar asam total, protein dan karbohidrat. Perlakuan penyangraian biji kopi pada suhu 190°C dan lama penyangraian 5 menit menghasilkan kadar air akhir kopi robusta sebesar 2,01%. Perlakuan penyangraian biji kopi pada suhu 200°C dan lama penyangraian 15 menit menghasilkan kadar kafein akhir kopi Robusta, Tempur sebesar 1,67%. Berdasarkan uji organoleptik, kopi Robusta Tempur yang paling disukai panelis adalah kopi yang disangrai pada suhu 190˚C dengan lama penyangraian 10 menit. Sifat fisik dan kimia kopi robusta tempur adalah kadar air 2.01%, kadar abu 8,76%, kadar asam total 0,68%, kadar protein 13,77%, karbohidrat 68,77%, kadar lemak 13,25% dan kafein 1,67%.
Nugget Antistunting dengan Memanfaatkan Hidrolisat Protein dari Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Darmawan, Eman
AGROTECH : JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 4 No. 1 (2022): Agrotech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/agrotech.v4i1.581

Abstract

Nugget Antistunting  dengan Memanfaatkan  Hidrolisat Protein Dari Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) bertujuan untuk mengetahui sifat  kimia dan penerimaan konsumen terhadap penambahan hidrolisat protein lele dumbo pada nugget yang dihasilkan. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yaitu pengaruh konsentrasi penambahan hidrolisat protein lele dumbo yang terdiri dari  5 perlakuan. Tiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak tiga (3) kali. Data yang diperoleh dilakukan Analisis of Varians (ANOVA), apabila terdapat perbedaan antara perlakuan dilakukan uji lanjutan dengan Metode Duncan’s Multiple Ranges Test (DMRT) pada jenjang 5%. Penambahan hirolisat protein lele dumbo ke dalam nugget berpengaruh secara nyata terhadap nugget yang dihasilkan, dapat meningkatkan kadar air, protein, lemak dan abu, dapat menurunkan keempukan,  warna dan rasa tidak mengalami perubahan. Nugget yang disukai adalah penambahan hidrolisat protein lele dumbo 5 g dengan kriteria kadar air 58,72%, kadar protein 22,09 %db, kadar lemak 13,24 %db, kadar abu 5,42%db,  warna coklat keemasan (3,95), rasa enak (4,02) dan tekstur empuk (4,05)Â