Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam

Pemikiran Al-Jîlî Tentang Insân Kamîl dan Relevansinya Dengan Tujuan Pendidikan Nasional Azizah HAnum OK; Hasan Bakti Nasution; Nurun Nisa
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 11, No 02 (2022): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v11i02.3475

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemikiran Al-Jîlî tentang Insân Kamîl    dan relevansinya dengan tujuan pendidikan nasional. Jenis Penelitian menggunakan penelitian kualitatif non-interaktif yakni analisis konsep/isi (content analysis) dalam pendekatan penelitian studi tokoh. Sumber data penelitian  ini adalah buku Insan kamil  yang ditulis oleh Al-Jîlî sebagai data primer, dan jurnal,  artikel serta buku-buku lain yang terkait dengan tema penelitian ini sebagai sumber data sekunder.   Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menurut Al-Jîlî Insân Kamîl    adalah manusia sempurna yang mencapai tingkat tertinggi dalam perkembangan rohani sebagai cerminan al-Ḥaq yang terdapat dalam dirinya nama-nama dan sifat-sifat ilâhîyah yang menyirnakan sifat-sifat hudust (kebaharuan) dalam dirinya, bukan berarti penyatuan Allah dengan seorang hamba, akan tetapi masuknya cahaya Allah kepada diri seorang hamba, untuk membuktikan eksistensi Allah swt, sebagai satu-satunya zat yang baqâ’ (kekal). Proses munculnya Insân Kamîl    harus melalui beberapa tahapan yaitu tajallî  al-af’âl al-Ḥaq, tajallî  al-asmâ’ al-Ḥaq, tajallî  al-shifah al-Ḥaq, tajallî  dzat al-Ḥaq. Adapun tingkatan Insân Kamîl    yaitu al-bidâyah,  al-tawasûṭ, al-khitâm. Pemikiran Al-Jîlî mengenai Insân Kamîl    tentunya relevan dengan tujuan pendidikan nasional,  yakni tujuan pendidikan nasional memiliki kriteria-kriteria yang dapat membangun karakter dan moralitas serta spiritualitas pada diri peserta didik serta mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga dapat dikatakan bahwa isi dari tujuan pendidikan nasional menjadi tahapan dasar yang dapat membentuk peserta didik menjadi Insân Kamîl. 
PERSONALITY COMPETENCE OF EDUCATORS TO SA'ID HAWWA PERSPECTIVE Junaidi Arsyad; Azizah Hanum OK; Rudi Saputra
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 11, No 02 (2022): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v11i02.4165

Abstract

Personality is the element that determines the interaction of educators with students as role models, educators must have personalities that can be used as profiles and idols. To examine the personality of educators, it is necessary to examine the previous scholars, because it is undeniable that there are not a few contributions given by the previous scholars, especially in the world of education, one of which is Sa'id Hawwa. The objectives of this research are. 1) To analyze the personality competencies of educators according to Sa'id Hawwa. 2) To analyze the relevance of the personality competencies of educators according to Sa'id Hawwa with contemporary Islamic education. In this research, the approach used is a qualitative approach with the type of character study research with two stages, namely inventory and critical evaluation. The data collection instrument in this study was documentation in the form of books by Sa'id Hawwa related to this research. The results show that 1) The personality competencies of educators according to Sa'id Hawwa are understanding, sincere, guiding the community, jihad/sincere, willing to sacrifice, obedient, consistent, brotherly/ukhuwah, honest, committed and intelligent. 2) The relevance of the personality competencies of educators according to Sa'id Hawwa with contemporary Islamic education is appropriate, even though the personality competencies of educators are contained in the Law on Educators and Lecturers No. 14 of 2005 which is intended for the public and decided nationally and is not based on Islam, but contains very Islamic values
Analisis Pemikiran Ibnu Sina dan Ibnu Khaldun Terhadap Konsep Pendidikan Islam Azizah Hanum OK
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 10, No 02 (2021): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v10i02.2332

Abstract

Tulisan ini berfungsi untuk menelaah pemikiran dari ahli filsfuf yang terkemuka tentang konsep pendidikan Islam. Adapun tokoh yang diteliti adalah Ibnu Sina dan Ibnu Khaldun. Keduanya merupakan salah satu ahli yang berpengarah dalam pendidikan Islam. Pendekatan yang digunakan dalam tulisan merupakan penelitian kualititatif yang berjenis studi pustaka. Sumber data berasal dari buku literature dan artikel yang berkaitan dengan bidang pendidikan Islam, terutama buku Muqaddimah dan Kitab Assifa’. Penggunaan manual dan digital menjadi teknik dalam pengumpulan data. Kemudian data-data display sampai dengan direduksi menjadi data utuh yang baru. Setelah menjadi data yang utuh, dianalisis dan dituangkan dengan mengedepankan intertektualitas dan creativity meaning. Hasil penelitian memberikan bahwa dalam aspek tujuan pendidikan Islam, Ibnu Khaldun dan Ibnu Sina memiliki pandangan yang sama yaitu; 1) Guna membentuk Insan Kamil, 2) Guru harus memiliki model dan pendekatan dalam mengajar, 3) Penggunaan teknik yang sesuai ilmu yang ingin diajarkan, 4) Ilmu harus diimplementasikan sesuai kegunaannya. Sedangkan dalam (kurikulum, mapel, metode, pendidik, anak didik dan tingkatan pendidikan) terdapat perbedaan. Namun memiliki tujuan yang sama, walau berbeda pandangan dalam teori
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PROF. DJA’FAR SIDDIK Azizah Hanum OK; Syamsu Nahar; Enek Citra Feri
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 11, No 001 (2022): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam (Special Issue 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v11i4.4166

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pemikiran pendidikan Islam menurut Prof. Dja’far Siddik serta menemukan relevansi pemikiran pendidikan Islam menurut Prof. Dja’far Siddik dengan pendidikan Islam di Indonesia saat ini. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan pendekatan studi tokoh. Adapun sumber data primernya yaitu buku karangan Prof. Dja’far Siddik sedangkan data sekundernya yaitu buku-buku mengenai pendidikan Islam. Untuk menganalisis data pada penelitian ini menggunakan analisis isi (content analysis). Hasil dari penelitian pemikiran pendidikan Islam menurut Prof. Dja’far Siddik, adalah 1) Tujuan pendidikan Islam ialah bahwa, tujuan yaitu memperhambakan diri kepada Allah. 2) Peserta didik bukan manusia yang pasif, mereka memiliki potensi tersendiri sejak lahir. 3) Pendidik tidak sebatas guru melainkan siapa saja bisa jadi pendidik asalkan di dalamnya terdapat upaya-upaya untuk membantu orang lain agar dapat berkembang kearah yang lebih baik. 4) Kurikulum tidak hanya menyangkut masalah mata pelajaran tetapi juga mencakup keseluruhan dari berbagai kegiatan sekolah. 5) Metode pendidikan merupakan suatu cara yang digunakan untuk peserta didik dalam proses pembelajaran. 6) Pemikiran pendidikan Islam menurut Prof. Dja’far Siddik masih relevan dengan dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Educational Leadership in Islamic Boarding Schools in the Perspective of K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi Azizah Hanum OK; Junaidi Arsyad; Iqbal Syafi'i
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 02 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i02.3939

Abstract

The phenomenon of the decline of many Islamic boarding schools in Indonesia is caused by the inability of the descendants of the Kiai or pesantren founders to continue the relay of educational leadership. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi with his ideas and thoughts provided a solution to overcome the educational leadership crisis. This study aims to analyze educational leadership in Islamic boarding schools from the perspective of K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi and its relevance to UURI No. 18 of 2019 concerning Islamic Boarding Schools. This research is qualitative research with the type of library research using a character study approach. The results of this study are: (1) Educational leadership in Islamic boarding schools in the perspective of K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi is summarized in the following four points: First, the nature of the pesantren leadership as a central figure, caregiver, and protector of the students, teachers, and staff. The pattern of educational leadership is transformational and collective, not individual or charismatic. Second, there are seven roles of an educational leader in an Islamic boarding school. Third, pesantren leaders must have 14 qualifications that are indicators of their feasibility, professionalism, and competence. Fourth, the leader regeneration program can be carried out with seven methods. (2) Thoughts of K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi have relevance to UURI No. 18 of 2019 concerning Islamic Boarding Schools.
Internalization of Multicultural Islamic Education in Pharmaceutical Vocational School, Medan City Uswatun Dalimunthe; Azizah Hanum OK; Junaidi Arsyad
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 02 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i02.4991

Abstract

Pharmacy Vocational High School is one of the educational institutions involved in the form of health services. Interdisciplinary knowledge is not enough. Pharmacy majors also emphasize developing potential in the technology for manufacturing, storing and supplying medicines. In the daily context, it also requires interaction in a multicultural environment and adheres to Islamic values. In general, Islamic teachings with a multicultural paradigm have been manifested in Islamic religious education which is explicitly expected to be implemented by all students in their professional world. This study uses a qualitative method with a descriptive approach. This research managed to find that; Islamic religious education with a multicultural paradigm has been successfully internalized through good interrelationships in the school environment, internalized values include tolerance (tasamuh), mutual assistance (ta'awun) and social harmony (tawazun), and moderation in religion (tawasuth). Furthermore, this study also found that the internalization of multicultural values goes through the stages of value transformation, value transactions, and trans-internalization of values that are manifested through teaching and cultivating by upholding tolerance.
The Purpose of Islamic Education in Kitab Al-Uṣûl aṡ-Ṡalâṡah by Shaîkh Muhammad At-Tamîmiy Syahrul Holid; Syamsu Nahar; Azizah Hanum OK
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 001 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam (Article In Progress Special Issue 20
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i001.6076

Abstract

This study aims to determine the purpose of Islamic education in the book Al-Uṣûl aṡ-Ṡalâṡah by Shaîkh Muhammad At-Tamîmiy. The research method uses qualitative methods that are descriptive with the type of library research. The main source of this research is a scholarly book entitled Al-Uṣûl aṡ-Ṡalâṡah wa Adillatuhâ. Based on the results of research shows that the main purpose of Islamic education formulated by Shaîkh Muhammad At-Tamîmiy in his book is inseparable from three basic things, namely that Islamic education aims to make students know Allah Almighty (ma'rifatullâh), know the Prophet (ma'rifatu nabiyyihî), and know Islam and its postulates (ma'rifatu dîn al-islâm bi al-adillah). These three goals are the foundation for all the goals of Islamic education built upon it. Through the knowledge of Allah Almighty, learners will know the consequences of the creed lâ ilâha illallâh and the purpose of its creation, as well as know Allah's rights over His servant and the servant's duty to His Rabb. Through the introduction of His Prophet, learners will know the consequences of the creed of Muhammad rasulullâh. Through the introduction of Islam and its postulates, students will know the nature of their religious teachings which are built on scientific divine values.
Analisis Pemikiran Ibnu Sina dan Ibnu Khaldun Terhadap Konsep Pendidikan Islam Azizah Hanum OK
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 10 No. 02 (2021): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v10i02.2332

Abstract

Tulisan ini berfungsi untuk menelaah pemikiran dari ahli filsfuf yang terkemuka tentang konsep pendidikan Islam. Adapun tokoh yang diteliti adalah Ibnu Sina dan Ibnu Khaldun. Keduanya merupakan salah satu ahli yang berpengarah dalam pendidikan Islam. Pendekatan yang digunakan dalam tulisan merupakan penelitian kualititatif yang berjenis studi pustaka. Sumber data berasal dari buku literature dan artikel yang berkaitan dengan bidang pendidikan Islam, terutama buku Muqaddimah dan Kitab Assifa’. Penggunaan manual dan digital menjadi teknik dalam pengumpulan data. Kemudian data-data display sampai dengan direduksi menjadi data utuh yang baru. Setelah menjadi data yang utuh, dianalisis dan dituangkan dengan mengedepankan intertektualitas dan creativity meaning. Hasil penelitian memberikan bahwa dalam aspek tujuan pendidikan Islam, Ibnu Khaldun dan Ibnu Sina memiliki pandangan yang sama yaitu; 1) Guna membentuk Insan Kamil, 2) Guru harus memiliki model dan pendekatan dalam mengajar, 3) Penggunaan teknik yang sesuai ilmu yang ingin diajarkan, 4) Ilmu harus diimplementasikan sesuai kegunaannya. Sedangkan dalam (kurikulum, mapel, metode, pendidik, anak didik dan tingkatan pendidikan) terdapat perbedaan. Namun memiliki tujuan yang sama, walau berbeda pandangan dalam teori
Pemikiran Al-Jîlî Tentang Insân Kamîl dan Relevansinya Dengan Tujuan Pendidikan Nasional Azizah HAnum OK; Hasan Bakti Nasution; Nurun Nisa
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 11 No. 02 (2022): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v11i02.3475

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemikiran Al-Jîlî tentang Insân Kamîl    dan relevansinya dengan tujuan pendidikan nasional. Jenis Penelitian menggunakan penelitian kualitatif non-interaktif yakni analisis konsep/isi (content analysis) dalam pendekatan penelitian studi tokoh. Sumber data penelitian  ini adalah buku Insan kamil  yang ditulis oleh Al-Jîlî sebagai data primer, dan jurnal,  artikel serta buku-buku lain yang terkait dengan tema penelitian ini sebagai sumber data sekunder.   Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menurut Al-Jîlî Insân Kamîl    adalah manusia sempurna yang mencapai tingkat tertinggi dalam perkembangan rohani sebagai cerminan al-Ḥaq yang terdapat dalam dirinya nama-nama dan sifat-sifat ilâhîyah yang menyirnakan sifat-sifat hudust (kebaharuan) dalam dirinya, bukan berarti penyatuan Allah dengan seorang hamba, akan tetapi masuknya cahaya Allah kepada diri seorang hamba, untuk membuktikan eksistensi Allah swt, sebagai satu-satunya zat yang baqâ’ (kekal). Proses munculnya Insân Kamîl    harus melalui beberapa tahapan yaitu tajallî  al-af’âl al-Ḥaq, tajallî  al-asmâ’ al-Ḥaq, tajallî  al-shifah al-Ḥaq, tajallî  dzat al-Ḥaq. Adapun tingkatan Insân Kamîl    yaitu al-bidâyah,  al-tawasûṭ, al-khitâm. Pemikiran Al-Jîlî mengenai Insân Kamîl    tentunya relevan dengan tujuan pendidikan nasional,  yakni tujuan pendidikan nasional memiliki kriteria-kriteria yang dapat membangun karakter dan moralitas serta spiritualitas pada diri peserta didik serta mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga dapat dikatakan bahwa isi dari tujuan pendidikan nasional menjadi tahapan dasar yang dapat membentuk peserta didik menjadi Insân Kamîl. 
PERSONALITY COMPETENCE OF EDUCATORS TO SA'ID HAWWA PERSPECTIVE Junaidi Arsyad; Azizah Hanum OK; Rudi Saputra
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 11 No. 02 (2022): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v11i02.4165

Abstract

Personality is the element that determines the interaction of educators with students as role models, educators must have personalities that can be used as profiles and idols. To examine the personality of educators, it is necessary to examine the previous scholars, because it is undeniable that there are not a few contributions given by the previous scholars, especially in the world of education, one of which is Sa'id Hawwa. The objectives of this research are. 1) To analyze the personality competencies of educators according to Sa'id Hawwa. 2) To analyze the relevance of the personality competencies of educators according to Sa'id Hawwa with contemporary Islamic education. In this research, the approach used is a qualitative approach with the type of character study research with two stages, namely inventory and critical evaluation. The data collection instrument in this study was documentation in the form of books by Sa'id Hawwa related to this research. The results show that 1) The personality competencies of educators according to Sa'id Hawwa are understanding, sincere, guiding the community, jihad/sincere, willing to sacrifice, obedient, consistent, brotherly/ukhuwah, honest, committed and intelligent. 2) The relevance of the personality competencies of educators according to Sa'id Hawwa with contemporary Islamic education is appropriate, even though the personality competencies of educators are contained in the Law on Educators and Lecturers No. 14 of 2005 which is intended for the public and decided nationally and is not based on Islam, but contains very Islamic values