Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)

Kinerja Kader Posyandu dan Kepuasan Lansia Pitoyo, Joko; Santuso, Muhammad Mukid; Saragih, Lenni
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (State Health Polytechnic of Malang)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.954 KB) | DOI: 10.31290/jiki.v(3)i(1)y(2017).page:36-42

Abstract

Kinerja kader merupakan faktor penentu kepuasan lansia terhadap pelayanan posyandusetempat. Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Lansia Anggrek Bulan Kelurahan Sisir Kota Batudan bertujuan untuk mengetahui hubungan kinerja kader posyandu dengan kepuasaan lansia. Metodedalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional dengan menggunakan rancangan Cross Sectional.Sampel diambil melalui teknik Total Sampling dengan jumlah total sebanyak 30 lansia.Berdasarkan hasil penelitian, didapat bahwa kader Posyandu Anggrek Bulan termasuk dalam kategoribaik, yakni sebanyak 21 lansia (71%) menyatakan demikian. Sementara 18 lansia (60%) menyatakantelah merasa puas dengan kinerja kader posyandu. Hasil analisis korelasi spearmann, menunjukkan rvaluesebesar 0.511 dan p-value sebesar 0,004. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja kaderposyandu memiliki hubungan yang positif terhadap kepuasan lansia, dimana semakin baik kinerjakader posyandu maka kepuasan lansia sebagai pengguna layanan kesehatan dari Posyandu jugaakan meningkat.
PENGARUH TERAPI SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) TERHADAP PERUBAHAN NILAI ANKLE BRACHIALE INDEX (ABI) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 pitoyo, joko
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (State Health Polytechnic of Malang)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.626 KB) | DOI: 10.31290/jiki.v5i2.1411

Abstract

Abstract: Patients with type 2 diabetes mellitus the risk of developing peripheral artery disease because blood circulation is disrupted. The way to detect peripheral arterial disease early can be through the ABI examination by comparing the systolic blood pressure in the ankle with systolic blood pressure in the brachialis. Patients with diabetes mellitus are often found to have high systolic blood pressure checks. One way to reduce blood pressure in patients with diabetes mellitus is relaxation, namely the therapy SEFT. The research design used was quasy experimental with time series design. The sample was 30 people using purposive sampling technique according to inclusion criteria. The research instrument used is the observation sheet. Methods of data analysis using the Paired T-Test. The results showed that before the treatment of almost all the values ​​of the ABI showed the presence of moderate arterial disease and after treatment most showed acceptable. Based on Paired T-Test significant value 0.000 which means there is influence therapeutic SEFT to changes in ABI value in patients with type 2 diabetes mellitus so this relaxation technique can be used as a complementary therapy for patients with diabetes mellitus who are at risk of peripheral arterial disease.
PENGARUH TERAPI SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) TERHADAP PERUBAHAN NILAI ANKLE BRACHIALE INDEX (ABI) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 joko pitoyo
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (State Health Polytechnic of Malang)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v5i2.1411

Abstract

Abstract: Patients with type 2 diabetes mellitus the risk of developing peripheral artery disease because blood circulation is disrupted. The way to detect peripheral arterial disease early can be through the ABI examination by comparing the systolic blood pressure in the ankle with systolic blood pressure in the brachialis. Patients with diabetes mellitus are often found to have high systolic blood pressure checks. One way to reduce blood pressure in patients with diabetes mellitus is relaxation, namely the therapy SEFT. The research design used was quasy experimental with time series design. The sample was 30 people using purposive sampling technique according to inclusion criteria. The research instrument used is the observation sheet. Methods of data analysis using the Paired T-Test. The results showed that before the treatment of almost all the values ​​of the ABI showed the presence of moderate arterial disease and after treatment most showed acceptable. Based on Paired T-Test significant value 0.000 which means there is influence therapeutic SEFT to changes in ABI value in patients with type 2 diabetes mellitus so this relaxation technique can be used as a complementary therapy for patients with diabetes mellitus who are at risk of peripheral arterial disease.
Kinerja Kader Posyandu dan Kepuasan Lansia Joko Pitoyo; Muhammad Mukid Santuso; Lenni Saragih
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (State Health Polytechnic of Malang)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v(3)i(1)y(2017).page:36-42

Abstract

Kinerja kader merupakan faktor penentu kepuasan lansia terhadap pelayanan posyandusetempat. Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Lansia Anggrek Bulan Kelurahan Sisir Kota Batudan bertujuan untuk mengetahui hubungan kinerja kader posyandu dengan kepuasaan lansia. Metodedalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional dengan menggunakan rancangan Cross Sectional.Sampel diambil melalui teknik Total Sampling dengan jumlah total sebanyak 30 lansia.Berdasarkan hasil penelitian, didapat bahwa kader Posyandu Anggrek Bulan termasuk dalam kategoribaik, yakni sebanyak 21 lansia (71%) menyatakan demikian. Sementara 18 lansia (60%) menyatakantelah merasa puas dengan kinerja kader posyandu. Hasil analisis korelasi spearmann, menunjukkan rvaluesebesar 0.511 dan p-value sebesar 0,004. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja kaderposyandu memiliki hubungan yang positif terhadap kepuasan lansia, dimana semakin baik kinerjakader posyandu maka kepuasan lansia sebagai pengguna layanan kesehatan dari Posyandu jugaakan meningkat.
PENGARUH TERAPI SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) TERHADAP PERUBAHAN NILAI ANKLE BRACHIALE INDEX (ABI) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 joko pitoyo
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v5i2.1411

Abstract

: Pada pasien diabetes melitus tipe 2 berisiko mengalami penyakit arteri perifer karena sirkulasi darah terganggu. Cara untuk mendeteksi penyakit arteri perifer dapat melalui pemeriksaan ABI yaitu dengan membandingkan tekanan darah sistolik di ankle dengan tekanan darah sistolik di brachialis. Pada pasien diabetes melitus sering ditemukan pemeriksaan tekanan darah sistolik tinggi. Salah satu cara untuk menurunkan tekanan darah pada pasien diabetes melitus adalah terapi SEFT. Desain penelitian yang digunakan adalah quasy experimental dengan time series design. Sampel berjumlah 30 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling sesuai kriteria inklusi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi. Metode analisa data menggunakan Uji Paired T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum perlakuan hampir seluruhnya nilai ABI menunjukkan adanya penyakit arteri sedang dan sesudah perlakuan sebagian besar menunjukkan bisa diterima. Berdasarkan Uji Paired T-Test nilai signifikan 0,000 yang artinya terdapat pengaruh terapi SEFT terhadap perubahan nilai ABI pada pasien diabetes melitus tipe 2 sehingga teknik relaksasi ini dapat dijadikan sebagai terapi komplementer untuk pasien diabetes melitus yang mengalami resiko penyakit arteri perifer.