Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Strategi Komunikasi Persuasif Petugas Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tamiang Dalam Memberikan Informasi Pembatalan Ibadah Haji 2020-2021 Pada Calon Jamaah Haji Masriadi Masriadi; Kamaruddin Hasan; Cut Andyna; Rinjani Bahri
Jurnal Komunika Islamika : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Kajian Islam Vol 8, No 2 (2021): Juli-Desember
Publisher : Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37064/jki.v8i2.10726

Abstract

EKONOMI POLITIK MEDIA DI INDONESIA Halida Bahri; Masriadi
AT-TANZIR: JURNAL ILMIAH PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM Vol. 9, No. 1 (Juni 2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh Aceh Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.311 KB)

Abstract

Media company becomes a unique company in the industrial sector of Indonesia. On the one hand, media has to keep its independence in running the activities. On another hand, media is an industry, thus it certainly runs for profits. Keeping the independence in a media industry requires a skillful management. In this context, studying the politic economy of the media becomes necessary. The business of the media starts from selling the prints, advertisements, and is getting more developed these days. This paper studies the transformation of mass media in Indonesia from the perspective of politic economy.
REPRESENTASI BUDAYA DALAM FILM SALAWAKU Cindenia Puspasari; Masriadi Masriadi; Rahmah Yani
Jurnal Jurnalisme Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jj.v9i1.3097

Abstract

Film merupakan bentuk karya seni yang berisi informasi, dan hiburan, serta mengandung representasi atau pemaknaan terhadap sesuatu yang ditampilkan. Skripsi ini bertujuan untuk mengrepresentasi atau memaknai budaya lokal Maluku dalam Film Salawaku, yang merepresentasikan mengenai budaya pariwisata Provinsi Maluku dengan subjek penelitian yang meliputi adegan dan teks dialog dalam film Salawaku. Jenis pendekatan penelitian dalam skripsi ini menggunakan kualitatif dengan teknik analisis kandungan berdasarkan model budaya menurut Edgar H. Schein, yang mengkategorikan model budaya menjadi dua yaitu budaya benda dan budaya bukan benda. Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa dalam Film Salawaku ditemukan representasi dua tanda kebudayaan antara lain budaya benda yang terdiri dari : (a) Seni Budaya (b) Bahasa (c) Produk Makanan dan Minuman Lokal(Pappeda dan Sopi) dan budaya bukan benda, yaitu : (a) Kepercayaan/Upacara Adat (b) Hubungan Personal
KOMUNIKASI PEDAGANG PASAR TRADISIONAL (PEKAN) DI KEUDE BULOH BLANG ARA KECAMATAN KUTA MAKMUR M Taufiq; Masriadi Masriadi; Muhammad Ali
Jurnal Jurnalisme Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jj.v10i1.4883

Abstract

Penelitian ini dengan judul komunikasi pedagang pasar tradisional (pekan) Di keude buloh blang ara Kecamatan. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan instrumen observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Informan dalam penelitian ini sebanyak 10 (sepuluh) orang yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Integrated marketing communication (IMC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi pemasaran pedagang pasar pekan tradisional di Keude Buloh Blang Ara Kecamatan Kuta Makmur yaitu penjualan langsung melalui tatap muka dengan pelanggan maupun menggunakan aplikasi watshaap terutama untuk promosi penjualan, mengikat hubungan dengan pelanggan terutama pelanggan-pelanggan baru. Dalam hal ini, penjual berupaya untuk membantu atau membujuk calon pembeli untuk membeli produk yang ditawarkan. Komunikasi yang terjadi antara pedagang dengan pembeli, adalah dengan konsep tatap muka, dimulai oleh pedagang dengan menawarkan jualan secara langsung kepada pembeli.
STRATEGI PONDOK PESANTREN MISBAHUL ULUM LHOKSEUMAWE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING SANTRI Anismar Anismar; Masriadi Masriadi; Husnul Barri
Jurnal Jurnalisme Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jj.v10i1.4877

Abstract

kajian ini berjudul Strategi ustaz dan ustazah dalam meningkatkan seni berbicara dan mental santri Pesantren Modern Misbahul Ulum kota Lhokseumawe, ustaz dan ustazah telah melakukan berbagai strategi demi bertujuan untuk menghasilkan santri yang berjiwa dalam seni berbicara dan mental di berbagai bidang secara islami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi ustaz dan ustazah dalam meningkatkan seni berbicara dan mental santri Pesantren Modern Misbahul Ulum kota Lhokseumawe dan untuk mengetahui kendala-kendala ustaz dan ustazah dalam membina retorika dikalangan santri Pesantren Modern Misbahul Ulum kota Lhokseumawe. Adapun hasil dalam penelitian ini adalah strategi ustaz dan ustazah dalam beretorika telah dijalankan dengan baik, diterapkan melalui bidang Muhadharah, Muhadatsah, Darsul Izhaf, Khutbah Jum’at dan ‘Amaliah Tadris. Faktor yang menghambat strategi ustaz dan ustazah dalam membina seni berbicara dan mental santri Pesantren Modern Misbahul Ulum ialah masi ada ustaz yang memiliki kegugupan dalam membina, kurangnya percaya diri dan masi terdapat noise (gangguan) dari pihak santri Pesantren Modern Misbahul Ulum tersendiri. Diharapkan agar ustaz dan ustazah tidak pernah letih dalam membina santri dan selalu tekun, yakin dan berusaha untuk kemajuan peningkatan seni berbicara dan mental santri Pesantren Modern Misbahul Ulum kota Lhokseumawe. 
Makna Simbolik pada Budaya Gegunungan dalam Tradisi Pesta Masyarakat Singkil Ramiah Ramin; Anismar Anismar; Harinawati Harinawati; Masriadi Masriadi
Aceh Anthropological Journal Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Department of Anthropology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aaj.v7i1.10965

Abstract

This article aims to describe the symbolic meaning of the mountain culture at the Singkil Tribe traditional party. The theory used is the theory of symbolic interaction. This type of research uses descriptive qualitative research methods. Data collection techniques using observation, interviews and document studies. The results of the study show that the whole mountain is a symbol in the Singkil Tribe's traditional feast. Gegunungan is the vehicle of the kings in ancient times, people who use the mountain at a traditional party means glorifying guests. Based on the theory of symbolic interaction, gegunungan culture is run by people who come from certain individuals, namely people who are able to slaughter buffalo or oxen at their traditional parties, interactions are carried out using symbols, namely on the way to the bride's house from the mountains music is played which means that the child has the party already married or circumcised, rifles are fired and fire is spit out through the mouth which means that the groom's entourage has almost arrived at the bride's house, and the confusion surrounds the mountains which means that the bride's entourage determines whether what is coming is indeed the person expected or not. In addition, there is also a meaning that lies in the colorful decoration, and so on which can then be interpreted by the community.Abstrak: Artikel ini bertujuan mendeskripsikan makna simbolik budaya gegunungan pada pesta adat Suku Singkil. Teori yang digunakan adalah teori interaksi simbolik. Jenis penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumen. Hasil kajian ini  menunjukkan bahwa keseluruhan gegunungan merupakan simbol dalam pesta adat Suku Singkil. Gegunungan merupakan kendaraan raja-raja pada zaman dahulu, masyarakat yang menggunakan gegunungan pada pesta adat berarti memuliakan tamu. Berdasarkan teori interaksi simbolik, budaya gegunungan dijalankan oleh masyarakat yang berasal dari individu tertentu yakni orang yang mampu memotong kerbau atau lembu pada pesta adatnya, interaksi yang dilakukan menggunakan simbol yaitu dalam perjalanan ke rumah mempelai wanita dari gegunungan musik dimainkan yang bermakna bahwa anak yang punya pesta sudah dinikahkan atau dikhitan, bedil dibunyikan dan api disemburkan lewat mulut yang bermakna bahwa rombongan mempelai pria sudah hampir tiba ke rumah mempelai wanita, dan kekajangan mengelilingi gegunungan yang bermakna bahwa rombongan mempelai wanita memastikan apakah yang datang memang orang yang dinanti atau bukan. Selain itu, ada juga makna yang terletak pada hiasan warna-warninya, dan lain sebagainya yang kemudian dapat diinterpretasikan oleh masyarakat. 
SIMBOL SEGITIGA PADA KEMASAN PLASTIK DAN PENGETAHUAN PRODUK (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF PADA MASYARAKAT DI DESA KUTA BLANG KECAMATAN BANDA SAKTI) Cut Andyna; Cindenia Puspasari; Masriadi Sambo
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v4i2.11029

Abstract

In the food industry, packaging is an important part of the product sales chain. Apart from being a medium of communication and information for producers to consumers, packaging also has a variety of other functions, namely protecting product contents from all factors that cause damage, maintaining ingredients in a hygienic condition, and maintaining nutrition from packaged products. Given the increasing development of technology and cultural changes in society, packaging technology using plastic materials is the main alternative. The availability of plastic is unavoidable in various community activities, especially about eating and drinking activities. However, this increase in human interaction with plastic is not matched by knowledge or information regarding materials and types of plastic that are safe for health. This is also the case with information regarding the types of plastic that are difficult or easy to recycle in the long term, the community should share knowledge in making decisions about its use. Where a warning about this matter has been written on the bottom outside of the packaging in the form of a symbol. One of plastic waste is PET type plastic bottles. PET plastic bottles are usually used in beverage packaging that has a triangle symbol with a number one. PET plastic bottles should used for one time only. The purpose of this study was to analyze the level of public awareness in choosing plastic packaging for daily use. The findings of this study indicate that the awareness of the people of Kuta Blang Village, Banda Sakti District, to check the triangle symbol located at the bottom of the plastic packaging before buying or using plastic packaging is very low. Therefore it is important to carry out outreach from various related parties as well as academics and stakeholders to become shared knowledge.Dalam industri makanan, kemasan menjadi bagian penting dari rangkaian penjualan produknya, selain sebagai media komunikasi dan informasi produsen kepada konsumen, kemasan juga memiliki beragam fungsi lainnya yaitu  melindungi isi produk dari segala faktor penyebab kerusakan, mempertahankan bahan tetap dalam keadaan higienis serta mempertahankan gizi dari produk yang dikemas. Mengingat semakin meningkatnya perkembangan teknologi dan perubahan budaya di dalam masyarakat, teknologi pengemasan dengan menggunakan bahan plastik menjadi altenatif utama. Ketersediaan plastik menjadi hal yang tak dapat dihindari dalam berbagai aktifitas masyarakat terutama berkenaan dengan kegiatan makan dan minum. Namun peningkatan interaksi manusia dengan plastik ini tidak diimbangi dengan pengetahuan atau informasi berkenaan dengan bahan dan jenis plastik yang aman bagi kesehatan. Demikian pula halnya dengan informasi terkait jenis plastik yang sulit atau mudah didaur ulang pada jangka panjang mestinya juga menjadi pengetahuan bersama masyarakat dalam keputusan penggunaannya. Dimana sebenarnya peringatan akan perihal ini telah tertulis pada bagian bawah luar kemasan dalam bentuk simbol. Salah satu contoh sampah plastik adalah botol plastik jenis PET. Botol plastik PET biasanya digunakan pada minuman kemasan yang memiliki simbol segitiga dengan angka satu. Dimana botol plastik PET hanya boleh digunakan untuk satu kali pemakaian. Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis tingkat kesadaran masyarakat dalam memilih kemasan plastik untuk penggunaan sehari-hari. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat Desa Kuta Blang Kecamatan Banda Sakti untuk mengecek simbol segitiga yang terletak pada bagian bawah kemasan plastik sebelum membeli atau menggunakan kemasan plastik sangat rendah. Oleh karena itu penting untuk dilakukan sosialisasi dari berbagai kalangan terkait juga akademisi dan para stakeholder untuk menjadi pengetahuan bersama.
Pembinaan Generasi Muda dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kota Langsa Halida Bahri; Sambo, Masriadi
Academica : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2023): Academica : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Pusat Studi Sosial dan Humaniora [LPS2H]

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The current development of information and communication technology has encouraged the younger generation to become economically independent by developing a creative. Service activities carried out aim to educate in the form of training for content creators at Langsa City. This service targets a group of youth known as generation Z or the millennial generation. They are now the creators of various new media platforms with the concept of profit sharing and endorsers. However, it has not been able to increase revenue. So that it is known, the competence to produce videos, edit, to market videos to social media channels is not owned comprehensively. From a technological point of view, they also have not mastered coding techniques by maximizing social media tools and search engine optimization (SEO). The results of this activity show that all participants who took part in this activity have increased their knowledge and understanding of how to produce and market content through all social media in the world
Strategi Komunikasi Promosi Untuk Optimalisasi Zakat di Gampong Lingkungan Universitas Malikussaleh Bersama Baitul Mal Kota Lhokseumawe Kamaruddin Hasan; Muchlis Muchlis; Asmaul Husna; Masriadi Masriadi; Zahari Zahari; Safwan Safwan; Muktaruddin Muktaruddin
Jurnal Vokasi Vol 8, No 3 (2024): Jurnal Vokasi (November)
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/vokasi.v8i3.5708

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk menjalankan penguatan strategi komunikasi promosi, sosialisasi dan penyuluhan dalam meningkatkan pengumpulan zakat dengan menganalisa berbagai faktor yang mempengaruhi minat warga Desa di Kota Lhokseumawe dalam berzakat, infaq dan sedekah. Pengabdian ini melibatkan seluruh Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di Gampong/Desa lingkungan Universitas Malikussaleh Khususnya Kota Lhokseumawe (Lancang Garam, Uteun Kot, Blang Pulo, dan Padang Sakti), bekerjasama atau bermitra dengan Baitul Mal Kota Lhokseumawe. Metode pengabdian dengan proses observasi berperan serta, need assesment, wawancara, focus group discustion (FGD), sosialisasi, pelatihan, monitoring evaluasi dan pendampingan. Hasil pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman, motivasi, mempengaruhi minat dan partisipatif masyarakat Kota Lhokseumawe dalam pengumpulan zakat, infaq dan sedekah serta menjadi motivasi ibadah, etos kerja dan peran pengumpul zakat di seluruh Desa Kota Lhokseumawe.
MAKNA PERSAHABATAN DALAM FILM INDIA “3 IDIOTS” KARYA RAJKUMAR HIRANI RAHUN 2009 : ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES Asnawi, Asnawi; Fazil , Muhammad; Ali , Muhammad; Masriadi , Masriadi
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 2 No. 10 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Film adalah bentuk karya seni yang memberikan hiburan dan memenuhi kebutuhan emosional penontonnya. Film juga memiliki berbagai klasifikasi usia, dari anak-anak hingga dewasa. Film "3 Idiots" adalah film drama komedi dari India yang mengisahkan tentang arti makna persahabatan tiga karakter utama, Rancho, Farhan, dan Raju, selama mereka menempuh pendidikan perguruan tinggi terbaik India yaitu di Imperial College of Engineering (ICE). Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan makna persahabatan dalam film India "3 Idiots" karya Rajkumar Hirani tahun 2009 menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yang mengeksplorasi aspek keaakraban, kepercayan, penerimaan, dan dukungan. setelah itu di analisis menggunakan analisis semiotika Roland Barthes, yang melibatkan tiga pendekatan utama: denotasi, konotasi, dan mitos. Analisis film "3 Idiots" yang berdurasi 2 jam 51 menit ini menunjukkan bahwa makna persahabatan tercermin dalam 8 scene. Dan di analisis menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes digunakan dalam analisis ini untuk mengidentifikas denotasi (makna yang langsung dan umum diterima tanpa tambahan asosiasi), konotasi (makna tambahan yang dihasilkan melalui asosiasi budaya, emosional, atau pribadi, memberikan makna yang lebih dalam dan kompleks), dan mitos (berfungsi untuk melegitimasi dan mempertahankan ideologi tertentu dalam masyarakat). Penelitian ini diinginkan agar masyarakat dapat meningkatkan pengertian mereka mengenai arti persahabatan, mengakui pentingnya hubungan sosial dalam kehidupan. Hal ini diharapkan dapat membantu memisahkan antara pertemanan biasa dengan persahabatan yang lebih mendalam. Bagi individu yang ingin membina hubungan persahabatan, diharapkan mereka merasa lebih percaya diri dalam memulai langkah untuk membentuk dorongan sosialisasi.