Articles
TURUNKAN BIAYA LISTRIK DENGAN REFRIGERANT RAMAH LINGKUNGAN
Jaka Windarta;
Arie Wicaksono
Jurnal Teknologi Elektro Vol 9, No 3 (2018)
Publisher : Electrical Engineering, Universitas Mercu Buana
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2337.73 KB)
|
DOI: 10.22441/jte.v9i3.4355
Peningkatan pertumbuhan Industri ditahun 2018 sebanyak 5,67 % akan memicu peningkatan kebutuhan refrigerasi. Dari sisi regulasi refrigerant dengan basis ChloroFluoroCabron (CFC) ditargetkan sudah tidak gunakan pada tahun 1995 untuk negara maju dan 2015 untuk negara berkembang. Sedangkan refrigerant berbasis HydroFluoroCarbon (HCF) ditargetkan sudah tidak gunakan pada tahun 2020 untuk negara maju dan 2030 untuk negara berkembang, sehingga perlu dicarikan refrigerant yang ramah lingkungan sekaligus hemat energi. Berdasarkan masalah tersebut sebagai alternative refrigerant yang ramah lingkungan, teknologi saat ini tersedia refrigerant berbasis hydrocarbon (propane) R-290 yang dinilai ramah lingkungan. Dari hasil proses retrofiting dari R-32 menjadi R-290 Pendingin udara berbagai kapasitas 1 PK (± 9.000 BTU/h) , 1,5 PK (±12.000 BTU/h), 2 PK (±18.000 BTU/h); 3PK (±24.000 BTU/h) di PT.Phapros,.Tbk pada suhu kondisi nyaman bekerja, diperoleh penghematan sebesar 11961,6 KWh/Tahun.Kata kunci : Hydrocarbon Refrigerant, Efisiensi Energi
Analisis Teknik Serta Kelayakan Ekonomi Pada Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sistem Hybrid
Denis Denis;
Jaka Windarta;
Bambang Winardi;
Imam Arifan Nurdani
Infotekmesin Vol 13 No 1 (2022): Infotekmesin: Januari, 2022
Publisher : P3M Politeknik Negeri Cilacap
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35970/infotekmesin.v13i1.962
National electrical energy needs are increasing every year. This is accompanied by an increasingly massive use of fossil energy as a power plant. The government is targeting a share of new and renewable energy (EBT) of at least 23% by 2025. As a tropical country, Indonesia has a large potential for new and renewable energy, which mostly consists of solar energy with an average daily radiation of 4.8 kWh/m2/day. The design of a solar power plant (PLTS) at SMA Negeri 3 Surakarta is an effort to utilize NRE and can be used as a model for environmentally friendly schools for similar public institutions and the general public. This PLTS uses a hybrid system with a generating capacity of 1230 Wp, SCC 60A, 24 V 200 Ah battery and a 2400 W hybrid inverter. Using analysis methods with PVSyst and RetScreen simulations, this PLTS generates electricity of 1,653.2 kWh/year. With an initial investment of IDR 25,186,000, the net present value is IDR 1,210,272 and the payback period is 24 years.
Konversi Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar
Baharudin Helmy;
Jaka Windarta;
Erick Hardian Giovanni
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan Vol 1, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Program Studi Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (333.27 KB)
|
DOI: 10.14710/jebt.2020.8132
Pertumbuhan ekonomi saat ini sangat tergantung pada energi fosil seperti minyak bumi, gas alam, atau batubara. Ada banyak alternatif untuk pengganti energi fosil seperti biomassa, tenaga air, energi matahari dan energi angin. Selain itu aspek penting lainnya adalah strategi alternatif pengelolaan limbah. Perkembangan dan modernisasi membawa perubahan besar dalam produksi semua jenis komoditas, yang secara tidak langsung menghasilkan limbah. Plastik telah menjadi salah satu bahan untuk berbagai aplikasi karena fleksibilitas dan biaya yang relatif murah. Makalah ini menyajikan skenario konsumsi plastik saat ini dengan tujuan agar pembaca dapat melakukan analisis tentang teknik daur ulang limbah plastik padat. Daur ulang dapat dibagi ke dalam empat kategori: primer, sekunder, tersier, dan kuater. Karena nilai kalor plastik setara dengan bahan bakar fosil, maka plastik ini menjadi alternatif bahan bakar yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk membahas metode mengubah plastik menjadi bahan bakar dengan metode pirolisis, degradasi katalitik, serta gasifikasi.
Optimasi Sosial-Ekonomi pada Pemanfaatan PLTS PV untuk Energi Berkelanjutan di Indonesia
Jon Marjuni Kadang;
Jaka Windarta
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan Vol 2, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Program Studi Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (424.485 KB)
|
DOI: 10.14710/jebt.2021.11113
Teknologi Photovoltaic (PV) memberikan peluang menjanjikan pada energi terbarukan dan berkelanjutan dimana bersumber dari matahari yang tidak terbatas dibandingkan sumber energi fosil. Letak Indonesia sepanjang jalur khatulistiwa memberikan sumber energi matahari yang besar dengan intensitas rata-rata hingga 2.000 jam per tahun. Total intensitas penyinaran per hari dapat mencapai 4500 Watt hour/m2. Namun, pengembangan dan pemanfaatan PLTS PV belum optimal dan mengalami berbagai kendala. Pada kajian ini dibahas tentang PLTS PV terkait potensi pengembangan PLTS PV sebagai energi terbarukan serta optimasi pemanfaatan PLTS PV pada aspek sosial-ekonomi. Dan juga dilakukan evaluasi kendala serta mitigasi solusi yang dibutuhkan untuk peningkatan pemanfaatan PLTS PV terutama keekonomian PLTS PV yang mendukung upaya peningkatan rasio elektrifikasi khususnya pada daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal) di Indonesia. Dari kajian diperoleh bahwa biaya investasi dan LCOE PLTS PV mengalami tren penurunan sehingga pengembangan PLTS PV menjadi semakin menarik secara keekonomian dan menguntungkan secara sosial pada daerah 3T sebagai solusi energi berkelanjutan di Indonesia.
Tinjauan Kebijakan dan Regulasi Pengembangan PLTS di Indonesia
Handoko Bayu;
Jaka Windarta
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan Vol 2, No 3 (2021): Oktober 2021
Publisher : Program Studi Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (434.046 KB)
|
DOI: 10.14710/jebt.2021.10043
Ketergantungan terhadap sumber energi fosil sebagai bahan bakar pembangkit listrik masih mendominasi sebagian besar sistem pemenuhan kebutuhan energi listrik di Indonesia. Usaha dalam rangka mengurangi fosil sebagai bahan bakar pembangkit dan beralih menggunakan energi baru terbarukan diupayakan oleh pemerintah dengan diterbitkannya aturan mengenai Kebijakan Energi Nasional. Komitmen pemerintah dalam rangka mendukung Kebijakan Energi Nasional, tercapainya 23% penggunaan energi baru dan terbarukan pada tahun 2025 diwujudkan dengan berbagai macam kebijakan maupun regulasi, salah satunya pada pengembangan PLTS di Indonesia. Adanya kepastian dan payung hukum pelaksanaan pengembangan PLTS diharapkan mampu memberi kesempatan seluas luasnya untuk memaksimalkan potensi energi surya yang ada di Indonesia. Regulasi dari sisi teknis maupun fiskal harus terus diperbarui untuk mendukung investasi pada pengembangan PLTS.
Analisis Komparasi Perhitungan Teori dan Aktual Terhadap Daya Aktif dan Daya Reaktif Steam Turbine Generator 2.0 Pada PT Indonesia Power Semarang
Ricky Ricky;
Jaka Windarta
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan Vol 1, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Program Studi Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1193.628 KB)
|
DOI: 10.14710/jebt.2020.8133
Generator adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Generator terbagi menjadi 2 yakni generator AC dan generator DC. Yang membedakan dari keduanya itu adalah tegangan dan arus yang dihasilkan. Untuk AC bentuk gelombangnya bolak – balik sedangkan untuk DC gelombangnya searah. Generator AC banyak digunakan dalam sistem pembangkit tenaga listrik. Khususnya pada PLTGU PT. Indonesia Power Semarang PGU Blok Blok 2 menggunakan generator AC atau nama lainnya generator sinkron untuk menghasilkan energi listrik. Dimana energi mekanik yang digunakan bersumber dari turbin gas dan turbin uap.yang dikopel dengan generator. Untuk menghasilkan energi listrik, tentu ada tata perhitungan yang dibutuhkan untuk mengatur nilai daya yang dihasilkan. Dalam penjualan daya yang dihasilkan PLTGU PT. Indonesia Power Semarang PGU tentu terdapat ketentuan mendasar seperti nilai daya yang dijual berapa banyak dan mendasar pada data operasi yang ditampilkan dari kombinasi sistem pengukuran daya. Dimana dalam konteks daya tentu ada yang namanya faktor daya. Dalam laporan analisa ini penulis akan membuktikan mengenai kesesuaian hasil perhitungan dengan nilai aktual pada data operasi. Apabila ditemukan perbedaan nilai antara data operasi dengan perhitungan yang disebabkan pengaruh faktor daya maka perlu dilakukan inspeksi peralatan pengukuran seperti pada Steam Turbine 2.0 PLTGU PT. Indonesia Power Semarang PGU.
Kondisi Gas Bumi Indonesia dan Energi Alternatif Pengganti Gas Bumi
Yudhanto Edhi Wibowo;
Jaka Windarta
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan Vol 3, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Program Studi Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.14710/jebt.2022.10042
Sejalan dengan kebutuhan akan energi gas bumi, penurunan produksi dan cadangan gas bumi dalam negeri maka diprediksi neraca gas bumi Indonesia akan segera terjadi. Untuk mengurangi impor dan memperlambat habisnya cadangan gas bumi maka perlu dikembangkan energi alternatif yang terbarukan untuk dipakai atau menjadi energi pengganti dari Gas Bumi. Gas bumi digunakan dalam fase gas dan biasanya digunakan sebagai energi penggerak turbin gas atau mesin gas, untuk itu alternatif pengganti gas bumi harus memungkinkan untuk diterapkan pada atau mesin dengan tenaga gas bumi. Energi terbarukan yang mendukung untuk mengganti peran gas bumi antara lain LFG (Landfill Gas), Biogas dan Hidrogen. Indonesia dapat memproduksi LFG dalam jumlah besar jika dapat melakukan upgrade TPA yang ada lebih dari 500 lokasi tersebar di seluruh Indonesia. Biogas Indonesia dapat diproduksi dari bahan baku limbah POME dan limbah ternak yang melimpah. Sedangkan hidrogen adalah sumber alternatif masa depan yang sangat bersih, dimana perkembangan teknologi proses produksi dan pengguna produk hidrogen cukup cepat. Hidrogen dapat dihasilkan dari berbagai proses terbarukan dimana akan menjadi potensi yang sangat bermanfaat bagi dunia, dan khususnya Indonesia di masa mendatang. Pemerintah Indonesia perlu melakukan langkah nyata untuk menerapkan bahan bakar alternatif pengganti gas bumi melalui penyediaan fasilitas dan pelaksanaan kebijakan.
Studi Awal Penerapan Distributed Generation untuk Optimalisasi PLTS Atap On Grid pada Pelanggan PLN Sistem Jawa Bali untuk Memenuhi Target EBT Nasional
Jauhar Fahmi;
Jaka Windarta;
Asep Yoyo Wardaya
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan Vol 2, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Program Studi Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (581.122 KB)
|
DOI: 10.14710/jebt.2021.10038
Penyediaan energi baru dan terbarukan yang lebih ramah terhadap lingkungan akhir-akhir ini lebih mengemuka tidak hanya karena energi fosil yang semakin menipis tapi sebagai bentuk tanggung jawab terhadap energi berkelanjutan. Namun pada tataran pelaksanaan meski pemerintah melalui KEN dan RUEN telah memberikan pedoman sejauh ini belum berjalan baik. Lebih khusus terhadap pemanfaatan energi surya yang secara ironis yang berpotensi terbesar justru pemanfaatannya paling sedikit. Makalah ini memberikan studi awal pada ide skema pemanfaatan energi surya melalui Photovoltaic (PV) atap yang terkoneksi jaringan on-grid tanpa penyimpanan energi sebagai pembangkitan terdistribusi Distributed Generation dengan memanfaatkan jaringan lisrik yang telah terkoneksi luas. Metode ini memanfaatkan keunggulan jumlah pelanggan yang sangat besar dan dengan memanfaatkan sebarannya yang luas dengan program pembiayaan nasional yang berbeda dengan penggunaan PLTS terpusat berskala besar.
Pemanfaatan Batubara Kalori Rendah Pada PLTU untuk Menurunkan Biaya Bahan Bakar Produksi
Suriyan Arif Wibowo;
Jaka Windarta
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan Vol 1, No 3 (2020): Oktober 2020
Publisher : Program Studi Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (625.381 KB)
|
DOI: 10.14710/jebt.2020.10029
Tingginya jumlah sumber daya dan cadangan batubara kalori rendah, perlu untuk ditingkatkan pemanfaatannya. Penyediaan energi sampai dengan tahun 2050 diperkirakan tetap didominasi oleh energi fosil. Energi fosil yang tumbuh paling pesat adalah batubara karena sektor pembangkit listrik didominasi oleh PLTU batubara. Sebagai salah satu upaya untuk memanfaatkan batubara nilai kalori rendah yang mempunyai harga energi yang relatif lebih murah, maka dapat dilakukan alternatif pemanfaatan batubara tersebut dengan metode coal blending, coal switching, ataupun coal drying pada PLTU. Coal blending merupakan cara terbaik untuk mengatasi masalah ketersediaan batubara dan ketergantungan terhadap satu sumber pemasok batubara untuk PLTU di Indonesia. Dengan mengganti batubara menjadi kalori yang lebih rendah (coal switching) memang akan menaikkan jumlah konsumsi batu bara, namun karena harganya lebih murah, maka masih didapat penghematan secara finansial. Coal drying dapat menjadi salah satu alternatif untuk memperbaiki kualitas batubara yang mempunyai kandungan moisture tinggi, sehingga batubara tersebut dapat digunakan untuk bahan bakar PLTU eksisting.
Overview Penyediaan Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Air Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)
Hendra Ardi Kurniawan;
Jaka Windarta
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan Vol 2, No 3 (2021): Oktober 2021
Publisher : Program Studi Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (419.213 KB)
|
DOI: 10.14710/jebt.2021.10045
Seperti terlampir pada Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), peran EBT ditargetkan minimal sebesar 23% dari total kebutuhan energi pada Tahun 2025. Secara khusus, penelitian ini membahas mengenai pemantauan penyediaan kapasitas pembangkit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) guna untuk mendukung bauran energi sebesar 23%. Overview yang dilakukan melibatkan dua sumber data sebagai data sekunder yang berasal dari data pemodelan RUEN dan BPS. Pengumpulan data dilakukan yang kemudian dilanjutkan dengan perbandingan antara ketersediaan kapasitas aktual dengan pemodelan RUEN. Secara keseluruhan, pencapaian aktual penyediaan pembangkit PLTA memiliki gap sebesar 3% dari RUEN dimana Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan penyediaan kapasitas pembangkit tertinggi berdasaran RUEN sebesar 234,27 MW dari perencanaan 2,2 MW sedangkan Provinsi Aceh menunjukkan provinsi yang memiliki progres paling rendah jika dibandingkan dengan provinsi lain yakni sebesar 2,64 MW dari perencanaan 128,4 MW. Studi lanjutan perlu dilakukan sebagai justifikasi dari setiap kemajuan dan/atau keterlambatan penyediaan yang disetiap wilayah sehingga dapat digunakan sebagai lesson learned untuk provinsi lain.