Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

ZONASI KERENTANAN AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE COP DAN APLIS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI GREMENG, DESA UMBULREJO, PONJONG, GUNUNGKIDUL (Zonation of ground water vulnerability using COP and APLIS methods in Gremeng Watershed, Umbulrejo Village, Ponjong, Gunungkidul) Ekha Yogafanny; Titi Tiara Anasstasia; Vindy Fadia Utama
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Management Research) Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Managem
Publisher : Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jppdas.2020.4.2.103-120

Abstract

ABSTRACT Umbulrejo Village, Ponjong, Gunungkidul has karst and non-karst landforms with several water sources including springs, rivers, and wells that can be used to meet daily water needs. The existence of ponor and diaklas in karst landforms in this village can be a gateway for pollutants from the surface to groundwater. This causes the water sources in the karst landforms to be susceptible to pollution. This study aims to determine the zonation of groundwater vulnerability by using two methods, namely the COP (Concentration of Flow, Overlaying Layers, Precipitation) and APLIS (Altitude, Slope, Lithology, Infiltration, Soil) methods, and to analyze the quality of water sources in each of the vulnerable zones of groundwater. Zoning of groundwater vulnerability using the COP method in the study area resulted in 4 classes of vulnerability, which were low, medium, high and very high, whereas using the APLIS method produced low and medium classes. The areas classified as moderate, high, and very high vulnerable zone of groundwater lied on limestone or karst landform. The water turbidity, TSS, TDS, DO, and hardness met the water quality standard, while COD did not meet the standard. The high concentration of COD indicated contamination of groundwater by human activities, especially in the karst landforms. The hardness parameter has a representative value to the zonation level of groundwater vulnerability. The higher the level of groundwater vulnerability was the higher concentration of groundwater hardness. Hardness is caused by natural solutional processes of limestone in the research area.Keywords: groundwater vulnerability; COP; APLIS ABSTRAK Desa Umbulrejo, Ponjong, Gunungkidul memiliki bentuk lahan karst dan non-karst  dengan beberapa sumber air diantaranya mata air, sungai, dan sumur yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik warga. Adanya ponor dan diaklas (rekahan) pada bentuk lahan karst di desa ini dapat menjadi pintu masuk polutan dari permukaan menuju air bawah permukaan. Hal ini menyebabkan sumber air pada bentuk lahan karst rentan terhadap pencemaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zonasi tingkat kerentanan air tanah dengan menggunakan dua metode penilaian yaitu metode COP (Concentration of Flow, Overlaying Layers, Precipitation) dan APLIS (Altitude, Slope, Lithology, Infiltration, Soil) serta untuk menganalisis kualitas sumber air pada tiap zonasi kerentanan yang dihasilkan dari kedua metode tersebut. Zonasi kerentanan air tanah dengan metode COP di daerah penelitian menghasilkan 4 kelas kerentanan yaitu rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi sedangkan dengan metode APLIS, zonasi kerentanan menghasilkan kelas rendah dan sedang. Daerah dengan zona kerentanan air tanah kelas sedang, tinggi dan sangat tinggi terletak pada bentuk lahan batugamping. Berdasarkan hasil laboratorium kualitas air, parameter kekeruhan, TSS, TDS, DO, dan kesadahan sesuai baku mutu, sedangkan COD tidak sesuai dengan baku mutu. Tingginya konsentrasi COD menunjukan adanya pencemaran air tanah oleh aktivitas manusia terutama yang berada didaerah pada bentuk lahan karst. Parameter kesadahan memiliki nilai yang representatif terhadap tingkat zonasi kerentanan air tanah. Semakin tinggi tingkat kerentanan air tanah, ditunjukkan pula dengan semakin tingginya konsentrasi kesadahan air tanahnya. Kesadahan disebabkan oleh proses alami pelarutan batu gamping yang ada di daerah penelitian. Kata kunci: Kerentanan air tanah; COP; APLIS
Life Cycle Assessment (LCA) of Refused Derived Fuel and Biogas as Products as Option of Sleman Regency Municipal Solid Waste Management Muhammad Abdul Ghony; Muhammad Mufti Azis; Titi Tiara Anasstasia
Indonesian Journal of Life Cycle Assessment and Sustainability In Press
Publisher : Indonesian Life Cycle Assessment Network (ILCAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sustainable municipal waste management is a big challenge for cities in Indonesia such as Sleman Regency, in D.I.Yogyakarta. Waste to Energy (WtE) is one of the methods in municipal waste management. Energy recovery from municipal waste is expected to produce electricity and/or thermal energy and thereby may reduce the amount of waste transferred to landfills. This study aims to evaluate the environmental impact of two energy recovery scenarios of municipal solid waste management in Sleman Regency. Here, we investigated 3 option for MSW management: direct combustion of once sorted waste to produce energy (O-1) , an integrated combustion of inorganic waste through the formation of densified Refuse Derived Fuel (RDF) followed by energy production (O-2) and scenario which are including dRDF and biogas followed by energy production (O-3). The environmental impacts from both scenarios were computed with Life Cycle Assessment (LCA) simulation by using OpenLCA software. The impact assessment include global warming potential (GWP), acidification potential (AP), eutrophication potential (EP) and human toxicity potential (HTP). The LCA simulation results showed that the GWP value of O-1, O-2 and O-3 are 0,6741 kg CO2eq / kWh, 0. 65863 kg CO2eq / kWh, and 0,574 kg CO2eq/kWh respectively. The AP, EP and HTP values for O-3 are consistently lower than that of O-2 and O-3. Thus, the LCA simulation results showed that MSW conversion into dRDF and biogas as a part of WtE technology is more environmentally friendly than direct combustion of MSW to energy.
Kajian Pengaruh Pemanfaatan Material Limbah Abu Batubara Dari PLTU Anka Indra Pangestu; Titi Tiara Anasstasia; Johan Danu Prasetya
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.806 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8877

Abstract

Pada kegiatan pertambangan batubara merupakan hal yang baik untuk mengurangi biaya dalam kegiatan pertambangan, perbaikan kualitas tanah, dan mengurangi dampak lingkungan. Namun pemanfaatan limbah batubara atau faba masih belum bisa dilakukan oleh masyarakat karena komposisi kandungan faba masih terdapat golongan yang masuk dalam kriteria limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Sehingga dalam pemanfaatan fly ash masih perlu dilakukan beberapa perlakuan untuk bisa dimanfaatkan langsung pada lingkungan seperti penambahan komposisi media tanaman, kontruksi sipil, dan perbaikan pH tanah dan unsur hara pada tanah. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan dari limbah abu batubara sebagai bahan yang dapat digunakan kembali. Pelaksanaan dalam penelitian dengan kualitatif menggunakan metode studi pustaka dan juga perlu dilakukan metode analisis deskriptif untuk mendapatkan gambaran hasil dari pemanfaatan limbah abu batubara. Hasil yang didapatkan parameter Cu dan Pb yang ada pada limbah abu batubara setelah dilakukan uji laboratorium didapatkan masih tergolong dalam limbah B3, yang mempunyai pengaruh toksik pada tanaman. Hasil penelitian yang telah dilakukan, pemanfaatan limbah abu batubara dapat digunakan sebagai bahan media tanam. Percobaan penggunaan limbah abu batubara sebagai media tanam selama 30 hari, didapatkan bahwa bibit tanaman masih belum memenuhi kriteria bibit siap tanam. Penggunaan limbah abu batubara tidak menimbulkan masalah pada pertumbuhan bibit tanaman selama 30 hari. Kondisi bibit tanaman tetap hidup tidak mengalami kematian atau mengalami kekeringan. Saran yang bisa dilakukan untuk pemanfaatan limbah abu batubara bisa dilakukan kembali dengan melakukan perawatan tanaman dengan rentan waktu lebih dari 30 hari, dengan memperhatikan perawatan tanaman dengan baik.Kata kunci: abu Batubara, Kualitas Tanah, Pertambangan Batubara, Reklamasi, fly ash
Analisis Kualitas Udara Ambien pada Area Tambang Batubara Jenis Terbuka (Open Pit) PT XX di Desa Sungai Payang, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur Maria Noverella Adventia; Dian Hudawan Santoso; Aditya Pandu Wicaksono; Titi Tiara Anasstasia; Ayu Utami
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.424 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8823

Abstract

Kegiatan pertambangan batubara di Indonesia umumnya  dilakukan dengan sistem pertambangan terbuka (open pit). Prinsipnya yaitu kegiatan pertambangan batubara dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, salah satunya yaitu penurunan kualitas udara. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas udara berdasarkan ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara) pada lokasi penelitian. Pengambilan sampel udara dengan parameter Particulate Matter 10 µm (PM10) pada tiga titik yang dapat mewakili lokasi penelitian. Tiga titik tersebut berada di bagian utara, selatan, dan timur, dengan penggunaan lahan berupa area kerja karyawan yang bekerja di luar ruangan, yaitu Pit Stop Wheel, Pit Stop Track, dan View Point. Pengambilan sampel udara untuk  waktu pengukurannya disesuaikan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan  Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2020 Tentang Indeks Standar Pencemar Udara yaitu selama 24 jam dengan menggunakan alat High Volume Air Sampler (HVAS). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari 3 titik lokasi pengambilan sampel udara yang telah dilakukan selama 24 jam memiliki konsentrasi PM10 di bawah baku mutu yaitu sebesar 75 µg/m3 dan kualitas udara berdasarkan ISPU di lokasi penelitian termasuk ke dalam kategori baik dengan status  warna  hijau.Kata kunci: Pertambangan Batubara, PM10, ISPU
Evaluasi Unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Banyuroto Kabupaten Kulon Progo Ayu Damayanti; Titi Tiara Anasstasia; Ika Wahyuning Widiarti; Agus Bambang Irawan; Herwin Lukito
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11638

Abstract

IPLT Banyuroto terletak di Kelurahan Banyuroto, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo yang sudah beroperasi sejak tahun 2014. IPLT ini direncanakan beroperasi untuk melayani satu Kabupaten Kulon Progo yang saat ini kinerjanya masih dirasa kurang optimal dalam upaya menurunkan parameter yang terkandung pada lumpur tinja sehingga diperlukan upaya evaluasi unit. Upaya evaluasi unit ini berdasarkan pada hasil uji kualitas air hasil pengolahan di IPLT terhadap parameter BOD, COD, dan total coliform yang digunakan untuk merancang unit IPLT agar dapat bekerja lebih baik. Metode penelitian yang digunakan berupa metode kuantitatif dan kualitatif dengan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling serta analisis deskriptif dan matematis untuk menghitung unit IPLT. Hasil uji laboratorium terhadap kualitas air hasil pengolahan IPLT Banyuroto menunjukkan bahwa parameter Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) sudah memenuhi baku mutu, sedangkan total coliform melebihi baku mutu menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 68 tahun 2016. Kondisi ini menunjukkan bahwa IPLT Banyuroto perlu dilakukan penambahan unit berupa Sludge Separation Chamber (SSC), bak pengumpul, dan rumah kompos untuk meningkatkan kinerja yang ada. Dalam bak pengumpul dilakukan penambahan klorin untuk menurunkan konsentrasi total coliform
Status Mutu Air Sungai Bedog Akibat Efluen Air Limbah Domestik dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal Hemalia Budiasti; Titi Tiara Anasstasia; Ayu Utami; Wisnu Aji Dwi Kristanto; Ika Wahyuning Widiarti
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11632

Abstract

Air limbah domestik dihasilkan dari kegiatan sehari-hari masyarakat yang berpotensi menyebabkan berbagai permasalahan lingkungan. Air limbah domestik mengandung beberapa zat pencemar, meliputi TSS, COD,BOD, dan Amoniak. Padukuhan Panasan, Kalurahan Triharjo, Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai tempat pengolahan air limbah domestik berupa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal. Permasalahan IPAL komunal pada daerah penelitian, diantaranya pengguna melebihi kapasitas, tebalnya scum, dan belum dilakukan pengecekan kualitas efluen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status mutu air Sungai Bedog setelah dialiri efluen air limbah domestik IPAL komunal yang ditinjau dari Indeks Pencemaran (IP). Penelitian dilakukan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantiatif yang digunakan, meliputi observasi, sampling, serta uji laboratorium. Metode kualitatif yang digunakan meliputi analisis perhitungan dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status mutu air Sungai Bedog menjadi tercemar ringan dengan nilai IP sebesar 3,7365 setelah dialiri efluen air limbah domestik dari IPAL komunal.
Analisis Kualitas Udara Akibat Kegiatan Penambangan Batuan Sirtu di Desa Gemampir, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah Wiwik Wulandari; Agus Bambang Irawan; Andi Renata Ade Yudono; Titi Tiara Anasstasia; Rr. Dina Asrifah
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11656

Abstract

Kegiatan produksi pertambangan di daerah penelitian dapat menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan, salah satunya ialah terjadi penurunan kualitas udara di sekitar lokasi pertambangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas udara berdasarkan baku mutu udara ambien yang sesuai dengan PP RI No. 22 Tahun 2021 dan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) pada lokasi penelitian. Kualitas udara yang akan dianalisis mencakup parameter Total Suspended Particulates (TSP), Particulate Matter 2,5 µm (PM2,5), dan Particulate Matter 10 µm (PM10) yang didapat dari 3 titik lokasi yaitu area tambang, jalan tambang, dan jalan permukiman. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa parameter TSP pada 2 lokasi, yaitu jalan tambang dan jalan permukiman tidak melebihi baku mutu, sedangkan TSP pada area tambang dengan nilai yang didapatkan sebesar 369,2 µg/m3 melebihi baku mutu. Parameter PM2,5 dan PM10 pada 3 lokasi masih tidak melebihi baku mutu. Berdasarkan analisis nilai ISPU pada 3 lokasi termasuk ke dalam kategori baik dengan status berwarna hijau. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi penurunan kualitas udara di sekitar lokasi penelitian yaitu dengan melakukan penyiraman secara berkala di sekitar area tambang dan sepanjang jalan angkut bahan galian.
Analisis Kualitas Air pada IPAL Komunal Ngudi Saras di Dusun Jetak, Desa Sendangtirto, Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Daffa Robbani Geraldino Wahid; Titi Tiara Anasstasia; Rr. Dina Asrifah; Agus Bambang Irawan
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11696

Abstract

Penurunan kinerja IPAL komunal di Kabupaten Sleman terjadi di beberapa lokasi, salah satunya di IPAL komunal Ngudi Saras. Air hasil pengolahan dari IPAL komunal ini menurut data uji kualitas air Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman memiliki beberapa parameter yang tidak sesuai dengan baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik yaitu: BOD, COD, dan amonia total. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kualitas air limbah dan air sungai cabang Sungai Sembung pada daerah cakupan IPAL komunal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan dua macam data, yaitu data primer dan sekunder untuk bahan pada penelitian ini. Sampel air diambil di 4 titik pada IPAL komunal dan 3 titik pada sungai. Dari hasil uji air kemudian didapatkan hasil bahwa parameter amonia total melebihi baku mutu dan masih perlu dilakukan reduksi. Reduksi dapat dilakukan dengan melakukan rehabilitasi yaitu berupa menambahkan unit filtrasi. Sehingga air buangan dari IPAL komunal Ngudi Saras tidak akan mencemari lingkungan.
Analisis Kualitas Udara Ambien berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Area Tambang Tanah Liat PT X, Kabupaten Tuban, Jawa Timur Gista Adi Manggala; Agus Bambang Irawan; Nandra Eko Nugroho; Titi Tiara Anasstasia; Ayu Utami
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11658

Abstract

Penambangan tanah liat PT X menggunakan metode surface mining yaitu penambangan di permukaan tanah atau dataran. Proses-proses dalam penambangan tersebut dapat berdampak pada penurunan kualitas lingkungan salah satunya yaitu penurunan kualitas udara. Penurunan kualitas udara tersebut merupakan dampak dari sumber pencemar yang ada seperti emisi dari alat yang beroperasi dan partikel debu yang tersuspensi ke udara selama proses penambangan, sehingga diperlukan analisis kualitas udara untuk mengetahui dampak dari kegiatan penambangan tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kualitas udara ambien dengan menggunakan perhitungan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). Penelitian ini dilakukan di tambang tanah liat PT X dan area pemukiman di sekitarnya. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui kualitas udara ambien yaitu Particulate Matter 10 µm (PM10) dan Particulate Matter 2,5 µm (PM2,5). Tata cara perhitungan ISPU dan penentuan kategori ISPU didasarkan pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2020 tentang Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). Hasil penelitian menunjukkan nilai ISPU berdasarkan parameter PM10 di titik (a); (b); (c); dan (d) masuk dalam kategori baik sedangkan nilai ISPU berdasarkan parameter PM2,5 di titik (a); (b); (c) masuk dalam kategori baik dan titik (d) masuk dalam kategori sedang.