Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Mekanisme Kompleks Sepsis dan Syok Septik Purwanto, Diana S.; Astrawinata, Dalima A.W.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 10, No 3 (2018): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.10.3.2018.21979

Abstract

Abstract: Sepsis and septic shock are still important medical problems. As sepsis progresses to septic shock, the risk of death increases significantly. Sepsis is a complex mechanism which can include infectious pathogen with its virulence factors, host response, inflammatory response, impaired coagulation system, and organ dysfunction. The complexity of the pathogenesis and pathophysiology of sepsis involves almost all types of cells, tissues, and organ systems.Keywords: sepsis, septic shockAbstrak: Sepsis dan syok septik masih merupakan masalah medis yang penting. Seiring penjalanan sepsis menjadi syok septik, risiko kematian meningkat secara signifikan. Sepsis ialah mekanisme kompleks yang dapat meliputi patogen penyebab infeksi dengan faktor virulensinya, respon pejamu, respon inflamasi, sistem koagulasi yang terganggu, dan disfungsi organ. Kompleksnya patogenesis dan patofisiologi sepsis melibatkan hampir semua jenis sel, jaringan, dan sistem organ.Kata kunci: sepsis, syok septik
THE MANAGEMENT OF VENOUS THROMBOEMBOLIC DISORDERS Purwanto, Diana S.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 3, No 3 (2011): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.3.3.2011.871

Abstract

Abstrak: Tromboemboli vena (VTE) mengacu pada semua bentuk trombosis patologis yang terjadi di sirkulasi vena, yang paling umum adalah trombosis vena dalam (DVT) pada ekstremitas bawah, namun manifestasi VTE yang paling mengancam nyawa adalah embolisasi trombi vena dalam ke sirkulasi paru, yang disebut emboli paru (PE). Banyak faktor baik yang diturunkan atau didapat, bisa menyebabkan VTE karena faktor-faktor tersebut mempengaruhi stasis vena, kerusakan pembuluh dan hiperkoagulabilitas, sebagai pemicu peristiwa trombotik. Sebuah kombinasi dari tes D-dimer dan probabilitas klinis diperkenalkan oleh Wells sebagai langkah pertama dalam diagnosis. Agen antikoagulan biasanya UFH atau LMWH, harus diberikan untuk menghindari pembentukan bekuan lebih lanjut ketika gangguan VTE dikonfirmasi. Pada saat efek antitrombotik yang memadai dicapai dengan heparin, antikoagulan oral seperti warfarin digunakan untuk mengurangi kemungkinan VTE berulang. Kata kunci: Tromboemboli vena, DVT, PE, D-dimer, antikoagulan.     Abstract: Venous thromboembolism (VTE) refers to all forms of pathologic thrombosis occurring on the venous side of the circulation, the most common of which is deep venous thrombosis (DVT) of the lower extremities. The most life-threatening manifestation of VTE is embolization of venous thrombi to the pulmonary circulation, called pulmonary embolism (PE). Many factors, either inherited or acquired, can cause VTE, since these factors influence the venous stasis, vessel damage and hypercoagulability, as the trigger of thrombotic event.   A combination of a D-dimer assay and clinical probability as a first step in diagnostic work-up was introduced by Wells et al. An initial management of anticoagulant agents usually UFH or LMWH, should be administered to avoid further clot formation when VTE disorder is confirmed. At some point an adequate antithrombotic effect is achieved with heparin, oral anticoagulant such as warfarin is started to reduce the probability of recurrent VTE. Keywords: Venous thromboembolism, DVT, PE, D-dimer, anticoagulant.
THERAPEUTIC OPTIONS FOR THE TREATMENT OF CHRONIC LYMPHOCYTIC LEUKEMIA Purwanto, Diana
Jurnal Biomedik : JBM Vol 1, No 3 (2009): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.1.3.2009.830

Abstract

Abstrak: Leukemia limfositik kronis (LLK) merupakan penyakit limfoproliferatif kronis yang ditandai oleh adanya akumulasi dan proliferasi sel B-matur, dengan fungsi kekebalan yang tidak kompeten, di dalam sumsum tulang, darah, kelenjar getah bening, limpa dan hati. Lebih dari 50% pasien tidak menunjukkan gejala pada saat terdiagnosis, dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Pada LKK yang lanjut dan progresif perlu diberikan pengobatan. Klorambusil dengan atau tanpa steroid telah merupakan obat pilihan selama bertahun-tahun pada pasien yang sebelumnya tidak pernah diobati sebagai LLK. Analog nukleosida purin, misalnya fludarabin, kladribin dan pentostatin juga telah diperkenalkan untuk pengobatan LLK. Namun, kemoterapi ini berisiko karena dapat menimbulkan konsekuensi problematis, seperti mielosupresi dan imunosupresi, yang dapat berakibat terjadinya infeksi oportunistik dan keganasan sekunder. Dewasa ini, penggunaan beberapa agen baru pada pengobatan LKK telah menunjukkan perkem-bangan yang menjanjikan, di antaranya adalah antibodi monoklonal. Selain itu transplantasi sel hemapoetik autologus dan alogenik semakin perlu dipertimbangkan pada pengobatan LKK, khususnya bagi mereka yang tidak dapat mentolerir terapi standar dengan dosis tinggi atau LLK yang berisiko tinggi. Penulisan ini difokuskan terutama pada strategi terapeutik LKK, termasuk mekanisme aksi obat serta respon terhadap pengobatan. Kata kunci: leukemia limfositik kronik, kemoterapi, antibodi monoklonal, HSCT.     Abstract: Chronic lymphocytic leukemia (CLL) is a chronic B-lineage lymphoproliferative disorder, characterized by accumulation and proliferation of B-mature cells, which are immunologically incompetent, in bone marrow, blood, lymph nodes, spleen, and liver. More than 50% of patients are asymptomatic at the time of diagnosis, and they usually require no treatment. However, treatment is needed in the advanced and progressive stages of CLL. Chlorambucil with or without steroids has been the drug of choice for many years in previously untreated CLL patients. The purine nucleoside analogues, e.g. fludarabine, cladribine, and pentostatin, have also been introduced for the treatment of CLL. However, this chemotherapy is risky, because it can cause problematic consequences such as myelosupression and immuno-supression, that can lead to opportunistic infections and secondary malignancies. Recently, several new agents appear promising in treating CLL, including new monoclonal antibodies. Moreover, using autologous and allogenic hematopoietic cell transplantations is increasingly being considered for the treatment of patients with CLL, especially for those who do not tolerate the high dose of standard therapies or suffer from high risk CLL. This paper focuses mainly on the therapeutic strategies in CLL, including the actions of the agents as well as the responses to the treatments. Keywords: Chronic lymphocytic leukemia, chemotherapy, monoclonal antibodies, HSCT.
Kadar Triasilgliserol Pada Peminum Minuman Beralkohol di Kelurahan Tosuraya Selatan Ihsan, Muhammad; Tiho, Murniati; Purwanto, Diana
e-Biomedik Vol 8, No 1 (2020): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v8i1.28705

Abstract

Abstract: Excessive alcohol consumption can disrupt lipid metabolism and cause an increase in triacylglycerol concentration. North Sulawesi is the region with the highest average alcohol consumption in Indonesia. South Tosuraya Village is one of the villages located in Ratahan Sub-District, Southeast Minahasa Regency, North Sulawesi Province. Based on preliminary surveys, it is known that there are alcoholic beverage production sites, namely mouse stamps which are supported by affordable mouse stamp prices and the habit of drinking mouse stamps has become a traditional drink of the local community, from the survey there are no preliminary data showing triacylglycerol levels in this area. Knowing the levels of triacylglycerol in alcoholic drink drinkers in South Tosuraya Village. This research is a descriptive study with cross-sectional design. The study used total sampling and was conducted in August 2019 until December 2019. Of the 50 willing subjects, 29 subjects (58%) had normal triacylglycerol levels, 9 subjects (18%) had high threshold triacylglycerol levels, 11 subjects (22%) had high triacylglycerol levels, and as many as 1 subject ( 2%) has very high levels of triacylglycerol. The results showed that subjects who drank alcoholic drinks for <5 years had an average triacylglycerol level of 106.3 mg / dL 5-10 years an average of 144 mg / dL, 11-15 years an average of 177 mg / dL, 16 -20 years with an average of 194.4 mg / dL and those who have> 20 years of drinking alcoholic drinks have an average triacylglycerol level of 223.1 mg / dL. In conclusion, most of the subjects 58% had normal triacylglycerol levels and drinkers who had been drinking alcohol for more than 20 years experienced elevated levels of triacylglycerol.Keywords: Triacylglycerol, alcohol  Abstrak: Konsumsi alkohol berlebihan dapat mengganggu metabolisme lipid dan menyebabkan peningkatan konsentrasi triasilgliserol. Sulawesi Utara merupakan daerah dengan konsumsi alkohol rata-rata tertinggi di Indonesia. Kelurahan Tosuraya Selatan merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara. Berdasarkan survei awal diketahui terdapat tempat produksi minuman beralkohol yaitu cap tikus yang didukung oleh harga cap tikus yang terjangkau serta kebiasaan meminum cap tikus telah menjadi minuman tradisional masyarakat setempat, dari survei tersebut belum ada data awal yang menunjukkan kadar triasilgliserol pada daerah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar triasilgliserol pada peminum minuman beralkohol di Kelurahan Tosuraya Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional. Penelitian menggunakan total sampling dan dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 sampai dengan Desember 2019. Dari 50 subjek penelitian yang bersedia, didapatkan 29 Subjek (58%) memiliki kadar triasilgliserol normal, sebanyak 9 subjek (18%) memiliki kadar triasilgliserol ambang batas tinggi, sebanyak 11 subjek (22%) memiliki kadar triasilgliserol tinggi, dan sebanyak 1 subjek (2%) memiliki kadar triasilgliserol sangat tinggi. Hasil penelitian menunjukkan subjek yang meminum minuman beralkohol selama selama <5 tahun memiliki kadar triasilgliserol rata-rata 106,3 mg/dL 5-10 tahun rata-rata 144 mg/dL, 11-15 tahun rata-rata 177 mg/dL, 16-20 tahun rata-rata 194,4 mg/dL dan yang telah >20 tahun meminum minuman beralkohol memiliki kadar triasilgliserol rata-rata 223,1 mg/dL. Simpulan penelitian ini ialah sebagian besar subjek memiliki kadar triasilgliserol normal serta peminum yang telah meminum alkohol lebih dari 20 tahun mengalami peningkatan kadar triasilgliserol.Kata kunci: Triasilgliserol, alkohol
GAMBARAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH PADA LAKI-LAKI USIA 40-59 TAHUN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH 18,5-22,9 kg/m2 Lombo, Vristilia R.; Purwanto, Diana S.; Masinem, Theresia V.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 4, No 3 (2012): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.4.3.2012.1216

Abstract

Abstract: In general, people at the age of forty have elevated total cholesterol levels in their blood which increase exponentially with age, physical activity, and eating behaviour. The Body Mass Index (BMI) and total serum cholesterol level are relevant to coronary disease risk factors. This study aimed to obtain a profile of the total serum cholesterol in males between the ages of 40-59 years with 18.5-22.9 kg/m2 of BMI. This study used a consecutive sampling method and the samples were 22 males. The results showed that 14 subjects (63.6%) had normal serum cholesterol; seven subjects (31.8%) were border line; and one subject (4.6%) had high serum cholesterol. Conclusion: Normal total serum cholesterol was mostly found among males between the ages of 40-59 years with 18.5-22.9 kg/m2 of BMI. Keywords: total serum cholesterol, BMI, males.   Abstrak: Peningkatan  kadar  kolesterol total dalam darah  terjadi  pada  usia 40 tahunan  kemudian  meningkat  seiring  dengan pertambahan usia. Kadar kolesterol yang meningkat dipengaruhi oleh faktor usia, perubahan dalam aktivitas fisik, dan  pola  makan.  Indeks Massa Tubuh  (IMT)  dan  kadar  kolesterol total darah  mempunyai  hubungan  erat  dengan faktor  penyakit  jantung  koroner.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar  kolesterol total darah pada laki-laki usia 40-59 tahun dengan IMT 18,5-22,9 kg/m2. Cara pengambilan  sampel  pada penelitian ini menggunakan  metode consecutive sampling. Responden di Malalayang berjumlah 22  responden.  Setelah dilakukan penelitian,  ternyata  14 responden (63,6%)  memiliki kadar  kolesterol total darah  normal, 7 responden (31,8%) memiliki  kadar  kolesterol total darah  batas  tinggi, dan 1 responden (4,54%) memilki  kadar  kolesterol total darah tinggi.  Simpulan: Kadar  kolesterol total  darah pada sebagian besar laki-laki berusia antara 40-59 tahun dengan IMT 18,5-22,9 kg/m2 dalam batas normal. Kata kunci: kadar kolesterol total darah, IMT 18,5-22,9 kg/m2, usia 40-59 tahun, laki-laki.
Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Kualitas Spermatozoa Yang Terpapar Asap Rokok Frenky D. Awuy; Diana S. Purwanto; Yanti M. Mewo
eBiomedik Vol. 9 No. 2 (2021): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v9i2.33451

Abstract

Abstract: Cigarettes can cause oxidative stress that may cause various health problems such as the decrease of spermatozoa quality. The disturbed state of  spermatozoa results in a decrease quality of the spermatozoa which may effect fertility. Vitamin C is an antioxidant which is believed to affect improving the quality of spermatozoa. This study aimed to determine the effect of vitamin C on the quality of spermatoza exposed to cigarette smoke. This research was conducted by literature review using three databases, namely Google Scholar, Pubmed, and ClinicalKey. After being selected based on inclusion and exclusion criteria, there were 10 articles research for assessment. The results show that the decrease in spermatozoa concentration is due to the nicotine contained in cigarette smoke. By giving vitamin C, it can reduce oxidative stress which can cause lipid peroxidation, and then reduce the decrease in spermatozoa concentration. There is also an improvement in spermatozoa motility and morphology after vitamin C administration. Vitamin C as an antioxidant plays a role in fighting free radicals, so that the spermatozoa cell membrane remains protected. In conclusion, consumption of vitamin C shows an effect to improve the quality of spermatozoa exposed to cigarette smoke, including increasing/improving the concentration, morphology, and motility of spermatozoa.Keywords: vitamin C, spermatozoa, smoker  Abstrak: Rokok menyebabkan terjadinya stres oksidatif yang dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan seperti penurunan kualitas spermatozoa. Keadaan spermatozoa yang terganggu mengakibatkan penurunan kualitas spermatozoa sehingga akan memengaruhi kesuburan. Vitamin C merupakan antioksidan yang dipercaya dapat memengaruhi peningkatan kualitas spermatozoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin C terhadap kualitas spermatoza yang terpapar asap rokok. Penelitian ini berbentuk literature review dengan pencarian data menggunakan tiga database yaitu Google Scholar, Pubmed, dan ClinicalKey. Setelah diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, didapatkan 10 artikel untuk dilakukan penilaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan konsentrasi spermatozoa disebabkan oleh kandungan nikotin dalam asap rokok. Pemberian vitamin C dapat menurunkan stres oksidatif yang dapat menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid, kemudian menekan penurunan konsentrasi spermatozoa. Terdapat juga perbaikan motilitas dan morfologi spermatozoa setelah pemberian vitamin C. Vitamin C sebagai antioksidan berfungsi untuk menanggulangi radikal bebas, sehingga membran sel spermatozoa akan tetap terlindungi. Sebagai simpulan, pemberian vitamin C menunjukkan adanya pengaruh untuk meningkatkan kualitas spermatozoa yang terpapar asap rokok, meliputi peningkatan/perbaikan konsentrasi, morfologi, dan motilitas spermatozoa.Kata kunci: vitamin C, spermatozoa, asap rokok
Kandungan Antioksidan Pada Daun Kelor (Moringa Oleifera) dan Potensi Sebagai Penurun Kadar Kolesterol Darah Angelyn Tjong; Youla A. Assa; Diana S. Purwanto
eBiomedik Vol. 9 No. 2 (2021): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v9i2.33452

Abstract

Abstract: One of the biggest risk factors for cardiovascular disease is hypercholesterolemia. Cholesterol is an important fat, however if it is excessive in the blood it can cause various diseases, one of which is cardiovascular disease. One of the traditional medicines used to reduce blood cholesterol levels is Moringa Oleifera leaves, which contain flavonoids and play an important role in lowering blood cholesterol levels. This study aimed to determine the antioxidant content of Moringa Oleifera leaves, the benefits of lowering blood cholesterol levels, and the dosage of administration. This study was conducted by using three databases, namely PubMed, ClinicalKey and Google Scholar to find articles which met the inclusion and exclusion criteria, then the assessment was carried out. There was a significant reduction in blood cholesterol levels when given Moringa leaves, as well as the dose given. In conclusion, antioxidants in Moringa leaves can reduce cholesterol levels in the blood.Keywords: antioxidants, moringa leaves, cholesterol, cardiovascular  Abstrak: Salah satu faktor risiko terbesar penyakit kardiovaskular adalah hiperkolesterolemia. Kolesterol merupakan lemak yang penting, namun jika berlebihan dalam darah dapat menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya kardiovaskular. Salah satu obat tradisional yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol darah adalah daun kelor (Moringa Oleifera), yang mengandung flavonoid dan berperan penting dalam menurunkan kadar kolesterol darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan antioksidan daun kelor, manfaat sebagai penurun kadar kolesterol darah, dan dosis pemberian. Pencarian artikel menggunakan tiga database yaitu PubMed, ClinicalKey, dan Google Scholar untuk menemukan artikel sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian dilakukan penilaian. Terdapat penurunan kadar kolesterol darah yang signifikan ketika diberikan daun kelor dalam menurunkan kadar kolesterol darah, serta dosis yang diberikan. Sebagi simpulan, antioksidan pada daun kelor dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Kata Kunci: antioksidan, daun kelor, kolesterol, kardiovaskular
Hubungan Kadar Gula Darah Puasa dengan Kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD ODSK Provinsi Sulawesi Utara Pali, Charissa M.; Tiho, Murniati; Purwanto, Diana S.
Health & Medical Sciences Vol. 2 No. 2 (2025): February
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/phms.v2i2.349

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan global yang menduduki peringkat ketiga sebagai kontributor utama kematian akibat penyakit tidak menular, setelah stroke dan penyakit jantung koroner (PJK). Diabetes Melitus tipe 2, yang menyumbang 90% dari seluruh kasus diabetes, berkaitan dengan dislipidemia dan risiko PJK. Pada penderita DM, high density lipoprotein (HDL) kerap mengalami disfungsi, yang berkontribusi pada aterosklerosis sebagai faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Oleh sebab itu, pengukuran kadar kolesterol HDL dalam profil lipid memiliki peran penting dalam menilai risiko aterosklerosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar gula darah puasa dengan kadar HDL pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD ODSK Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan rancangan penelitian potong lintang. Penelitian ini bersifat retrospektif dengan menggunakan data sekunder berupa data rekam medis periode April 2022-Juli 2024. Penelitian ini menggunakan metode total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 60 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,476 (p-value >0,05). Simpulan penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan signifikan antara kadar gula darah puasa dengan kadar high density lipoprotein pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD ODSK Provinsi Sulawesi Utara.
Hubungan Kadar Kolesterol Total dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD ODSK Provinsi Sulawesi Utara Langitan, Einelin J.F.; Tiho, Murniati; Purwanto, Diana S.
Health & Medical Sciences Vol. 2 No. 2 (2025): February
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/phms.v2i2.350

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, dengan prevalensi yang terus meningkat setiap tahunnya. Penyakit ini tidak hanya memengaruhi kualitas hidup, tetapi juga meningkatkan risiko komplikasi, termasuk gangguan kardiovaskular. Gangguan metabolisme lipid dapat menyebabkan peningkatan kolesterol total diikuti dengan disfungsi metabolisme glukosa. Pengukuran kadar kolesterol total dan gula darah puasa diperlukan untuk evaluasi risiko diabetes melitus tipe 2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol total dengan kadar gula darah puasa pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD ODSK Provinsi Sulawesi Utara. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat analitik observasional dengan menggunakan desain penelitian potong lintang (cross-sectional). Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan data sekunder (rekam medis) dari pasien rawat jalan dan rawat inap yang menderita penyakit diabetes melitus tipe 2 di RSUD ODSK Provinsi Sulawesi Utara pada periode April 2022 – Juni 2024. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dan diperoleh 65 pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebagai sampel. Berdasarkan hasil analisis uji korelasi Spearman-Rank, didapatkan nilai signifikan 0,307 (ρ-value > 0,05).  Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol total dengan kadar gula darah puasa pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD ODSK Provinsi Sulawesi Utara.
Hubungan Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dengan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Mongdong, Chindy F.; Tiho, Murniati; Purwanto, Diana S.
e-CliniC Vol. 13 No. 1 (2025): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v13i1.60869

Abstract

Abstract: Hypertension is a non-communicable disease that can cause complications, especially complications related to the cardiovascular system. This disease is closely related to low density lipoprotein (LDL) level. Excessive LDL level can cause atherosclerosis, leading to hypertension. According to Riskesdas 2018, North Sulawesi has a high prevalence of hypertension. This study aimed to obtain the relationship between the level of low density lipoprotein (LDL) and blood pressure among hypertensive patients. This study was conducted at RSUD ODSK of North Sulawesi Province, which is the only regional hospital owned by North Sulawesi Province.  This was an analytical and observational study with a cross sectional and restrospective approach using medical records of hypertensive patients. The results showed that from 78 patients, the highest percentages were found in female sex (62.8%), age group 55-64 years (30,8%), LDL level above optimal (38.5%), and hypertension grade 1 (57.7%). The Pearson correlation test for the relationship between LDL level and blood pressure obtained a p-value of 0,019 for systolic blood pressure, and a p-value of 0.037 for diastolic blood pressure. In conclusion, there is a relationship between LDL level and blood pressure in patients with hypertension. Keywords: hypertension; low density lipoprotein   Abstrak: Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang dapat menyebabkan komplikasi terutama komplikasi yang berkaitan dengan sistem kardiovaskular. Hipertensi memiliki kaitan erat dengan kadar low density lipoprotein (LDL). Kadar LDL berlebihan dapat menyebabkan aterosklerosis hingga berujung pada hipertensi. Sulawesi Utara memiliki prevalensi hipertensi yang tinggi menurut data RISKESDAS 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar low density lipoprotein (LDL) dengan tekanan darah pada pasien hipertensi. Penelitian ini dilakukan di RSUD ODSK Provinsi Sulawesi Utara yang merupakan satu-satunya rumah sakit daerah milik Provinsi Sulawesi Utara. Jenis penelitian ialah analitik observasional dengan desain potong lintang retrospektif dengan menggunakan data rekam medis pasien hipertensi. Hasil penelitian mendapatkan dari 78 pasien yang terlibat dalam penelitian ini, yang terbanyak ialah pasien berjenis kelamin perempuan (62,8%), kelompok usia 55-64 tahun (30,8%), kadar LDL di atas optimal (38,5%), dan hipertensi derajat 1 (57,7%). Berdasarkan hasil analisis uji korelasi Pearson, didapatkan adanya korelasi antara kadar LDL dengan tekanan darah sistolik (p=0,019) dan dengan tekanan darah diastolik (p=0,037). Simpulan penelitian ini ialah pada pasien dengan hipertensi terdapat hubungan antara kadar LDL dengan tekanan darah. Kata kunci: penyandang hipertensi; low density lipoprotein; high density lipoprotein