Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

UJI ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L) TERHADAP ZONA HAMBAT BAKTERI JERAWAT Propionibacterium acnes SECARA IN VITRO Afifi, Ruhana; Erlin, Euis; Rachmawati, Jeti
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 10, No 01 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v10i01.803

Abstract

Jerawat (acne vulgaris) merupakan penyakit kulit yang terjadi karena adanya penyumbatan folikel oleh sel-sel mati, sebum, dan peradangan yang disebabkan oleh  bakteri Propionibacterium acnes pada folikel sebasea. Antibiotik dapat mengobati jerawat namun dapat menimbulkan resistensi dari suatu bakteri, sehingga diperlukan cara yang lebih aman dan lebih murah. Salah satunya dengan penggunaan daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) karena mengandung zat aktif Flavonoid dan Tanin yang berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh terhadap zona hambat bakteri P. acnes secara in-vitro dan mengetahui konsentrasi minimal ekstrak yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes. Penelitian ini bertempat di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Galuh, dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dan didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Teknik pengujian menggunakan metode sumur dengan tujuh perlakuan dan empat kali ulangan. Konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh yang digunakan berdasarkan hasil penelitian pendahuluan adalah 75 mgml-1, 100 mgml-1, 125 mgml-1, 150 mgml-1, 175  mgml-1, 200 mgml-1, dan 225 mgml-1. Parameter yang digunakan adalah dengan mengukur diameter zona hambat pada daerah bening sekitar sumur yaitu daerah yang tidak ditumbuhi bakteri dalam satuan milimeter. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Varian Satu Faktor (ANAVA), dan berdasarkan hasil analisis diperoleh Fhitung 285,28 lebih besar dari Ftabel (0,01)dengan taraf nyata () 1% sebesar 3,81 yang berarti bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh berpengaruh sangat nyata terhadap diameter zona hambat pertumbuhan bakteri P. acnes yang terbentuk secara in-vitro. Berdasarkan hasil Uji Jarak Berganda Duncan diperoleh bahwa konsentrasi minimal ekstrak daun Belimbing wuluh yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri bakteri P. acnes secara in-vitro adalah 100 mgml-1.Kata kunci: Anti bakteri, Ekstrak daun belimbing wuluh, Propionibacterium acnes, In vitr
UJI ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L) TERHADAP ZONA HAMBAT BAKTERI JERAWAT Propionibacterium acnes SECARA IN VITRO Afifi, Ruhana; Erlin, Euis; Rachmawati, Jeti
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 10, No 01 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v10i01.803

Abstract

Jerawat (acne vulgaris) merupakan penyakit kulit yang terjadi karena adanya penyumbatan folikel oleh sel-sel mati, sebum, dan peradangan yang disebabkan oleh  bakteri Propionibacterium acnes pada folikel sebasea. Antibiotik dapat mengobati jerawat namun dapat menimbulkan resistensi dari suatu bakteri, sehingga diperlukan cara yang lebih aman dan lebih murah. Salah satunya dengan penggunaan daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) karena mengandung zat aktif Flavonoid dan Tanin yang berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh terhadap zona hambat bakteri P. acnes secara in-vitro dan mengetahui konsentrasi minimal ekstrak yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes. Penelitian ini bertempat di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Galuh, dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dan didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Teknik pengujian menggunakan metode sumur dengan tujuh perlakuan dan empat kali ulangan. Konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh yang digunakan berdasarkan hasil penelitian pendahuluan adalah 75 mgml-1, 100 mgml-1, 125 mgml-1, 150 mgml-1, 175  mgml-1, 200 mgml-1, dan 225 mgml-1. Parameter yang digunakan adalah dengan mengukur diameter zona hambat pada daerah bening sekitar sumur yaitu daerah yang tidak ditumbuhi bakteri dalam satuan milimeter. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Varian Satu Faktor (ANAVA), dan berdasarkan hasil analisis diperoleh Fhitung 285,28 lebih besar dari Ftabel (0,01)dengan taraf nyata () 1% sebesar 3,81 yang berarti bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh berpengaruh sangat nyata terhadap diameter zona hambat pertumbuhan bakteri P. acnes yang terbentuk secara in-vitro. Berdasarkan hasil Uji Jarak Berganda Duncan diperoleh bahwa konsentrasi minimal ekstrak daun Belimbing wuluh yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri bakteri P. acnes secara in-vitro adalah 100 mgml-1.Kata kunci: Anti bakteri, Ekstrak daun belimbing wuluh, Propionibacterium acnes, In vitr
PENGARUH EKSTRAK DAUN NILAM (Pogostemon cablin Benth.), DAUN KAYU PUTIH (Melaleuca leucadendra Linn.) DAN DAUN SERAI WANGI (Cymbopogon citratus (D.C. ex Nees.)) TERHADAP REPELLENCY KUTU KEBUL (Bemisia tabaci Genn.) Siskha Noor Komala; Jeti Rachmawati; Bagus Kukuh Udiarto
Bioed : Jurnal Pendidikan Biologi Vol 8, No 2 (2020): Bioed : Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.332 KB) | DOI: 10.25157/jpb.v8i2.4378

Abstract

Bemisia tabaci merupakan serangga vektor penyakit virus kuning tanaman cabai. Pengendalian dengan menggunakan insektisida sintetik berlebihan memiliki dampak yang negatif, sehingga dicari upaya alternatif dengan menggunakan insektisida nabati bersifat repellent. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun nilam, serai wangi dan kayu putih pada konsentrasi 40% terhadap repellency B. tabaci dan mengetahui ekstrak yang paling repellent terhadap B. tabaci. Penelitian dilakukan di Laboratorium Entomologi Balitsa, Lembang pada bulan April sampai Juni 2015, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan empat perlakuan yaitu ekstrak nilam, kayu putih, serai wangi dan kontrol terdiri dari enam ulangan pada dua waktu pengamatan. Pengujian dilakukan menggunakan olfaktometer dua lengan. Pengamatan dilakukan pada jumlah B. tabaci dikedua lengan olfaktometer.  Data diolah menggunakan teknik ANAVA dan uji Duncan taraf nyata 5%, serta dihitung daya repellency untuk menentukan kelas repellency. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak nilam, kayu putih dan serai wangi memiliki pengaruh terhadap repellency B. tabaci, dan ekstrak paling efektif bersifat repellent adalah ekstrak daun serai wangi dengan persentase repellency 48,33% dan 45,00%, serta daya repellency sebesar 100% terletak di kelas lima pada kedua waktu pengamatan.Kata Kunci : repellency, ekstrak nilam, ekstrak kayu putih, ekstrak serai wangi, Bemisia tabaci
PENGARUH AIR SULING DAUN KEMANGI (Ocimum americanum) DAN SELASIH (Ocimum basilicum) TERHADAP KETERTARIKAN LALAT BUAH BACTROCERA SP (TEPHRITIDAE) DI PERKEBUNAN BUAH MANGGA DESA SIDAMUKTI KABUPATEN MAJALENGKA Jeti Rachmawati; Taupik Sopyan; Romdah Romansyah; Feri Bakhtiar Rinaldi
Bioed : Jurnal Pendidikan Biologi Vol 10, No 1 (2022): Bioed : Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jpb.v10i1.7348

Abstract

Salah satu kendala dalam pengembangan pertanaman mangga adalah serangan lalat buah. Upaya pengendalian serangan lalat buah dengan teknik sederhana seperti pembungkusan buah dan pengasapan dirasakan kurang berhasil sehingga petani menggunakan insektisida sintetik. Penggunaan insektisida sintetik yang tidak sesuai aturan dapat memunculkan masalah lain berupa pencemaran pangan dan lingkungan. Upaya pengendalian lalat buah yang berwawasan lingkungan, salah satunya dengan menggunakan atraktan nabati berupa senyawa metil eugenol yang terdapat pada daun Ocimum americanum, dan Ocimum basilicum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun selasih dan daun kemangi terhadap ketertarikan hama lalat buah di pertanaman mangga.  Penelitian dilakukan di perkebunan mangga desa Sidamukti Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka, Jawa Barat menggunakan metode  eksperimen yang disusun dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Bahan yang digunakan adalah air suling daun kemangi dan selasih yang diteteskan pada kapas dan diletakkan pada perangkap model vertikal Parameter yang diamati adalah jumlah lalat buah yang masuk kedalam perangkap.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa air suling daun kemangi dan selasih memberikan pengaruh yang berbeda terhadap ketertarikan hama lalat buah. Jumlah lalat buah yang tertarik pada air suling daun selasih lebih tinggi dibanding dengan air suling daun kemangi. Kata Kunci: Atraktan, Bactrocera sp, Ocimum americanum, Ocimum basilicum
PERBEDAAN WAKTU AKTIVITAS LALAT BUAH TERHADAP ATRAKTAN EKSTRAK DAUN KEMANGI ( Ocimum americana L.) DI KEBUN MANGGA KABUPATEN MAJALENGKA Ineu Yuantika; Jeti Rachmawati; Taupik Sopyan
Bioed : Jurnal Pendidikan Biologi Vol 9, No 2 (2021): BIOED : Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.678 KB) | DOI: 10.25157/jpb.v9i2.6301

Abstract

Lalat buah merupakan salah satu  hama utama yang merugikan bagi petani sekaligus mengancam sentra produksi buah yang dapat menyerang tanaman salah satunya mangga. Penelitian ini bertujuan mengetahui waktu aktivitas lalat buah terhadap atraktan ekstrak daun kemangi dengan ekstrak daun cengkeh. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016 di kebun mangga Desa Sidamukti Kabupaten Majalengka. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen desain penelitian Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas tiga perlakuan dan 10 kali ulangan. Sampel lalat buah ditangkap dengan menggunakan perangkap Steiner (botol bekas air mineral) yang diberi zat pemikat metil eugenol dari ekstrak daun kemangi dengan cengkeh. Pengamatan untuk kajian waktu aktivitas harian dilakukan  pada pagi hari (06.00 – 08.00 WIB), siang hari (11.00 – 13.00 WIB), dan sore hari (16.00 – 18.00 WIB) selama 18 hari. Parameter penelitian adalah jumlah lalat buah yang terperangkap pada pagi, siang, dan sore. Analisis data menggunakan ANAVA dilanjutkan uji Duncan dengan taraf nyata 5% dan 1%. Hasil penelitian  menunjukkan lalat buah lebih aktif pada siang hari pukul 11.00 – 13.00 WIB. Faktor klimatik yang paling berpengaruh terhadap aktivitas lalat buah adalah cahaya. Kata kunci: Waktu aktivitas, Mangga, ekstrak daun kemangi, lalat buah.
UJI EKSTRAK DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP ZONA HAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli SECARA IN-VITRO Siti Rohmah; Euis Erlin; Jeti Rachmawati
Bioed : Jurnal Pendidikan Biologi Vol 9, No 1 (2021): Bioed : Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.859 KB) | DOI: 10.25157/jpb.v9i1.5342

Abstract

Daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) adalah salah satu obat tradisional yang digunakan sebagai obat diare, karena di dalam daun mengkudu mengandung senyawa kimia seperti terpenoid, flavonoid, saponin, dan antrakuinon yang berperan sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) varietas Citrifolia terhadap zona hambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan untuk mengetahui konsentrasi terkecil ekstrak daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) varietas Citrifolia yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli. Waktu dan tempat penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2016 di Laboratorium Mikrobiologi, Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh Ciamis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15%, 20%, 25%, 30%, 35%, 40%, dan 45% dengan empat kali ulangan. Pengujian ekstrak daun mengkudu terhadap zona hambat pertumbuhan bakteri E.coli ini dilakukan dengan teknik Cup-plate technique method (teknik sumur). Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah ukuran diameter zona hambat bakteri E.coli, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji ANAVA satu faktor. Hasil dari analisis di dapat bahwa Fhitung > Ftabel, maka kesimpulannya adalah terdapat pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak daun mengkudu varietas Citrifolia terhadap zona hambat bakteri E.coli, dan konsentrasi 20%  dengan rata-rata diameter zona hambat 7,35 mm merupakan konsentrasi terkecil atau konsentrasi hambat minimum ekstrak daun mengkudu varietas Citrifolia yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri E.coli. Kata kunci:  Ekstrak daun mengkudu varietas Citrifolia, Bakteri E.coli, Zona                               Hambat, KHM.            
Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Karakteristik Buah Kacang Panjang Feri Bakhtiar Rinaldi; jeti rachmawati; Euis Erlin
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 14, No 2 (2022): QUAGGA : Jurnal Pendidikan dan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v14i2.5904

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemanasan global yang digambarkan dengan perbedaan ketinggian tempat terhadap fenologi buah kacang panjang. Penelitian dilakukan pada tiga kategori ketinggian tempat di kabupaten Ciamis. Pengamatan di lakukan pada kacang panjang yang tumbuh di dataran rendah (0-400 mdpl), sedang (400-700 mdpl) dan tinggi (700 mdpl). Parameter yang diamati terkait produktivitas buah adalah waktu muncul buah pertama, jumlah dan ukuran buah. Variabel bebas pada penelitian ini adalah perbedaan ketinggian tempat, sedangkan variabel terikatnya adalah produktivitas kacang panjang. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis variansi (ANOVA) dan dilanjutkan dengan BNT karena hasilnya menunjukan perbedaan yang signifikan, serta Uji Regresi untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap produktivitas buah. Kacang panjang optimal dibudidayakan pada ketinggian rendah-sedang namun kurang optimal jika dibudidayakan di daerah dataran tinggi
PENGARUH CAMPURAN EKSTRAK DAUN KENIKIR DAN DAUN SIRIH TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT Zeny Afrylyani; Jeti Rachmawati; Endang Hardi
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 3, No 2 (2022): JUNI
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GALUH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v3i2.6302

Abstract

Penggunaan bahan kimia pada proses penyembuhan luka dapat menimbulkan efek samping sehingga perlu adanyaalternative yang lebih aman. Salah satunya yaitu daun kenikir (Cosmos caudatus) yangmengandung senyawa aktif yaituflavonoid, tanin, saponin dan daun sirih hijau (Piper betle.)yang mengandung senyawa aktif yaitu flavonoid, saponin,tanin, dan minyak atsiri. Senyawa tersebut berperan aktif dalam penyembuhan luka sayat. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui pengaruh campuran ekstrak daun kenikir dan daun sirih hijau terhadap penyembuhan luka sayat padahewan uji mencit dan konsentrasi yang paling berpengaruh. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai denganbulan April. Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan yaitucampuran (P1) konsentrasi kenikir 15% dengan sirih 0%, (P2) kenikir 12,5% dengan sirih 2,5%, (P3) kenikir 10%dengan sirih 5%, (P4) kenikir 7,5% dengan sirih 7,5%, (P5) konsentrasi kenikir 5% dengan sirih 10%, (P6) kenikir 2,5%dengan sirih 12,5%, (P7) kenikir 0% dengan sirih 15%. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa campuran ekstrakdaun kenikir (C. caudatus) dan sirih (P. betle) berpengaruh terhadap penyembuhan luka sayat pada hewan uji mencit(M. Musculus) dengan konsentrasi yang paling efektif yaitu konsentrasi ekstrak campuran daun kenikir 7,5% + sirih hijau7,5%.
PENGARUH MOLUSKISIDA ALAMI DARI CAMPURAN EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L.Rendle) DAN DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg/) TERHADAP MORTALITAS KEONG MAS (Pomacea canaliculata Lamarck.). Ainun Hanifah Indrasari; Budi Setia; Jeti Rachmawati
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 3, No 1 (2022): FEBRUARI
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GALUH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v3i1.6319

Abstract

ABSTRAKKeong mas merupakan salah satu hama yang mampu merusak tanaman dalam waktu singkat, sehingga dapat menyebabkan kegagalan panen. Salah satu cara yang tepat untuk pengendalian keong mas adalah dengan menggunakan moluskisida nabati. Tanaman yang berpotensi sebagai moluskisida nabati diantaranya serai wangi (Cymbopogon nardus L.Rendle) dan daun sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh campuran ekstrak serai wangi dan daun sukun terhadap mortalitas keong mas. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan, 4 ulangan dengan konsentrasi yaitu P1 : ekstrak serai wangi 50%, P2 : ekstrak serai wangi 40% + daun sukun 10%, P3: ekstrak serai wangi 30% + daun sukun 20%, P4 : ekstrak serai wangi 20% + daun sukun 30%, P5 : ekstrak serai wangi 10% + daun sukun 40%, P6: ekstrak daun sukun 50%. Parameter yang diamati adalah mortalitas keong mas. Analisis data menggunakan Anava satu faktor dan uji lanjut menggunakan Uji Duncan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ekstrak daun sukun berpengaruh terhadap mortalitas keong mas, dengan konsentrasi yang paling berpengaruh yaitu konsentrasi 50% dan diikuti pada perlakuan campuran dengan konsentrasi ekstrak serai wangi 10% dan daun sukun 40%. Kata kunci : Daun sukun, keong mas, moluskisida, mortalitas, serai wangi. 
PERBEDAAN TINGKAT PALATABILITAS DOMBA PADA PAKAN HASIL FERMENTASI DAN RUMPUT SEGAR Rofiq Almunawar Effendi; Dadi Dadi; Jeti Rachmawati
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 2, No 3 (2021): OKTOBER
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GALUH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.412 KB) | DOI: 10.25157/j-kip.v2i3.6158

Abstract

 Penyediaan pakan ternak secara berkesinambungan, dibutuhkan suatu teknologi pengawetan pakan  tanpa mengurangi kandungan  nutrisinya. Salah satunya dengan cara fermentasi. Peternak di lapangan pada umumnya  masih banyak yang memberikan pakan dengan rumput segar, karena peternak tidak mendapatkan informasi yang cukup untuk mengenali  mengenai rumput fermentasi walaupun ada beberapa masyarakat yang sudah menggunakan pakan fermentasi tetapi masih ada ketakutan dari masyarakat yang lain untuk menggunakan pakan fermentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat palatabilitas  pakan domba  hasil fermentasi dengan rumput segar. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2021. Penelitia ini dilakukan dengan 2 perlakuan yaitu pemberian pakan fermentasi dan  pakan rumput segar. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji-t. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan tingkat palatabilitas domba pada pakan hasil fermentasi dan rumput segar. Pakan yang paling disukai yaitu pakan rumput segar. Kata Kunci : Domba, Pakan Rumput Segar, Pakan Fermentasi, Tingkat Palatabilitas.