Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

POTENSI EKOWISATA PANTAI MOLOTABU KABUPATEN BONE BOLANGO BERDASARKAN ANALISIS SPASIAL EKOLOGIS (The Potential of Molotabu Beach Ecotourism, Bone Bolango Regency Based on Ecological Spatial Analysis) Sunarty Suly Eraku; Mohamad Karmin Baruadi; Aang Panji Permana; Hendra Hendra; Nurdin Mohamad
Jurnal Sains Informasi Geografi Vol 3, No 2 (2020): Edisi November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/jsig.v3i2.668

Abstract

Abstract - The development of the coastal area in Bone Bolango Regency is a huge potential for ecotourism. Ecotourism development focuses on aspects of nature conservation, aspects of socio-cultural and economic empowerment of local communities, aspects of learning and education. One of the ecotourism potentials of coastal areas in Bone Bolango Regency is the Molotabu beach area. The purpose of this research is to analyze the potential of the Molotabu beach ecotourism area based on the physical parameters of the socio-cultural, economic and institutional parameters. To achieve this purpose, an ecological spatial approach is used using the Geographical Information System. Field observation research methods consisted of direct measurements, interviews, and questionnaires. The research analysis used quantitatively, namely descriptive statistical analysis, scoring analysis and qualitative descriptive analysis for the final assessment of the potential of Molotabu beach ecotourism. Based on the results of the analysis of the physical parameters of the beach, namely vegetation, environmental cleanliness, beach material and water transparency, Molotabu beach has high potential. The same results were also obtained for the measurement of physical parameters including distance, infrastructure, accessibility and attractiveness of the Molotabu beach ecotourism area. High potential for ecotourism is also obtained from criteria based on institutional, socio-cultural, economic and environmental parameters. The high potential of Molotabu Beach ecotourism is because this coastal area has the potential for natural scenery, underwater beauty, crafts, regional arts and culinary.    
DIGITAL LITERACY AND EDUCATORS OF ISLAMIC EDUCATION Sunarti Suly Eraku; Mohamad Karmin Baruadi; Samuel PD Anantadjaya; Siti Fadjarajani; Ucup Supriatna; Ardian Arifin
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 10, No 01 (2021): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v10i01.1533

Abstract

From the teacher's approach to students to the use of media in learning, the learning process has changed dramatically in this digital era. Islamic Religious Education teachers must improve their competence due to the stigma that they are "old teachers" who have difficulty keeping up with developments in the world of information and technology in learning. The purpose of this research is to describe the competence of Islamic Religious Education teachers in the digital age. As a result, the study clearly discusses the competence of teachers and learning in the digital era, as well as the challenges, as well as the strategies of Islamic Religious Education teachers in overcoming the challenges of learning in the digital era. A literature review from several journals and related references was used to demonstrate how a teacher should be in the digital era. Teachers in the digital age must be able to use an information and communication technology-based learning approach to make it easier for students to follow because the information they receive from cyberspace is extremely fast. Finally, Islamic Religious Education teachers must improve their ability to use technology and information-based learning media in the classroom and move away from textbooks. So that the learning process achieves its objectives and provides students with numerous opportunities to develop their learning creativity.
Makna Simbolik Istilah Konstruksi Bangunan Adat Bantayo Poboide Gorontalo Andriliwan Muhammad; Mohamad Karmin Baruadi; Hasanuddin Fatsah; Dakia N. Djou
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 9, No 1 (2023): January 2023
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.9.1.355-372.2023

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji makna simbolik istilah Konstruksi Bangunan Adat Bantayo Poboide Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui tahapan pengumpulan, pengklasifikasian data, penganalisisan data dan penyimpulan. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Penelitian ini berlokasi di rumah adat Bantayo Poboide di Kelurahan Kayu Bulan Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo dan rumah adat yang ada di Provinsi Gorontalo sebagai data pembanding. Data dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan bangunan adat Bantayo Poboide tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan masyarakat Gorontalo dimana raja sebagai pemimpin pemerintahan di Linula tidak bersifat absolut, tidak pula ditunjuk berdasarkan keturunan, melainkan atas pilihan dan persetujuan wakil-wakil masyarakat yang duduk dalam pemerintahan. Istilah-istilah bangunan adat Bantayo Poboide dalam Bahasa Gorontalo mengarah kepada kebiasaan dan budaya yang berlaku di dalam masyarakat. Temuan menelitian menunjukkan bahwa keberadaan rumah adat Bantayo Poboide erat kaitannya dengan dimensi kultural masyarakat Gorontalo dan sebagai bukti wujud sistem demokrasi Gorontalo jaman dulu. Makna simbolik rumah adat erat kaitannya dengan kebudayaan masyarakat Gorontalo yang masih memegang teguh tradisi adat dalam proses membangun rumah di Gorontalo yang dapat mencerminkan kekuatan adat dan budaya dan bukti jejak budaya arsitektur Gorontalo.
Kritik Sosial Melalui Wacana Kritis pada Puisi Esai Mata Luka Sengkon Karta Andre Bastian; Mohamad Karmin Baruadi; Herman Didipu
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 9 No 1 (2023): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Februari)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v9i1.1177

Abstract

Norman Faircloughs critical discourse analysis aims to reveal the message of social criticism in the essay poetry of Mata Luka Sengkon Karta by Peri Sandi Huizche through text structure, discourse practice, and sociocultural practice. The research method is descriptive qualitative. The results of the research and discussion illustrate that the message of criticism is through individual, group and group to group social interaction. Discourse practices in the form of murder and robbery. Situational socio-cultural practices which include motives, and institutional which include mass media organizations, and socio-cultural which include togetherness, nationalist, moral and religious values. The prominent social criticisms are poverty, crime, law enforcement, and discrimination.
STRUKTUR KOMIK BIOGRAFI HASAN AL-BANNA KARYA ABU FATHIYA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PERAGAMAN SASTRA ANAK Ariati Suleman Matawu; Mohamad Karmin Baruadi; Zilfa Achmad Bagtayan
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol 11, No 1 (2021): (Januari 2021)
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.601 KB) | DOI: 10.37905/jbsb.v11i1.9974

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbol ‘Mim’ dalam novel Khadijah karya Sibel Eraslan. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif. Kutipan berbentuk leksia yang menggambarkan makna simbol ‘Mim’ adalah data penelitian ini. Sumber data diperoleh dari novel Khadijah karya Sibel Eraslan. Data diperoleh dari teknik pembacaan dan pencatatan. Data dianalisis dengan cara mengklasifikasi, menganalisis, mendeskripsi, menginterpretasi, dan menyimpulkan. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa: (1) makna simbol ‘Mim’ ditinjau dari kode hermeneutik menggambarkan kemuliaan Nabi Muhammad Saw., yang patut untuk dicintai; (2) makna simbol ‘Mim’ ditinjau dari kode semik dan simbolik. Makna simbol ‘Mim’ ditinjau dari kode semik menggambarkan ungkapan kemuliaan sosok Nabi Muhammad Saw., yang patut untuk diteladani. Makna simbol ‘Mim’ ditinjau dari kode simbolik menggambarkan kemuliaan cinta Khadijah, kemuliaan derajat Nabi Muhammad Saw., dan kemuliaan Khadijah istri Nabi; (3) Makna simbol ‘Mim’ ditinjau dari kode proaeretik menggambarkan kemuliaan perjuangan Nabi Muhammad Saw., dalam menjalankan amanah sebagai Nabi dan Rasul; (4) Makna simbol ‘Mim’ ditinjau dari kode kultural menggambarkan kemuliaan petunjuk yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw., sebagai utusan terakhir. Dengan demikian, makna simbol ‘Mim’ dalam novel Khadijah karya Sibel Eraslan adalah kemuliaan Nabi Muhammad Saw., sosok yang patut untuk dicintai dan diteladani.
Makna Simbol ‘Mim’ Dalam Novel Khadijah Karya Sibel Eraslan (Kajian Semiotika Roland Barthes) Sri Vingki Binti Yudin; Mohamad Karmin Baruadi; Herson Kadir
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol 11, No 1 (2021): (Januari 2021)
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.641 KB) | DOI: 10.37905/jbsb.v11i1.9966

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbol ‘Mim’ dalam novel Khadijah karya Sibel Eraslan. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif. Kutipan berbentuk leksia yang menggambarkan makna simbol ‘Mim’ adalah data penelitian ini. Sumber data diperoleh dari novel Khadijah karya Sibel Eraslan. Data diperoleh dari teknik pembacaan dan pencatatan. Data dianalisis dengan cara mengklasifikasi, menganalisis, mendeskripsi, menginterpretasi, dan menyimpulkan. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa: (1) makna simbol ‘Mim’ ditinjau dari kode hermeneutik menggambarkan kemuliaan Nabi Muhammad Saw., yang patut untuk dicintai; (2) makna simbol ‘Mim’ ditinjau dari kode semik dan simbolik. Makna simbol ‘Mim’ ditinjau dari kode semik menggambarkan ungkapan kemuliaan sosok Nabi Muhammad Saw., yang patut untuk diteladani. Makna simbol ‘Mim’ ditinjau dari kode simbolik menggambarkan kemuliaan cinta Khadijah, kemuliaan derajat Nabi Muhammad Saw., dan kemuliaan Khadijah istri Nabi; (3) Makna simbol ‘Mim’ ditinjau dari kode proaeretik menggambarkan kemuliaan perjuangan Nabi Muhammad Saw., dalam menjalankan amanah sebagai Nabi dan Rasul; (4) Makna simbol ‘Mim’ ditinjau dari kode kultural menggambarkan kemuliaan petunjuk yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw., sebagai utusan terakhir. Dengan demikian, makna simbol ‘Mim’ dalam novel Khadijah karya Sibel Eraslan adalah kemuliaan Nabi Muhammad Saw., sosok yang patut untuk dicintai dan diteladani.
DIGITAL LITERACY AND EDUCATORS OF ISLAMIC EDUCATION Sunarti Suly Eraku; Mohamad Karmin Baruadi; Samuel PD Anantadjaya; Siti Fadjarajani; Ucup Supriatna; Ardian Arifin
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 10 No. 01 (2021): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v10i01.1533

Abstract

From the teacher's approach to students to the use of media in learning, the learning process has changed dramatically in this digital era. Islamic Religious Education teachers must improve their competence due to the stigma that they are "old teachers" who have difficulty keeping up with developments in the world of information and technology in learning. The purpose of this research is to describe the competence of Islamic Religious Education teachers in the digital age. As a result, the study clearly discusses the competence of teachers and learning in the digital era, as well as the challenges, as well as the strategies of Islamic Religious Education teachers in overcoming the challenges of learning in the digital era. A literature review from several journals and related references was used to demonstrate how a teacher should be in the digital era. Teachers in the digital age must be able to use an information and communication technology-based learning approach to make it easier for students to follow because the information they receive from cyberspace is extremely fast. Finally, Islamic Religious Education teachers must improve their ability to use technology and information-based learning media in the classroom and move away from textbooks. So that the learning process achieves its objectives and provides students with numerous opportunities to develop their learning creativity.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGELOLA KAWASAN EKOWISATA MANGROVE DAN KONSERVASI LINGKUNGAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL DESA HUTAMONU KABUPATEN BOALEMO Eraku, Sunarty Suly; Mohamad Karmin Baruadi
PROFICIO Vol. 6 No. 1 (2025): PROFICIO : Jurnal Abdimas FKIP UTP
Publisher : FKIP UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jpf.v6i1.4249

Abstract

Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat dan menjaga keberlanjutan ekosistem mangrove sehingga dapat memberdayakan komunitas local, karang taruna dan masyarakat untuk meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat Desa Hutamonu. Oleh karena itu perlu pengelolaan kawasan ekowisata mangrove berbasis kearifan local untuk mendukung konservasi lingkungan. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui penyuluhan/edukasi, seminar dan pendampingan. Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat mahasiswa KKN Tematik UNG merintis kawasan ekowisata mangrove yang ada di pantai Wulungo Botu dan melaksanakan seminar pemberdayaan masyarakat dalam mengelola kawasan ekowisata mangrove dan konservasi lingkungan, dapat disimpulkan yaitu terciptanya Kawasan ekowisata mangrove dan diberi nama Ekowisata Mangrove “WULUNGO BOTU”. Kawasan ekowisata mangrove yang dirintis oleh mahasiswa KKNT UNG sangat bermanfaat untuk menjaga keberlanjutan ekosistem mangrove sehingga dapat memberdayakan komunitas local, karang taruna dan masyarakat untuk meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat Desa Hutamonu. Peserta seminar pemberdayaan masyarakat dalam mengelola kawasan ekowisata mangrove dan konservasi lingkungan mendapatkan pengetahuan tentang pemahaman masyarakat dalam meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mengelola ekosistem mangrove secara berkelanjutan, serta memperkenalkan praktik-praktik ekowisata yang mendukung pelestarian lingkungan.
DIGLOSIA DALAM TUTURAN REMAJA DI DESA AYUHULALO KECAMATAN TILAMUTA KABUPATEN BOALEMO Syisilia Maharani Gusani; Mohamad Karmin Baruadi; Ulfa Zakaria
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 4 (2024): Vol. 7 No. 4 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i4.35698

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan situasi penggunaan bahasa oleh remaja di Desa Ayuhulalo melalui permasalahan tentang 1) bagaimana bentuk diglosia dalam tuturan remaja di Desa Ayuhulalo, dan 2) faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya diglosia dalam tuturan remaja di Desa Ayuhulalo. Tujuan penelitian yakni, 1) mendeskripsikan bentuk diglosia dalam tuturan remaja di Desa Ayuhulalo dan 2) mendeskripsikan faktor penyebab terjadinya diglosia dalam tuturan remaja di Desa Ayuhulalo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan yakni, teknik simak, teknik catat, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan urutan pereduksian data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bentuk diglosia dalam tuturan remaja di Desa Ayuhulalo terdapat 2 bentuk yang sering digunakan yakni (1) diglosia dalam ragam tinggi mencakup Bahasa Indonesia dan Dialek Melayu Manado dan (2) diglosia dalam ragam rendah mencakup Bahasa Gorontalo dan Dialek Melayu Manado. Faktor penyebab terjadinya diglosia dalam tuturan remaja yang ditemukan dalam penelitian ini meliputi (1) faktor fungsi, (2)faktor prestise, (3) faktor pemerolehan, (4) faktor stabilitas
PRONOMINA BAHASA GORONTALO DAN BAHASA ATINGGOLA (SUATU KAJIAN ANALISIS KONTRASTIF) Nur Afni Tobelo; Mohamad Karmin Baruadi; Asna Ntelu
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 8 No. 1 (2025): Volume 8 No. 1 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v8i1.41417

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan bentuk, persamaan dan perbedaan pronomina bahasa Gorontalo dan bahasa Atinggola. Data penelitian ini berupa kata yang dituturkan secara lisan oleh masyarakat di desa Mokonowu Kecamatan Monano dan desa Tombulilato. Metode penelitian ini adalah pendekatan analisis kontrastif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni Teknik Simak, teknik cakap, teknik catat serta teknik rekam suara dan gambar. Pada teknik analisis data pada penelitian yaitu mentranskip data, mengidentifikasi data, mengelompokkan data, mengiterpretasi data dan menyimpulkan. Hasil penelitian menunjukkan adanya bentuk-bentuk pronomina diantaranya: kata ganti orang, kata ganti tanya, kata ganti penunjuk, pronomina tak tentu, kata ganti kepemilikan dan kata ganti penghubung. Perbandingan pronomina pada bahasa Gorontalo dan bahasa Atinggola ditemukan persamaan pronomina bahasa Gorontalo dan bahasa Atinggola pada kata ganti diri orang pertama tunggal dan jamak yaitu bentuk wa’u dan ami sedangkan perbedaan pada bahasa Gorontalo dan bahasa Atinggola terdapat pada kata ganti orang pertama tunggal dan jamak, orang kedua tunggal dan jamak dan orang ketiga tunggal dan jamak, kata ganti tanya, kata ganti penunjuk, kata ganti milik dan kata ganti penghubung. Simpulan dari penelitian ini terdapat bentuk-bentuk, persamaan dan perbedaan pronomina bahasa Gorontalo dan bahasa Atinggola.