Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Potensi dan Problematika Sosial Desa Maju (Studi Di Desa Motaha Kecamatan Angata Kabupaten Konawa Selatan) Nurlinda Nurlinda; Syaifudin Suhri Kasim; Peribadi Peribadi
Gemeinschaft Vol 4, No 2 (2022): Edisi Oktober
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52423/gjmpp.v4i2.18880

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi dan problematika sosial Desa Maju. Artinya penelitian ingin mendeskripsikan berbagai potensi yang terkandung di dalam wilayah Pedesaan Motaha. Selain itu penelitian ini  juga berupaya mengangkat dan menunjukkan aneka permasalahan yang begejolak di dalamnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang berartikan pada analisis 3 dimensi, 22 variabel dan 54 indikator. Hasil penelitian menunjukkan beberapa faktor yang dominan berpengaruh positif dari beberapa variabel yang di maksud untuk mengembangkan kesejahteraan masyarakat Desa Motaha untuk menjadi desa yang lebih maju. Namun selain itu, terdapat juga beberapa faktor yang menghambat majunya Desa Motaha diantaranya yaitu: masalah kesehatan, rendahnya partisipasi masyarakat, banjir dan tingkat kriminalitas serta kenakalan remaja.
RELASI GENDER DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR (Studi Pada Keluarga Nelayan Di Desa Tongali Pulau Siompu Kabupaten Buton Selatan) Switanti Switanti; Syaifudin Suhri Kasim; Tanzil Tanzil
Gemeinschaft Vol 4, No 1 (2022): Edisi April
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52423/gjmpp.v4i1.17437

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui jenis aktivitas keluarga nelayan dalam pengelolaan sumber daya pesisir di Desa Tongali Pulau Siompu Kabupaten Buton Selatan (2) Untuk mengetahui relasi gender keluarga nelayan dalam pengelolaan sumber daya pesisir pada keluarga nelayan di Desa Tongali Pulau Siompu Kabupaten Buton Selatan. Metode penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan datanya yaitu observasi, wawancara serta dokumentasi. Hasil penelitian di lapangan menunjukan bahwa (1) jenis aktivitas keluarga nelayan dalam pengelolaan sumber daya pesisir terdiri dari beberapa aktivitas yaitu penangkapan ikan, pembuatan pukat, penyulaman jaring, penjualan ikan, pembuatan tali pancing, pengangkutan ikan dari perahu dan pengawetan ikan. Dari berbagai aktivitas tersebut anggota keluarga nelayan (suami, istri dan anak) memiliki aktivitas masing-masing yaitu suami melakukan penangkapan ikan, penjualan ikan, pembuatan pukat dan tali pancing, serta penyulaman jaring, dan istri yaitu melakukan penjualan ikan, pengangkutan ikan dari perahu dan pengawetan ikan, sedangkan anak hanya membantu dari aktivitas tersebut. (2) Relasi gender dalam pengelolaan sumber daya pesisir keluarga nelayan di Desa Tongali terjadi hampir pada keseluruhan aktivitas dalam pengelolaan sumber daya pesisir, tetapi dalam relasi gender lebih nampak pada jenis aktivitas yang sama antara suami dan istri serta anak-anak seperti pada aktivitas penangkapan ikan, pembuatan pukat, penyulaman jaring, penjualan ikan, pembuatan tali pancing, pengangkutan ikan dari perahu dan pengawetan ikan dengan alokasi waktu yang berbeda-beda
KONFLIK ANTARA PENGUSAHA KARAOKE DENGAN MASYARAKAT DI DESA FONGKAINIWA KECAMATAN TONGKUNO KABUPATEN MUNA Rosmina Rosmina; Syaifudin Suhri Kasim; Tanzil Tanzil
SOCIETAL Vol 10, No 2 (2023): Edisi Oktober
Publisher : SOCIETAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi konflik antara pengusaha karaoke dengan masyarakat di Desa Fongkainiwa Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna dan mengetahui cara penyelesaian konflik antara pengusaha karaoke dengan masyarakat di Desa Fongkainiwa Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui data primer dan data sekunder. Data primer yaitu diperoleh langsung dari lapangan melalui metode observasi, atau wawancara dengan 13 informan yakni masyarakat yang terlibat dalam konflik karaoke. Data sekunder berupa data yang diperoleh dari masyarakat setempat, dokumen dan laporan yang terkait dengan konflik antara pengusaha karaoke. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif. Analisis berlangsung melalui empat tahap yaitu tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap penyajian data dan tahap pemerisaan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat beberapa faktor- Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif. Analisis berlangsung melalui empat tahap yaitu tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap penyajian data dan tahap pemerisaan kesimpulanfaktor yang menyebabkan terjadinya konflik antara pengusaha karaoke dengan masyarakat yaitu 1) Mengalami konflik antar perbedaan pendapat antara individu dengan kelompok mengenai adanya konflik antara pengusaha karaoke dengan masyarakat. Disini ada individu dengan kelompok yang tidak setuju dengan adanya pengusaha karaoke tersebut karena masyarakat merasa terganggu dengan musik karaoke tidak bisa terkontrol. Sehingga dari perbedaan tersebut akan menimbulkan perselisihan atau konflik yang berkepanjangan ataupun sementara dikalangan masyarakat 2) Secara teoritis perubahan sosial timbul karena beberapa faktor penyebab perubahan sosial yakni bertambah atau berkurangnya penduduk, penemuan-penemuan baru, pertentangan (conflict) masyarakat, terjadinya pemberontakan atau revolusi. Kemudian proses penyelesaian konflik yaitu 1) Mediasi (Mediation). Masyarakat menganggap pemimpin sebagai tumpuan dan harapan dalam setiap penyelesaian masalah konflik yang terjadi didalam penyelesaian konflik yang terjadi maka menggunakan mediasi atau penghubung mediasi yang yang bertikai juga sebagai pelapor yang menyumbangkan pemikiran-pemikiran dan saran bagi tercapainya suatu masalah 2) Konsiliasi (Conciliation), merupakan usaha mempertemukan keinginan yang berselisih untuk mencapai persetujuan dan penyelesaian. Dalam penyelesaian perselisihan, konsiliator memiliki hak dan kewenangan untuk menyampaikan pendapat secara terbuka dan tidak memihak kepada yang bersangketa 3) Arbitrase (Artibation), Istilah arbitrasi berasal dari kata “Arbitrase” (Bahasa Latin yang berarti “Kekuasaan untuk menyelesaikan sesuatu perkara menurut kebijaksanaan”. Arbitrase usaha perantara dalam meleraikan sengketa.
Strategi Penguatan Kelembagaan Kesehatan Desa Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 (Studi di Desa Kota Bangun Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan) Farlianto Farlianto; Syaifudin Suhri Kasim; La Ode Monto Bauto
SOCIETAL Vol 10, No 2 (2023): Edisi Oktober
Publisher : SOCIETAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini antara lain: Untuk Mengetahui (1) Strategi penguatan kelembagaan kesehatan desa dalam menghadapi pandemi di desa Kota Bangun. (2) Faktor pendukung dan penghambat penerapan strategi penguatan kelembagaan kesehatan desa dalam menghadapi pandemi di desa Kota Bangun. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara, serta dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, maka disimpulkan 1). (a.) Srtategi Konservatif telah diterapkan melalui kehati-hatian Satgas dengan cara selalu melakukan sosialisasi untuk selalu pakai masker, jaga jarak dan jauhi kerumunan. (b.) Strategi Inovatif telah diterapkan melalui diinovasikannya program sosialisasi formal dari pemerintah menjadi sosialisasi yang sifatnya dilakukan dari mulut ke mulut. (c.) Strategi Ofensif telah diterapkan oleh satgas yaitu dengan meyakinkan masyarakat agar mereka tidak panik terhadap pandemi. membuat strategi membantu perekonomian masyarakat yang terpapar. (d.) Strategi Kontijensi diterapkan, namun dalam artian pemilihan kebijakan itu bukan dalam arti memilih salah satu, sehingga tidak melaksanakan program lainnya, pada konteks ini, pilihan diartikan sebagai cara apa yang paling sering digiatkan oleh satgas Covid-19 desa, yang mana dalam hal ini yang digiatkan adalah sosialisasi. (e.) Strategi Pasif telah diterapkan di desa Kota Bangun melalui diterapkannya segala anjuraran atau arahan dari pererintah daerah maupun pemerintah kabupaten. Seperti vaksinasi, penerapan protokol kesehatan dan lain-lain. 2.) Faktor pendukung strategi satgas di desa Kota Bangun ialah Nilai-nilai budaya (Sikap toleransi kepada hal-hal baru) dan Sikap mental (Penilaian tinggi terhadap unsur-unsur yang membawa kebaikan). Dengan adanya dua hal demikian strategi satgas Covid-19 desa menjadi cukup mudah terlaksanakan. 3.) Faktor penghambat srtategi satgas di desa Kota Bangun, adalah sikap tradisionalistis, prasangka buruk terhadap sesuatu yang baru, kekhawatiran terjadi kegagalan pada integrasi budaya serta hambatan yang bersifat ideologis. Hal tersebut membuat strategi satgas Covid-19 desa menjadi cukup sulit terlaksanakan, khususnya hambatan yang sifatnya ideologis.
Fungsi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Dalam Pemenuhan Kebutuhan Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Tondowatu Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe Firdayanti Firdayanti; Juhaepa Juhaepa; Syaifudin Suhri Kasim
SOCIETAL Vol 10, No 2 (2023): Edisi Oktober
Publisher : SOCIETAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui fungsi gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) dalam pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi keluarga di desa tondowatu kecamatan morosi kabupaten konawe (2) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat gabungan kelompok tani dalam pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi keluarga di desa tondowatu Kecamatan morosi Kabupaten Konawe. penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data dilakukan melalui dengan cara observasi (pengamatan langsung) dan wawancara dengan responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) dan dukumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gabungan kelompok tani di Desa Tondowatu Kecamatan Morosi kabupaten konawe yang terdiri dari(1) merencanakan kegiatan,(2)pengadaan fasilitas sarana;(3)penerapan teknologi usaha tani; (4) menyebarluaskan informasi; (5)koordinasi pada pihak pemerintah.Faktor pendukung yaitu; partisipasi anggota gapoktan, adanya teknologi yang memadai, adanya motivasi.Faktor penghambat yaitu; kurangnya modal dan rendahnya sumber daya manusia.
KERESAHAN SOSIAL PADA MASYARAKAT SEKITAR DAERAH PERTAMBANGAN TANPA IZIN (PETI) Syaifudin Suhri Kasim; Rosnah
Journal Publicuho Vol. 6 No. 3 (2023): August - October - Journal Publicuho
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35817/publicuho.v6i3.317

Abstract

The aim of this research is to explain the social unrest caused by the negative impacts of unlicensed mining activities (PETI). This research is descriptive qualitative in nature. Descriptive studies are used for two reasons. First, this type of research is carried out to provide an overview of the social or psychological characteristics of a particular group or community. Second, because there are groups and communities that show differences in their behavior. Data was collected through interviews, observation and documentation, and analysis was carried out descriptively qualitatively. Research shows that village communities experience social problems as a result of unlicensed mining activities (PETI). This is in accordance with research findings which show that the majority of people (72%) are worried about the existence of gold mining companies because of air pollution produced by road dust produced by mining activities.