Fridolini Fridolini
English Language And Culture, Universitas Darma Persada , Jakarta, Indonesia

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

THE INFLUENCE OF NATIVE ENGLISH LECTURER IN IMPROVING STUDENTS MOTIVATION IN COMMUNICATION SKILL: (A RESEARCH ON STUDENTS VII SEMESTER AT ENGLISH LANGUAGE AND CULTURE PROGRAM IN DARMA PERSADA UNIVERSITY) Yoga Pratama; Fridolini Fridolini
Getsempena English Education Journal Vol. 8 No. 1 (2021)
Publisher : English Education Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/geej.v8i1.1343

Abstract

The development of information and technology has influenced many aspects of life including education. a lot of people start from students in the university and worker already speaking English fluently, but still there are some problem specifically for the students to speak English, university that have English English language programt is looking to find the solution. By hiring native English teacher or leacturer to improve their student’s motivation in English communication skill, the question is can the native English teacher gives the influence to the student. This research made to analyze how well the native English teacher can give the influence to the students especially in Darma Persada University for the students that are majoring in English Literature and in English Department. This research showed whether hired Native English teacher is a good idea or it isn’t. In this study, researcher used aquantitative approach to analyze the influence of native English lecturer in improving students motivation communication skill.. This research was conducted using the experimental method using pre-test and post-test control design.
AN ANALYSIS OF STUDENTS’ WRITING SKILLS IN PARAPHRASING: A CASE STUDY OF THE 5TH-SEMESTER DIPLOMA STUDENTS OF ENGLISH LANGUAGE AND CULTURE DEPARTMENT OF DARMA PERSADA UNIVERSITY Yoga Pratama; Anjar Prawesti; Fridolini
Getsempena English Education Journal Vol. 9 No. 1 (2022)
Publisher : English Education Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/geej.v9i1.1711

Abstract

It is significant for students to have competence in writing research papers that requires writing skills. Using formal language and avoiding plagiarism are mandatory for academic paper writers. Paraphrasing is one of the writing skills, which can be interpreted as rewriting a source text using the writers’ own words by changing it syntactically or semantically while maintaining the main idea. Other than investigating the barriers to paraphrasing and how to overcome them, this research aims to analyze the paraphrasing strategy generally applied by the 5th-semester Diploma students of the English Language and Culture Department of Darma Persada University. By approaching mixed-research methods, this study uses a questionnaire and a writing task as the instruments. Likert Scale is used as a data collection technique in the quantitative research method, which is further processed using SPSS. Meanwhile, the qualitative research method approaches Keck’s Taxonomy of Paraphrasing Types and the paraphrasing strategies by Jackie Pieterick. The analysis results find that the majority of the students have difficulties in paraphrasing. A lack of vocabulary and using their own words become their barriers to paraphrasing. In that case, comprehensive learning about paraphrasing skills and strategies taught by lecturers or educators are expected to overcome the obstacles. Furthermore, using synonyms becomes the paraphrasing strategy generally applied by the students. The paraphrased version of the writing task also indicates that the students try not to copy similar words or sentences from the source and therefore the most of the paraphrasing results are included in the Minimal Revision.
ILOKUSI DALAM FILM THOR: RAGNAROK Fridolini Fridolini; Rekha Ukrima Yagi
Diglosia : Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia Vol 6, No 2 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manusia adalah makhluk sosial; mereka tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain. Bagaimana mereka berkomunikasi? Manusia dapat berkomunikasi dengan berbagai cara. Seperti dengan menggunakan bahasa, manusia dapat berinteraksi satu sama lain. Saat kita berinteraksi, kita bisa melakukan banyak hal mulai dari mencari konsonan, membuat klausa relatif, hingga menghina tamu. Ini adalah pra-teoretis, tindak tutur. Apa itu tindak tutur? Tindak tutur adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam proses ketika kita sedang berbicara. Penelitian ini berfokus untuk menemukan tindak tutur ilokusi yang tersirat dalam tuturan tokoh. Saya menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif untuk menganalisis makalah ini dengan naskah film sebagai objek penelitian. Data yang saya kumpulkan dari dialog dari naskah film “Thor: Ragnarok”, dialog para tokoh ditandai sebagai dialog yang akan dianalisis dan diklasifikasikan ke dalam jenis-jenis tindak ilokusi. Ada 14 data dengan perwakilan, 10 data direktif, kemudian ekspresif dan komisif dengan masing-masing 5 data dan deklaratif hanya 1 data. Total ada 35 tuturan yang mengandung tindak ilokusi. Jenis penelitian ini juga dapat tersirat dalam percakapan sehari-hari, misalnya ketika kita sedang berbicara dengan orang-orang, mereka tidak hanya mengucapkan beberapa kata, tetapi, dalam ucapannya, itu mungkin menyiratkan tindakan ilokusi berdasarkan konteksnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kita dapat mempelajari lebih dalam tentang tindak ilokusi dan konteks dialog melalui naskah film khususnya mahasiswa linguistik.Kata kunci: Bahasa, Berkomunikasi, Tutur, Ilokusi, KualitatifHumans are social creatures; they cannot live alone and always need other people. How do they interact? Humans can communicate in various ways. With a language, people can interact with each other. When we interact, we can do all sort of things from aspirating a consonant, to constructing a relative clause, to insulting a guest. These are a pre-theoretically, speech acts. What are speech acts? Speech act are an act done in the process while we are talking. This research focuses on finding illocutionary speech acts implied in characters’ utterance. I use the qualitative approach with descriptive method to analyze this term paper with the movie script as object of the research. I collected the data from the characters’ utterances from the movie script “Thor: Ragnarok”, the dialogues of the characters are marked as the dialogues that going to be analyzed and classified into the types of illocutionary act. There are 14 data with representatives, 10 data directives, then expressives and commissives with 5 data each and declaratives with only 1 data. In total there are 35 utterances that implied illocutionary acts. This type of study also can be implied in daily conversation, for example when we are having a conversation with people, they are not just uttered some word, but, in their utterance, it might imply an illocutionary act based on the context. The conclusion of this studies we are able to learn more about illocutionary acts and context of dialogue through movie script especially the students of linguistics.Keywords: Language, Communicate, Speech, Illocutionary, Qualitative 
STRATEGI KESANTUNAN POSITIF DIGUNAKAN OLEH ANAK KEMBAR DAN BINTANG TAMU DI VIDEO YOUTUBE KIDS MEET (2018-2020) Fridolini, Fridolini; Nida, Riska Shofwatun
Diglosia : Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia Vol 7, No 2 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/diglosia.v7i2.4760

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi kesantunan positif dan faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi kesantunan positif pada video Kids Meet yang digunakan oleh anak kembar, dan para bintang tamu di acara tersebut. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode kualitatif deskriptif dimana objek penelitiannya adalah 9 video Kids Meet di kanal YouTube HiHo Kids yang dibawakan pada tahun 2018 sampai 2020 oleh anak kembar. Data penelitian ini adalah ujaran anak kembar, dan para bintang tamu di video Kids Meet saat bercakap. Berdasarkan analisis, ditemukan ujaran anak kembar, dan para bintang tamu dari 9 video Kids Meet yang menggunakan strategi kesantunan positif, dan faktor yang mempengaruhi mereka menggunakan strategi kesantunan positif ada 3; yaitu faktor imbalan, faktor jarak sosial, dan faktor peringkat pembebanan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa strategi kesantunan positif digunakan sebagai pembuka percakapan dengan seseorang ketika kita tidak ingin membuat kesan pertama yang buruk dan untuk meminimalisir jarak antar pembicara dengan lawan bicara dengan cara memuaskan keinginan lawan bicara untuk dihargai. Orang dewasa lebih sering menggunakan strategi kesantunan positif dalam sebuah percakapan dibandingkan anak-anak. Jarak usia yang cukup jauh dan juga perbedaan latar belakang profesi antara anak kembar dan juga para bintang tamu di Kids Meet tidak membatasi penggunaan strategi kesantunan pada ujaran mereka dalam bercakap. Kata Kunci: Pragmatik, Strategi Kesantunan, Kesantunan Positif, Ujaran, Acara Ragam Anak The objectives of this research are to analyse positive politeness strategies and the factors influencing the use of positive politeness strategies in the Kids Meet videos used by twins and the guests at the program. This research is conducted using a qualitative approach and descriptive qualitative method, and the object of research is 9 videos of Kids Meet on the HiHo Kids YouTube channel, which are presented from 2018 to 2020 by twins. The utterances of the twins and the guests in the Kids Meet videos while talking are used as data for this research. Based on the analysis, it is found utterances of twins and guests from 9 videos of Kids Meet used positive politeness strategies, and there are 3 factors influencing them to use positive politeness strategies; those are payoffs, social distance, and ranking of imposition. From this research, it can be concluded that positive politeness strategies are used as conversation starters with someone when we do not want to make a bad first impression and to minimize the distance between the speaker and the interlocutors by satisfying the interlocutor's desire to be appreciated. Adults use positive politeness strategies more often in a conversation than children. The considerable age gap and the difference in professional backgrounds between the twins and the guests on Kids Meet do not limit the use of politeness strategies in their utterances in conversation. Keywords: Pragmatics, Politeness Strategies, Positive Politeness, Utterances, Kids Variety Show.
REITERASI LEXICAL PADA LIRIK LAGU ARIANA GRANDE DALAM ALBUM “POSITIONS” 2020 Fridolini, Fridolini; Pratiwi, Anita Anjar
Diglosia : Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia Vol 7, No 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/diglosia.v7i1.4598

Abstract

Kajian ini mendeskripsikan hubungan semantik yang dapat disebut kohesi antara konstruksi teks dan hubungannya dengan konstruksi lainnya. Ada dua jenis gabungan: kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi kosakata dapat dicapai dengan memilih kosakata. Tujuan pertama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis apa saja yang terkandung dalam lirik lagu Ariana Grande di album Positions. Tujuan kedua adalah untuk apa fungsi kohesi leksikal digunakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan lirik lagu Ariana Grande. Album ini berisi 14 lagu. Untuk melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan teori kohesi leksikal Halliday dan Hasan (1976). Ini termasuk pernyataan ulang (pengulangan kata, sinonim atau sinonim serupa, kata tingkat tinggi, dan pengulangan kata umum) dan kolokasi. Hasil penelitian ini menunjukkan deskripsi ulang semua jenis kohesi leksikal dan tidak menganalisis kolokasi leksikal dalam lirik album Position Ariana Grande. Selanjutnya, fungsi kohesi leksikal dalam restatement lirik lagu Ariana Grande adalah untuk mendeskripsikan, menekankan, memperkuat, dan menyumbangkan pesan kata-kata dengan makna yang saling terkait untuk mengartikulasikan lagu tersebut. Studi ini akan membantu pembaca dan penulis masa depan menganalisis kohesi leksikal Kata Kunci: Kohesi, Kohesi Leksikal, Reiterasi, Kolokasi, Lirik lagu 
IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA DIALOG DALAM NOVEL THE KING’S CURSE KARYA PHILIPPA GREGORY Fitriani, Nurul; Pratama, Yoga; Fridolini, Fridolini
Diglosia : Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia Vol 8, No 2 (2024): Agustus
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/diglosia.v8i2.5711

Abstract

Dalam kehidupan sehari-hari, peran kita sebagai pengguna bahasa adalah hal yang tak bisa terlepas dari diri kita. Di segala lini kehidupan, kita membutuhkan bahasa guna berkomunikasi dengan orang lain: dengan keluarga, teman, tetangga, rekan kerja, dan lainnya. Kajian pragmatik selalu tertarik dalam menggali lebih dalam mengenai fenomena penggunaan bahasa tersebut. Salah satu hal yang disorot dalam kajian ilmu ini adalah mengenai ujaran yang kita sampaikan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam suatu percakapan. Artinya, kita tidak selamanya menyampaikan sesuatu secara terang-terangan, bahwa dalam konteks tertentu, terdapat maksud tersembunyi yang kita sisipkan dalam ujaran. Pragmatik menyebut hal itu dengan implikatur. Studi ini bertujuan memberikan gambaran komprehensif mengenai penggunaan implikatur dalam suatu karya sastra. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi. Teknik pemercontohan bertujuan digunakan sebagai teknik pengumpulan data, dan data yang digunakan untuk analisis adalah ujaran yang disampaikan tokoh dalam novel. Hasil studi menunjukkan bahwa dalam novel The King’s Curse, yang ditulis oleh Gregory, ditemukan dua jenis implikatur yang digunakan oleh para tokoh di novel ini. Jenis implikatur tersebut adalah implikatur percakapan umum dan khusus. Dua jenis itu digunakan secara berbeda, bergantung kepada konteks situasi tertentu yang melatarbelakangi percakapan yang dilakukan tokoh dalam novel ini.Kata kunci: konteks, implikatur percakapan umum, implikatur percakapan khusus, novel. In daily life, our role as language user is something that is inseparable. In every part of our life, we need language to help us communicating to other people: to your family, friends, neighbors, co-workers, and others. Pragmatics is always interested to dig deeper on the phenomenon of the language use in our daily conversation. One of the things highlighted in this linguistics branch is that how people, in fact, utter something both directly and indirectly in their conversation. It means that, we do not only say something straightforward, but, in some particular context, our hidden intention is being inserted in our utterance. Pragmatics calls it implicature. This study aims to give a comprehensive outline of the use of implicature found in a literary work. The study used qualitative approach, with content analysis method. The researchers used purposive sampling as the data collection technique, and the data used in this study are utterances of the characters found in the novel. The result of the study shows that in The King’s Curse novel written by Gregory, there are two types of implicature used by the characters of the novel. They are generalized and particularized conversational implicature. Both types are used differently, as there is particular situational context as the backstory.Keywords: context, generalized conversational implicature, particularized conversational implicature, novel.