Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

THE VECTOR OF PRAYER MOVEMENT TO HEALTH Suherman Suherman; Nurhidayat Nurhidayat; Masyitoh Chusnan; Tria Astika; Dadang Herdiansyah; Nazarwin Saputra; Alidina Nur Afifah
Indonesian Journal of Islam and Public Health Vol. 1 No. 1 (2021): Indonesian Journal of Islam and Public Health
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhamamdiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.799 KB) | DOI: 10.53947/ijiph.v1i1.187

Abstract

The prayer movement is an alternative exercise in endurance that is appropriate for Muslims to face the development of a world that is demanded with speed and endurance demanded with excellent muscle speed and endurance. Psychotherapy as a health worker has an important role in the effort to provide health services per its field, namely developing, maintaining, and restoring movement and body functions in life which includes impairments, functional limitation, and disabilities, which have a comprehensive, integrated, and sustainable nature involving roles. Some of the prayer movements that can be analyzed in the vector are the takbiratul ihram movement, the ruku’ movement, the i'tidal movement, and the prostration movement. Prayer is any word or deed that will form the essence of praying to Allah. If one of these pillars does not exist, then prayer is not considered syar'i nor can it be replaced by prostration. Prayers are not only the main practice in the hereafter but the most proportional prayer movements for the anatomy of the human body. Even from a medical point of view, prayer is a storehouse of medicine for various types of diseases. Allah, the Creator, knows exactly what His creation, especially humans really need.
Analisis Spasial Kejadian Tuberkulosis di Wilayah DKI Jakarta Tahun 2017-2019 Triana Srisantyorini; Putri Nabilla; Dadang Herdiansyah; Dihartawan Dihartawan; Fini Fajrini; Suherman Suherman
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 18, No 2 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.18.2.131-138

Abstract

Bakteri (Mycobacterium Tuberculosis) merupakan bakteri penyebab tuberkulosis (TB) yang paling sering menyerang pada bagian paru-paru. Jumlah kasus TB Paru di Indonesia sebanyak 156.723 pada tahun 2016, 420.994 kasus pada tahun 2017, dan pada tahun 2018 terdapat 19.971 kasus pada laki-laki dan 15.802 kasus pada perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial dan uji statistik kejadian TB paru berdasarkan faktor risiko kependudukan di wilayah DKI Jakarta tahun 2017-2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi ekologi dengan pendekatan analisis spasial menggunakan data sekunder yang akan diolah dengan menggunakan uji korelasi dan software Quantum GIS. Hasil uji analysis spasial menunjukkan terdapat hubungan signifikan dengan kekuatan korelasi kuat antara kepadatan penduduk (p value = 0.001 dan r = 0.700) dengan kasus baru TB paru, namun tidak terdapat hubungan antara kelembaban udara dengan kasus baru TB paru (p value = 0,145). Adapun gambaran analisis spasial kepadatan penduduk cenderung diikuti oleh jumlah kasus baru TB. Perlu adanya komitmen dan kerjasama untuk mengatasi masalah kemiskinan dan kepadatan penduduk serta peningkatan peran masyarakat dalam pendidikan dan penyuluhan tuberculosis guna mengurangi risiko kasus TB paru di Indonesia.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Minat Masyarakat Berkunjung ke Pelayanan Kesehatan Selama Covid-19 di Kota Tangerang Selatan Tahun 2020 Ranita Darma Sari; Fini Fajrini; Moor Latifah; Suherman
ARKESMAS [Arsip Kesehatan Masyarakat] Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/arkesmas.v7i1.6939

Abstract

Hubungan Pengetahuan, Cara Penyimpanan dan Penggunaan APD dengan Kejadian Keracunan Pestisida Golongan Organofosfat pada Petani Penyemprot Hama Tanaman di Kecamatan Sungai Kakap Kalimantan Barat Triana Srisantyorini; Suherman Suherman
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN - EXTEND
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.12.1.63-71

Abstract

Pestisida, yang digunakan untuk mengendalikan populasi hama, penyakit, dan gulma dengan cepat, memiliki sifat racun. Oleh karena itu, pestisida bisa menjadi sahabat sekaligus musuh bagi petani. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan desain cross-sectional yang dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Pontianak. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara, dengan sampel penelitian terdiri dari 60 petani. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara cara penyimpanan pestisida (P-value = 0,001) dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) (P-value = 0,000) dengan keracunan pestisida golongan Organofosfat pada petani yang melakukan penyemprotan hama tanaman di Kecamatan Sungai Kakap, Kalimantan Barat.--Pesticides are poisons. Their purpose is to quickly and conveniently suppress or reduce the population of target pests (such as insects, diseases, and weeds), making pesticides both allies and adversaries for farmers. This research is a descriptive-analytical study with a cross-sectional design, conducted in August 2015 in Sungai Kakap Subdistrict, Kubu Raya Regency, Pontianak. Data was collected using questionnaires and interviews, with a sample of 60 farmers. The data were analyzed through univariate and bivariate analysis with a chi-square test. The results of the study indicated a significant correlation between pesticide storage practices (P-value = 0.001) and the use of Personal Protective Equipment (PPE) (P-value = 0.000) with Organophosphate pesticide poisoning among farmers engaged in plant pest spraying in Sungai Kakap Subdistrict, West Kalimantan.