Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PELATIHAN PEMBUATAN KOMPOS ORGANIK DARI FESES SAPI DIPERKAYA LIMBAH KULIT KOPI DI DESA KEMIRI KEC JABUNG MALANG Wehandaka Pancapalaga; Khusnul Khotimah; Malikah Umar
DedikasiMU : Journal of Community Service Vol. 7 No. 2 (2025): DedikasiMU Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/dedikasimu.v7i2.9887

Abstract

Masyarakat Desa Kemiri mempunyai potensi untuk produksi kompos dari limbah feses sapi perah dengan kombinasi dari limbah kulit kopi. Namun umumnya masyarakat Desa kemiri belum paham proses pembuatan kompos. Kemanfaatannya dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Selain itu penggunaan kompos dalam jangka panjang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Melihat potensi yang ada itu pengabdi ingin membantu melatih masyarakat di Desa Kemiri kec Jabung terkait pengolahan pupuk kompos dari kedua limbah yaitu feses sapi dan limbah kulit kopi. Tujuan kegiatan ini untuk mendampingi para peternak sapi perah dan petani kopi berupa transfer teknologi tentang pembuatan kompos dari feses sapi yang difortifikasi limbah kulit kopi sebagai upaya mewujudkan system pertanian yang berkelanjutan. Metode pengabdian yang digunakan yaitu dengan memberi pelatihan dan pendampingan. Kepada 20 peternak sapi perah atau petani kopi. Pelatihan diberikan untuk meningkatkan ketrampilan dalam membuat kompos berbahan feses sapi dengan penambahan limbah organic kulit kopi. Sedangkan pendampingan diberikan bagi peternak sapi perah dan petani kopi yang sungguh sungguh mau mengolah limbahnya dan digunakan untuk meningkatkan produksi kopi ataupun rumput sebagai pakan ternak. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan membandingkan peningkatan persentase pengetahuan dan ketrampilan sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil diperoleh bahwa kegiatan pelatihan dan pendampingan pembuatan kompos dengan fortifikasi limbah kulit kopi yang telah dilakukan di Desa Kemiri Jabung berjalan dengan baik dan lancar. Kesimpulan bahwa hasil kegiatan pelatihan dan pendampingan mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peternak sapi perah dan petani kopi terkait pembuatan kompos sebesar 150% dan Kompos yang dihasilkan sudah memenuhi SNI 19-7030-2004.
Physical Quality of Ecoprint Leather Using Epsom Salt Mordant Pancapalaga, Wehandaka; Widodo, Wahyu; Adiyastiti, Bayu Etti Tri
Indonesian Journal of Applied Research (IJAR) Vol. 6 No. 1 (2025): Indonesian Journal of Applied Research (IJAR)
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/ijar.v6i1.606

Abstract

The objective of this study was to determine the physical quality of ecoprint tanned leather using Epsom salt mordant compared to non-Epsom salt mordants. This research was conducted experimentally by applying different mordants, including Epsom salt mordant, Sodium acetate mordant mordant, and Acetic Acid mordant, in the ecoprinting process on leather material. The study used 9 pieces of crust-tanned sheep leather. The treatments were as follows: P1 = Epsom salt mordant, P2 = Sodium acetate mordant mordant, P3 = Acetic Acid mordant. The research design followed a Completely Randomized Design (CRD) with three treatments and five replications. The observed variables included color fastness to wet and dry rubbing, as well as the physical quality of ecoprinted leather, which consisted of tensile strength, elongation, stitch strength, and tear strength. Data analysis was conducted using ANOVA and Duncan's Multiple Range Test. Results The study found a highly significant effect (P<0.01) of Epsom salt mordant, sodium acetate mordant, and Acetic Acid mordant on wet rubbing fastness, dry rubbing fastness, and the physical quality of leather, including tensile strength, elongation, stitch strength, and tear strength. Conclusion The use of Epsom mordant in the ecoprint process on leather media provides the best physical quality compared to the use of non-Epsom mordant. The quality of ecoprinted leather treated with Epsom salt mordant met the SNI 4593:2011 standard for sheepskin/goatskin jacket leather.
Peningkatan Kualitas Ecoprint Melalui Penggunaan Mordan Epsom di UMKM Aiseco Sumbersekar Kabupaten Malang Pancapalaga, Wehandaka; Hartati, Endang Sri; Fathoni, Rinaldy Achmad Roberth; Umar, Malikah
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 9 No 3 (2025): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v9i3.27468

Abstract

  Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang merupakan wilayah yang memiliki potensi pengembangan ekonomi kreatif berbasis ecoprint. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk ecoprint yang dihasilkan oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Aiseco di Desa Sumbersekar melalui pelatihan penggunaan mordan Epsom (Magnesium Sulfat). Permasalahan yang dihadapi mitra adalah hasil warna ecoprint yang kurang tajam, cepat pudar, dan kurang konsisten. Pelatihan difokuskan pada teknik penggunaan mordan Epsom untuk memperkuat penyerapan zat warna alami dari daun dan bunga ke media kain. Metode kegiatan meliputi ceramah, diskusi, demonstrasi, praktik langsung, serta evaluasi hasil. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan rata-rata skor ketajaman warna dari 2,0 menjadi 4,0, serta 90% peserta menyatakan menggunakan mordan  Epsom tampak lebih tajam. Selain itu, 80% peserta menyatakan proses mudah diterapkan kembali secara mandiri.dan lebih konsisten kualitasnya. Kesimpulannya, kegiatan pengabdian ini tidak hanya mampu meningkatkan kualitas produk ecoprint kain di UMKM Aiseco, tetapi juga mendorong inovasi produk ramah lingkungan berbasis kearifan lokal, meningkatkan kepercayaan diri pelaku usaha, serta membuka peluang pasar melalui jejaring digital dan kerjasama dengan toko oleh-oleh lokal. Dengan demikian, pelatihan ini dapat meningkatkan daya saing produk unggulan ecoprint UMKM Aiseco dan menjadi model pengembangan berkelanjutan bagi pelaku usaha sejenis di sektor kerajinan ramah lingkungan.