Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT BIDANG PERKULITAN Dl KECAMATAN GARUM KAB BLITAR Pancapalaga, Wehandaka; Hartati, Endang Sri; Khotimah, Khusnul; Herwintono, Herwintono
Jurnal Dedikasi Vol 7 (2010): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.564 KB) | DOI: 10.22219/dedikasi.v7i0.489

Abstract

Upaya untuk meningkatkan nilai tambah dan untuk menyediakan lapangan kerja yang seluas luasnya dan membuka kesempatan wirausaha baru dalam bidang penyamakan kulit dan barang barang kulit maka perlu diciptakan Sinergitas pemerintah, swasta dan perguruan Tinggi telah menjadi kata kunci penting dalam mengembangkan kawasan industri kulit di Kecamatan Garum Kabupaten Blitar. Tujuan program IbW adalah untuk menciptakan sinergitas antara Perguruan Tinggi (Fakultas Peternakan-Perikanan UMM, Fakultas Peternakan UISBA) Pemerintahan daerah Kabupaten Blitar dan masyarakat di Kecamatan Garum dalam pengembangan potensi masyarakat di bidang perkulitan di Kecamatan Garum Kabupaten Blitar Metode pengembangan potensi masyarakat bidang perkulitan di Kec Garum Kab Blitar menggunakan metode PRA (Participatory Rural Appraisal) yaitu metode pemberdayaan potensi masyarakat yang bersifat partisipasif dan Bottom up Approach. Sedang metode yang digunakan untuk membentuk kawasan industri kecil perkulitan di Kec Garum Kab Blitar di desain dengan menggunakan pendekatan konsep cluster. Salah satu persoalan terbesar yang dihadapi industri Penyamakan kulit adalah minimnya suplai bahan baku dari lokal daerah dalam hal inilah Kabupaten Blitar, rnenyusul tidak berkembangnya industri pendukung. Akibat tidak tersedianya bahan baku di daerah lokal maka pelaku industri kemudian mengambil dari daerah lain (Surabaya, Medan dll) bisa jadi mereka impor (Malaysia, Cina dan Australia) agar proses produksi tetap bisa berjalan. Sudah bisa dipastikan, dengan menggunakan bahan baku dan luar daerah atau impor, produk kulit menjadi tidak kompetitif, baik di pasar domestik maupun ekspor, karena adanya biaya tambahan, transportasi lebih lama, serta proses importasi yang lama. Kendala Industri Kecil Penyamakan Kulit • Tingkat utilitas produksi penyamakan rendah. • Suplai kulit rnentah didaerah terbatas. • Mesin peralatan umumnya belum ada. • Kualitas produksi kulit samak belum memenuhi persyaratan industri besar. • Persaingan yang ketat dengan daerah lain seperti Magetan, Garut , Padang. • Pencemaran lingkungan. 
PENGARUH RASIO PENGGUNAAN LIMBAH TERNAK DAN HIJAUAN TERHADAP KUALITAS PUPUK CAIR Pancapalaga, Wehandaka
Jurnal Gamma Vol 7, No 1 (2011): September
Publisher : Jurnal Gamma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.761 KB)

Abstract

Wehandaka PancapalagaStaf Pengajar Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah MalangAlamat Korespondensi : Vila sengkaling blok p/12MalangEmail: handaka@umm.ac.idABSTRACTOganik fertilizer is not only solid but can also be a liquid such as inorganic fertilizers. Liquidfertilizers seemed more easily utilized by plants as elements in it are not easy to unravel and theamount is too much benefits to be felt sooner. Liquid fertilizer raw materials may come fromsewage Forage and livestock. ratio comparisons and Forage use of livestock waste is will affect thequality of the nutrients contained in liquid manure.This study aimed to determine the origin of waste usage ratio livestock and forage for thecontent of N, P and K fertilizer produced liquid.Research using Completely Randomized Design. As the treatment is the ratio between thewaste and livestock forage. The treatments were as follows P1 = Waste 25% of cattle: Forage 75%P2 = 50% of livestock waste: Forage P3 = 50% Waste 75% of cattle: Forage P4 = 25% and 100%of livestock waste treatment is the respective repeated 3 times. To differentiate the average value ofthe treatment, conducted LSD (Steel and Torric, 1991). While the parameters measured were nitrogencontent, P and K.Conclusion There is a very real effect of the use of livestock waste and forage for the contentof N, P and K fertilizer liquid fertilizer with cair.Untuk Making 100% used livestock waste materialshave content N, P and K high, compared with the other comparisons. content of liquid fertilizerinclude: N at 2.657%, P content of 3.43% and K content of 2.51%
PENGARUH PEMBERIAN KALDU KUPANG TERHADAP KUALITAS GIZI DAN SENSORI KRUPUK KUPANG Pancapalaga, Wehandaka
Jurnal Gamma Vol 1, No 1 (2005): September
Publisher : Jurnal Gamma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4433.077 KB)

Abstract

Krupuk kupang merupakan salah satu diversifikasi produk olahan kupang, kerupuk kupang merupakan salah satu komoditas yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi pangan bergizi tinggi dan mempunyai prospek industri yang sangat baik. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Pemberian kaldu kupang berpengaruh nyata (p<0.05) terhadap kadar protein krupuk kupang, kadar protein krupuk kupang tertinggi sekitar 11,11%. Pemberian kaldu kupang berpengaruh sangat nyata (p<0.01) terhadap pengembangan krupuk kupang. Pengembangan krupuk kupang terbesar 115%. Pemberian kaldu kupang tidak berpengaruh nyata (p>0.05) terhadap uji sensori krupuk kupang yang meliputi bau, tekstur, dan warna. Rata-rata konsumen menyukai krupuk kupang.
BATIK KULIT DAN PRODUK BARANG-BARANG BATIK KULIT SEBAGAI PRODUK BERCIRI INDONESIA Pancapalaga, Wehandaka; Sri Hartati, Endang; Khotimah, Khusnul
Jurnal Dedikasi Vol 10 (2013): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.995 KB) | DOI: 10.22219/dedikasi.v10i0.1761

Abstract

Pancapalaga W1, Endang Sri Hartati2 dan Khusnul Khotimah31,2 & 3Staf Pengajar. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang .Alamat Korespondensi : Jl. Raya Tlogomas 246 MalangEmail: pwehandaka@yahoo.comABSTRAKProduk batik kulit dipasaran belum banyak, produk kulit samak dipasaran pada umumnyadiberi warna polos tanpa ada motif ataupun sentuhan batik. Jadi keunikan produk kulit samak yangdihasilkan Jurusan Peternakan UMM ini yaitu menghasilkan kulit samak yang lemas tapi dayatariknya kuat, cat yang tidak mudah luntur, ada sentuhan motif batik dalam pewarnaan kulit samaknyadan barang barang kulitnya.Sebagai sumber inspirasi dalam usaha batik kulit dan barang-barang kulit yang berbahan batikkulit adalah produk batik yang sudah mendunia dan diakui oleh UNESCO sebagai budaya tak bendawarisan manusia (Representative List of Intangible Cultural Heritage) pada tahun 2009. Sedangdisisi lain produk kulit samak dan barang kulit samak di Indonesia daya saing rendah akibat rendahnyainovasi. Inovasi dapat ditemukan dengan cara memproduksi kulit samak dengan motif batik yangtelah dikenal dunia.Metode yang digunakan dalam menghasilkan suatu produk kulit samak dengan motif batik danmenghasilkan produk barang-barang batik kulit menggunakan metode difusi iptek. Ketiga faktoriptek antara lain lilin batik yang cocok untuk media kulit, bahan pewarna batik yang cocok untukpewarnaan di kulit dan bahan pelepasan lilin yang tepat untuk kulit yang akan didifusikan untukmenghasilkan produk batik kulit dan barang-barang batik kulit di Jurusan Peternakan UMM.Pengumpulan data menggunakan teknik survey dan sistem angket untuk mengetahui sejauhmana produk batik kulit dan barang barang kulit yang dipasarkan dapat diterima oleh konsumen.Data terkumpul dianalisis secara deskriptif. Daya terima produk batik kulit untuk remaja dan dewasadengan motif parang daya terimanya termasuk dalam kategori yang tinggi dengan mean ideal sebesar8,0; dan standar deviasi 0,6Kesimpulan target gross profit untuk tahun pertama belum terpenuhi, hal ini disebabkanproduk masih baru sehingga lebih banyak terserap untuk pengenalan atau promo produk baru.Produk batik kulit dan barang barang batik kulit dapat diterima baik kalangan remaja maupun dewasa,hanya saja motif batik dibuat lebih gaul, lebih trendy dan populer, Adanya integritas kegiatan usahaproduk batik kulit di Jurusan Peternakan dengan kegiatan akademis melalui program Praktek UsahaPeternakan.Dampak dan manfaat dari usaha produk batik kulit dan barang-barang batik kulit sangat dirasakanoleh jurusan dan mahasiswa sebagai pelatihan usaha dan pembentukan jiwa kewirausahaan baik bagilembaga jurusan maupun dosen dan mahasiswa.Kata Kunci : Batik kulit, motif gaul, barang batik kulit
MAGANG WIRAUSAHA PENYAMAKAN KULIT DI PT. KASIN MALANG Pancapalaga, Wehandaka; Al Haris, Zaid; Sri Hartati, Endang
Jurnal Dedikasi Vol 4 (2007): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v4i0.881

Abstract

Pembangunan Industri Kulit berdasarkan kebijaksanaan yang telah digariskan padaPola Umum Jangka Panjang diarahkan untuk menghasilkan produk ekspor dan banyakmenyerap tenaga kerja.. Industri Kulit di Indonesia merupakan salah satu komiditi yangdiandalkan untuk menunjang ekspor komiditi non migas.Dalam rangka untuk meningkatkan nilai tambah dan menyediakan lapangan kerja seluasluasnya untuk itu perlu kiranya mahasiswa di Jurusan Teknologi Industri PeternakanUMM untuk meningkatkan kemampuan menerapkan pengetahuan dan ketrampilanpenyamakan kulit yang dimiliki , selain juga memotivasi mahasiswa untuk berwirausahaandi bidang penyamakan kulit dengan cara magang di P.T Kasin Malang Jawa Timur yangbergerak dibidang penyamakan kulit. Magang Kewirausahaan di P.T Kasin merupakankegiatan mahasiswa untuk belajar dan kerja praktis pada usaha Penyamakan kulit, yangdiharapkan dapat menjadi wahana penumbuhan jiwa kewirausahaan.Dalam pelaksanaan Magang Kewirausahaan ini menggunakan metodependekatan pendidikan dan pelatihan . Pendidikan dan pelatihan yangdimaksud adalah merupakan suatu proses yang memungkinkan terjadinyaperubahan dalam diri manusia. Sasaran dalam Program MKU penyamakan kulit di PTKasin adalah mahasiswa JUrusan TIP UMM .Secara umum mahasiswa peserta Magang Kewirausahaan (MKU) penyamakan kulit diPT Kasin sangat memerlukan pembinaan dan pengembangan terus menerus agar benarbenar menjadi wirausahawan di bidang penyamakan kulit.Dengan metode pelatihan yang dipandu oleh instruktur dari PT Kasin , 90 %mahasiswa peserta MKU sudah dapat membuat kulit samak BOX dengan h a s i lyang sangat baik .Untuk tindak lanjutnya maka perlu kiranya mahasiswa membuat pengajuan dalamprogram kreativitas mahasiswa bidang usaha penyamakan kulit seperti (kulit samakkelinci, kulit samak kaki ayam , kulit samak ikan pari dan lain- lain). Kata Kunci: Kewirausahaan, Industri Kulit, Perguruan Tinggi
Analisis sikap konsumen terhadap produk barang dari kulit samak ukir dan barang kulit tidak diukir Pancapalaga, Wehandaka; Adiyastiti, Bayu Etty Tri
INOVASI Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Economics and Business Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.779 KB) | DOI: 10.29264/jinv.v17i1.8075

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sikap konsumen  terhadap  produk  barang dari kulit samak ukir dan produk barang dari kulit samak  tidak diukir yang akan berpengaruh  terhadap keputusan membeli. Sampel dalam penelitian ini adalah pembeli barang kulit samak yang diukir maupun yang tidak diukir Kota Malang dengan responden 90 sampel. Pengambilan data dilakukan dengan metode kuesioner. Pengukuran sikap konsumen dilakukan pada tiga kategori yaitu Mahasiswa, Wanita Karier, dan Ibu  Rumah Tangga. Sikap konsumen tersebut akan diukur dengan menggunakan skala Likert. Data yang terkumpul di uji kruskal wallis untuk membedakan ketiga kategori yaitu Mahasiswi, Wanita Karir dan Ibu Rumah Tangga dalam mengambil keputusan pembelian barang kulit yang diukir maupun tidak diukir. Jika terdapat perbedaan maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji mann whitney. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa tidak ada perbedaan (p>0,05) sikap konsumen antara mahasiswi, Wanita Karir dan Ibu Rumah Tangga terhadap kualitas produk, kenyamanan produk, kebanggan mengenakan produk, kesukaan produk. Namun ada perbedaan (p<0,05)  sikap konsumen antara Mahasiswi, Wanita Karir  dan Ibu Rumah Tangga terhadap harga produk, desain ukiran produk, asesoris produk  dan kualitas  jahitan produk . Kesimpulan bahwa keputusan  membeli dari ketiga konsumen wanita yaitu Mahasiswi, Wanita karier dan Ibu rumah tangga  terhadap produk barang dari kulit  samak yang diukir  ditentukan dari  harga produk, desain Ukiran produk, asesoris produk  serta kualitas jahitan produk.
Rabbit Skin Gelatine Effect Towards Yoghurt Quality Pancapalaga, Wehandaka; Ashari, Bagus
Food Science and Technology Journal (Foodscitech) Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Dr Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.969 KB) | DOI: 10.25139/fst.v0i0.2683

Abstract

This research aims to discover the quality of yoghurt added by rabbit skin gelatine of various concentrations. Qualities measured are protein content, fat content, acidity, pH, water holding capacity (WHC), syneresis, viscosity, and yoghurt texture. Materials used in this research are skim milk, rabbit skin gelatine, and yoghurt culture, which consisted of bacteria such as L. bulgaricus, S. thermophilus, and L. Acidophilus. The experiment is conducted using Completely Randomised Design, consisted of four treatments and five-time repetition. If there is an effect, the treatment later continued to Duncan's Multiple Range Test. Experimentation on texture is conducted through an organoleptic test with 25 panellists and later analysed with the Kruskal-Wallis Test. The treatments determined in this experiment are the effect on the addition of rabbit skin gelatin proportion of 0% (P0), 0.4% (P1), 0.6% (P2), and 0.8% (P3). The result of the Analysis of Variance (ANOVA) shows that the addition of gelatine has a significant difference (P<0.05) towards protein content, water holding capacity (WHC), and syneresis and no significant difference (P>0.05) towards the fat content, viscosity, pH, and yoghurt's acidity degree. The Kruskal-Wallis test result shows the significant difference (P>0.05) towards yoghurt's texture. This research concludes that the best yoghurt quality is obtained by the addition of 0.8% of rabbit skin gelatine. 
Rabbit Skin Gelatine Effect Towards Yoghurt Quality Pancapalaga, Wehandaka; Ashari, Bagus
Food Science and Technology Journal (Foodscitech) Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Dr Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.969 KB) | DOI: 10.25139/fst.v0i0.2683

Abstract

This research aims to discover the quality of yoghurt added by rabbit skin gelatine of various concentrations. Qualities measured are protein content, fat content, acidity, pH, water holding capacity (WHC), syneresis, viscosity, and yoghurt texture. Materials used in this research are skim milk, rabbit skin gelatine, and yoghurt culture, which consisted of bacteria such as L. bulgaricus, S. thermophilus, and L. Acidophilus. The experiment is conducted using Completely Randomised Design, consisted of four treatments and five-time repetition. If there is an effect, the treatment later continued to Duncan's Multiple Range Test. Experimentation on texture is conducted through an organoleptic test with 25 panellists and later analysed with the Kruskal-Wallis Test. The treatments determined in this experiment are the effect on the addition of rabbit skin gelatin proportion of 0% (P0), 0.4% (P1), 0.6% (P2), and 0.8% (P3). The result of the Analysis of Variance (ANOVA) shows that the addition of gelatine has a significant difference (P<0.05) towards protein content, water holding capacity (WHC), and syneresis and no significant difference (P>0.05) towards the fat content, viscosity, pH, and yoghurt's acidity degree. The Kruskal-Wallis test result shows the significant difference (P>0.05) towards yoghurt's texture. This research concludes that the best yoghurt quality is obtained by the addition of 0.8% of rabbit skin gelatine. 
Rabbit Skin Gelatine Effect Towards Yoghurt Quality Pancapalaga, Wehandaka; Ashari, Bagus
Food Science and Technology Journal (Foodscitech) Vol. 3 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Dr Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.969 KB) | DOI: 10.25139/fst.v0i0.2683

Abstract

This research aims to discover the quality of yoghurt added by rabbit skin gelatine of various concentrations. Qualities measured are protein content, fat content, acidity, pH, water holding capacity (WHC), syneresis, viscosity, and yoghurt texture. Materials used in this research are skim milk, rabbit skin gelatine, and yoghurt culture, which consisted of bacteria such as L. bulgaricus, S. thermophilus, and L. Acidophilus. The experiment is conducted using Completely Randomised Design, consisted of four treatments and five-time repetition. If there is an effect, the treatment later continued to Duncan's Multiple Range Test. Experimentation on texture is conducted through an organoleptic test with 25 panellists and later analysed with the Kruskal-Wallis Test. The treatments determined in this experiment are the effect on the addition of rabbit skin gelatin proportion of 0% (P0), 0.4% (P1), 0.6% (P2), and 0.8% (P3). The result of the Analysis of Variance (ANOVA) shows that the addition of gelatine has a significant difference (P<0.05) towards protein content, water holding capacity (WHC), and syneresis and no significant difference (P>0.05) towards the fat content, viscosity, pH, and yoghurt's acidity degree. The Kruskal-Wallis test result shows the significant difference (P>0.05) towards yoghurt's texture. This research concludes that the best yoghurt quality is obtained by the addition of 0.8% of rabbit skin gelatine. 
PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT BIDANG PERKULITAN Dl KECAMATAN GARUM KAB BLITAR Wehandaka Pancapalaga; Endang Sri Hartati; Khusnul Khotimah; Herwintono Herwintono
Jurnal Dedikasi Vol. 7 (2010): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v7i0.489

Abstract

Upaya untuk meningkatkan nilai tambah dan untuk menyediakan lapangan kerja yang seluas luasnya dan membuka kesempatan wirausaha baru dalam bidang penyamakan kulit dan barang barang kulit maka perlu diciptakan Sinergitas pemerintah, swasta dan perguruan Tinggi telah menjadi kata kunci penting dalam mengembangkan kawasan industri kulit di Kecamatan Garum Kabupaten Blitar. Tujuan program IbW adalah untuk menciptakan sinergitas antara Perguruan Tinggi (Fakultas Peternakan-Perikanan UMM, Fakultas Peternakan UISBA) Pemerintahan daerah Kabupaten Blitar dan masyarakat di Kecamatan Garum dalam pengembangan potensi masyarakat di bidang perkulitan di Kecamatan Garum Kabupaten Blitar Metode pengembangan potensi masyarakat bidang perkulitan di Kec Garum Kab Blitar menggunakan metode PRA (Participatory Rural Appraisal) yaitu metode pemberdayaan potensi masyarakat yang bersifat partisipasif dan Bottom up Approach. Sedang metode yang digunakan untuk membentuk kawasan industri kecil perkulitan di Kec Garum Kab Blitar di desain dengan menggunakan pendekatan konsep cluster. Salah satu persoalan terbesar yang dihadapi industri Penyamakan kulit adalah minimnya suplai bahan baku dari lokal daerah dalam hal inilah Kabupaten Blitar, rnenyusul tidak berkembangnya industri pendukung. Akibat tidak tersedianya bahan baku di daerah lokal maka pelaku industri kemudian mengambil dari daerah lain (Surabaya, Medan dll) bisa jadi mereka impor (Malaysia, Cina dan Australia) agar proses produksi tetap bisa berjalan. Sudah bisa dipastikan, dengan menggunakan bahan baku dan luar daerah atau impor, produk kulit menjadi tidak kompetitif, baik di pasar domestik maupun ekspor, karena adanya biaya tambahan, transportasi lebih lama, serta proses importasi yang lama. Kendala Industri Kecil Penyamakan Kulit &bull; Tingkat utilitas produksi penyamakan rendah. &bull; Suplai kulit rnentah didaerah terbatas. &bull; Mesin peralatan umumnya belum ada. &bull; Kualitas produksi kulit samak belum memenuhi persyaratan industri besar. &bull; Persaingan yang ketat dengan daerah lain seperti Magetan, Garut , Padang. &bull; Pencemaran lingkungan.