Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

IMPLEMENTASI DENSITY-BASED CLUSTERING PADA SEGMENTASI CITRA Betta Fish Yunda Heningtyas; Fathur Rahmi; Kurnia Muludi
Jurnal Teknoinfo Vol 16, No 1 (2022): Januari
Publisher : Universitas Teknokrat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33365/jti.v16i1.1273

Abstract

Pada masa pandemi COVID-19, peminat ikan hias semakin meningkat jumlahnya, terutama peminat ikan hias spesies Betta Fish. Betta Fish merupakan jenis ikan hias dengan spesies yang beragam dengan keindahan warna dan morfologi tubuh, terutama bentuk ekornya. Semakin beragam corak warna ikan dan bentuk ekor yang unik, semakin mahal harga jual dari ikan hias jenis ini. Permintaan pasar terhadap ikan Betta Fish semakin tinggi sehingga menyebabkan harga jual Betta Fish juga meningkat. Namun, tidak semua pecinta ikan hias mengenali nama spesies dari ikan Betta Fish. Untuk itu, diperlukan sebuah sistem berbasis pattern recognition yang dapat mengenali spesies Betta Fish. pattern recognition memiliki beberapa tahapan, yaitu segmentasi, ekstraksi, dan klasifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk memisahkan (segmentasi) objek dengan background pada citra digital. Dataset yang digunakan berjumlah 160 citra dengan jumlah citra untuk setiap spesies adalah 40 citra. Spesies Betta Fish yang digunakan adalah Halfmoon, Double Tail, Serit dan Plakat. Tahapan pertama dengan mengonversi citra menjadi model warna saturation dan intensity. Metode yang digunakan pada proses segmentasi adalah Density-Based Clustering. Density-Based Clustering merupakan metode segmentasi dengan cara membentuk cluster berdasarkan tingkat kepadatan dari area objek. Proses segmentasi menggunakan metode Density-Based Clustering mencapai tingkat akurasi sebesar 92,82%.
Optimalisasi Belajar Menyenangkan di Hari Bermutu pada SD IT BAiturrahim Parik Putuih Iltavia Iltavia; Bambang Trisno; Absharini Kardena; Yulifda Elin Puspita; Puti Andam Dewi; Elviana Elviana; Fathur Rahmi; Hidra Ariza; Fenny Ayu Monia; Wira Wahyuni
Solidaritas: Jurnal Pengabdian Vol. 2 No. 1 (2022): Solidaritas: Jurnal Pengabdian
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/sjp.v2i1.6524

Abstract

Pembelajaran di sekolah mesti menyenangkan baik oleh guru apalagi bagi peserta didiknya. Karena dengan belajar yang menyenangkan peserta didik bisa mengembangkan dirinya dalam proses aktivitas belajar. Peserta didik mengekspresikan diri tanpa terpaksa atau dikendalikan oleh peserta didik lain yang berada disekitarnya. Sehingga prinsip belajar dan bermain yang menyenangkan dapat diwujudkan dan potensi yang ada dalam dirinya dapat dioptimalkan. Sementara dilapangan masih banyak guru yang belum mengoptimalkan kreatifitasnya dalam mengembangkan model pembelajaran yang menyenangkan. Padahal, kreativitas guru di dalam pembelajaran yang menyenangkan sangat diharapkan dan sangat dibutuhkan oleh siswa. Oleh karenanya pengabdian ini bertujuan untuk mengoptimalkan belajar yang menyenangkan di hari bermutu pada SDIT Baiturrahim Parik Putuih. Hasil dari kegiatan pengabdian ini memperlihatkan peserta didik terlihat sangat antusias mengikuti pembelajaran yang kreatif dan inovatif dari pemateri, seperti integrasi permainan dan teknologi pada proses pembeajaran di sekolah
PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA ANTARA METODE INDIVIDUAL LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING iltavia iltavia; Asrina Mulyati; fathur Rahmi
AdMathEduSt: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol. 11 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas tentang: 1. Bagaimana kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal Olimpiade Matematika menggunakan model Individual learning? (2) Bagaimana kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal Olimpiade Matematika menggunakan model Cooperative learning? (3) Apakah terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal Olimpiade Matematika menggunakan model Individual learning dan Cooperative Learning?. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian quasi experimental design (eksperimen semu). Penelitian melibatkan dua kelompok eksperimen, yakni kelompok eksperimen I yang diberikan perlakuan individual learning dan kelompok eksperimen II yang diberikan perlakuan cooperative learning. Desain penelitian yang dilaksanakan yaitu posttest-only control design. Kegiatan penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bukittinggi dan SMP Padang Gelugur. Populasi dalam kegiatan penelitian ini adalah seluruh peserta yang mengikuti ekstrakurikuler tahun pembelajaran 2022/2023. Subjek yang akan diteliti diambil dari seluruh populasi dalam penelitian ini. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan soal olimpiade. Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal olimpiade matematika dengan metode individual learning tergolong kategori cukup dengan rata-rata sebesar 67,13, (2) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal olimpiade matematika dengan metode cooperative learning tergolong kategori cukup dengan rata-rata sebesar 52,60, (3) terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa antara model Individual learning dengan metode Cooperative Learning. Apabila dilihat dari rata-rata kelas, didapatkan hasil belajar individual learning lebih baik dari pada cooperative learning
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Tulis Siswa pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) Ditinjau dari Kemampuan Matematika Raudatul Jannah; Fathur Rahmi
EDUKATIF: Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Vol. 1 No. 01 (2025): ISSUE APRIL
Publisher : PT. Mifandi Mandiri Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis tulis siswa dalam menyelesaikan masalah pada materi Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan dilaksanakan pada siswa kelas VII-1 SMPN 5 Mandau. Subjek dipilih berdasarkan tingkat kemampuan matematika dan dikelompokkan menjadi tiga kategori: tinggi, sedang, dan rendah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis dan wawancara. Tes diberikan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis tulis, sedangkan wawancara dilakukan untuk menggali informasi lebih mendalam terkait proses berpikir siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dalam kategori tinggi mampu memahami soal dengan baik, mengidentifikasi informasi penting, membentuk model matematika yang sesuai, menyelesaikan masalah secara runtut, serta menarik kesimpulan yang tepat. Siswa dalam kategori sedang dapat memahami sebagian informasi namun kurang tepat dalam memodelkan dan menyelesaikan masalah. Sementara itu, siswa kategori rendah kesulitan dalam memahami masalah, tidak mampu membentuk model matematika, serta memberikan jawaban yang tidak tepat tanpa kesimpulan yang jelas. Temuan ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam kemampuan komunikasi matematis tulis antar kategori kemampuan siswa.
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Persamaan Kuadrat Ilham Yani Putra; Fathur Rahmi
EDUKATIF: Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Vol. 1 No. 01 (2025): ISSUE APRIL
Publisher : PT. Mifandi Mandiri Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada materi persamaan kuadrat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan subjek lima siswa kelas IX MTsN 1 Bukittinggi yang dipilih secara purposif mewakili kategori kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen yang digunakan meliputi lembar tes soal cerita dan pedoman wawancara. Pengumpulan data dilakukan melalui tes dan wawancara untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang proses berpikir kreatif siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan kemampuan tinggi mampu menyelesaikan soal dengan tepat dan sistematis, serta memenuhi semua indikator berpikir kreatif, yaitu kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas, dan elaborasi. Siswa dengan kemampuan sedang dapat memahami sebagian soal namun kurang tepat dalam menyelesaikannya dan hanya memenuhi sebagian indikator. Sementara itu, siswa dengan kemampuan rendah mengalami kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan soal, sehingga tidak memenuhi indikator berpikir kreatif. Temuan ini menunjukkan pentingnya pendekatan pembelajaran yang mendorong pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa, terutama dalam memahami konsep matematika melalui soal cerita.
Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa di SMP Negeri 29 Padang pada Materi Persamaan Garis Lurus Septia Tri Yolanda; Fathur Rahmi
EDUKATIF: Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Vol. 1 No. 01 (2025): ISSUE APRIL
Publisher : PT. Mifandi Mandiri Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian kualitatif ini di lakukan adalah untuk mengetahui kesulitan siswa dalam memahami dan menggunakan konsep/prinsip yang terdapat pada materi Persamaan Garis Lurus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.6 SMP Negeri 29 Padang yang terletak di kecamatan Nanggalo, Kota Padang, Sumatera Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, tes, dan wawancara. Hasil dan kesimpulan penelitian. Dilakukan juga proses tanya jawab antara peneliti dengan sisiwa mengenai kesulitan seperti apa saat menjawab pertanyaan mengenai matematika. Dan kenapa sangat tdak menyukai pembelajrana matematika. Berikut beberapa jenis kesulitan siswa dalam pembelajran matematika materi Persamaan Garis Lurus: 1) kesulitan dalam menerjemah kan dan menafsirkan bahasa soal, 2) kesulitan dalam menggunakan prinsip, antara lain kurangnya pemahaman siswa terhadap variabel, penguasaan dasar-dasar aljabar dan kurangnya pemahaman dan pengetahuan, 3) kesulitan menggunakan konsetp, termasuk ketidakmampuan mengingat konsep, dan menarik kesimpulan dari konsep, 4) kesulitan dalam kemampuan menganalisa, termasuk kurangnya dalam perencanaan serta mereka tidak menjawab soal.