Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Evaluasi Kegiatan Utama Pelayanan Posyandu Di Kecamatan Jatinangor Fani, Regina Chintya; Nirmala, Sefita Aryuti; Judistiani, Tina Dewi
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 3, No 1 (2017): Volume 3 Nomor 1 September 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.523 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v3i1.13966

Abstract

Posyandu adalah Pos Pelayanan Terpadu yang merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan yang dibentuk oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Pelayanan Posyandu dilaksanakan kader dan saat ini seluruh desa di wilayah Provinsi Jawa Barat telah memiliki kader kesehatan, hanya saja dalam pelaksanaannya masih terdapat kegiatan utama pelayanan Posyandu yang tidak dilaksanakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kegiatan utama pelayanan di Posyandu Kecamatan Jatinangor. Metode Penelitian ini menggunakan metode obsevasional bersifat kuantitif dengan pendekatan potong lintang. Penelitian dilaksanakan di Posyandu pada tanggal 05 Agustus - 20 Agustus 2016. Pengumpulan data dlakukan dengan menggunakan daftar tilik dan teknik consecutive sampling yang berjumlah 14 Posyandu dari 10 Desa di kecamatan Jatinangor dan menggunakan analisis Univariat. hasil penelitian ini menunjukan 15,9% ibu hamil yang periksa mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan, 27,8% pelayanan yang dibutuhkan, konseling akseptor KB dilaksanakan dan 0.31% pemberian oralit yang dilaksanakan. Simpulan penelitian ini adalah kegiatan utama pelayanan Posyandu masih belum terlaksana dengan baik, sehingga masih perlu evaluasi dan tindak lanjut secara berkala terhadap kegiatan utama yang telah dikerjakan di posyandu.Kata Kunci : Kegiatan utama, Pelayanan, Posyandu
Faktor Predisposisi Bidan dalam Pelaksanaan Program Stimulasi, Deteksi Dini dan Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK) Khairunnisa, Dhea Nevira; Handayani, Dini Saraswati; Nirmala, Sefita Aryuti; Astuti, Sri; Judistiani, Tina Dewi
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 3, No 4 (2018): Volume 3 Nomor 4 Juni 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.205 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v3i4.18498

Abstract

     Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas diselenggarakan melalui kegiatan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). Program SDIDTK adalah program pokok Puskesmas DTP Kota Bandung yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan khususnya oleh bidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor predisposisi bidan dalam pelaksanaan program SDIDTK. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah seluruh bidan yang bekerja di Puskesmas DTP Kota Bandung, berjumlah 75 bidan. Data yang digunakan adalah data primer diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada bidan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli  - Agustus 2016. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bidan berumur 26-30 tahun 37 orang (49,3%), berpendidikan D3 66 orang (88,0%), lama bekerja >5 tahun 37 orang (49,3%), pernah pelatihan 15 orang (20,0%) dan lama pelatihan <1 tahun,1-2 tahun, >3 tahun masing-masing 5 orang (6,7%). Gambaran bidan yang memiliki pengetahuan cukup 39 orang (52,0%) dan memiliki sikap positif 39 orang (52,0%) Simpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap bidan yang merupakan faktor predisposisi dalam pelaksanaan program SDIDTK dapat dikatakan masih dalam kategori cukup. Pelatihan SDIDTK, seminar atau workshop mengenai pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak sangat disarankan dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan bidan mengenai SDIDTK.Kata Kunci : Bidan, Faktor Predisposisi, SDIDTK
TINJAUAN KASUS KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL Nirmala, Sefita Aryuti; Judistiani, R.Tina Dewi; Astuti, Sri; Aprianti, Wulan Tanti
The Southeast Asian Journal of Midwifery Vol 4 No 2 (2018): The Southeast Asian Journal of Midwifery
Publisher : Asosiasi Pendidikan Kebidanan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terdapatnya Angka Kematian Ibu (AKI)&nbsp; dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di Kabupaten Sumedang disebabkan oleh kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Kegawatdaruratan Maternal merupakan kejadian berbahaya yang dapat mengancam jiwa akibat dari masalah kehamilan, persalinan, atau nifas. Kegawatdaruratan Neonatal merupakan kejadian yang mengancam jiwa bayi baru lahir usia 0-28 hari. Terdapat jumlah kematian ibu bersalin 1 orang di wilayah kerja Puskesmas Tanjungsari dan kematian neonatal terdapat 8 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kasus kegawatdaruratan maternal dan neonatal di Puskesmas PONED Tanjungsari tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan pendekatan potong lintang. Data diperoleh secara retrospektif dari rekam medik pasien yang mengalami kegawatdaruratan maternal dan neonatal di Puskesmas PONED Tanjungsari Kabupaten Sumedang pada tahun 2015. Kasus kegawatdaruratan Maternal yang sering terjadi di Puskesmas Tanjungsari adalah Ketuban Pecah Dini dengan jumlah 28 kasus (37,8%). Pada tahun 2015 di Puskesmas PONED Tanjungsari tidak tercatat dan tidak terdapat kegawatdaruratan Neonatal. Karakteristik Umur maternal yang mengalami kegawatdaruratan terbanyak dari rentan usia 20-35&nbsp; tahun dengan jumlah kasus 51 kasus (68,9%). Paritas 2-3 dengan jumlah kasus 37 (50%). Luaran kasus rujukan dengan kondisi sehat 72 kasus (97,3 %) dan mengalami komplikasi 2 kasus (2,7%). Kasus kegawatdaruratan yang terjadi di Puskesmas Tanjungsari terbanyak adalah Ketuban Pecah Dini dengan karakteristik umur maternal yang sering mengalami kegawatdaruratan rentan umur 20-35 tahun dan paritas 2-3, Puskesmas Tanjungsari telah melakukan prosedur klinik sebelum merujuk dengan melakukan stabilisasi pasien sebelum dirujuk dan merujuk pasien kegawatdaruratan pada rumah sakit PONEK terdekat dengan luaran kasus rujukan keadaan maternal sebagian besar sehat sampai pada rumah sakit PONEK.
Korelasi Asupan Zat Besi dan Protein dengan Kadar Ferritin Serum Ibu Hamil di Kabupaten Waled dan Sukabumi Gumilang, Lani; Judistiani, Tina Dewi; Nirmala, Sefita Aryuti; Wibowo, Ari
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 5 No 2 (2021): HIGEIA: April 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v5i2.44805

Abstract

erritin is a measure of iron deficiency. Ferritin is a protein that is important in iron metabolism. Under normal conditions, ferritin stores iron which can be recovered for use as necessity. A cross-sectional study with correlational analysis design was carried out as part of the cohort study of pregnant women with the title Role of Vitamin D in Reducing Maternal and Infant Mortality in West Java. The number of samples was adjusted to the allocation of available funds, and successfully recruited as many as 150 pregnant women consecutively from the working area of Al Mulk and Waled General Hospital. The relationship between iron intake and serum ferritin levels was obtained p = 0.009, OR = 5,181; IK = - (2,881-0,410). The relationship between protein intake and serum ferritin content was obtained p = 0,041, OR = 0,142; IK = (0,084-3,823). There is a significant relationship between protein intake and iron intake with serum ferritin levels. Low intake of protein and iron significantly related to low serum ferritin levels as a risk factor. Keywords: Iron, Protein, Ferritin Serum, Pregnant Woman
Korelasi Asupan Zat Besi dan Protein dengan Kadar Ferritin Serum Ibu Hamil di Kabupaten Waled dan Sukabumi Gumilang, Lani; Judistiani, Tina Dewi; Nirmala, Sefita Aryuti; Wibowo, Ari
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 5 No 2 (2021): HIGEIA: April 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v5i2.44805

Abstract

erritin is a measure of iron deficiency. Ferritin is a protein that is important in iron metabolism. Under normal conditions, ferritin stores iron which can be recovered for use as necessity. A cross-sectional study with correlational analysis design was carried out as part of the cohort study of pregnant women with the title Role of Vitamin D in Reducing Maternal and Infant Mortality in West Java. The number of samples was adjusted to the allocation of available funds, and successfully recruited as many as 150 pregnant women consecutively from the working area of Al Mulk and Waled General Hospital. The relationship between iron intake and serum ferritin levels was obtained p = 0.009, OR = 5,181; IK = - (2,881-0,410). The relationship between protein intake and serum ferritin content was obtained p = 0,041, OR = 0,142; IK = (0,084-3,823). There is a significant relationship between protein intake and iron intake with serum ferritin levels. Low intake of protein and iron significantly related to low serum ferritin levels as a risk factor. Keywords: Iron, Protein, Ferritin Serum, Pregnant Woman
Relationship between Nutrition Intake and Hemoglobin Levels in Toddlers Aged 12-24 Months Triastika Ayu Nurjannah; Fardila Elba; Sefita Aryuti Nirmala; Ariyati Mandiri; Merry Wijaya
Althea Medical Journal Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15850/amj.v8n1.2115

Abstract

Background: The toddler period is a crucial life period and needs special attention. Toddlers need to have a proper amount and good quality of nutrition from daily food to prevent anemia. This study aimed to explore the relationship between nutritional intake and Hb level in toddlers aged 12-24 months in Sumedang District, West Java, IndonesiaMethods: This was a cross-sectional quantitative conducted in August-November 2019 on 96 toddlers aged 12-24 months. Toddlers were recruited using proportioned simple random sampling method. The mothers of these toddlers were asked to complete a food record for three consecutive days for their toddlers. Data were then processed using the Nutrisurvey application while the hemoglobin (Hb) level was measured using a Digital Hb tool. All data were analyzed using a Pearson Correlation Test.Results: Most mothers of these toddlers graduated from senior high school (45.8%) and were housewives (78.1%). The iron requirement was met 61 toddlers (63.5%). Most toddlers were not anemic (56.3%) with a mean Hb of 10.99 gr/dl. A relationship was established between iron intake and Hb level (p=0.000).Conclusion: Low iron intake is associated with Hb level in toddlers aged 12-24 months in Sumedang District, West Java Province, Indonesia. A nutrition program needs to be well set-up for toddlers in this area.
PELATIHAN KONSELING GIZI IBU HAMIL BAGI BIDAN DESA SEBAGAI PENGUATAN ASUHAN KEHAMILAN DALAM MENCEGAH ANEMIA DI WILAYAH PUSKESMAS JATINANGOR Sefita Aryuti Nirmala
Dharmakarya Vol 7, No 2 (2018): Juni
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.239 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v7i2.19372

Abstract

Data berbagai penelitian menunjukkan bahwa masih banyak kejadian anemia pada ibu hamil. Di Kecamatan Jatinangor hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanti, ddk tahun 2017 menunjukkan terdapat 21,9% ibu hamil dengan anemia. Pencegahan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan mengatur pola makan yang baik dan benar. Masih banyak ibu hamil yang belum mengetahui agar asupan makanan dapat memenuhi kebutuhan tubuh serta mencegah kejadian anemia. Bidan memiliki kewenangan dalam memberikan asuhan kehamilan termasuk memberikan konseling mengenai pola makan yang baik dan benar. Oleh karena itu diperlukan pelatihan konseling gizi ibu hamil bagi bidan agar meningkatkan kualitas asuhan kehamilan. Sasaran pelatihan ini adalah bidan desa di Puskesmas Jatinangor. Metode pelatihan dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab dan role play praktik konseling. Hasil dari pre dan post test  menunjukkan peningkatan nilai pengetahuan bidan yaitu dari rata-rata nilai pre test yaitu 15,54 pada rata-rata nilai post test menjadi 18,81, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pelatihan ini tercapai.
Evaluasi Kegiatan Utama Pelayanan Posyandu Di Kecamatan Jatinangor Regina Chintya Fani; Sefita Aryuti Nirmala; Tina Dewi Judistiani
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 3, No 1 (2017): Volume 3 Nomor 1 September 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.523 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v3i1.13966

Abstract

Posyandu adalah Pos Pelayanan Terpadu yang merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan yang dibentuk oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Pelayanan Posyandu dilaksanakan kader dan saat ini seluruh desa di wilayah Provinsi Jawa Barat telah memiliki kader kesehatan, hanya saja dalam pelaksanaannya masih terdapat kegiatan utama pelayanan Posyandu yang tidak dilaksanakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kegiatan utama pelayanan di Posyandu Kecamatan Jatinangor. Metode Penelitian ini menggunakan metode obsevasional bersifat kuantitif dengan pendekatan potong lintang. Penelitian dilaksanakan di Posyandu pada tanggal 05 Agustus - 20 Agustus 2016. Pengumpulan data dlakukan dengan menggunakan daftar tilik dan teknik consecutive sampling yang berjumlah 14 Posyandu dari 10 Desa di kecamatan Jatinangor dan menggunakan analisis Univariat. hasil penelitian ini menunjukan 15,9% ibu hamil yang periksa mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan, 27,8% pelayanan yang dibutuhkan, konseling akseptor KB dilaksanakan dan 0.31% pemberian oralit yang dilaksanakan. Simpulan penelitian ini adalah kegiatan utama pelayanan Posyandu masih belum terlaksana dengan baik, sehingga masih perlu evaluasi dan tindak lanjut secara berkala terhadap kegiatan utama yang telah dikerjakan di posyandu.Kata Kunci : Kegiatan utama, Pelayanan, Posyandu
Faktor Predisposisi Bidan dalam Pelaksanaan Program Stimulasi, Deteksi Dini dan Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK) Dhea Nevira Khairunnisa; Dini Saraswati Handayani; Sefita Aryuti Nirmala; Sri Astuti; Tina Dewi Judistiani
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 3, No 4 (2018): Volume 3 Nomor 4 Juni 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.205 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v3i4.18498

Abstract

     Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas diselenggarakan melalui kegiatan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). Program SDIDTK adalah program pokok Puskesmas DTP Kota Bandung yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan khususnya oleh bidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor predisposisi bidan dalam pelaksanaan program SDIDTK. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah seluruh bidan yang bekerja di Puskesmas DTP Kota Bandung, berjumlah 75 bidan. Data yang digunakan adalah data primer diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada bidan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli  - Agustus 2016. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bidan berumur 26-30 tahun 37 orang (49,3%), berpendidikan D3 66 orang (88,0%), lama bekerja >5 tahun 37 orang (49,3%), pernah pelatihan 15 orang (20,0%) dan lama pelatihan <1 tahun,1-2 tahun, >3 tahun masing-masing 5 orang (6,7%). Gambaran bidan yang memiliki pengetahuan cukup 39 orang (52,0%) dan memiliki sikap positif 39 orang (52,0%) Simpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap bidan yang merupakan faktor predisposisi dalam pelaksanaan program SDIDTK dapat dikatakan masih dalam kategori cukup. Pelatihan SDIDTK, seminar atau workshop mengenai pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak sangat disarankan dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan bidan mengenai SDIDTK.Kata Kunci : Bidan, Faktor Predisposisi, SDIDTK
The Relationship of Exclusive Breastfeeding History to Morbidity In Infants Aged 1-14 Months Lani Gumilang; Neneng Martini; Sefita Aryuti Nirmala; Meita Dhamayanti
Journal of Midwifery Vol 5, No 2 (2020): Published on Desember 2020
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jom.5.2.81-89.2020

Abstract

Objectives: This study aims at determining the relationship between the history of exclusive breastfeeding and morbidity in babies aged 1-14 months in the city of Sukabumi.Materials and Methods: This study uses a cross-sectional method with a sample of 71 babies aged 1-14 months in the city of Sukabumi. Data sources used are primary and secondary data, and the Spearman test is used for dataanalysis.Results: The results showed that there was no relationship between the history of exclusive breastfeeding and ISPA (p=1,000), there was no relationship between the history of exclusive breastfeeding and diarrhea (p=1,000), there was no relationship between the history of exclusive breastfeeding and fever (p=0,477), there is no relationship between the history of exclusive breastfeeding and seizures (p=1,000), there is no relationship between the history of exclusive breastfeeding and pneumonia (p=1,000).Conclusion: The study concludes that there is no relationship between the history of exclusive breastfeeding and morbidities namely ISPA, diarrhea, fever, seizures and pneumonia in babies aged 1-14 months in the city of Sukabumi.Keywords: Exclusive breastfeeding, morbidity