Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pengaruh KIE Menggunakan Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan Akseptor KB Hormonal di Puskesmas Soreang Kabupaten Bandung Tahun 2019 Istiqomah M. Putri; Merry Wijaya; Astuti Dyah Bestari
Sehat MasadaJurnal Vol 15 No 1 (2021): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v15i1.165

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang banyak terjadi dan mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi serta mempengaruhi kualitas hidup dan produktifitas seseorang. Hipertensi relatif lebih tinggi terjadi pada wanita dengan prevalensi 28,8%. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan dan pemberian KIE tentang bahaya penggunaan KB hormonal pada akseptor KB hormonal yang memiliki hipertensi dan penggunaan secara jangka panjang. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pemberian KIE menggunakan buku saku pada akseptor KB hormonal. Penelitian mengunakan kuantitatif semu experimental dengan one grup pre-test post-test. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling pada 100 akseptor KB hormonal di wilayah kerja Puskesmas Soreang yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Pengumpulan data menggunakan kuesionar dianalisis menggunakan Uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Hasil penelitian p-value=(,000) terdapat pengaruh yang bermakna pada pengetahuan akseptor KB hormonal di Puskesmas Soreang sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Pemberian KIE dengan buku saku meningkatkan pengetahuan akseptor KB hormonal tentang risiko hipertensi pada akseptor KB hormonal di Puskesmas Soreang.Diharapkan adanya peningkatan pengetahuan akseptor KB dalam memilih jenis kontrasepsi yang sesuai dengan keadaannya.
Comparison of health education with videos and leaflets on the knowledge of young women about early detection of breast cancer In SMP Negeri 15 Bandung Wardah Fajriah; Ariyati Mandiri; Didah Didah; Astuti Dyah Bestari; Lani Gumilang
JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/jnki.2021.9(3).197-205

Abstract

Background: Breast cancer is a malignant tumor that grows in the breast tissue and is the most common cancer disease affecting women in Indonesia with an incidence of 42.1 per 100.000 population and an average death rate of 17 per 100.000 population. The increasing incidence of breast cancer in women as adolescents and young adults is due to several factors such as parity at a young age, family history, gene mutations, and poor lifestyle factors. Early detection of breast cancer through education on causative factors and how to prevent breast cancer and  breast self-examination technique will be very useful to reduce the incidence. Purpose: This study aimed to determine the comparison of breast cancer early detection health education with video and leaflets on the knowledge of young women about early detection of breast cancer. Methods: This study used a quasi experiment method with two control group design. Samples collected with consecutive sampling techniques. This study conducted for 7 days in December 2019 on young women at SMP Negeri 15 Bandung with 40 subjects in each group. The technique used to collect the data is questionnaire. The experimental group is given with Video and the control group is given with Leaflet. The bivariate data analysis used Paired T-Test and Non-paired T-test. Results: The results of this study showed that there was an increase in the knowledge before and after being given video (p = 0.000) and leaflet (0,003) with significant difference in young women who were given video compared to those given leaflets (p=0,000).Conclusion: there were differences in health education with videos and leaflets on the knowledge of young women about early detection of breast cancer.
Perbedaan Kepuasan Preseptor pada Penerapan Model Pengaturan Praktik Klinik Kebidanan Astuti Dyah Bestari; Dany Hilmanto; Farid Husin; Johanes Cornelius Mose; Nanan Sekarwana; Nurhalim Shahib
Jurnal Pendidikan dan Pelayanan Kebidanan Indonesia (Indonesian Journal of Education and Midwifery Care Vol 3, No 1 (2016): Maret
Publisher : Program Studi Magister Kebidanan FK UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.391 KB) | DOI: 10.24198/ijemc.v3i1.12

Abstract

Hasil uji kompetensi bidan tahun 2013 menyatakan bahwa jumlah lulusan bidan yang lulus sebanyak 53,5% dengan batas kelulusan 40,14. Hasil survei WHO bersama Kemkes (2012) menyatakan bahwa kompetensi lulusan bidan hanya 15% yang sesuai kebutuhan kerja. Praktik klinik memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya terhadap pasien nyata dengan bimbingan preseptor. Keberadaan mahasiswa dilahan praktik dapat menambah beban kerja preseptor apabila tidak dikelola dengan baik. Akibatnya preseptor merasa tidak puas saat membimbing mahasiswa dan hal tersebut dapat memengaruhi motivasinya dalam membimbing mahasiswa yang pada akhirnya berdampak pada kinerjanya sebagai pembimbing. Model pengaturan praktik klinik adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk mengelola pekerjaan preseptor sebagai pembimbing mahasiswa dilahan praktik.Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan nonequivalent control  group design. Subjek dalam penelitian ini adalah preseptor yang berada diruang bersalin RSUD  Majalaya sebanyak 10 orang sebagai kelompok perlakuan dan 11 orang di RSUD Soreang sebagai kelompok kontrol. Data dianalisis menggunakan uji chi-square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 45,5% preseptor pada kelompok kontrol merasa puas, sedangkan pada kelompok perlakuan sebanyak 57,1% (p=0,245).Simpulan penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan kepuasan preseptor antara kelompok perlakuan dan kontrol pada penerapan model pengaturan praktik klinik kebidanan sehingga perlu dilakukan pengembangan model pengaturan praktik klinik yang mampu memfasilitasi tercapainya kepuasan preseptor.
UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU DI DESA CIJERUK KECAMATAN PAMULIHAN KABUPATEN SUMEDANG Didah Didah; Astuti Dyah Bestari; Sefita Aryuti Nirmala
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 3 Nomor 1 April 2020
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v3i1.2668

Abstract

ABSTRAKPosyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Kegiatan posyandu dapat dilakukan pengembangan, salah satunya adalah kegiatan yang ditujukan untuk kesehatan lansia. Kader sebagai seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Tujuan kegiatan PKM ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kader. Metode kegiatan pelaksanaan pelatihan dilakukan dengan 3 tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Berdasarkan hasil PKM ini terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah di lakukan pelatihan kader.Kata Kunci : Kader, Pelatihan, PosyanduABSTRACKPosyandu is one form of Community-Based Health Efforts which is managed and organized from, by, for and with the community in organizing health development, in order to empower the community and provide facilities to the community in obtaining basic health services to accelerate the reduction in maternal and infant mortality rates. Posyandu activities can be developed, one of which is activities aimed at elderly health. A cadre as a volunteer is recruited from, by and for the community to help fluency of health services. The purpose of this PKM activity is to improve cadre knowledge. The method of training activities is carried out in 3 stages, there are the preparation phase, the implementation phase and the evaluation phase. Based on the results of this PKM there are differences in knowledge before and after cadre training has been conducted. Keywords: Cadre, Posyandu, Training 
Pengaruh KIE Menggunakan Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan Akseptor KB Hormonal di Puskesmas Soreang Kabupaten Bandung Tahun 2019 M. Putri, Istiqomah; Wijaya, Merry; Dyah Bestari, Astuti
Sehat MasadaJurnal Vol 15 No 1 (2021): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v15i1.165

Abstract

PENINGKATAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN DAN BIDAN TENTANG KESEJAHTERAAN JANIN, GERAKAN JANIN DAN PERDARAHAN PASCASALIN Adnani, Qorinah Estiningtyas Sakilah; Sari, Ade Zayu Cempaka; Nurani, Adinda Meisya Hasna; Susanti, Ari Indra; Nirmala, Sefita Aryuti; Bestari, Astuti Dyah; Sari, Puspa; Didah, Didah; Gumilang, Lani; Mandiri, Ariyati; Handayani, Dini Saraswati; Martini, Neneng; Pramatirta, Akhmad Yogi
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v4i2.1482

Abstract

Pemantauan kesejahteraan janin penting dilakukan selama kehamilan yang bertujuan untuk melihat setiap tahap perkembangan janin. Salah satu parameter untuk menilai kesejahteraan janin melalui gerakan janin. Selain resiko lahir mati penurunan gerakan janin juga berhubungan dengan kejadian prematur dan pertumbuhan janin terhambat. Selain itu, angka kematian ibu yang tinggi salah satunya disebabkan oleh perdarahan. Pencegahan perdarahan pasca salin dapat dilakukan dengan mengenali  tanda-tanda awal perdarahan pasca salin, dan untuk menggunakan farmakologis, mekanik dan metode bedah perdarahan pasca salin, sesuai dengan faktor penyebabnya. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa kebidanan dan bidan tentang kesejahteraan janin, gerakan janin, dan perdarahan pascasalin. Metode yang digunakan dengan melaksanakan simposium dan workshop. Hasil kegiatan simposium dan workshop dilaksanakan 1 hari diikuti oleh 113 peserta. Dari hasil evaluasi pengetahuan pretest dan posttest menunjukkan terdapat peningkatan rerata skor pengetahuan dari 100 peserta sebesar 24,07 dari rata-rata awal pada saat pretest 56,3 % meningkat menjadi 81% saat posttest dengan p-value=0,000.  Kegiatan serupa dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas calon bidan dan bidan ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan maternal untuk masyarakat.
The Relationship Between Confirmed COVID-19 Positive Characteristics of Laboring Mothers and the Incidence of Asphyxia in Infants at Hospital Dr. Hasan Sadikin Bandung Triyani, Dinna; Yogi Pramatirta, Akhmad; Aryuti Nirmala, Sefita; Indra Susanti, Ari; Dyah Bestari, Astuti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 17 No 03 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Science) 
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/jhs.v17i03.4619

Abstract

The Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) is the cause of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). In December 2021, the Omicron variation was first identified in Indonesia, and it has since been linked to nearly 72 million cases worldwide. When COVID-19 is present during pregnancy, unfavorable outcomes including stillbirth, preterm delivery, and maternal mortality may occur. The purpose of this research was to examine the association between the features of women who tested positive for COVID-19 and the incidence of asphyxia in their babies at Dr. Hasan Sadikin General Hospital in Bandung between July 2021 and July 2022. A quantitative descriptive technique was used, and 69 mothers and 70 babies were sampled overall. Medical records provided the data, which was then subjected to chi-square analysis. There was no discernible correlation between the incidence of hypoxia and the mother's age (p = 0.838), parity (p = 0.647), or delivery method (p = 0.313). Nonetheless, a noteworthy correlation was seen between the gestational age (p = 0.001) and the maternal difficulties (p = 0.013) associated with baby hypoxia. This research found that whereas age, parity, and delivery style were not substantially linked with newborn hypoxia, gestational age and COVID-19-related problems were.
Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Resiko Depresi Postpartum pada Ibu Nifas di Kota Bandung Bestari, Astuti Dyah; Westriningrum, Luruh; Didah, Didah; Gumilang, Lani; Mandiri, Ariyati
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 2 (2025): Volume 7 Nomor 2 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i2.17747

Abstract

ABSTRACT The postpartum period starts after the birth of the placenta until 6 weeks postpartum. Every postpartum mother will experience psychological adaptations starting from the phases of taking in, taking hold to letting go. Postpartum mothers who fail to adapt to physiological and psychological changes tend to experience emotional problems during the postpartum period. Postpartum depression is a mood disorder that affects the mother after childbirth. The incidence of postpartum depression in 2023 will reach 11% -30% in Indonesia. The prevalence of depression in 2023 in West Java will reach 113,568 residents or around 3.3% with ages ≥15 years. Early detection of postpartum depression, especially in postpartum mothers who have risk factors, is one of the best prevention efforts. Screening can be done using the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) which consists of 10 questions. This study aims to determine the factors associated with the risk of postpartum depression in postpartum mothers in Bandung City. The research uses a quantitative analytical approach with a cross sectional design. The respondents in this study were 74 postpartum mothers who gave birth at the UPTD Community Health Center in Bandung City. Bivariate analysis was carried out using the Spearman Rho and Contingency Coefficient tests. The results of the analysis show a relationship between psychological factors (history of depression), obstetric and pediatric factors (type of delivery, pregnancy complications, premature birth), sociodemographic factors (education, economic status) and marital status (domestic violence and unplanned pregnancy) on risk of postpartum depression (p value <0.05). Physical factors (body mass index), obstetric and pediatric factors (parity), sociodemographic factors (age and occupation) and marital status factors (marital status) showed no relationship with the risk of postpartum depression (p value >0.05). Screening using EPDS is one effort that can be done to detect the risk of postpartum depression. Apart from that, it is necessary to pay attention to the risk factors for postpartum depression early so that the incident can be prevented or treated before it becomes serious. Keywords: Depression, Edinburgh Postnatal Depression Scale, Postpartum ABSTRAK Masa nifas dimulai setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu pascasalin. Setiap ibu nifas akan mengalami adaptasi psikologis mulai dari fase taking in, taking hold hingga letting go. Ibu nifas yang tidak berhasil melakukan adaptasi terhadap perubahan fisiologis dan psikologis cenderung akan mengalami masalah emosional selama masa nifas. Depresi postpartum adalah gangguan suasana hati yang memengaruhi ibu sesudah persalinan. Angka kejadian depresi postpartum tahun 2023 mencapai 11%-30% di Indonesia. Prevalensi depresi tahun 2023 di Jawa Barat mencapai 113.568 penduduk atau sekitar 3,3% dengan usia ≥15 tahun. Deteksi dini terjadinya depresi postpartum khususnya pada ibu nifas yang memiliki faktor resiko menjadi salah satu upaya pencegahan terbaik. Skrining dapat dilakukan menggunakan Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) yang terdiri dari 10 pertanyaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko depresi postpartum pada ibu nifas di Kota Bandung. Penelitian menggunakan pendekatan analitik kuantitatif dengan desain cross sectional. Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang bersalin di UPTD Puskesmas Kota Bandung sebanyak 74 orang. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji Spearman Rho dan Contingency Coefficient. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara faktor psikologis (riwayat depresi), faktor kebidanan dan pediatrik (jenis persalinan, komplikasi kehamilan, kelahiran prematur), faktor sosiodemografi (pendidikan, status ekonomi) dan status pernikahan (kekerasan dalam rumah tangga dan kehamilan tidak direncanakan) terhadap risiko depresi postpartum (p value <0,05). Pada faktor fisik (indeks massa tubuh), faktor kebidanan dan pediatrik (paritas), faktor sosiodemografi (usia dan pekerjaan) dan faktor status pernikahan (status perkawinan) menunjukkan tidak adanya hubungannya dengan risiko depresi postpartum (p value >0,05). Skrining menggunakan EPDS merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendeteksi resiko terjadinya depresi postpartum. Selain itu, perlu diperhatikan faktor-faktor resiko terjadinya depresi postpartum sejak dini agar kejadian dapat dicegah atau ditangani sebelum menjadi parah. Kata Kunci: Depresi, Edinburgh Postnatal Depression Scale, Postpartum
PENGETAHUAN KADER TENTANG GIZI BALITA DAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI Didah, Didah; Martini, Neneng; Dyah Bestari, Astuti; Mandiri, Ariyati
DHARMAKARYA: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol 13, No 3 (2024): September : 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v13i3.43159

Abstract

Pengetahuan kader posyandu tentang gizi balita dan pengukuran antropometri sangat penting dalam upaya deteksi dini masalah gizi dan pencegahan stunting. Masih tingginya kasus malnutrisi pada kelompok risiko terutama bayi dan balita salah satu dipengaruhi oleh faktor pengukuran untuk indikator pertumbuhan maupun perkembangan. Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan kader, Ibu balita dan pihak-pihak berkepentingan dalam pemantauan tumbuh kembang, cukup berpengaruh terhadap keputusan status gizi anak balita. Tujuan melakukan kegiatan ini adalah untuk memperoleh gambaran dan mengidentifikasi pengetahuan serta kemampuan kader tentang gizi Balita dan kemampuan kader dalam melakukan pengukuran antropometri. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah ceramah tanya jawab interactive dan role play kepada kader yang dilaksanakan dalam bentuk praktik pelayanan  kebidanan  berkelanjutan dalam  pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan KIA. Sampel yang digunakan  total sampling yaitu seluruh kader yang berada di wilayah Desa Gunungmanik yang berjumlah 58 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa lembar kuesioner yang dibagikan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat untuk mengetahui gambaran pengetahuan kader terhadap gizi balita. Kesimpulannya adalah perlunya pelatihan rutin dan pendampingan kepada kader posyandu untuk meningkatkan kompetensi dalam pengukuran antropometri serta pemahaman terkait gizi balita. Dengan demikian, kader dapat berperan lebih efektif dalam mendukung upaya perbaikan gizi balita di masyarakat.Knowledge of posyandu cadres about toddler nutrition and anthropometric measurements is crucial for the early detection of nutritional problems and the prevention of stunting. However, wasting and underweight rates have shown an increase, albeit not progressively. The high prevalence of malnutrition in at-risk groups, particularly infants and young children, is influenced partly by measurement limitations for growth and development indicators. Limited knowledge and skills among health cadres, mothers of young children, and other stakeholders in growth monitoring significantly impact the determination of children’s nutritional status. The implementation method for this community service activity is interactive lecture and discussion and role play for cadres. These activities are conducted in the form of continuous midwifery service practice in empowering the community to improve maternal and child health. The sample included all health cadres in Gunungmanik Village, totaling 58 individuals. Data collection was carried out using questionnaires administered before and after health education sessions. Univariate analysis was used to assess the cadre's knowledge on child nutrition. The conclusion is the need for regular training and mentoring for posyandu cadres to enhance their competence in anthropometric measurements and understanding of toddler nutrition. This will enable cadres to play a more effective role in supporting efforts to improve toddler nutrition in the community.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Onset Laktasi Pada Ibu Postpartum Bestari, Astuti Dyah; Pitaloka, Anita; Susanti, Ari Indra; Pramatirta, Achmad Yogi `; Nirmala, Sefita Aryuti
Jurnal Asuhan Ibu dan Anak Vol. 10 No. 2 (2025): Jurnal Asuhan Ibu dan Anak
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33867/JAIA.584

Abstract

Target cakupan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif di Indonesia saat ini belum memenuhi targetyang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 80%. Salah satu faktor yang berkontribusiterhadap keberhasilan ASI ekslusif adalah waktu terjadinya onset laktasi. Onset laktasiatau laktogenesis II merupakan tahap awal untuk meningkatkan jumlah produksi ASIdidalam kelenjar payudara yang dapat diukur dengan persepsi ibu kapan air susunya keluaryang ditandai payudara terasa berat, keras, dan bengkak sampai keluarnya kolostrum.Keterlambatan onset laktasi tak jarang terjadi pada ibu post partum dan berkontribusi dalamkegagalan pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan penelitian terdahulu dilaporkan bahwa31% ibu postpartum di Indonesia mengalami keterlambatan onset laktasi. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan onset laktasi padaibu postpartum di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Metode penelitian yang digunakanadalah desain Observasional Analitik dengan pendekatan Cross-Sectional, dilaksanakandi ruang Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada bulan April-Mei 2024 dengan65 responden yang dipilih secara Accidental Sampling. Instrumen yang digunakan berupalembar observasi untuk mengukur onset laktasi berdasarkan persepsi ibu. Analisis statistikmenggunakan uji Spearman Rho dan koefisien kontingensi menunjukan adanya hubunganantara usia kehamilan saat persalinan (p-value<0,05), berat bayi lahir (p-value<0,05), danpemberian makanan prelakteal (p-value<0,05) terhadap onset laktasi. Dengan demikiansetiap calon ibu harus mempersiapkan kehamilannya sebaik mungkin untuk menurunkanresiko bayi lahir premature dan luaran neonatal menjadi lebih optimal.