Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA MENURUT PERSPEKTIF REMAJA DI KOTA MAGELANG Rohmayanti, Rohmayanti; Rahman, Irwan Taufiqur; Nisman, Wenny Artanty
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : IPAKESPRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.646 KB)

Abstract

 Rohmayanti1, Irwan Taufiqur Rachman2, Wenny Artanty Nisman3 ABSTRACTBackground:Teenagers have greater risk for health problems, especially sexuality and reproduction problems. Government has already developed Adolescent Friendly Health Services (AFHS). This program has already run in primary health care to overcome teenager’s health problems. On the other hand, this program does not seem to accommodate some of teenager’s expectation. Therefore, we need to conduct a research for knowing what kind of health services are suitable with teenager’s perspective. Objective: This study was design to explore type of AFHS which were suitable in adolescent’s perspective. Method: In this qualitative study, phenomenology was used for the approach. This study was conducted from September-October 2014 in primary health care region of Magelang. The participants for this study were 10-19 years old teenagers and they had already received adolescent friendly health services. The participants had been chosen using purposive sampling. The data was collected using focus group discussion, observation and indepth interview. Colaizzi’s analysis had been used for data analysis manually.Result and Discussion: Adolescent’s perspective about AFHS consist of three theme. The first theme was adolescent perspective on existence of AFHS which was still various. The second theme was the perception of adolescents on the AFHS given in adolescents.The result was that not all six AFHS programs were given. The Third theme was adolescents hope for the result was AFHS health workers should be able to provide an explanation of the problems experienced by adolescents, be friendly, and the need to involve youth, teachers, parents and the community in AFHS services. Health Services that are conducted in teenagers, should be confidential,the service time was able to adjust school hours, use short massage, email for communication and information.Conclusion: adolescent’s have various expectations of the AFHS services in the future. Health services in accordance with the expectations of adolescents can be developed as a modified form of health care that can be implemented in AFHS primary health care.Keywords: Adolescent Friendly Health Services (AFHS), Adolescent.ABSTRAKLatar Belakang: Remaja sangat rentan terhadap berbagai ancaman risiko kesehatan terutama seksual dan reproduksi. Pemerintah telah mengadakan program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang dilaksanakan di puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan remaja. Program PKPR yang sudah berjalan, belum mengakomodir kepentingan remaja, sehingga perlu diketahui bagaimana pelayanan kesehatan peduli remaja yang sesuai dengan perspektif remaja.Tujuan: Mengetahui pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) menurut perspektif remaja.Metode:Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian adalah remaja usia 10-19 tahun yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan peduli remaja, dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dengan cara FGD, observasi dan wawancara. Analisa data dilakukan secara manual, menggunakan tahapan analisa data menurut Colaizzi (1978). Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2014, di puskesmas wilayah Kota Magelang. Hasil dan Pembahasan: Perspektif remaja tentang PKPR terdiri atas tiga tema. Pertama, persepsi remaja tentang keberadaan PKPR masih sangat variatif. Kedua, persepsi remaja tentang program PKPR yang diberikan pada remaja, bahwa dari 6 program PKPR belum semua diberikan. Ketiga, harapan remaja terhadap PKPR ke depan bahwa petugas kesehatan harus mampu memberikan penjelasan tentang masalah yang dialami remaja, berlaku seperti sahabat, dan perlu melibatkan remaja, guru BP/UKS, orangtua serta masyarakat dalam pelayanan. Pelayanan dilakukan di tempat remaja berada, yang terjaga kerahasiaannya, waktu pelayanan menyesuaikan jam sekolah, perlu pemanfaatan sms, email untuk komunikasi dan informasi pada remaja. Kesimpulan: Remaja memiliki berbagai harapan terhadap PKPR di masa depan. Pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan remaja dapat dikembangkan sebagai bentuk modifikasi pelayanan kesehatan peduli remaja yang dapat diterapkan di puskesmas. Kata Kunci: Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), remaja. 1  Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang2 Bagian Obstetri Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada         Yogyakarta3 Program Studi Magister Keperawatan, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta  
Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pegawai Universitas Muhammadiyah Magelang dalam Menghadapi Menopause Rahayu, heni setyowati esti; Wijayanti, Kartika; rohmayanti, rohmayanti
Journal Of Holistic Nursing Science Vol 2 No 1 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.089 KB)

Abstract

Latar Belakang. Masa menopause bagi sebagian perempuan merupakan hal yang menakutkan karena fungsi untuk menghasilkan keturunan terhenti dan terjadi banyak perubahan baik fisik maupun emosi.Dari survey pendahuluan terhadap pegawai UMM bahwa 33% 20% memiliki sikap negatif terhadap menopause dan 60% belum melakukan tindakan-tindakan untuk mempersiapkan menopause. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis ada tidaknya hubungan antara sikap dan perilaku pegawai terhadap kesiapan dalam menghadapi menopause padapegawai Universitas Muhammadiyah Magelang. Metode Penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai wanita di Universitas Muhammadiyah Magelang sebanyak 100 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sikap menghadapi menopause dengan p value 0.001. Terdapat hubungan antara perilaku terhadap menopause dengan kesiapan menghadapi menopause dengan p value 0.02. Dapat disimpulkan bahwa sikap dan perilaku yang positif  terhadap menopause akan berdampak pada kesiapan wanita dalam menghadapi menopause dengan segala permasalahannya.Oleh karena itu, disarankan agar dilakukan peningkatan dalam mendapatkan informasi dari pihak institusi dengan cara diskusi-diskusi yang dapat dilakukan pada saat kegiatan rutin serta pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk sarana konsultasi masalah kesehatan wanita,termasuk diantaranya mengenai menopause
EFEKTIVITAS AROMATERAPI LAVENDER DAN AROMATERAPI LEMON TERHADAP INTENSITAS NYERI POST SECTIO CAESAREA (SC) DI RUMAH SAKIT BUDI RAHAYU KOTA MAGELANG Rahmawati, Ina; Rohmayanti, Rohmayanti
Journal Of Holistic Nursing Science Vol 2 No 2 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.753 KB)

Abstract

Latar belakang: Nyeri merupakan suatu keadaan yang tidak nyaman yang sering dirasakan oleh pasien post sectio caesarea. Aromaterapi dapat digunakan untuk mengatasi nyeri post sectio caesarea. Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antara aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon di Rumah Sakit Budi Rahayu Kota Magelang. Metode:penelitian ini menggunakan metodequasy experimentdengan rencangan two group pre-test and post-test designdengan sampel 56 responden, 28 responden kelompok aromaterapi lavender dan 28 responden kelompok aromaterapi lemon. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive samplingInstrumen yang digunakan adalah numeric rating scale (NRS). Data diolah dengan uji Wilcoxon dan uji Mann Whitney.Hasil: hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon efektif dalam menurunkan skala nyeri post sectio caesarea dengan p value 0,009 (p < 0,05). Kesimpulan: Aromaterapi levender dan aromaterapi lemon efektif dalam menurunkan skala nyeri post sectio caesarea,tetapi aromaterapi lemon lebih efektif dalam mengatasi nyeri post sectio caesarea dengan nilai rata-rata sebesar 4 lebih besar dibandingkan rata-rata aromaterapi lavender yaitu 2,15.Saran: Rekomendasi penelitian ini adalah supaya menggunakan aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon sebagai intervensi alternatif yang digunakan untuk menurunkan nyeri post sectio caesarea.
PEMANFAATAN PERASAN BUAH KEPEL (Stelechocarpus burahol (Blume) Hook & Thomson) SEBAGAI ANTISEPTIK LUKA Pribadi, Prasojo; Latifah, Elmiawati; Rohmayanti, Rohmayanti
Pharmaciana Vol 4, No 2 (2014): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.625 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v4i2.1576

Abstract

Fruit of kepel known contain of saponin and flavonoid, fruit of kepel is a plant that hasantibacterial and antiinflamation activity. This research purposed for made juice of fruit kepeland test of open wound healing process activity. Juice of fruit kepel is made with variety ofconcentration, which 20%, 40%, 60%, and 80%. Negative control used aquadest and positivecontrol used Betadine® (Povidon Iodine). This type of research is experimental research,procedure start from the preparation of test materials, first identifying plants, then make fruitjuice of kepel and divide into several concentration, followed by grouping into six group of testanimals. All quantitative data were statistically analyzed using Anaylsis of Variance (Anova)and continued with Tukey Test, The lowest activity on the negative control and increase on thegroup of juice with concentration 20%, 40%, 80%, and 60%, higher activity on the positivecontrol. With wound healing broad parameters result that the group fruit juice of kepelconcentration 60% and 80% showed the statistically analyzed was more significant (p<0.05) 178 Pharmaҫiana, Vol. 4, No. 2, 2014: 177-183than the negative control. So it can be taken conclusion that fruit juice of kepel concentration60% and 80% having wound healing activity.
Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pegawai Universitas Muhammadiyah Magelang dalam Menghadapi Menopause Rahayu, heni setyowati esti; Wijayanti, Kartika; rohmayanti, rohmayanti
Journal of Holistic Nursing Science Vol 2 No 1 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.089 KB)

Abstract

Latar Belakang. Masa menopause bagi sebagian perempuan merupakan hal yang menakutkan karena fungsi untuk menghasilkan keturunan terhenti dan terjadi banyak perubahan baik fisik maupun emosi.Dari survey pendahuluan terhadap pegawai UMM bahwa 33% 20% memiliki sikap negatif terhadap menopause dan 60% belum melakukan tindakan-tindakan untuk mempersiapkan menopause. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis ada tidaknya hubungan antara sikap dan perilaku pegawai terhadap kesiapan dalam menghadapi menopause padapegawai Universitas Muhammadiyah Magelang. Metode Penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai wanita di Universitas Muhammadiyah Magelang sebanyak 100 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sikap menghadapi menopause dengan p value 0.001. Terdapat hubungan antara perilaku terhadap menopause dengan kesiapan menghadapi menopause dengan p value 0.02. Dapat disimpulkan bahwa sikap dan perilaku yang positif terhadap menopause akan berdampak pada kesiapan wanita dalam menghadapi menopause dengan segala permasalahannya.Oleh karena itu, disarankan agar dilakukan peningkatan dalam mendapatkan informasi dari pihak institusi dengan cara diskusi-diskusi yang dapat dilakukan pada saat kegiatan rutin serta pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk sarana konsultasi masalah kesehatan wanita,termasuk diantaranya mengenai menopause
PERSEPSI SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR TENTANG PERUBAHAN YANG TERJADI SELAMA MASA PUBERTAS Rohmayanti, Rohmayanti; Hermayanti, Yanti; Mardiah, Wiwi
Journal of Holistic Nursing Science Vol 3 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.421 KB)

Abstract

Puberty is a time of transition from childhood to the teenage years. In the face of puberty, teenager will perceive these changes with different points of view in accordance with the experience, knowledge and motivation they have. Adolescent perception of this change will form a pattern of attitudes and behavior of adolescents especially related to adolescent reproductive health. This study aims to understand adolescent health issues from the perspective of adolescent perception itself. This type of research is descriptive qualitative approach. Informants in this study involved six students were taken by purposive sampling. The process of collecting data using interviews, all data contained in matrix form and explained in the narrative. The process of data analysis was done by reviewing all data, reduce the data, find a theme and make interpretation of research results. The results showed that most informants perceive changes in puberty as a scary thing and build an embarrassment to the physical changes such as menstrual events, voice changes, and changes in body weight, which is expressed by four informants. This condition causes the student is impaired in social relations (psychosocial) in the area of ​​family, peers and school. Those that perceive that change as a normal thing that is not to be feared. This causes the tendency of informants develop a negative perception of the changes in puberty. Perception of these students in the wake of many things, including knowledge inadequate, therefore the necessary co-operation between parents, teachers and health workers to take an active role in efforts to provide guidance to adolescent health issues, where nurses can play a role as an educator, counselor and motivator.
EFEKTIVITAS AROMATERAPI LAVENDER DAN AROMATERAPI LEMON TERHADAP INTENSITAS NYERI POST SECTIO CAESAREA (SC) DI RUMAH SAKIT BUDI RAHAYU KOTA MAGELANG Rahmawati, Ina; Rohmayanti, Rohmayanti
Journal of Holistic Nursing Science Vol 2 No 2 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.753 KB)

Abstract

Latar belakang: Nyeri merupakan suatu keadaan yang tidak nyaman yang sering dirasakan oleh pasien post sectio caesarea. Aromaterapi dapat digunakan untuk mengatasi nyeri post sectio caesarea. Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antara aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon di Rumah Sakit Budi Rahayu Kota Magelang. Metode:penelitian ini menggunakan metodequasy experimentdengan rencangan two group pre-test and post-test designdengan sampel 56 responden, 28 responden kelompok aromaterapi lavender dan 28 responden kelompok aromaterapi lemon. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive samplingInstrumen yang digunakan adalah numeric rating scale (NRS). Data diolah dengan uji Wilcoxon dan uji Mann Whitney.Hasil: hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon efektif dalam menurunkan skala nyeri post sectio caesarea dengan p value 0,009 (p < 0,05). Kesimpulan: Aromaterapi levender dan aromaterapi lemon efektif dalam menurunkan skala nyeri post sectio caesarea,tetapi aromaterapi lemon lebih efektif dalam mengatasi nyeri post sectio caesarea dengan nilai rata-rata sebesar 4 lebih besar dibandingkan rata-rata aromaterapi lavender yaitu 2,15.Saran: Rekomendasi penelitian ini adalah supaya menggunakan aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon sebagai intervensi alternatif yang digunakan untuk menurunkan nyeri post sectio caesarea.
PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA MENURUT PERSPEKTIF REMAJA DI KOTA MAGELANG Rohmayanti, Rohmayanti; Rahman, Irwan Taufiqur; Nisman, Wenny Artanty
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.646 KB) | DOI: 10.22146/jkr.6900

Abstract

 Rohmayanti1, Irwan Taufiqur Rachman2, Wenny Artanty Nisman3 ABSTRACTBackground:Teenagers have greater risk for health problems, especially sexuality and reproduction problems. Government has already developed Adolescent Friendly Health Services (AFHS). This program has already run in primary health care to overcome teenager’s health problems. On the other hand, this program does not seem to accommodate some of teenager’s expectation. Therefore, we need to conduct a research for knowing what kind of health services are suitable with teenager’s perspective. Objective: This study was design to explore type of AFHS which were suitable in adolescent’s perspective. Method: In this qualitative study, phenomenology was used for the approach. This study was conducted from September-October 2014 in primary health care region of Magelang. The participants for this study were 10-19 years old teenagers and they had already received adolescent friendly health services. The participants had been chosen using purposive sampling. The data was collected using focus group discussion, observation and indepth interview. Colaizzi’s analysis had been used for data analysis manually.Result and Discussion: Adolescent’s perspective about AFHS consist of three theme. The first theme was adolescent perspective on existence of AFHS which was still various. The second theme was the perception of adolescents on the AFHS given in adolescents.The result was that not all six AFHS programs were given. The Third theme was adolescents hope for the result was AFHS health workers should be able to provide an explanation of the problems experienced by adolescents, be friendly, and the need to involve youth, teachers, parents and the community in AFHS services. Health Services that are conducted in teenagers, should be confidential,the service time was able to adjust school hours, use short massage, email for communication and information.Conclusion: adolescent’s have various expectations of the AFHS services in the future. Health services in accordance with the expectations of adolescents can be developed as a modified form of health care that can be implemented in AFHS primary health care.Keywords: Adolescent Friendly Health Services (AFHS), Adolescent.ABSTRAKLatar Belakang: Remaja sangat rentan terhadap berbagai ancaman risiko kesehatan terutama seksual dan reproduksi. Pemerintah telah mengadakan program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang dilaksanakan di puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan remaja. Program PKPR yang sudah berjalan, belum mengakomodir kepentingan remaja, sehingga perlu diketahui bagaimana pelayanan kesehatan peduli remaja yang sesuai dengan perspektif remaja.Tujuan: Mengetahui pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) menurut perspektif remaja.Metode:Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian adalah remaja usia 10-19 tahun yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan peduli remaja, dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dengan cara FGD, observasi dan wawancara. Analisa data dilakukan secara manual, menggunakan tahapan analisa data menurut Colaizzi (1978). Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2014, di puskesmas wilayah Kota Magelang. Hasil dan Pembahasan: Perspektif remaja tentang PKPR terdiri atas tiga tema. Pertama, persepsi remaja tentang keberadaan PKPR masih sangat variatif. Kedua, persepsi remaja tentang program PKPR yang diberikan pada remaja, bahwa dari 6 program PKPR belum semua diberikan. Ketiga, harapan remaja terhadap PKPR ke depan bahwa petugas kesehatan harus mampu memberikan penjelasan tentang masalah yang dialami remaja, berlaku seperti sahabat, dan perlu melibatkan remaja, guru BP/UKS, orangtua serta masyarakat dalam pelayanan. Pelayanan dilakukan di tempat remaja berada, yang terjaga kerahasiaannya, waktu pelayanan menyesuaikan jam sekolah, perlu pemanfaatan sms, email untuk komunikasi dan informasi pada remaja. Kesimpulan: Remaja memiliki berbagai harapan terhadap PKPR di masa depan. Pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan remaja dapat dikembangkan sebagai bentuk modifikasi pelayanan kesehatan peduli remaja yang dapat diterapkan di puskesmas. Kata Kunci: Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), remaja. 1  Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang2 Bagian Obstetri Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada         Yogyakarta3 Program Studi Magister Keperawatan, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta  
Sosialisasi Kesehatan Reproduksi Wanita “Upaya Mencegah Gangguan Kesehatan Reproduksi” di Desa Sokorini Kecamatan Muntilan Rohmayanti, Rohmayanti
Community Empowerment Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.876 KB)

Abstract

Masa reproduksi pada wanita akan menyebabkan berbagai perubahan fungsi tubuh karena pengaruh hormonal. Seiring pertambahan usia wanita akan mengalami penurunan fungsi tubuh, beresiko mengalami gangguan organ reproduksi dan mengalami menopause. Perubahan tersebut harus diketahui oleh wanita supaya dapat diantisipasi terhadap adanya gangguan kesehatan reproduksi yang ditimbulkan. Penyuluhan kesehatan reproduksi dengan penyuluhan metode diskusi dengan media audio visual merupakan salah satu cara meningkatkan pengetahuan wanita yang dapat membantu mereka dalam menghadapi permasalahan tersebut. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan wanita usia diatas 20 tahun tentang kesehatan reproduksi wanita terutama mengenai pencegahan berbagai gangguan kesehatan reproduksi pada wanita. Metode yang dilakukan adalah menggunakan metode diskusi dan media audio visual, dengan lama waktu 90 menit dan dengan peserta sebanyak 38 wanita yang berusia antara 20-56 tahun yang telah menikah yang berasal dari Desa Sokorini, Muntilan. Hasil pretes menggunakan pertanyaan terbuka kepada 10 peserta menunjukkan pengetahuan awal yang kurang dimana seluruhnya mengatakan belum paham bagaimana menjaga organ reproduksinya, sedangkan hasil postest mengalami perubahan pengetahuan yang signifikan, dimana peserta memiliki pengetahuan baik terbukti dari kemampuan peserta mmenjawab pertanyaan yang langsung diajukan pada peserta dengan jawaban yang benar. Kesimpulan: bahwa kegiatan penyuluhan kesehatan dengan metode diskusi dan media audio visual dapat meningkatkan pengetahuan wanita tentang kesehatan reproduksinya
PPDM Design for Optimizing the Potential Development of The Children’s Character Deserving in Menayu Village, Muntilan Sub District, Magelang yanti, rohma; rohmayanti, rohmayanti
Journal of Community Services and Engagement Vol 1, No 1 (2020): JCSE 2020
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menayu Village is a village in Muntilan Sub district, Magelang which has been designated and established as the Children - Friendly Village. There are 6 indicators in the form of clusters in order to create the children – friendly village, namely; the realization of institutional strengthening clusters. The purpose of this activity is to form an organization that supports and strengthens the realization of the children - friendly village through various approaches to the community. The method to be used in achieving these goals is a participatory community empowerment (PRA) model. This method was chosen based on the consideration that the one who has or faces a problem is a partner, therefore the involvement of partners in determining the solution to the problem at hand and its solution is very much needed. Its activities include identification of problems, identification of resources owned, delivery of identification results, alternative solutions and problem solving as well as monitoring evaluation. The results obtained from this activity are the formation of The children - friendly village task force in Menayu Village, the involvement of the community and religious leaders in the institution of the Children - Friendly Village, the preparation of the Children - Friendly Village action plan, the formation of a Youth Information Center, Counseling and Youth Family Development. Conclusion: the effort to realize the children - friendly village must begin with institutional strengthening to ensure the sustainability of the children - friendly village program.