Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS TEOLOGIS TERHADAP PANDANGAN JEAN JACQUES ROUSSEAU TENTANG ASAL-USUL DOSA Malik Bambangan
JURNAL LUXNOS Vol. 6 No. 1 (2020): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI JUNI 2020
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v6i1.13

Abstract

ABSTRACT Today there are many problems that make some people wonder about the suffering that surrounds them, even those that affect themselves. The question they raise is where is God right now? Is there still God? If God still exists, then why does He allow His people to suffer? This question ultimately leads to the orthodoxy of the Christian faith about God. Humans suffer because it is their own choice that starts from the first human choices namely Adam and Eve where they prefer not to obey God so they fall into sin. Departing from this understanding that led to various controversies about the origin of sin. Is there original sin or inherited sin as Augustine understood? How do you resolve this controversial issue? This article will discuss Jean Jacques Rousseau view of the origin of sin from the perspective of the Bible. Keywords: Sin, Suffering, Crime ABSTRAK Zaman sekarang ini banyak terjadi persoalan-persoalan yang membuat beberapa orang yang bertanya-tanya tetang penderitaan yang ada di sekitar mereka, bahkan yang menimpa diri mereka sendiri. Pertanyaan yang mereka lontarkan adalah dimanakah Tuhan saat ini? Apakah masih ada Tuhan? Jika Tuhan masih ada, lalu mengapa Dia membiarkan umat-Nya mengalami penderitaan? Pertanyaan ini pada akhirnya membawa pada orthodoksi iman Kristen tentang Allah. Manusia mengalami penderitaan karena itu adalah pilihannya sendiri yang dimulai dari pilihan manusia pertama yakni Adam dan Hawa dimana mereka lebih memilih untuk tidak taat kepada Tuhan sehingga mereka jatuh dalam dosa. Berangkat dari pemahaman inilah yang menimbulkan berbagai kontroversi tentang asal-usul dosa. Apakah ada dosa asal atau dosa warisan seperti pada pemahaman Agustinus? Bagaimanakah menyelesaikan persoalan kontroversial ini? Pada artikel ini akan dibahas tentang pandangan Jean Jacques Rousseau tentang asal-usul dosa dari sudut pandang Alkitab. Kata Kunci: Dosa, Penderitaan, Kejahatan
TINJAUAN TEOLOGIS-ETIS TENTANG BISNIS MEMBUNGAKAN UANG Malik Bambangan
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 1 No. 2 (2018): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (875.082 KB) | DOI: 10.47457/phr.v1i2.17

Abstract

Kebutuhan hidup manusia dalam segala aspek semakin hari semakin meningkat seiring dengan naiknya harga sembako yang semakin tinggi. Hal ini menuntut berbagai daya dan upaya yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebut agar tetap bertahan hidup. Namun karena himpitan ekonomi ini terlalu menekan hidup rakyat, maka banyak rakyat yang hidup miskin, melarat dan menderita. Banyaknya tuntutan hidup dalam kondisi ekonomi yang semakin carut-marut ini, memaksa pemerintah untuk segera turun tangan menyelesaikannya. Sebagai upaya pemerintah telah mengadakan KUD, UKM, KUR, BPR dan BKK. Program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan seperti ini sedikit memberi solusi, namun sayangnya karena hal itu hanya berlaku bagi rakyat yang ekonominya menengah ke atas, untuk meningkatkan bisnis mereka. Sementara itu, untuk kelas ekonomi menengah ke bawah, semakin tertindas dalam kemiskinannya dan tidak diperhatikan. Hal ini seakan-akan menjadi pembiaran oleh pihak pemerintah yang membiarkan rakyat kecil, miskin hidup dalam kemelaratan. Sebagai dampak dari pembiaran ini maka muncullah kelompok yang ingin membantu sesamanya terbebas dari jerat kemiskinan itu. Kelompok ini memberikan pinjaman uang kepada siapa saja yang membutuhkan pinjaman disertai dengan bunganya. Kelompok ini sepertinya memberikan solusi yang cepat namun tidak tepat dalam memenuhi kebutuhan hidup. Karena pemberian pinjaman uang yang disertai dengan bunga serta waktu yang relatif singkat dalam pengembaliannya, hanya menguntungkan pihak pemberi pinjaman uang, sementara yang meminjam kembali terjebak dalam kubangan hutang bunga uang yang di pinjam untuk dibayar. Itulah sebabnya kelompok pelepas uang atau pemberi pinjaman uang ini disebut RENTENIR.
IMPLEMENTASI MENJADI GARAM BAGI DUNIA MENURUT MATIUS 5:13 Malik Bambangan
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 2 No. 1 (2019): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (849.994 KB) | DOI: 10.47457/phr.v2i1.30

Abstract

Kehidupan zaman yang selalu berubah-ubah menjadikan manusia seringkali lupa apa yang akan mereka lakukan untuk Tuhan dan sesama. Bahkan bagi diri sendiri seringkali tidak dimengerti mengapa melakukan hal tersebut. Pada akhirnya hasil pekerjaan mereka terkadang tidak tepat sasaran, karena bekerja tidak memiliki target. Hidup manusia zaman inipun seringkali dihampiri oleh suatu sifat buruk yang acapkali melakukan kejahatan. Kejahatan yang berdampak buruk tidak saja bagi orang lain, melainkan bagi diri sipelaku kejahatan itu sendiri. Fenomena seperti ini menjadi tantangan tersendiri bagi iman Kristen dan kekristenan itu sendiri seperti apa dan bagaimana menghadapi hal yang demikian. Kembali kepada panggilan para murid Kristus untuk menjadi garam bagi dunia ini adalah merupakan panggilan yang masih relevan bagi gereja Tuhan masa kini untuk berbuat sesuatu yang baik. Implementasi atau pelaksanaan tugas dan fungsi menjadi garam bagi dunia ini adalah hal yang mutlak untuk dilakukan orang percaya sebagai bukti iman kepada Kristus. Menjadi garam bagi dunia pada zaman ini, adalah suatu langkah positif agar dapat memberikan rasa kebaikan bagi dunia ini. Mengapa demikian karena dunia ini sudah penuh dengan kejahatan yang merusak moral dan akhlak manusia.
IMPLEMENTASI MENJADI JEMAAT YANG MISIONER Malik Bambangan
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 2 No. 2 (2019): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.357 KB) | DOI: 10.47457/phr.v2i2.37

Abstract

Misi dalam konteks Asia adalah suatu pelayanan yang berbeda dengan pola misi yang dikembangkan di wilayah barat secara khusus bagian Eropa. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan budaya, bahasa serta religiusitas masyarakat setempat. Khusus bagian Asia dalam melaksanakan misi memiliki tantangan tersendiri dengan budaya masyarakat yang masih memiliki kepercayaan khusus kepada agama asal masing-masing. Hal ini menjadi mengakibatkan perkembangan gereja menjadi terhambat secara kuantitas ditambah lagi dengan penolakan keras dari beberapa daerah bagi pelayanan misi. Gereja terpanggil untuk mengambil sikap berdasarkan firmn Tuhan sebagai murid Kristus agar melaksanakan amanat Tuhan Yesus. Menjadi jemaat yang misioner itulah yang menjadi panggilan bagi anggota jemaat, sehingga pemberitaan Injil dapat disampaikan kesetiap suku dan daerah menurut budaya dan bahasa lokal mereka tanpa menemui kendala apapun. Tujuan penelitian ini adalah untuk memotivasi jemaat Tuhan agar berperan serta dalam pelayanan misi agung Tuhan Yesus. Metode yang digunakan adalah dengan menkaji setiap literatur yang berkaitan dengan sumber-sumber yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Dan sebagai hasil dari penelitian ini bahwa jemaat memiliki potensi untuk mengambil bagian dalam pelayanan misi dengan menjadi jemaat yang misioner. Sebagai kesimpulan dari Jemaat jemaat yang misioner adalah jemaat sebagai murid Kristus bertanggung jawab untuk ikut dalam melaksanakan misi Kritus di muka bumi.
INTEGRASI KARAKTER HAMBA TUHAN KEDALAM PELAYANAN DALAM BINGKAI TEOLOGI MATHEUS MANGENTANG Malik Bambangan
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 3 No. 1 (2020): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (773.219 KB) | DOI: 10.47457/phr.v3i1.48

Abstract

The determinant of success in one's service is sustained by good and true character. Various attempts were made by educational institutions to implement character building in the learning process. But how can success in service if they do not have good character like Christ's character? The purpose of this study is to reduce the teaching of the theology of Matheus Mangentang about the character of God's servants in ministry at Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (hereinafter abbreviated SETIA) Jakarta and Gereja Kristen Setia Indonesia (hereinafter abbreviated as GKSI). The method used is an interview with Matheus Mangentang as the primary source of data and collecting data on centralization relating to the discussion of this topic. As a result, the character of God's servants in the theology of Matheus Mangentang is still relevant and can be integrated in the service of God's servants in SETIA and GKSI. The conclusion of this study is that the character of God's servants in the framework of the theology of Matheus Mangentang is very much needed in carrying out special services in SETIA and GKSI.
PEMBERDAYAAN KAUM IBU DALAM PELAYANAN DI GKSI SEKTOR KUALA BEHE KECAMATAN KUALA BEHE KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARAT Malik Bambangan; Rikarni Zai; Sandi Ziliwu; Lelis Sakerebau
Jurnal PKM Setiadharma Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal PkM Setiadharma
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (806.59 KB) | DOI: 10.47457/jps.v1i1.41

Abstract

Pendidikan bagi masyarakat pada umumnya seringkali didominasi oleh kelompok pria, hal ini berdampak pula pada keterlibatan mereka dalam pelayanan jemaat, padahal berbicara tentang pendidikan berlaku bagi semua gender, baik laki-laki maupun perempuan. Namun kenyataan yang sering didapati dalam jemaat kaum ibu sering tidak mendapat peluang untuk melayani dibanding dengan kaum laki-laki. Itulah sebabnya tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran aktif kaum ibu dalam Pelayanan Gereja di GKSI Sektor Kuala Behe, Kecamatan Kuala Behe, kabupaten Landak Kalimantan Barat. Metode yang digunakan adalah dengan mengadakan wawancara serta pelayanan kepada jemaat dengan melibatkan kaum wanita untuk melayani di jemaat mereka. Sebagai hasil dari penelitian ini, didapati bahwa kaum ibu di sektor Kuala Behe, memiliki kemampuan untuk melayani dalam bidang Teologi. Kesimpulan dari penelitian adalah kaum ibu memiliki kedudukan yang sama untuk mengabdikan diri dalam pelayanan di jemaat GKSI Sektor Kuala Behe.
Kajian Etika Kristen tentang Prinsip Mengasihi berdasarkan Kitab Injil dan Implikasinya bagi Orang Kristen Harefa, Info Krisdamai; Malik Bambangan
Tumou Tou Vol. 11 No. 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/tt.v11i2.1748

Abstract

The aim of this research is to identify and analyze the teachings of love in the Bible, as well as understand how these principles are applied in the daily lives of Christians. The research method used is a qualitative method with a hermeneutic approach to interpreting the texts of the Gospels. Data analysis was carried out by emphasizing the historical and cultural context of the texts of the Gospels, as well as reflection on the relevance of the teachings of love in facing the challenges of the modern era. This research updates the study of Christian ethics by highlighting the relevance and challenges in implementing the principles of love in the contemporary era, as well as offering practical guidance for Christians to realize love in real daily actions, both in personal and community relationships. Thus, this article contributes to a deeper and more applicable understanding of the teachings of love in the Bible, as well as providing new insights for Christians in living the values of love in various aspects of life.
Perkembangan Gereja Awal (Kisah Para Rasul 1 : 8) Jejak Misi yang Mengubah Dunia Desti Meliana Mangngi Kale; Malik Bambangan
Lumen: Jurnal Pendidikan Agama Katekese dan Pastoral Vol. 3 No. 2 (2024): Desember : Lumen: Jurnal Pendidikan Agama Katekese dan Pastoral
Publisher : Publisher STPKat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/lumen.v3i2.413

Abstract

Acts 1:8 became an important foundation for the mission of the early church to function as an agent of change in the world. In this verse, Jesus calls his disciples to be His witnesses in various regions, from Jerusalem to the ends of the earth, while emphasizing the importance of cross-cultural missions in the development of the church. The method used is descriptive qualitative with a biblical approach. sThe rapid spread of the Gospel reflects the universal appeal of Christ's message that transcends cultural and geographical boundaries, and its relevance for all people. Thus, the mission of the early church not only changed the spiritual lives of individuals, but also had a significant social impact, including strengthening communities, caring for the poor, and defending human rights. The results of this article review show an answer that mission is not just the task of a few people, but is the collective responsibility of all believers to create a better and more just world, in accordance with the teachings of Christ.
Hormati Orang Tuamu : Relavansi Keluaran 20:12 Di Tengah Kehidupan Modern Andeas Laoli; Malik Bambangan
Lumen: Jurnal Pendidikan Agama Katekese dan Pastoral Vol. 3 No. 2 (2024): Desember : Lumen: Jurnal Pendidikan Agama Katekese dan Pastoral
Publisher : Publisher STPKat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/lumen.v3i2.461

Abstract

The fifth commandment in the Ten Commandments, "Honor your father and your mother," found in Exodus 20:12, remains relevant in modern life despite the various social, cultural, and technological changes society has undergone. This research employs a qualitative literature approach to explore the meaning and significance of honoring parents in contemporary contexts. An analysis of theological, sociological, and Christian ethical literature demonstrates that honoring parents is not only a religious obligation but also contributes positively to the well-being of families and communities. This value helps maintain intergenerational relationships, strengthens family bonds, and supports social stability. In the modern era, challenges such as individualism, globalization, and technological advancement often affect the interactions between children and parents. Nevertheless, the essence of respect as a moral and social responsibility remains significant. This study also highlights how the principle of honoring can be adapted to modern conditions without losing its original meaning. Such respect encompasses care, attention, and appreciation, which continue to be relevant in contemporary contexts.
Menyusuri Jejak Kristen di Asia : Sejarah, Perkembangan, dan Dinamika Gereja Menurut Matius 28:19 Apia Ahlapada; Melda Greace; Malik Bambangan
Lumen: Jurnal Pendidikan Agama Katekese dan Pastoral Vol. 3 No. 2 (2024): Desember : Lumen: Jurnal Pendidikan Agama Katekese dan Pastoral
Publisher : Publisher STPKat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/lumen.v3i2.463

Abstract

The history of Christianity in Asia encompasses various aspects, including its origins, development, and the dynamics of the Church in a continent rich in cultural diversity and traditions. Christianity first entered Asia in the first century through trade routes and the missions of the apostles, spreading rapidly in regions such as Mesopotamia, Persia, and South India. Despite facing significant challenges, such as interactions with major religions like Hinduism, Buddhism, and Islam, as well as complex social and political influences, the Christian Church continued to develop. During the colonial era, European missions provided a new impetus for the spread of Christianity in Asia, though it was often linked with foreign dominance, triggering resistance from local communities. However, the Christian Church in Asia managed to adapt to local cultures and traditions, creating unique expressions of faith in each country or community. This diversity resulted in a unique dynamic within the Church, where Christianity not only survived but thrived despite ongoing social, political, and cultural challenges. In addition to exploring theological and historical aspects, this article also discusses the contributions of the Christian Church in Asia to education, healthcare, and social justice, which played a significant role in shaping social structures and improving the well-being of society. In the modern era, churches in Asia face new challenges such as globalization, religious pluralism, and social change, yet they continue to play an important role in society, both spiritually and socially. Overall, this article portrays Christianity in Asia as an integral part of the continent's history and development, continually adapting to changing times while making significant contributions to society, all while maintaining the core values of its teachings.