Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENINGKATAN PSYCHOLOGICAL WEEL-BEING (KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS) PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK STUNTING DI ACEH UTARA Nur Afni Safarina; Cut Ita Zahara; rahmia Dewi; Safuwan Amin; Hafnidar hafnidar
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2022): Februari
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.607 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v5i1.3257

Abstract

Stunting merupakan masalah besar yang dialami di Aceh Utara saat ini. Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Utara terus berupaya dalam menurunkan jumlah anak yang mengalami stunting. Angka stunting harus ditekankan agar anak-anak yang dilahirkan menjadi generasi unggul pada masa yang akan datang. Salah satu cara untuk menurukan jumlahnya adalah dengan mencegah hal tersebut. bentuk pencegahan stunting juga dapat dilakukan dengan cara program pemberian psikoedukasi untuk mempersiapkan seribu hari pertama kehidupan dari sisi kesehatan mental dan pengasuhan. Dengan adanya program pemberiana psikoedukasi untuk mempersiapkan seribu hari pertama kehidupan dari sisi kesehatan mental dan pengasuhan diharapkan ketika meraka menjadi orang tua, terutama ibu, mereka akan lebih mudah menerima kondisi kelahiran anak. Sehingga ibu lebih dapat mengendalikan dan mempersiapkan dirinya untuk kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi pada anak ketika lahir nanti. Dengan demikian kesejahteraan psikologis ibu juga akan semakin positif yang nantinya juga akan berdampak baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam pengasuhan ibu yang positif dan memiliki kesehatan mental yang baik. Tujuan dari Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah memberikan pemahaman mengenai bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan psikologi kepada ibu-ibu yang memiliki anak stunting. Kesejahteraan psikologis adalah sebagai pencapaian optimal dari potensi psikologis pada individu dimana ia mampu menerima dirinya, memiliki hubungan interpersonal yang baik, memiliki tujuan hidup, kemandirian, mampu menguasai lingkungan serta adanya pengembangan diri.
PSIKOEDUKASI WRITING FOR HAPPINESS “MENULIS EKSPRESIF UNTUK MENCAPAI KESEHATAN MENTAL YANG OPTIMAL” Nur Afni Safarina; Safuwan Safuwan; Rahmia Dewi; Cut Ita Zahara
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2022): Agustus
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.582 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v5i3.3756

Abstract

Kesehatan mental merupakan suatu keadaan yang memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, serta mampu memberikan kontrubusi kepada lingkungan. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan mental. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mencapai kesehatan mental yang optimal adalah dengan terapi menulis ekspresif, menulis ekspresif membantu individu untuk memahami dirinya dengan lebih baik, dan menghadapi masalah, depresi, stress, kecemasan, adiksi, ketakutan terhadap penyakit, kehilangan dan perubahan dalam kehidupannya. Adapun tujuan dari psikoedukasi ini membantu subjek mengurangi tekanan atau stres yang dirasakan,  salah satunya masalah psikologis yang dihadapi oleh anak panti asuhan sehingga dapat membantu mencapai kesehatan mental yang opitimal. Kegiatan psikoedukasi ini difokuskan kepada anak-anak panti asuhan Yayasan Pendidikan Islam Miftahul Jannah Desa Tambon Tunong, Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah bertambahnya pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan menulis ekspresif. beberapa manfaat menulis ekspresif mulai dari meningkatkan pemahaman individu, meningkatkan kemampuan interpersonal dan komunikasi, membantu mengekspresi diri, menurunkan tekanan, serta meningkatkan kemampuan dalam menyesuaiakan diri.
Gambaran Dukungan Sosial Pada Keluarga Korban Kekerasan Seksual Rahmia Dewi; Safuwan Safuwan; Cut Ita Zahara; Nur Afni Safarina; Rahmawati Rahmawati; Nurafiqah Nurafiqah
Jurnal Diversita Vol. 9 No. 1 (2023): JURNAL DIVERSITA JUNI
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/diversita.v9i1.8921

Abstract

Kekerasan seksual semakin sering terjadi dan didengar melalui media massa. Keluarga korban merupakan orang terdekat yang terkadang ikut disalahkan apabila kasus kekerasan seksual terjadi. Tujuan penelitian ini ialah untuk melihat bagaimana gambaran dukungan sosial pada keluarga korban kekerasan seksual. Sampel penelitian ini ialah masyarakat yang didapatkan berdasarkan tehnik simple random sampling dengan jumlah sebanyak 386 subyek. Adapun hasil penelitian yang didapatkan ialah mayoritas dukungan sosial yang diberikan adalah rendah. Namun apabila dilihat berdasarkan aspek bahwa dukungan Intrumental merupakan dukungan yang paling  tinggi diberikan masyarakat kepada keluarga korban kekerasan seksual, ini menunjukkan  bahwa masyarakat memiliki keinginan untuk membantu keluarga secara langsung, saat keluarga korban membutuhkan pendampingan berupa bantuan kesehatan, hukum, maupun keuangan dan diikuti oleh dukungan informasi diberikan masyarakat kepada keluarga korban, agar lebih mengerti terkait kasus kekerasan seksual, pentingnya mengawasi anak dan melindungi anak serta memberi informasi terkait pendampingan yang dibutuhkan apabila terjadi kasus kekerasan serta dukungan emosi dan penghargaan yang diberikan masyarakat dengan tetap peduli, membangun rasa empati terhadap kesulitan keluarga korban dalam menghadapi cobaan ini. Dukungan persahabatan menunjukkan masyarakat belum menumbuhkan rasa persahabatan dengan keluarga korban kekerasan seksual karena tidak memiliki hubungan kelekatan, baik sebagai keluarga maupun sebagai saudara.
Kematangan Karir Ditinjau dari Lokus Kendali dan Dukungan Sosial pada Siswa SMA Wiyata Dharma Medan Beby Astri Tarigan; Miranda Laura; Nabila Husna; Jenny Jenny; Venny Victoria; Devina Tristanti; Sri Hartini; Nur Afni Safarina
JURNAL SOCIAL LIBRARY Vol 4, No 1 (2024): JURNAL SOCIAL LIBRARY MARCH
Publisher : Granada El-Fath

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51849/sl.v4i1.210

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lokus kendali dan dukungan sosial dengan kematangan karir pada 116 siswa SMA di Sekolah Wiyata Dharma Medan. Metode penelitian yang digunakan ialah metode korelasional kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Disproportionate Stratified Random Sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan disebut metode skala. Skala yang digunakan yaitu skala kematangan karir, skala lokus kendali dan skala dukungan sosial yang disusun dalam bentuk skala likert. Teknik pengumpulan data adalah dengan membagikan kuesioner kepada sampel. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai r yakni 0.818 dengan nilai signifikansi 0.000 (p0.05) yang menunjukkan bahwa ada hubungan lokus kendali dan dukungan sosial dengan kematangan karir. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan positif dengan sumbangan efektif sebesar 81.8 persen pada lokus kendali dan dukungan sosial dengan sisa 18.2 persen dipengaruhi oleh faktor lain.
Hubungan Efikasi Diri dan Dukungan Sosial dengan Kecemasan dalam Menghadapi UKOM pada Mahasiswa Ilmu Keperawatan Beby Astri Tarigan; Yola Rutsanya Manurung; Loren Caroline Natalie S; Dinar B. Simamora; Gratia Angel Fortuna; Mukhaira El Akmal; Nur Afni Safarina
JURNAL SOCIAL LIBRARY Vol 4, No 1 (2024): JURNAL SOCIAL LIBRARY MARCH
Publisher : Granada El-Fath

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51849/sl.v4i1.212

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dan dukungan sosial dengan kecemasan dalam menghadapi UKOM pada 164 mahasiswa Ilmu Keperawatan STIKes Darmo Medan. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling . Teknik pengumpulan data adalah dengan membagikan kuesioner kepada sampel. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Hasil uji hipotesis mayor menunjukkan hubungan efikasi diri dan dukungan sosial dengan kecemasan dengan uji F = 118,991 dan p = 0,000 (p0,005). Hasil uji hipotesis minor menunjukkan hubungan negatif efikasi diri dengan kecemasan dengan p = 0.000(p0.05) dan β = -0.596, serta hubungan negatif dukungan sosial dengan kecemasan dengan p = 0.041 (p0.05) dan β = -0.227. Hasil penelitian menunjukkan kontribusi efektif sebesar 59,1 persen oleh efikasi diri dan dukungan sosial, selebihnya 40,9 persen dipengaruhi oleh faktor lain.
The Influence of Internal Locus of Control and Academic Self-Efficacy on School Well-Being in Students Febriyanto Febriyanto; Ananta Finansiya; Beby Astri Tarigan; Sri Hartini; Nur Afni Safarina
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 7, No 4 (2025): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), May
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34007/jehss.v7i4.2581

Abstract

This article aims to determine the influence of Internal Locus of Control and Academic Self-Efficacy on School Well-Being in SMA Global Prima Medan students. This quantitative research involved 127 students as a sample using the Proportionate Stratified Random Sampling method. Data were collected through questionnaires and analyzed using multiple linear regression with SPSS version 24. The assumption test includes normality, multicollinearity, and autocorrelation. The study's results stated that Internal Locus of Control and Academic Self-Efficacy influenced School Well-Being with a value of F = 342.966 and p = 0.001 (p<0.05). The results showed that Internal Locus of Control (? = 0.718, p = 0.001) and Academic Self-Efficacy (? = 0.190, p = 0.001) significantly and positively affected School Well-Being, with a contribution of 84.4%. Other factors influenced the remaining 15.6%. These findings provide a solid foundation for developing more effective educational practices. Schools can take advantage of the results of this research by designing programs that aim to improve students' internal locus of control and academic self-efficacy, such as self-development training that focuses on forming positive mindsets, stress management, and decision-making skills. This study concludes that Internal Locus of Control and Academic Self-Efficacy affect School Well-Being.
School Well-Being Reviewed from Interpersonal Relationships in Students Apriliyani Kusuma Wardani; Sneha Sneha; Jewil Taslim; Beby Astri Tarigan; Winida Marpaung; Nur Afni Safarina
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 7, No 4 (2025): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), May
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34007/jehss.v7i4.2666

Abstract

This research was executed at SMP Swasta Raksana Medan. The purpose of this study was to determine the interpersonal relationship with school well-being in students of SMP Swasta Raksana Medan. A total of 119 students of SMP Raksana Medan were used as the population and in the study conducted. The sample was obtained through the use of the Disproportionate Stratified Random Sampling technique. Data collection was carried out through the distribution of questionnaires to all samples. Furthermore, it was analyzed through the use of multiple regression analysis. A real correlation was found between School Well-Being and Interpersonal Relationships, as evidenced by the F test obtained F = 24,840 and p = 0.000 (p <0.05). Assumption tests include normality tests and linearity tests. Data analysis was carried out through multiple linear regression analysis techniques assisted by SPSS Statistic 27 for windows software. The resulting research showed a real contribution of 18.3 percent from School Well-Being School well-being and interpersonal relationships, the remaining 81.7 percent came from other factors not studied. This finding means that higher School Well-Being can also make students' interpersonal relationships high. Conversely, low School Well-Being can also make students' interpersonal relationships low.